JAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menjelaskan soal hasil negosiasi terhadap tarif Trump yang dilaksanakan bulan lalu.
Sebelumnya, negosiasi muncul buntut kebijakan Trump yang menerapkan tarif 32% untuk Indonesia.
Upaya negosiasi ini diharapkan mampu memperkuat hubungan dagang bilateral serta meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar internasional.
#trump #airlangga #tarifekspor
Baca Juga [FULL] Usut Tuntas Makna 'Politik' di Balik Pertemuan Prabowo dan Purnawirawan TNI di https://www.kompas.tv/nasional/591707/full-usut-tuntas-makna-politik-di-balik-pertemuan-prabowo-dan-purnawirawan-tni
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/ekonomi/591709/full-eksklusif-menko-perekonomian-airlangga-jelaskan-proses-hasil-negosiasi-tarif-trump
Sebelumnya, negosiasi muncul buntut kebijakan Trump yang menerapkan tarif 32% untuk Indonesia.
Upaya negosiasi ini diharapkan mampu memperkuat hubungan dagang bilateral serta meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar internasional.
#trump #airlangga #tarifekspor
Baca Juga [FULL] Usut Tuntas Makna 'Politik' di Balik Pertemuan Prabowo dan Purnawirawan TNI di https://www.kompas.tv/nasional/591707/full-usut-tuntas-makna-politik-di-balik-pertemuan-prabowo-dan-purnawirawan-tni
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/ekonomi/591709/full-eksklusif-menko-perekonomian-airlangga-jelaskan-proses-hasil-negosiasi-tarif-trump
Kategori
🗞
BeritaTranskrip
00:00Halo, selamat pagi saudara Anda menyaksikan Kompas Bisnis bersama saya, Renata Panggalo.
00:04Hari ini kita kedatangan tamu yang sangat spesial, ada Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Pak Erlangga Artarto.
00:10Selamat pagi Bapak, apa kabar?
00:12Selamat pagi, Mbak Renata. Alhamdulillah sehat.
00:16Pak Erlangga, kita langsung saja mulai untuk hasil negosiasi dengan Amerika Serikat bulan lalu.
00:24Boleh dijelaskan dulu mungkin bagaimana eksekusinya di sana dan hasilnya seperti apa?
00:28Ya, pertama Indonesia sudah melakukan pebicaraan awal dengan pihak Amerika Serikat
00:38dan Indonesia bertemu dengan banyak pejabat di Amerika
00:45antara lain Pak Menteri Luar Negeri ketemu dengan Marco Rubio, State Secretary
00:50kemudian saya bertemu dengan Menteri Perdagangan, Menteri Lutnik, kemudian USTR, Ambassador Greer
01:02dan kemudian juga Treasury Secretary dengan Menteri Keuangan dengan Scott Basin
01:07kemudian juga ketemu dengan Dewan Ekonominya di Amerika.
01:12Nah, selain itu juga ketemu dengan para stakeholder, apakah itu di Amerika dengan korporasi
01:19antara lain juga Google dengan Nike, Reebok dan yang lain, hampir seluruh produsen aparel juga ketemu
01:31demikian pula juga dengan perusahaan-perusahaan di bidang IT.
01:34Nah, dengan perwakilan Yusindo US Chambers, mereka juga mewakili daripada perusahaan-perusahaan Amerika yang beroperasi di Indonesia
01:46dan hampir seluruh stakeholder-nya merasa prihatin dengan Indonesia dikenakan ancaman tarif resiprokal
01:56dan tentunya Indonesia sendiri sudah melakukan pembicaraan awal
02:02dan apa yang Indonesia tawarkan kepada Amerika
02:06dan secara resiprokal kita juga meminta beberapa hal dari Amerika
02:12agar peruningan dan pembicaraannya itu adalah berimbang.
02:18Nah, oleh karena itu juga Amerika telah menunjuk pihak yang akan menjadi focal point
02:25dari pembahasan tarif resiprokal, yaitu USTR.
02:30Nah, dari Amerika sendiri kan sebetulnya ada beberapa tarif yang dikenakan terhadap negara mitra termasuk Indonesia
02:37yaitu tarif MFN itu yang berlaku saat sekarang
02:41dan itu rangenya antara 10 sampai 37,5 tergantung dari komoditas
02:47kemudian tarif sektoral yang diperlakukan kepada sektor baja 25%
02:52dan tarif resiprokal yang besarnya 32%.
02:56Nah, yang sekarang kita sedang bahas adalah tarif resiprokal.
03:01Jadi, ini yang kompartemenisasi yang sudah dibahas dengan pihak Amerika.
03:10Yang kami perhatikan dan garis bawahi juga Pak, ada kesepakatan strategis
03:16akhirnya membuahkan kesepakatan strategis antara Indonesia dan Amerika Serikat
03:20kita lihat ada penyesuaian tarif di sana, kemudian juga TKDN dan lain sebagainya
03:24tapi yang ingin kami tanyakan sebenarnya Pak, dengan Indonesia yang sudah dikatakan first mover
03:30pada saat bernegosiasi dengan Amerika Serikat, apakah itu sudah menjadi jaminan
03:34kalau sebenarnya sudah menjadi sinyal positif Indonesia bisa dicabut atau setidaknya dikurangkan tarifnya?
03:39Karena apa? Persepsi masyarakat saat berangkat itu 32% tarifnya
03:45namun saat pulang malah industri tekstil dan beberapa industri lainnya ini mendapat tekanan 47% tarifnya?
03:52Ya, sekarang 10%. Jadi yang 32% belum berlaku. Jadi salah kalau merasa perangkat 32%.
04:04Jadi kalau perangkat 10%. Nah, 90 hari lagi baru pemberlakuan tarif.
04:12Tetapi harus diingat tarif MFN ini tetap berlaku. Jadi ada yang tarif 10% ya ditambah 10%.
04:20Yang bertambah itu tarif minuman beralkohol.
04:27Ya, jadi kalau kompas merasa naik 37% berarti sering minuman beralkohol.
04:34Jadi itu ya 37% plus 10%. Di luar minol tidak 37%.
04:40Baik. Tapi yang dilihat masyarakat juga sekarang kan berarti Pak, setelah melakukan negosiasi
04:46belum ada penurunan dari besaran tarif itu.
04:48Ya, pertama ini baru awal negosiasi. Yang 32% pun belum diberlakukan.
04:54Baik.
04:55Ya, yang berlaku hari ini yang sektoral 10%.
04:59Dan perundingan baru tahap pertama. Belum ada penanda tanganan persetujuan terhadap pembahasan.
05:06Oke. Tapi dengan sudah berjalannya negosiasi tahap pertama ini, apakah pemerintah Indonesia sudah mulai kembali berpikir gitu?
05:14Atau dengan manuver lain misalnya seperti retaliasi untuk negara, seperti negara lain atau mungkin bersekutu?
05:21Ya, pertama negara-negara ASEAN sepakat untuk tidak retaliasi.
05:26Negara-negara ASEAN bersepakat.
05:28Kemudian kalau kita lihat negara lain seperti Jepang, Korea juga melakukan hal yang sama.
05:34Kemudian juga Australia, Singapura juga hal yang sama.
05:37Padahal mereka dengan Amerika, perdagangannya Amerika yang positif 5%.
05:44Demikian pula dengan Singapura.
05:47Karena pembicaraan baru awal, ya belum ada langkah-langkah lanjutan.
05:52Dan ada 72 negara yang akan berbicara dengan Amerika Serikat.
05:57Waktunya hanya 90 hari.
05:59Jadi tentu kita juga menyadari betapa ramainya pembicaraan di Washington.
06:06Berarti yang kami tangkap, pemerintah Indonesia sejauh ini optimis dengan jalur negosiasi dan deregulasi yang sementara?
06:12Ya, saya rasa ASEAN dengan like-minded countries, negara-negara yang berpikiran sama, termasuk RCEP, itu juga melakukan hal yang sama dengan Indonesia.
06:26Tapi proyeksi pemerintah Indonesia sendiri bagaimana Pak dengan segala yang sedang dikerjakan sekarang?
06:31Apakah itu cukup untuk membuat Amerika Serikat melunak?
06:34Ya, sekarang kan kita tunggu jahatnya Amerika.
06:37Jadi jangan, maksudnya kalau perundingan kan harus dua belah pihak.
06:40Kalau satu pihak namanya GR sendiri.
06:43Kita lihat juga ada beberapa penolakan dari perusahaan besar.
06:46Sudah mulai ada Nike dan juga Adidas yang menyatakan penolakannya terhadap tarif resip lokal kepada Presiden Donald Trump.
06:54Nah, produsen sepatu ini kan juga membuka pabrik di Indonesia.
06:59Sementara badai PHK berlangsung dan kemungkinan pabrik-pabrik mereka juga akan pindah melihat tarif yang lebih murah di negara lain.
07:06Antisipasi dari pemerintah Indonesia melihat ini seperti apa?
07:09Pertama, yang dikenakan tarif semua negara.
07:15Jadi, belum terjadi badai PHK.
07:20Ya, jadi tentu kita harus clear.
07:24Negara Indonesia mendapatkan tarif lebih rendah daripada pesaing kita di industri sejenis.
07:30Yaitu Vietnam dan Bangladesh.
07:34Jadi, tidak mungkin industri itu pindah ke tarif yang lebih tinggi.
07:43Nah, oleh karena itu kita meminta semuanya dengan Amerika level playing field.
07:49Kalau kita diberi tarif tertentu, maka kita minta agar tarif negara seperti lain, seperti Vietnam maupun Bangladesh, tidak lebih rendah dari Indonesia.
08:01Sehingga tidak terjadi pemindahan pabrik yang seperti tadi Anda sampaikan.
08:08Nah, oleh karena itu kemarin kita juga sudah berkomunikasi dengan Nike, Adidas, Reebok, kemudian juga yang Apparel.
08:21Nah, itu mereka juga konsen mengenai tarif.
08:23Sifatnya saat sekarang mereka masih menunggu bagaimana hasil bicaraan masing-masing negara dengan Amerika Serikat.
08:31Kan ini juga berencana untuk mencari pasar baru ya di negara lain.
08:35Yang Indonesia sudah petakan di negara-negara mana saja, Pak?
08:38Ya, salah satu tentu negara-negara Eropa, kedua negara-negara anggota BRICS, ketiga pendalaman daripada anggota negara regional comprehensive economic partnership.
08:50Yaitu ASEAN dengan mitranya, Australia, New Zealand, kemudian juga Jepang, Korea.
08:58Nah, itu pasar yang cukup besar, plus China di sana.
09:02Selama isu ini bergulir, kan yang sebenarnya Amerika Serikat inginkan adalah meraca perdagangan yang seimbang.
09:08Dan tentu ini membutuhkan waktu yang lama dan juga akan menyebabkan penurunan surplus dari kita sendiri.
09:15Tidak ada semacam apa ya, itu menjadi warning juga nggak sih, Pak, untuk ya kalau misalnya kita terus-terusan menggunakan jalur negosiasi saja,
09:27apakah rela untuk ini, melepas surplus-surplus itu?
09:32Ya, pertama surplus dan tidak surplus itu bukan merupakan tujuan dari perdagangan.
09:40Perdagangan itu tujuannya tentu membuka pasar dan juga saling mengisi.
09:48Jadi, multilateral trade sesuai dengan rule of law.
09:52Perkara kita menjadi surplus itu kan karena kompetitif, advantage dari kita.
09:59Nah, tentu kalau Amerika kepingin balance, ya Indonesia bisa membalance dengan membeli barang lebih banyak misalnya dari Amerika.
10:10Nah, itu salah satu strategi yang bisa dilakukan.
10:15Tapi hampir semua negara tentu akan berupaya untuk mengurangi trade imbalance mereka.
10:20Oke, baik Pak Erlangga, kita ke sorotan lain mengenai laporan yang dirilis oleh USTR beberapa waktu lalu.
10:27Akan sejauh mana Indonesia akan berkompromi.
10:30Tapi, kita tahan dulu, Bapak boleh dijawab sebentar.
10:34Kita akan kembali lagi di Kompas Bisnis, tetap di Kompas Bisnis.
10:38Saudara.
10:38Kompas Bisnis
11:08Kompas Pagi, setiap hari pukul setengah lima pagi, live di Kompas TV.
11:16Ada apa ya di luar angkasa sana?
11:19Terima kasih ya.
11:21Wush!
11:21Bintang jatuh!
11:23Wah!
11:23Lebih enak dicelup di susu.
11:28Sensasi luar angkasa sekarang di Oreo.
11:31Nyut, nyut.
11:32Ternyata aku punya masalah gigi sensitif.
11:34Cobain pakai Sensodyne.
11:36Formulanya bikin gigi aku terlindungi seharian.
11:39Dan nafas juga terasa segar.
11:42After seminggu.
11:43Dan ternyata hasilnya.
11:44Wow!
11:49Mencari tahu.
11:51Mendengarkan lebih utuh.
11:52Dan mendalam.
11:54Mempertanyakan rasa keadilan.
11:55Tanggung jawabannya moral.
11:57Saya mau minta klarifikasi.
11:58Klarifikasi.
11:59Ini tanggung jawabannya.
12:00Bapak malu.
12:01Saya dengar permintaan maaf yang...
12:04Benar tak baiknya para jenderal.
12:06Hari sekarang.
12:08Yang untuk ini.
12:09Kita mengingatkan penguasa.
12:12Menghibur yang papa.
12:14Rosie.
12:14Saya, Budiman Tanurjo.
12:20Menyambut Anda dalam sebuah forum berkualitas.
12:24Pencermati Indonesia dengan bijak dari kacang mata kebangsaan.
12:29Kita dapat menemukan banyak pemikiran konstruktif.
12:33Kritis dan taktis.
12:34Yang mampu menyelesaikan problem negeri ini.
12:38Satu Meja The Forum live di Kompas TV.
13:00Dari peristiwa-peristiwa yang mengundang poling.
13:08DIPO Investigasi.
13:11Setiap Senin pukul setengah sembilan malam di Kompas TV.
13:16Anda masih bersama kami di Kompas.
13:41Bisnis Saudara, laporan USTR yang saya sampaikan tadi.
13:45Ada beberapa kebijakan dan masalah-masalah yang disoroti kemudian oleh Amerika Serikat.
13:49Yang tidak menguntungkan posisi dagang mereka.
13:52Sebelum kita masuk ke beberapa sorotan itu.
13:54Bapak saya ingin tanyakan.
13:57Sejauh mana Indonesia akan berkompromi dengan laporan yang sudah dirilis oleh Amerika Serikat itu, Pak?
14:03Ya, pertama ada beberapa hal yang beririsan dengan apa yang dinegosiasikan di dalam EU SEPA.
14:12Dan juga dalam deregulasi yang sedang digulirkan di dalam negeri.
14:20Terutama juga dalam Indonesia masuk dalam aksesi OECD.
14:25Jadi terhadap hal-hal yang sifatnya umum, itu kita tentu akan melakukan deregulasi.
14:34Nah, yang berikut tentu pemerintah sudah membangun dan membentuk Satgas Deregulasi.
14:41Dan Satgas ini juga akan segera mengeluarkan beberapa paket deregulasi yang tahap pertama,
14:48yang akan diterbatkan minggu ini, yang akan dilanjutkan dengan deregulasi tahap-tahap berikutnya.
14:54Nah, sejauh permintaan itu sesuai dengan best practice,
14:59kita akan punya benchmark best practice secara global, itu kita akan lakukan.
15:05Tetapi kita sudah juga membuat pagar bahwa hal-hal yang terkait dengan food security,
15:14itu kita akan tetap atur sesuai dengan kepentingan nasional.
15:18Jadi kalau yang trade goods di luar itu, kita bisa bicara.
15:22Kalau kita bicara dengan TKDN atau local content, incentive base,
15:30itu salah satunya contohnya di otomotif.
15:33Itu kan incentive base, kalau mereka ada factory di Indonesia,
15:37maka PPNBM tidak diberlakukan dan sebagainya.
15:41Jadi kalau incentive base tetap akan berjalan seperti apa yang dilakukan.
15:44Nah, yang industrinya belum ada,
15:47tentu kita melakukan deregulasi,
15:51seperti di sektor ICT.
15:54Dan yang berikut, urusan IPR kita tidak pernah bahas.
15:59Jadi, Mangga 2 itu adalah buatan made in dalam negeri.
16:04Jadi tidak ada pembahasan mengenai pasar Mangga 2 atau pasar Tanah Abang dan yang lain.
16:12Sama sekali tidak ada po.
16:13Siap, Pak Erlangga yang menjadi sorotan juga ini terkait dengan KRIS dan GPN.
16:19Yang dimana ini menjadi polemik juga karena menurut masyarakat,
16:24kalau kita kompen, apa, itu kita kompon.
16:27KRIS dan DPN itu hanya masalah penjelasan.
16:30Jadi, National Payment Gateway ini tidak menjadi isu yang dalam tanda petik utama.
16:40Itu hanya perlu dijelaskan dan dengan penjelasan itu isunya menjadi selesai.
16:44Karena Mastercard maupun Visa Card tetap beroperasi sebagai debit card.
16:50Tidak ada yang mendisrupsi itu.
16:52Dan kalau mereka mau ikut dalam front end juga regulasinya sudah ada.
16:58Jadi, tinggal mengikuti aturan yang sudah dibuat.
17:03Jadi, tidak ada isu mengenai itu.
17:05Tidak ada negosiasi juga?
17:07Tidak ada isu mengenai itu.
17:09Oke, baik.
17:09Hanya penjelasan tersebut.
17:10Berarti KRIS kita aman tidak akan diganggu-gugat?
17:14KRIS payment dan KRIS beneran aman.
17:17Oke, baik. Terima kasih, Pak, untuk jawabannya.
17:19Pak Erlangga, kita bahas mengenai soal ketenaga kerjaan.
17:25Industri kita terancam akan berdampak juga ke jumlah PHK yang sementara ini juga sudah meningkat.
17:33Antisipasi pemerintah bagaimana?
17:35Ya, pertama tadi ya, bahwa jumlah serapan tenaga kerja itu sebetulnya meningkat.
17:45Jadi, kalau kita lihat kuartal pertama yang lapangan kerja yang tercipta itu di bulan-bulan pertama itu hampir 600 ribu.
17:57Dan secara akumulasi juga terjadi peningkatan.
18:03Memang terjadi peningkatan angkatan kerja.
18:06Kemudian terkait angka PHK, memang ada perbedaan antara di Kementerian Tenaga Kerja dan tentu yang tercatat di BPJS.
18:16Berarti ada faktor yang masuk di dalam sektor informal.
18:20Nah, tentu itu akan diperhatikan.
18:22Kurang lengkap juga rasanya, Pak, ketika kita membicarakan soal dampak tarif resiprokal ini.
18:27Kita tidak membicarakan juga bagaimana nanti nasib pertumbuhan ekonomi kita.
18:31Karena secara langsung juga akan tetap berdampak ya, Pak.
18:36Dan yang kita tahu memang sampai saat ini juga kalau kondisi ekonomi kita belum bisa dikatakan sepenuhnya pulih dari pandemi COVID-19.
18:44Sementara pertumbuhan ekonomi kita ini ditopang oleh konsumsi rumah tangga yang didominasi oleh kelas menengah.
18:51Dan kelas menengah ini memperlihatkan adanya penurunan juga.
18:55Bahkan sudah bisa dikatakan menjalar juga sampai ke kelas atas ini dampaknya.
19:00Dan baru-baru juga kemarin BPS mencatatkan pertumbuhan ekonomi 4,87%.
19:07Ini bisa dikatakan menjadi sinyal adanya perlambatan ekonomi.
19:12Respon Bapak untuk mengantisipasi perlambatan lebih lanjut dan juga untuk membantu mungkin insentif atau apa?
19:23Bagaimana, Pak?
19:24Ya, pertama pertumbuhan ekonomi kita memang di level yang lebih rendah 4,87%.
19:31Namun ini relatif di antara G20 kita nomor 2.
19:36Nah, kita di bawah China.
19:39Dan di ASEAN kita juga nomor 2 di bawah Vietnam.
19:42Yang lain semuanya di bawah Indonesia.
19:44Jadi terjadi pergeseran global dari jumlah perdagangan secara keseluruhan yang terganggu akibat Trump tarif.
19:55Dan ekonomi Amerika sendiri menge-shrinking atau berkurang minus 0,3%.
20:05Jadi dalam situasi uncertainty ini, Indonesia masih bisa tumbuh di atas rata-rata perekonomian global.
20:13Jadi ini juga merupakan bukti bahwa Indonesia punya resiliensi terhadap ketidakpastian global.
20:22Nah, tentu ke depan kita berharap bahwa perang tarif ini bisa diakhiri sehingga dunia bisa menjadi pasti kembali.
20:33Yang dikhawatirkan kan dalam pertumbuhan perekonomian adalah ketidakpastian.
20:38Dan ketidakpastian ini sekarang sangat tinggi sekali akibat dari kebijakan selain perangnya belum berakhir di Timur Tengah,
20:47kemudian juga timbul ketegangan baru terutama di Asia antara India, Pakistan,
20:56dan juga perangnya yang belum selesai antara Amerika dengan China.
21:00Sehingga ketidakpastian ini membuat banyak negara pasang seatbelt dan mengurangi pembelian.
21:08Nah, kalau mengurangi pembelian kan demand side-nya tergambil.
21:12Nah, kita harus mendorong kemampuan di dalam negeri.
21:16Nah, pemerintah mendorong beberapa insentif, termasuk untuk pandat karya kan,
21:22untuk gaji di bawah 10 juta, PPH-nya ditanggung pemerintah.
21:26Terus kemudian banyak program termasuk di properti masih ada PPN ditanggung pemerintah.
21:33Kemudian juga di industri elektrik vehicle, PPN BM juga ditanggung pemerintah untuk elektrik vehicle.
21:45Dan juga termasuk hybrid juga diberikan 50% atau 3% dari fasilitas yang ada.
21:54Sehingga pemerintah terus mendorong dan bantuan-bantuan sosial, PKH, dan yang lain itu tetap diberikan ke masyarakat.
22:02Dan saudara, demikian Kompas Bisnis, saya Renata Panggalo.
22:07Usai jeda, masih akan ada informasi yang menarik disajikan dalam program Sapa Indonesia Pagi.