Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utamaLewati ke footer
  • kemarin
JAKARTA, KOMPAS.TV Inilah momen emosional Riezky Aprilia saat menceritakan bahwa ia diminta mundur oleh Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, dari posisi caleg terpilih di Dapil I Sumatera Selatan pada Pemilu 2019.

Momen ini terjadi saat Riezky Aprilia dihadirkan sebagai saksi dalam kasus dugaan suap pengurusan pergantian antarwaktu anggota DPR untuk Harun Masiku, serta perintangan penyidikan, dengan terdakwa Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. Sidang digelar di Pengadilan Tipikor Jakarta pada Rabu (7/5/2025).

Bertemu Hasto, Riezky menanyakan alasan ia diminta mundur dari pencalegan.

"Saya bilang, saya akan mundur apabila saya mendengar langsung dari Ibu Ketua Umum pada saat itu," ujar Riezky.

Mendengar pernyataan Riezky tersebut, Hasto menegaskan bahwa dirinya adalah Sekretaris Jenderal PDIP. Hal ini memicu emosi Riezky.

"Saya berdiri, saya tahu Anda Sekjen partai, tapi Anda bukan Tuhan," ujar Riezky di sidang Hasto.

#hasto #sidanghasto #harunmasiku

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/591967/emosional-tangis-saksi-riezky-pdip-di-sidang-hasto-anda-sekjen-partai-tapi-anda-bukan-tuhan
Transkrip
00:00Saya reaksi, saya juga saya emosi, saya berdiri, saya tahu Anda sekjen partai, tapi Anda bukan Tuhan.
00:09Sebelum ke sepul ya, nah pada waktu saksi komunikasi pihak WhatsApp dengan Donitri Istiqomah tadi ya,
00:17apa yang disampaikan, ingin segera disampaikan itu apa, disebut nggak pada waktu itu?
00:22Ada pesan siapa gitu yang ingin disampaikan segera?
00:25Saya lupa mas, tapi itu ada dalam chat semua deh.
00:28Dalam chat itu, ya kalau saya ingat itu dulu pernah jadi alat bukti juga chat itu, gitu loh.
00:35Jadi saya lupa, kalau untuk disuruh mengingat kata-perkata, mohon maaf saya lupa.
00:40Ya secara garis besar, pesan siapa yang mau disampaikan si Donitri?
00:44Dia cuma bilang butuh ketemu terkait Sumatera Selatan 1, seikat saya.
00:49Ya, saya tidak berbicara, karena kadang pakai WA, kadang pakai telpon, jadi kadang saya juga bingung gitu.
00:55Tidak ada ingin menyampaikan arahan dari sekjen, dari kabin, atau ketua gitu?
01:02Saya lupa.
01:02Saksi lupa ya?
01:03Ya.
01:03Oke, saya lanjut ya.
01:05Ya.
01:06Nah kemudian akhirnya saksi bertemu dengan Pak Saiful Bahri?
01:09Ya.
01:10Di Singapura ya, berarti tanggal berapa itu?
01:12Dua, dua, lima?
01:16Dua lima?
01:17Ya, dua puluh lima.
01:17Belum pulang ya?
01:18Belum.
01:19Belum.
01:20Bertemunya di mana pada waktu itu?
01:22Permintaan atas permintaan Saiful, waktu itu dia minta ditemui di Shangri-La Orchard.
01:29Di Shangri-La ya?
01:30Ya.
01:31Oke.
01:33Kemudian saksi bertemu dengan Saiful sendiri ya?
01:35Ya.
01:36Kan saksi sebelumnya belum kenal kan?
01:38Iya.
01:38Nah pada waktu dia memperkenalkan diri, dia itu siapa dia bilang?
01:42Jadi saya diminta menunggu di lobby.
01:44Ya.
01:45Oke, saya bilang, saya cuma chat aja.
01:47Even dia tidak apa foto dirinya atau yang mana, saya gak tau.
01:51Karena di Whatsappnya juga gak ada fotonya pada saat itu segala macem.
01:54Ya.
01:54Nah pas saya lagi nunggu di lobby sendiri, saya langsung disamperin.
02:02Langsung dia, saya rasa saya duduk, dia bilang, Mbak Rizky ya?
02:06Dia bilang gitu.
02:07Oh iya saya, saya Saiful, kata dia gitu.
02:11Oh oke, gimana?
02:13Ayo kita ngobrol.
02:16Seingat saya, di sebelah saya berdiri itu ada restoran.
02:19Saya sempat ngarah ke restoran itu.
02:21Karena logika saya berbicara itu di restoran.
02:25Gak mungkin sambil berdiri ya?
02:26Iya.
02:27Saya jalan, eh Mbak, Mbak, salah.
02:30Kita lewat sini.
02:31Oh, oke.
02:32Saya ikuti, begitu saya ikuti, dia men-tap kartu.
02:41Di situ saya spontan mencari handphone dan langsung merekam.
02:48Di, dari dalam lift.
02:53Karena saya melihat tab, lantai mezanin bukan apa bukan dan itu menuju lantai 10.
02:59Lantai 10 ya?
03:00Gitu.
03:01Terus bicaranya di mana?
03:04Di kamar atau di loko?
03:05Iya.
03:05Saya masuk ke, begitu keluar lift, saya lihat kanan, kiri.
03:10Oh ini kamar semua.
03:12Saya ikuti, saya masuk ke kamar tersebut.
03:17Dan saya dulukan beliau jalan.
03:19Dan saya lihat, ya mohon maaf, saya gak kenal ini orang gitu.
03:23Ini siapa?
03:24Jadi saya berdiri dulu di pintu.
03:26Mbak, masuk, Mbak, masuk.
03:27Jadi gitu-gitulah.
03:28Saya lihat, oke, saya duduk.
03:31Kamar itu besar sekali memang.
03:34Dia diseberang, saya ngambil posisi diseberang dekat ke arah pintu.
03:40Iya.
03:41Iya.
03:41Nah, pada waktu itu kan saksi agak khawatir nih, ya kan?
03:45Iya, iyalah mas.
03:46Kan baru pertama kali ketemu Saiful.
03:48Iya.
03:48Saksi gak kontak Doni pada waktu itu?
03:51Pak Doni?
03:52Atau WA kayak gitu?
03:54Saya sudah cukup males sih, nanya lagi gitu waktu itu.
03:59Karena kalau saya ambil handphone pada saat itu, pastikan akan ngaruh juga.
04:04Saya kan posisinya ngerekam.
04:06Oke.
04:07Berarti saksi masuk ke kamar?
04:09Iya.
04:09Berdua dengan Saiful Bari?
04:11Dan saksi merekam kegiatan pada waktu itu?
04:12Iya.
04:13Oke.
04:14Nah, sekarang yang saya tanyakan kepada saksi,
04:16Nah, apa yang disampaikan oleh Saiful Bari kepada saksi pada waktu itu?
04:19Kenapa mendesak nih kesannya?
04:21Ya, awalnya dia menceritakan siapa dia.
04:25Ya, siapa dia katanya?
04:27Ya, menurut dia, dia bagian dari partai.
04:35Dia kerabat dekat Pak Sekjen.
04:38Dan dia datang itu karena perintah Pak Sekjen, gitu-gitulah.
04:46Ya.
04:46Gitu.
04:47Nah, kemudian setelah bahasa-bahasinya itu menceritakan itu, baru saya yang menanyakan, ini intinya apa ya?
04:57Saya bilang gitu.
04:58Terus ya, dia mulai dengan narasi panjang lagi, sampai akhirnya berbicara terkait membawa dia datang membawa fatwa Mahkamah Agung.
05:11Gitu.
05:12Ada bawa fatwa Mahkamah Agung?
05:13Ya, dan banyak sekali kertasnya, dan saya gak mau sentuh.
05:17Dijelaskan gak isi dari fatwa, dokumen-dokumen yang dia bawa itu?
05:20Jadi, dia bilang, kurang lebih dia cuma menunjukkan, oh ini kerja saya lah, kurang lebih gitu.
05:26Karena ada berapa bundel, ada kertas, ada kertas.
05:29Ya, saya cuma, posisi saya, saya cuma, oh, gitu.
05:34Nah, kan tadi menyebut Mahkamah Agung ya?
05:36Ya.
05:36Dijelaskan gak, apa keputusan Mahkamah Agung pada waktu itu dengan saksi?
05:41Ya.
05:42Apa dia?
05:42Bahwa ada kewenangan partai terkait fatwa MA itu.
05:48Ya.
05:50Sempat saya beradu argumen, karena saya juga membaca fatwa MA itu.
05:55Ya, apa isinya?
05:56Isinya ya, kan banyak ya, intinya fatwa itu adalah kewenangan partai, kurang lebih ya,
06:02untuk dapat mengusulkan atau caleg terpilih gitu, memutuskan caleg terpilih apabila ada berhalangan tetap, gitu.
06:18Baik, saya coba bacakan bunyinya ya, benar gak seperti ini gitu, mengingatkan memori saksi aja.
06:24Jadi isi dari putusan Mahkamah Agung itu ya, uji materi ini ya.
06:28Jadi, perolehan suara, ini putusan Mahkamah Agung nomor 57P, tanggal 19 Juli 2019.
06:37Perolehan suara calon anggota legislatif yang meninggal dunia, untuk pemilihan anggota DPR dan DPRD,
06:43dengan perolehan suara terbanyak, seharusnya menjadi kewenangan diskresi dari pimpinan partai politik,
06:48untuk menentukan kader terbaik, sebagai anggota legislatif yang akan menggantikan calon anggota legislatif yang meninggal dunia tersebut,
06:55dengan tetap memperhatikan peraturan perundang-undangan.
06:57Seperti itu bunyinya yang saya ingat.
06:59Saya tahu isinya bukan dari Saiful, saya membaca.
07:03Karena kan kalau putusan Mahkamah Agung bisa diakses.
07:07Bisa ya?
07:07Ya, jadi saya sebelum, pada saat sudah mulai, media kan mulai rame pada saat itu, saya mencari tahu.
07:14Nah, si Saiful membawa itu bukan bundel juga, jadi kayak amplop coklat,
07:23amplop itu tulisan depannya Mahkamah Agung.
07:26Jadi dia bilang, saya membawa fatwa, saya bilang, saya gak peduli.
07:32Gitu.
07:34Jadi intinya, oke lah, kan saksi Saiful buat dokumen lah, ditunjukkan lah semua.
07:39Iya.
07:39Nah intinya apa yang disampaikan Saiful ke saksi? Kan itu lagi balik.
07:42Iya, intinya saya disuruh mundur.
07:45Saksi diminta mundur sebagai caleg terpilih?
07:47Iya, betul.
07:48Tujuannya supaya apa?
07:50Supaya atas nama saudara Harun Masiku ini, bisa menduduki posisi DPR RI terpilih.
08:00Untuk DAPL sumsel satu?
08:02Iya.
08:02Nah, saksi ya. Kan saksi kan baru pertama sekali ketemu dengan Pak Saiful.
08:09Betul.
08:11Nah, bagaimana saksi bisa meyakini bahwa yang disampaikan oleh Saiful itu memang dari sekjen.
08:19Jangan-jangan ya, jangan-jangan nih, kita kan khawatir nih.
08:23Jangan-jangan Saiful Bahri ini hanya mencatat nama, kan seperti itu ya.
08:26Betul.
08:26Nah, apa yang, bagaimana saksi membuktikan bahwa benar ini ada pesan yang disampaikan oleh Saiful setelah dihubungi Doni tadi dari Pak Sekjen.
08:36Bagaimana?
08:36Yang pasti yang saya pahami, perintah Sekjen itu keluar dari murud Saiful.
08:43Iya.
08:43Berkali-kali.
08:45Dan kemudian di hadapan saya, untuk mengkonfirmasi tersebut, dia telponlah Doni Tri Istiqomah.
08:53Gitu loh.
08:54Nah, di dalam percakapan itu seingat saya, Doni Tri itu bilangnya, udah saya nanti yang ngomong sama Sekjen gini-gini, gitu terus.
09:03Gitu loh.
09:03Jadi, masalah faktor kedekatan dengan Sekjen atau atas perintah Sekjen, itu yang saya pahami, based on verbalnya dari Saiful Bahri.
09:15Dan Doni Tri Istiqomah, karena ada percakapan di telpon itu.
09:19Karena, ini saya loudspeaker ya, saya loudspeaker ya, biar si Rizki-nya dengar, gitu.
09:23Jadi, Doni mengkonfirmasi ke, eh Doni, Saiful mengkonfirmasi ke Doni, karena saksi menolak untuk mundur.
09:32Iya, karena saya ngotot.
09:34Saya bawa data, tidak diterima sama Doni Tri kemarin.
09:38Kok, tiba-tiba, saya disuruh mundur dengan yang kurang lebih di dalam percakapan antara Doni dengan Saiful, sama-sama menanyakan data C1.
09:51Kan, lucu buat saya, gitu loh.
09:55Apakah saya meyakini itu, kalau bicara faktor kedekatan ya, yang namanya berulang kali dia menyampaikan itu ya, ya saya mendengar iya-iya aja, gitu loh.
10:07Iya, baik.
10:09Nah, saksi ya.
10:12Kan, timbul juga tanda tanya ya, kenapa saksi suara terbanyak, 44 ribu, harus diganti dengan harumah siku yang hanya mendapat 5 ribu suara.
10:24Saksi tahu gak apa alasan kenapa saksi disuruh mundur dan harumah siku yang harus naik, gitu.
10:30Sampai detik ini, hari ini saya duduk di sini pun saya tidak tahu kenapa alasannya.
10:35Gak tahu ya?
10:35Gak.
10:36Karena ada calik nomor 2 kan, yang suaranya terbanyak juga ya, calik nomor 2.
10:40Di bawah saya itu, pas Kak Almarhum meninggal, ada kurang lebih 3 atau 4 orang yang suaranya jauh di atas harumah siku.
10:50Jadi saksi gak mengetahui kenapa harus harumah siku, gitu.
10:54Yang menyampaikan kenapa harus harumah siku itu hanya Saiful.
10:58Saiful ya.
10:59Lagi-lagi Saiful.
11:00Baik, saksi.
11:04Nah kemudian, akhirnya kan saksi menolak ya?
11:09Betul.
11:09Pada waktu itu ya?
11:10Kemudian saksi pulangnya kapan?
11:13Saya pulang 26.
11:1526 September 2019?
11:17Iya.
11:18Gak ada komunikasi dengan Dori dan Saiful lagi?
11:20Mereka ngubungin saya lewat WA telpon.
11:25Kapan itu?
11:25Ya 26 itu, minta data.
11:28Saya gak, gak saya ladenin.
11:32Karena saya yakin lah masa partai kita gak punya data.
11:36Ya mereka minta data saya buat apa, gitu loh.
11:38Baik.
11:39Nah kemudian saksi ada gak mengkompirmasi permintaan mundur dan disampaikan Saiful yang katanya dari Saiful ini kepada Saiful sendiri?
11:47Tanggal saya lupa kurang lebih mungkin setelah hari itu, kalau saya gak salah 26, 27 September.
11:56Kalau saya tidak salah, itu saya ada surat.
12:01Ya.
12:01Tapi judul surat itu konsolidasi, kalau saya gak salah.
12:07Surat tanggal berapa?
12:09Yang saya ingat tuh saya bacanya 27 September sih.
12:13Oh acaranya di tanggal 27 September 2019.
12:15Gimana?
12:16Di Dewan Pimpinan Pusat Partai.
12:18Yang ditanda tangani oleh Pak Sekjen dan Ketua Badan Kehormatan.
12:25Pak siapa?
12:26Komarudin Watubun.
12:27Pak Komarudin Watubun.
12:28Nah pada saat saksi mendapat surat itu, saksi mengkompirmasi ke siapa?
12:32Ini surat mau ketemu siapa nih saya gitu?
12:34Langsung ke Pak Sekjen.
12:36Saksi WA langsung?
12:37Iya.
12:38Tanggal berapa saksi WA?
12:4020 itu, pokoknya hari ketemu itu.
12:43Oh jadi surat itu tanggal 26, saksi mendapat surat terus saksi konfirmasi ke Sekjen.
12:49Arahan Pak Sekjen apa?
12:51Enggak saya langsung datang juga.
12:54Gitu loh.
12:55Nah ketemunya dengan Pak Sekjen ini kapan?
12:59Ya 27.
13:00Oh tanggal 27-nya?
13:02Iya.
13:02Oke.
13:03Saksi bertemu dengan terdakwa di tanggal 27 ya?
13:06Iya.
13:06Nah kemudian apa pembicaraan pada waktu itu?
13:11Mudah-mudahan saya gak salah.
13:13Waktu itu saya hadir Pak Sekjen.
13:15Bahwa saya mempertanyakan masalah pelantikan saya.
13:23Pelantikan saya, undangan saya.
13:27Tersempat terjadi dialog pada saat itu bahwa
13:33Saya akan diberikan undangan apabila saya bersedia mundur.
13:45Saya mempertanyakan alasannya.
13:48Apa
13:49Apa alasan saya disuruh mundur pada saat itu?
14:03Karena saya juga, saya kader partai.
14:08Saya bekerja buat partai ini juga.
14:13Dan
14:13Waktu itu
14:17Saya jujur saya sudah sedikit emosi.
14:21Karena capek.
14:22Saya capek.
14:23Saya terus-terusan gitu.
14:26Nah pada saat itu
14:27Saya paham.
14:28Mungkin Pak Sekjen juga capek.
14:31Beliau emosi.
14:32Saya emosi.
14:35Sampai
14:35Beliau menyampaikan bahwa
14:38Ini perintah partai.
14:42Ini mohon maaf kalau saya agak mencoba mengingat.
14:46Saya bilang
14:47Saya akan mundur
14:50Apabila saya mendengar langsung
14:54Dari Ibu Ketua Umum pada saat itu.
14:59Dan
15:00Pak Sekjen menjawab
15:02Dan itu yang saya tidak akan pernah lupakan.
15:05Karena agak kaget untuk pertama kali saya bisa berinteraksi.
15:09Saya ini Sekjen Partai.
15:10Di situ
15:14Saya reaksi saya juga
15:18Saya emosi.
15:20Saya berdiri
15:20Saya tahu Anda Sekjen Partai.
15:23Tapi Anda bukan Tuhan.
15:28Itu yang saya sampaikan.
15:31Waktu yang singkat Pak Sekjen.
15:32Tapi
15:33Sangat
15:34Melekat sampai sekarang di Kepala saya.
15:47Baik.
15:47Saksi ya.
15:59Mungkin saksi mau
16:01Bisa minum dulu sebentar.
16:04Tisu
16:06Tisu ya.
16:15Maaf yang mulia.
16:23Ya.
16:25Dan
16:25Saya emosi
16:27Saya jujur saya akui saya emosi
16:29Pada saat itu
16:30Dan memang
16:32Dilerai oleh
16:34Pak Komarudin Watubun
16:36Saya langsung meninggalkan
16:37Ruangan.
16:41Belum
16:41Ya saya meninggalkan ruangan
16:43Dan habis itu
16:44Saya
16:47Langsung pulang.
16:54Baik saksi ya.
16:56Kita ini kan ingin mencari fakta ya.
16:58Jadi
16:58Jadi kan terjadi perdebatan
17:01Antara
17:01Saksi dengan
17:03Terdakwa pada waktu itu
17:05Kan seperti itu ya.
17:08Nah apakah setelah
17:09Saksi mengatakan
17:10Anda bukan Tuhan itu
17:11Kemudian terdakwa
17:12Ada menyampaikan lagi gitu.
17:16Saya yang saya ingat
17:17Sudah saya sampaikan
17:18Yang saya ingat ya
17:19Dalam hari ini
17:20Untuk mengingat kembali
17:22Saya bacakan ya
17:24Saya bacakan ya
17:25Biharapin nomor 14 ya
17:27Saksi ya
17:30Saya bacakan supaya
17:31Ya setidaknya
17:32Mengingat memori ya
17:33Pada saat itu
17:35Ya
17:36Pada saat itu
17:37Astro marah
17:39Dan mengembrak meja
17:40Mengatakan
17:41Saya ini sekjen
17:41Kemudian saya spontan
17:43Berdiri dan mengatakan
17:44Anda bukan Tuhan
17:45Kemudian Astro mengatakan
17:46Anda melawan saya
17:48Kemudian saya jawab
17:49Iya saya melawan Anda
17:50Tapi bukan partai
17:51Ada ucapan seperti itu
17:52Iya
17:53Ada ya
17:54Baik
17:55Nah kemudian tadi kan
17:57Saksi mengatakan
17:58Saksi akan bersih mundur
18:00Ketika
18:01Saksi sudah bertemu
18:03Dengan ketua
18:04Ibu ketua ya
18:05Jadi saksi ketemu
18:06Dengan ibu ketua
18:07Enggak
18:07Enggak jadi
18:08Iya
18:09Enggak jadi pada waktu itu
18:11Ya siapalah saya
18:12Mas ketemu kan
18:13Enggak gampang
18:14Iya betul
18:15Baik
18:15Nah kemudian saksi ya
18:17Ini pada saat proses
18:18Pertemuan dengan terdakwa
18:20Pada waktu itu
18:20Saksi menyampaikan
18:22Enggak sebelumnya
18:23Sebenarnya
18:23Sefol udah ketemu
18:25Saksi di Singapura
18:25Menyampaikan ini gitu
18:26Makanya saksi bertanya
18:27Keterdakwa
18:28Kenapa saksi diminta mundur
18:30Gitu
18:30Enggak
18:30Saya enggak nanya
18:31Langsung to the point aja
18:33Kenapa saksi diminta mundur
18:34Iya
18:34Ngapain lagi
18:34Kan gitu
18:35Baik
18:39Saksi ya
18:40Nah
18:41Ketika pada saat itu
18:43Kan saksi langsung keluar
18:44Dari ruangan itu kan
18:45Saksi tidak bersedia mundur
18:47Dan kemudian saksi kan dilantik
18:48Pada waktu pelantikan itu
18:52Apakah pada saat proses pertemuan itu
18:54Apakah ada pembicaraan terkait dengan
18:57Surat undangan pelantikan
18:58Yang disampaikan terdakwa kepada saksi
18:59Yang pasti
19:02Pada saat menuju
19:05Menuju
19:07Dari tempat
19:09Apa
19:09Dari hotel
19:11Kan kami di karantina semua
19:13Waktu itu
19:14Dari hotel
19:16Menuju itu
19:17Saya dalam bus
19:18Saya awalnya
19:20Duduk di belakang sendirian
19:22Tiba-tiba
19:24Didekati oleh
19:26Di sebelah kanan
19:27Karena saya duduknya yang posisi jendela
19:29Di bus itu
19:30Sebelah kanan saya
19:31Vita Ervina
19:32Di sebelah Vita Ervina
19:34Ada Maria Lestari
19:35Yang tiba-tiba
19:37Menanyakan
19:38Saya kaget
19:39Sebenarnya pada saat itu
19:40Eki
19:43Undangan mana
19:44Saya kan baru kenal
19:47Di karantina itu
19:48Sama Vita Ervina
19:50Dan Ibu Maria Lestari
19:51Iya
19:51Memang dari awal mereka
19:53Mendekati saya
19:55Di tempat karantina itu
19:57Saya awalnya
19:59Saya gak tau
19:59Siapa mereka
20:01Waktu awal
20:02Saya di tempat karantina
20:03Tapi pada akhirnya
20:05Seingat saya
20:07Mereka sendiri
20:07Yang cerita
20:08Siapa mereka
20:09Segala macam
20:09Saya cuma iya-iya aja
20:11Dah
20:12Dari
20:12Mereka itu siapa katanya
20:13Ya maksudnya Vita
20:14Biar tidak ada missing link
20:16Dari mana saya bisa
20:17Kenal Vita
20:18Dan Maria Lestari kan
20:19Begitu
20:20Nah kemudian
20:21Saya naik bus
20:22Saya naik bus
20:24Sebelah kanan saya Vita
20:28Sebelah kanan kita
20:29Adalah Maria Lestari
20:30Tiba-tiba
20:32Saya lagi duduk
20:32Ngadep jendela ini
20:33Dia tiba-tiba
20:35Eh undangan mana
20:36Bentar lagi
20:37Ada petugas
20:38Mau naik
20:39Nanyain
20:40Undangan
20:41Undangan pelantikan
20:42Waktu itu
20:45Saya langsung jawab
20:46Undangannya
20:47Sudah duluan
20:48Berangkat ke
20:49DPR
20:50Oh gitu
20:53Tapi ini dicek loh
20:54Sekarang
20:55Itulah kurang lebihnya
20:56Dan
20:57Apa
20:58Karena Maria
21:00Di sebelah Vita
21:01Ada undangannya
21:02Gitu
21:02Cuma gitu doang ya
21:03Cuma saya bilang
21:04Ada
21:04Udah di
21:05Nah disitulah
21:07Saya
21:08Aneh gitu
21:10Kok bisa orang
21:11Di luar
21:12Saya
21:13Di luar saya
21:15Bisa tahu
21:15Perihal
21:16Undangan ini
21:18Karena saya pun
21:18Tidak bercerita
21:19Ke siapapun
21:20Hanya ke suami saya
21:21Dan juga
21:22Ada empat orang
21:25Tim saya
21:25Gitu
21:26Ya
21:27Ada apa dengan undangan ini
21:29Saksi belum menceritakan
21:30Masalah undangan
21:31Di persidangannya
21:31Terkait pelantikan saksi
21:33Kenapa undangan itu
21:34Ya kan
21:35Kalau dilantik
21:36Harus pakai undangan
21:37Ya undangan saksi dimana
21:38Ya yang saya tahu
21:40Undangan saya
21:40Di DPP partai
21:41Waktu itu
21:42Ada di siapa
21:43Ya
21:45Waktu itu saya mempertanyakannya
21:46Ke Pak Sekjen
21:47Masalah Pak Sekjen
21:48Ngasihnya ke siapa
21:49Kan saya gak paham
21:49Yang saya
21:51Ya saya
21:51Yang saya tahu
21:52Secara organisasi
21:53Ya
21:54Secara organisasi
21:56Sekali lagi saya sampaikan
21:57Bahwa
21:57Itu harusnya adalah
21:59Kewenangan
21:59DPP partai
22:00Yang mungkin
22:01Saja
22:02Itu
22:02Diketahui oleh
22:04Sekjen
22:04Ya
22:05Saya
22:12Kriska Klarissa
22:13Saksikan program-program
22:15Kompas TV
22:16Melalui siaran digital
22:18Pay TV
22:19Dan media streaming
22:20Lainnya
22:21Kompas TV
22:22Independent
22:23Terpercaya
22:24Terpercaya

Dianjurkan