Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utamaLewati ke footer
  • kemarin
JAKARTA, KOMPASTV - Menkes Budi Gunadi Sadikin merespons disebut otoriter, terkait aduan adanya dokter spesialis dimutasi, dipindahkan, sampai mengadu ke Komisi IX DPR.

"Ya sebenarnya kalau otoriternya dihitung di sini sudah telat. Kenapa? saya sudah pindahkan mungkin lebih dari 40-50 orang," kata Menkes di ROSI, Kamis (8/5/2025).

"Yuk kita kerja teamwork kita bareng-bareng, jangan saling sikut-sikutan dan dendaman nggak ada, makanya saya putar, saya udah putar itu lebih dari 50 orang," jelasnya.

"Para dokter spesialis jantung anak yang dipindahkan sempat vokal terhadap kolegium yang dibentuk oleh Menkes. Kolegium yang seharusnya independen tetapi justru Menkes membuat kolegium ini menjadi rasa pemerintah yang harus nurut ke kementerian kesehatan, itulah yang dia rasa sebagai Menkes ini anti kritik," tanya Rosi ke Menkes Budi.

"Kolegium itu independen dari sisi ilmu tapi kalau dia akan mengatur siapa boleh melakukan apa karena itu ada konflik interesnya dengan orang-orang yang duduk di Kolegium," kata Menkes.

Produser: Yuilyana

Thumbnail Editor: Galih

#menkes #rosi #mutasidokter

Baca Juga Curhat Menkes soal Trauma Moral Terkait Kasus Dokter Aulia Risma | ROSI di https://www.kompas.tv/talkshow/592160/curhat-menkes-soal-trauma-moral-terkait-kasus-dokter-aulia-risma-rosi





Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/talkshow/592161/respons-menkes-budi-disebut-sebagai-sosok-otoriter-rosi
Transkrip
00:00Karena bahwa ini seperti fenomena
00:02Sejumlah dokter diberhentikan dan dimutasi mendadak dari rumah sakit vertikal
00:12Atau yang berada di bawah Kementerian Kesehatan
00:15Selain dianggap menyalahi prosedural, praktek ini dinamai meresahkan dan mencederai
00:20Sistem layanan kesehatan serta pendidikan dokter-dokter di tanah air
00:24Saya masih bersama Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin
00:28Pak Menkes, kita diramaikan juga soal bagaimana dokter spesialis itu dimutasi, dipindahkan
00:36Dan sampai mengadu ke Komisi 9 DPR
00:39Karena ia vokal tentang kebijakan Menkes
00:46Kembali merifer kepada pertanyaan saya
00:49Pak Menkes ini memang mulai makin otoriter ya?
00:54Ya sebenarnya kalau otoriternya dihitung di sini sudah telat
00:56Kenapa saya sudah pindahkan mungkin lebih dari 40-50 orang
01:00Nanti saya cerita sekarang risanya kenapa, Mbak Rosy
01:04Mbak Rosy, saya tuh pernah bikin rumah sakit Surabaya bagus kan
01:09Saya kirim dokter saya dari UI dong ke Surabaya ke sana
01:13Spesialis tertentu lah
01:14Begitu dia masuk, dia dipanggil sama senior spesialis itu tapi yang lulusan Surabaya
01:20Dibilang gini, kamu jangan masuk sini nih
01:22Kalau kamu masuk sini, kamu gak akan dapat praktek kedua, praktek tiga di swasta
01:27Jadi diancam karena lulusannya beda
01:30Ini lahannya sini, gak boleh orang Jakarta masuk ke situ
01:34Protes dong si anak muda ini, kesayangan
01:37Saya panggil dong yang panggil, ngapain kamu gitu-gitu?
01:41Kenapa jadi eksklusif-eklusifan seperti itu?
01:44Dia bilang, habis kita digituin juga di Jakarta
01:46Saya cek, benar
01:48Jadi kalau lulusan sini mau ke Jakarta, digituin juga di Jakarta
01:51Dia sekan garu-garu kepala, loh kenapa begini?
01:54Contoh kedua
01:54Saya punya rumah sakit, saya bisa ngomong rumah sakit saya sendiri
01:58Harapan kita, saya punya rumah sakit RSM, dua-dua dari bahasa ya
02:02Itu ada ahli jantung kan?
02:05Ahli jantung menjelaskan intervensi
02:06Itu bisa dua spesialis, spesialis penyakit dalam KKV atau SPJP intervensi
02:11Di harapan kita, itu gak ada SPPD KKV
02:14Di RSM, gak ada SPJP, ada satu, tapi dia juga SPPD
02:22Jadi lulusan yang sama, satu penurunan tinggi, beda spesialis
02:26Itu terlihat sekali perseteruannya
02:31Ini gak boleh masuk ke sana, itu gak boleh masuk ke sini
02:34Sehingga suatu saat, ini kalau bilang otoriter, yang saya lakukan adalah
02:37Saya ambil tuh orang RSM satu, SPPD KKV
02:40Saya ada jadiin direktur medis di harapan kita
02:43Itu terjadi dua tahun yang lalu
02:44Kalau ngomong otoriter ya
02:45Tau yang terjadi apa?
02:47Sampai seorang menteri telpon saya
02:50Bilang, Bapak, kenapa taruh orang spesialis itu ke sini?
02:56Karena Bapak tidak mengerti sejarah
02:58Emang sekarang aja aku pindahin biar rukun
03:01Sebulan kemudian, saya taruh orang harapan kita, saya taruh di RSM
03:05Ribut
03:06Yang ketiga yang saya lakukan, Mbak Rosi
03:09Ini kan antar lulusan itu kan, gak mau lulusan lain masuk
03:15Buat saya kan ini aneh nih, makanya timbul gak terjadi
03:18Kita lihat, mana sih yang paling banyak mesti diberesin dan paling besar
03:22Sampai segitu?
03:23Nanti dulu, aku jelasin dulu
03:25Aku ambil
03:26Hasan Sadikin
03:29Itu dirutnya selalu lulusan UNPAT
03:31Nah ambil lulusan UNSELAT masuk
03:33Itu ramainya minta ampun
03:36Saya dibilang gini
03:37Mungkin Mbak Rosi bisa cek yang terakhir begitu saya udah lihat
03:40Saya taruh di RSM
03:42Itu lulusan Universitas FK Brawijaya
03:46Brawijaya
03:48Karena dia memang RSUD terbaik
03:50Jadi tidak dikuasai Fakultas Kedokteran UI
03:52Saya taruh
03:53Itu ributnya
03:56Buat sampai sekarang mungkin orang gak memaafkan saya sampai sekarang
03:59Kenapa saya lakukan itu Mbak Rosi?
04:02Karena saya lihat itu banyak kejadian antara RCM dengan PON
04:05PON itu, sarafnya paling banyak yang jadi struktur sana
04:09Sampai sekarang gak ada PPDS saraf dari UI yang ditaruh di PON
04:12Setelah saya lihat, kenapa?
04:14Pertarungan antara guru-guru silat ini terjadi dan lama dan fierce
04:22Ya menurut saya itu budaya gak baik
04:25Saya di KMNKS mau mengubah budaya itu
04:28Yuk kita kerja teamwork, tidak bareng-bareng
04:31Jangan saling sikut-sikutan sani dan dendaman gak ada
04:34Makanya saya putar
04:36Kalau udah muter tuh udah lebih dari 50 orang
04:39Tujuannya seperti itu
04:40Tetapi yang dirasakan oleh para dokter spesialis ini
04:44Misalnya dokter spesialis jantung anak yang dipindahkan
04:48Karena ia vokal terhadap kolegium yang dibentuk oleh MNKS
04:54Kolegium yang seharusnya independen
04:56Tetapi justru MNKS membuat kolegium ini menjadi rasa pemerintah yang harus nurut ke Kementerian Kesehatan
05:04Itulah yang dia rasa sebagai MNKS ini anti kritik
05:09Memindahkan orang bukan karena kompetensi
05:12Bukan karena ingin saling mendamaikan antara fakultas kedokteran berbagai universitas
05:17Tapi karena gak mau dikritik
05:19Mbak, saya waktu muter saya tahu ada perputaran
05:22Saya gak tahu semua detail namanya
05:24Jadi saya cek
05:24Ini rame kenapa?
05:26Yang diputar bukan satu loh
05:27Yang diputar tuh sepuluh
05:29Kalau saya mau benar-benar kasih pesan ke seseorang
05:32Saya putarnya satu aja dia kan
05:34Kalau saya benar-benar mau kasih pesan
05:36Bapak, eh jangan begitu
05:38Saya yang berkuasa disini
05:39Kamu nurut aku
05:40Karena kalau begitu saya putar kamu
05:42Itu pesannya kan
05:43Ini diputar sepuluh
05:44Jadi aku bilang
05:46Aduh ini satu benar-benar membuat jadi MNKS
05:49Akan jadi penjahat seluruh dunia
05:50Karena kehebatan sosial media gitu
05:52Ya udahlah
05:54Itu sekitar sebagai pimpinan Pak Prabowo bilang
05:56Bersih tahan kritik
05:57Tapi saya mau ngomong manai Kolegium
05:59Saya mau masuk ke situ
06:01Karena yang
06:03Karena tadi ditanya ya
06:04Kolegium menanya ke aku
06:05Kan aku ingin sekali menjawab
06:07Karena Anda sekarang
06:08Dulu MNKS vaksin
06:11Sekarang MNKS PPDS
06:12Dan sebentar lagi MNKS Kolegium
06:14Anda juga digugat di PT UN
06:17Dan digugat di MK mengenai Kolegium
06:19Mengenai Kolegium
06:20Dan yang menggugat Anda
06:22Dan yang mengkritik Anda ini
06:23Tidak kaleng-kaleng
06:24Para guru besar
06:25Dokter-dokter spesialis
06:27Yang namanya sudah
06:28Senior-senior
06:29Karena mereka melihat Kolegium itu
06:32Yang versi Anda
06:34Maunya Anda
06:35Kolegium itu memiliki peran
06:36Menyusun standar kompetensi
06:39Tenaga medis dan tenaga kesehatan
06:40Dan menyusun standar kurukulum
06:42Pelatihan tenaga medis dan tenaga kesehatan
06:44Padahal bagi para
06:46Guru besar ini
06:48Kolegium itu harus mengacu
06:49Kepada undang-undang
06:50Nomor 17 tahun 2023
06:52Tentang kesehatan pasal 1
06:53N26
06:54Itu kumpulan ahli
06:56Dari setiap disiplin ilmu kesehatan
06:58Inilah bagaimana Anda
07:00Dinilai
07:01Ingin mengacak-acak
07:02Disiplin ilmu
07:04Para dokter spesialis
07:06Jadi Kolegium ini
07:07Sebelum saya
07:08Undang-undang keluar
07:10Itu dasar hukumnya
07:12Adalah anggaran dasar
07:13Organisasi profesi
07:15Disitu disebutkan
07:17Apa itu Kolegium
07:18Dimana kedudukannya
07:19Saya ketemu dengan banyak guru besar
07:22Guru besar yang membuka
07:24Pikiran saya
07:25Untuk mengangkat Kolegium dasar hukumnya
07:27Dari anggaran dasar
07:29Organisasi profesi
07:30Loncat tinggi
07:32Ke undang-undang
07:33Sekarang masuk di undang-undang
07:34Adalah seorang profesor dari Surabaya
07:37Yang sekarang mengugat saya di MK
07:38Jadi saya kadang-kadang bingung
07:40Loh gara-gara masukkan beliau
07:42Saya angkat nih Kolegium ini
07:44Yang tadi yang tidak ada artinya secara hukum
07:47Menjadi sangat berarti secara hukum
07:50Jadi saya lihat kenapa
07:52Oh rupanya ada perubahan kedua yang saya lakukan
07:56Yang tidak berkenan ke banyak orang
07:58Which is gak apa-apa
08:00Adalah bahwa
08:01Kolegium itu
08:03Independen dari sisi ilmu
08:06Tapi kalau dia akan mengatur
08:10Siapa boleh melakukan apa
08:12Karena itu ada konflik interestnya
08:15Dengan orang-orang yang duduk di Kolegium
08:18Itu harusnya dia ada yang jaga
08:21Tidak boleh dia diberikan
08:23Dan memandang seluruhnya
08:24Aku kasih contoh
08:25Banyak orang meninggal karena stroke
08:29Stroke itu
08:31Kalau pecah
08:33Itu di kepalanya ada darah
08:34Kalau darahnya ada di atas 30 cc
08:36Itu harus dibuka kepalanya
08:38Namanya keraniotomi
08:40Evakuasi hematom
08:41Dikeluarin
08:41Kemudian tekanannya keluar
08:43Darahnya disedot
08:44Itu dulu dilakukan oleh spesialis bedah
08:47Sekarang
08:49Gak boleh spesialis bedah
08:51Dilakukan oleh spesialis bedah syaraf
08:53Akibatnya apa
08:54Akibatnya 300 ribu orang
08:56Yang meninggal karena stroke setahun itu
08:58Kalau sekarang datang ke rumah sakit
09:00Yang ada di rumah sakit
09:02Kan wajib spesialis bedah
09:03514 kabupaten kota
09:05Bedah syaraf mungkin cuma ada 40
09:07Cuma 50
09:07Tiba-tiba sekarang gak boleh
09:09Spesialis bedah melakukan itu
09:12Terus gimana dong meninggal mereka
09:14Alasannya dibilang
09:15Ini pasien saya dia lakukan bedah syaraf
09:17Oh kenapa bisa ini
09:18Karena dulu gak diajarin
09:20Loh kenapa dulu bisa sekarang gak bisa
09:22Oh udah dirubah oleh kolegium
09:24Ilmunya yang boleh melakukan hanya
09:26Bedah syaraf
09:28Saya bisa ulangin banyak
09:29Misalnya
09:30Oke sebentar
09:30Tapi pertanyaan awamnya adalah
09:32Atau yang menjadi keresahan para guru besar ini
09:34Adalah kolegium versi anda
09:36Itu adalah kolegium yang terdiri dari
09:38Para dokter
09:40Atau mereka yang nurut ke Kementerian Kesehatan
09:42Nurut atau orangnya Menteri Kesehatan
09:45Semua anggota ketua kolegium itu dipilih
09:49Dulu
09:49Anggota kolegium itu ditentukan sendiri oleh segrup elit di kolegium itu
09:55Sekarang yang terjadian adalah
09:57Kolegium kan memegang ilmu kan
09:58Jadi misalnya penyakit dalam
09:59Yang menentukan
10:01Tapi sekarang saya gak bikin gitu
10:04Semua orang penyakit dalam
10:06Aku dengar suaranya
10:08Bukan main case nya
10:10Aku dengar
10:11Kamu mau milih siapa
10:12Dari calon-calon yang masuk
10:15Saya milih
10:16Satu dari top 3
10:19Ya jadi bener dong
10:20Kolegium yang ingin dibentuk adalah
10:22Kolegium rasa main case
10:23Nah yang milih bertiga itu main case
10:26Teribat gak?
10:28Zero
10:28Tiga nama terbaiknya
10:30Dipilih oleh seluruh anggota kolegiumnya
10:33Mereka merasa
10:35Baik tua maupun muda
10:37Mereka bilang
10:38Orang ini adalah orang terbaik kita
10:40Sebenernya ya
10:42Isu kolegium ini
10:43Anda dipetun kan
10:44Di MK juga gitu
10:46Sebenernya buat publik sih
10:47Ini isu sangat elitis
10:49Publik tuh gak
10:49Terserah lah siapa yang mau
10:51Dari kolegium
10:51Mau guru besar
10:52Siapa guru kecil siapa
10:54Guru sedang menengah siapa
10:55Publik gak peduli
10:56Publik inginnya
10:58Mendapat pelayanan kesehatan
10:59Dari dokter yang kompeten
11:01That's it
11:03Itu saja
11:04Jadi apa hubungannya
11:06Ribut-ribut kolegium ini
11:07Dengan pelayanan kesehatan
11:09Publik inginnya
11:10Dan saya akan janji delivery itu adalah
11:13Akses yang mudah
11:14Nomor satu
11:15Kualitas yang baik
11:18Dari dokternya
11:19Kemudian harga yang terjangkau
11:20Karena gak mungkin
11:21Kualitas dokternya kompeten
11:22Tapi yang bisa akses
11:24Cuma di 10 kota
11:25Ya
11:25Mati yang lain kan
11:26Jadi saya bilang
11:27Lebih baik 514
11:28Yang sangat kompeten
11:30Di 10 kota
11:30Gak apa-apa
11:31Tapi yang 400
11:32Tetap harus ada
11:32Mungkin kompetensinya
11:33Gak sekompeten
11:35Yang 10 kota
11:35Tapi harus ada
11:36Nah itu yang sekarang kita atur
11:38Saya melihat
11:40Sekarang adalah
11:41Banyak terjadi
11:42Kompetensi-kompetensi itu
11:43Ditarik ke atas
11:45Sehingga
11:46Sedikit sekali
11:47Orang yang bisa melakukannya
11:49Jadi sengaja dipersempit
11:51Sehingga makin
11:52Orang-orang yang
11:53Di 514 kabupaten kota
11:55Dokter-dokter spesial
11:56Tidak bisa melakukan itu
11:58Contoh
11:59Oke
11:59Hemodialisa
12:03Cuci darah
12:04514 kabupaten kota
12:07Banyak sekali
12:07Banyak yang meninggal
12:08Sekarang dengan hemodialisa
12:10Yang boleh tuh
12:11Hanya spesialis penyakit dalam
12:14Sub-spesialis
12:15KGH
12:16Yang ahli ginjal
12:17Itu cuma ada berapa puluh
12:19Kabupaten kota
12:20Aku bilang
12:21Kenapa sih gak spesialis penyakit dalam
12:23Diturunkan ilmunya
12:25Agar 514 kabupaten kota
12:28Bisa melakukan
12:29Diturunkan ilmunya
12:30Maksud apa ya
12:30Diajarin
12:31Itu yang menentukan
12:32Siapa boleh melakukan apa
12:34Itu kolegium
12:35Karena saya begitu masuk
12:36Di KKI itu berdebat
12:37Itu rebutan
12:38Diturunkan ilmunya
12:39Atau diturunkan
12:41Jadi semua orang
12:41Semua dokter bisa melakukan
12:43Itu kan bahaya juga buat pasien
12:44Diturunkan ilmunya
12:45Nah kalau dulu dia bisa melakukan itu
12:47Sekarang masalahnya apa
12:48Kalau dulu dokter
12:49Dokter umum
12:50Dulu bisa melakukan
12:51Saya sama dokter umum
12:52Walaupun motonya begini ya
12:53Bukannya begini
12:54Tiba-tiba sekarang
12:55Gak boleh lagi dokter umum
12:57Karena pasien saya itu
12:58Yang melakukan misalnya
12:59Hanya spesialis objin
13:00Benar dong itu
13:01Tapi nanti
13:03Spesialis objin kan
13:03Apa dia ada
13:04514 kabupaten kota
13:05Kalau dia cuma ada
13:06Di 200
13:07Yang 300 gimana
13:08Kalau menurut saya
13:09300 dokter umumnya
13:11Diajarin dong boleh
13:12Diajarin dong boleh
13:15Jadi kata kuncinya
13:17Mau dong ngajarin
13:18Nggak
13:18Nggak nurunin ilmunya ke bawah
13:20Supaya makin banyak yang bisa
13:22Jangan kemudian
13:23Di sedikitin yang bisa
13:25Hanya di atas-atas saja
13:27Kasian dong masyarakat di bawah
13:30Jadi konsennya saya adalah
13:31Saya justru ingin
13:32Menurunkan ilmu-ilmu yang dibutuhkan
13:35Untuk melayani masyarakat di bawah
13:36Sebabawanya
13:37Oke
13:38Saya kasih joke terakhir
13:39Saya kasih joke
13:40Ya untuk menggambarkan
13:41Kenapa sih ribut kolegium ini terjadi
13:44Dan sebenarnya
13:45Apa sih isu di belakangnya
13:46Mbak Rosi kan
13:48Wanita
13:49Wanita kan sering di botox kan
13:50Nah dulu tuh yang namanya
13:53Estetik botox itu
13:55Itu kasar rendah
13:57Di spesialis SPKK
13:59Spesialis penyakit kulit dan kecantik
14:02Itu kasar rendah lah
14:04Jadi lakukan
14:05Nggak ada yang mau lakuin
14:06Karena nanti ajak
14:07Akhirnya dokter umumnya lakuin
14:08Begitu dokter umumnya lakuin
14:10Kan laku nih
14:10Nah ini mulai terjadi
14:12Ini ketegangan
14:12Itu di KKI selalu debatnya
14:14Siapa boleh lakukan apa
14:15Di konsil kedokteran yang dulu
14:17Saya sampai bingung sendiri
14:18Karena sekarang menjadi
14:18Rebut-rebutan
14:19Karena tren
14:20Banyak pasiennya
14:21Banyak laku
14:21Jadi rebutan
14:22Rebutan
14:23Begitu rebutan
14:23Akhirnya debat-debat
14:24Kita dengerin dulu kan
14:26Nggak bisa ngatur
14:26Karena pemerintah
14:27Nggak bisa kita lengin
14:28Akhirnya mereka bagi-bagi
14:30Saya nggak hafal
14:32Sepertiga jidat
14:33Sepertiga ini
14:34Yang ini boleh lakukan dokter
14:35Ini boleh lakuinnya
14:36Karena dokter umum bilang
14:37Kan kita boleh nyuntik
14:38Yang sana bilang
14:39Nyuntik
14:39Tapi kan banyak sarafnya
14:40Segala macam
14:41Patient safety
14:42Selalu pakenya gitu kan
14:43Kenapa gue bilang
14:44Nggak duduk bareng
14:44Oh Anda ingin mengatakan
14:45Jangan
14:46Jangan juga
14:47Patient safety
14:49Adalah hal yang utama
14:50Tapi jangan gunakan itu
14:51Untuk mempertahankan
14:53Lapak
14:54Uangnya
14:54Bisnisnya sendiri
14:55Ya itu bahasnya situlah
14:56Aku bilang
14:56Semakin banyak dokter yang mampu
15:00Apa yang masyarakat butuhkan
15:01Bikin supaya
15:03Sebanyak-banyaknya
15:04Dokternya bisa lakukan
15:04Turunkan ilmu itu
15:06Ke sebanyak-banyak
15:07514 kabupaten kota
15:09Agar semua dokter bisa melakukan itu
15:11Dengan standar minimum
15:12Jangan bilang kemudian ditarik ke atas
15:14Nggak boleh dokter
15:15Hanya-hanya mereka yang bisa
15:17Saya sudah kehabisan waktu
15:19Kita sudah overtime
15:20Tapi saya juga dapat banyak WA
15:23Yang ada poster digital
15:27Katanya di accountnya Kemenkes
15:30Yang mengatakan
15:30Jangan mau
15:31Apa tunduk pada
15:32Membiarkan kolegium
15:34Di bawah ormas
15:35Saya cari di akunnya Kemenkes
15:37Nggak ada
15:38Itu katanya bikin marah para dokter
15:40Apa yang bisa Kemenkes klarifikasi soal ini
15:43Ya
15:44Saya itu dengarnya dari dokter
15:46Karena saya juga banyak dokter yang
15:47Punya handphone saya
15:48Ngadu kan
15:49Oh kemarin tuh saya
15:50Lagi abis ulang tahun
15:52Banyak bengenet
15:52Belum saya baca
15:53Tiba-tiba banyak
15:54Itu bertepatan dengan
15:55Waktu nemenin Presiden Bill Gates
15:56Kayaknya
15:57Ya saya lagi di Amerika kan
15:58Baru pulang
15:58Mendarat
15:59Kemudian ngurusin Bill Gates
16:00Jadi nggak sempat baca
16:01Sosial media
16:02Nggak sempat baca apa-apa
16:03Tiba-tiba dikomplein
16:04Dan ada
16:04Satu yang telpon saya
16:05Bila gini-gini
16:06Kenapa sih
16:06Saya bilang
16:07Apa lagi ini kan
16:08Saya lihat
16:09Ya terus terang
16:11Isinya ya Mbak Rosi
16:12Yang nggak sesuai dengan kata hati saya
16:14Pikiran saya lah
16:15Saya bilang
16:16Nggak perlu gini lah
16:17Karena
16:18Yang namanya
16:19Organisasi Profesi IDAI
16:21Itu bantu saya
16:21Untuk new bone screening
16:23Berapa juta anak
16:23Dia bantu
16:24Untuk stunting
16:25Dia bantu
16:26Kita lakukan vaksinasi
16:27Anak tuh naik
16:28Jadi tiga tuh
16:29Terutama yang buat wanita HPV
16:30Itu juga mereka bantu
16:32Jadi
16:32Ya
16:33Apa sih
16:34Kayak gini
16:34Apakah ada hal lain yang lebih penting
16:36Saya juga
16:36Ngomel juga ke dalam gitu
16:38Kan sampai seperti
16:38Saya juga ngomel keluar gitu
16:40Ngapain sih kayak gini-gini
16:41Nggak perlu
16:41Lebih baik kita kan bekerja sama
16:43Jadi saya yang suruh turunin
16:44Semoga ini memutuskan
16:45Atau menghentikan kontroversi
16:46Seolah yang mengatakan
16:47Anda sungguh anti
16:48Pada
16:49Organisasi
16:50Profesi kedokteran
16:52Ya
16:52At the end of the day
16:54Apa yang saya lakukan
16:55Adalah untuk masyarakat
16:56Saya sudah mengerti
16:57Sebagai pimpinan
16:58Kalau kita pengen melakukan reformasi
17:00Pasti
17:01Banyak yang
17:03Nggak suka
17:03Banyak beratan
17:04Saya terima kasih dikasih
17:05Kesempatan ini
17:06Bisa ngomong
17:07Dan siapapun yang
17:08Nggak
17:08Mengerti
17:09Atau kesel
17:10Saya mau ngomong
17:12Cuma syaratnya satu
17:13Kalau saya untuk milih
17:15Apakah ini bermatat
17:17Bagi masyarakat
17:17Atau bermatat
17:18Bagi selopo orang tertentu
17:19Saya pasti akan ini
17:20Ke masyarakat
17:21Ini segala
17:22Kebijakan saya
17:23Saya pasti
17:24Ambilnya
17:25Kesitu
17:26Menteri Kesehatan
17:28Budi Gunadi Sadikin
17:29Terima kasih
17:30Sudah di Rosi
17:31Terima kasih
17:33Juga Anda telah menyaksikan Rosi
17:35Kita jumpa lagi
17:35Kamis depan
17:36Hanya di Kompas TV
17:37Independent
17:38Terpercaya
17:38Selamat malam
17:39Terima kasih

Dianjurkan