BANDUNG, KOMPAS.TV - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyampaikan pidato di depan DPRD se-Indonesia dalam acara Musyawarah Nasional Asosiasi DPRD Provinsi Seluruh Indonesia (ADPSI) & Asosiasi Sekretaris DPRD Provinsi Seluruh Indonesia (ASDEPSI) Tahun 2025 di Gedung Sate, Bandung, pada Senin (5/5/2025).
Dalam pidatonya, Dedi Mulyadi turut menyoroti sumber honor anggota dewan.
"Peningkatan kesejahteraan anggota DPRD honorariumnya harus dilakukan lewat rapat-rapat DPRD. Kalau rapat komisi ada honornya, kalau rapat paripurna ada honornya, kalau rapat gabungan komisi ada honornya, kalau rapat badan anggaran ada honornya, kalau rapat badan musyarawah ada honornya, anggota DPRD enggak akan pergi kemana-mana pasti kumpul di kantor," ujar Dedi.
Baca Juga Di Barak Militer Dedi Mulyadi Bertemu Siswi Mengaku Gabung ke 'Warung Sesat', Kerap Konsumsi Miras di https://www.kompas.tv/regional/591444/di-barak-militer-dedi-mulyadi-bertemu-siswi-mengaku-gabung-ke-warung-sesat-kerap-konsumsi-miras
#dedimulyadi #gubernurjabar #dprd
Video editor: Noval
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/regional/591648/full-pidato-dedi-mulyadi-di-depan-dprd-se-indonesia-soroti-sumber-honor-anggota-dewan
Dalam pidatonya, Dedi Mulyadi turut menyoroti sumber honor anggota dewan.
"Peningkatan kesejahteraan anggota DPRD honorariumnya harus dilakukan lewat rapat-rapat DPRD. Kalau rapat komisi ada honornya, kalau rapat paripurna ada honornya, kalau rapat gabungan komisi ada honornya, kalau rapat badan anggaran ada honornya, kalau rapat badan musyarawah ada honornya, anggota DPRD enggak akan pergi kemana-mana pasti kumpul di kantor," ujar Dedi.
Baca Juga Di Barak Militer Dedi Mulyadi Bertemu Siswi Mengaku Gabung ke 'Warung Sesat', Kerap Konsumsi Miras di https://www.kompas.tv/regional/591444/di-barak-militer-dedi-mulyadi-bertemu-siswi-mengaku-gabung-ke-warung-sesat-kerap-konsumsi-miras
#dedimulyadi #gubernurjabar #dprd
Video editor: Noval
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/regional/591648/full-pidato-dedi-mulyadi-di-depan-dprd-se-indonesia-soroti-sumber-honor-anggota-dewan
Kategori
🗞
BeritaTranskrip
00:00Pak Ketua yang seru mati, segenap seluruh tamu undangan saya tidak bisa menyebutkan satu persatu.
00:07Yang pertama saya mohon maaf ada kebahagiaan hari ini bagi warga Jabar karena Persib jadi juara.
00:16Persib juara, Jawa Barat istimewa.
00:20Sehingga ada eforia yang dilakukan oleh anak-anak, sehingga pada hari ini suaranya masuk ke ruangan ini biasanya hening.
00:27Yang kedua Pak Wakil Dirjen Otonomi Daerah, ini kali pertama saya pidato di gedung sate Pak.
00:35Karena sudah hampir tiga bulan saya belum pernah ngantor ke kantor ini.
00:39Kantor saya di tempat sampah, kantor saya di pinggir sungai, kantor saya di tepi danau, kantor saya di seluruh wilayah Jawa Barat ini.
00:47Yang ngantor di sini banyak menimati gedung sate dengan para pegawainya yang cantik-cantik, banyakan sekda dan wakil gubernur.
00:53Apa sih sebenarnya yang menjadi pembicaraan kita?
00:58Itu lagu saya ciptakan tahun 2012 ketika saya berkunjung ke Papua.
01:03Saya menulis lagu judulnya Surga di Tanah Papua.
01:05Karena saya melihat Papua itu seperti surga, bahkan surga yang diciptakan, dihadirkan buat Indonesia.
01:14Kandungan kekayaannya luar biasa, tetapi barangkali kependudukannya, kesejahteraannya yang harus terus ditingkatkan.
01:22Apa sih yang menjadi model kita?
01:25Model kita ini adalah model pengembangan otonomi daerah yang terus mengalami perubahan dan tarik ulur.
01:31Otonomi daerah pernah sampai puncaknya, kemudian menurun, menurun, dan menurun.
01:37Esensi dari rakyat terhadap kita, ekspektasinya cuma satu.
01:41Apapun judulnya, apakahmu sentralisasi, apakahmu desentralisasi, apakahmu otonomi, mereka cuma untuk satu, mereka hidup sejahtera.
01:49Kesejahteraan publik itu menurut saya ukurannya cuma tiga.
01:56Satu, kesehatannya dijamin.
01:58Dua, pendidikannya dijamin.
02:01Ketiga, perluasan lapangan kerja.
02:06Jadi kalau masyarakat sudah kesehatannya jamin, pendidikannya jamin, perumahan pemukimannya dijamin, rakyat ini sudah sejahtera.
02:15Apa sih yang membuat rakyat kita menjadi miskin?
02:20Satu, menurunnya derajat kesehatan berdampak pada menurun, semakin meningkatnya angka kemiskinan.
02:29Karena ketika orang sakit, maka dua kemungkinan yang terjadi, dia harus membayar biaya rumah sakit.
02:35Kalau terkapar oleh BPJS, ya Alhamdulillah, kalau tidak terkapar musibah.
02:42Ketika dia sakit, maka keluarganya kehilangan pendapatan.
02:48Ketika kehilangan pendapatan, maka keluarganya yang menunggu dalam setiap hari perlu pembiayaan.
02:54Maka orang sakit, itu akan mengalami tujuh tingkatan derajat kemiskinan dalam waktu sekejap.
03:00Sehingga, kategori pembiayaan bagi masyarakat yang sakit, jangan lagi bicara miskin dan kaya.
03:08Kenapa? Kita anggota DPR, kita pejabat, kena sakit, kita akan jatuh miskin.
03:15Untuk itu negara harus adil dalam memberikan jaminan layanan kesehatan bagi seluruh warga.
03:21Nah, hari ini, saya dalam dua hari ini, bahkan tiga hari ini,
03:26menghadapi problem tentang kriminalitas remaja.
03:32Kriminalitas remaja itu berdampak pada perkelahian yang direkam di media sosial.
03:38Sistem pengelolaan kriminalitas tawuran yang dikelola oleh gangster.
03:44Melahirkan kaderisasi dan yang menjadi target yang harus berkelahi di bawah umur 18 tahun
03:50agar bebas dari jeratan hukum.
03:51Sudah berkembang di media sosial secara sistemik dan perkelahian itu diraih dari pengaruh media sosial yang membentuk karakter pikirannya.
04:02Apa sih sebenarnya yang terjadi?
04:04Sebenarnya yang terjadi adalah ketika mereka tawuran, masuk rumah sakit, BPJS-nya tidak klaim.
04:11Barusan saya beresin 15 juta.
04:14Ketika BPJS-nya tidak klaim, orang yang berkelahi itu orang tuanya tidak mampu.
04:18Mau yang menang tidak mampu, yang mau kalah tidak mampu.
04:23Berproses peradilan melahirkan kemiskinan, tidak berproses peradilan pulang lagi ke rumah melahirkan kemiskinan baru
04:29karena orang tuanya tak sanggup lagi menghadapi.
04:31Maka negara harus hadir untuk mencari solusi.
04:34Satu solusi terhadap pembiayaan rumah sakit,
04:37dua solusi recovery terhadap anak-anak yang berkelahi itu karena itu anak bangsa.
04:41Inilah negara harus punya pikiran out of the box.
04:44Tidak bisa hanya berbicara, proses hukum kembali ke orang tua, orang tuanya sudah tidak sanggup.
04:49Ini Jawa Barat.
04:51Nah, untuk itu apa sih yang terjadi para anggota DPRD yang saya...
04:55Saya ini mantan ketua komisi E DPRD kebupaten Urakarta.
05:00Saya pernah menjadi pimpinan komisi 4 DPR RI.
05:04Nasib paling tidak enak itu jadi anggota DPRD.
05:08Kenapa nasibnya tidak enak?
05:11Kritis diomongin, enggak kritis diomongin.
05:15Kalau DPRD ngomong terus, diomongin.
05:17Kata Rehat, kerjanya ngomong terus, kita tidak butuh ngomong.
05:20Pada tugas DPRD ngomong.
05:24Enggak ngomong, diomongin juga.
05:25Dapat duit tuh, enggak ngomong-ngomong pokirnya sudah dibagi, enggak ngomong lagi.
05:29Ini problem, Pak.
05:30Nah, seluruh problem itu bisa ditempu dengan apa sih?
05:35Dengan keterbukaan.
05:37Keterbukaan itu apa?
05:38Kita harus mulai berani menceritakan apa adanya tentang diri kita,
05:42tentang isi anggaran kita,
05:44tentang kebijakan fiskal pusat dan daerah,
05:47tentang kebijakan fiskal kabupaten provinsi terhadap kabupaten kota,
05:52kabupaten kota terhadap desa.
05:53Sampaikan secara terbuka dan apa adanya,
05:57termasuk apa yang dialami problem anggota DPRD.
06:00Apa sih problem anggota DPRD?
06:02Saya ini anggota DPRD, pernah ngalamin.
06:05Begitu jadi pinjem bank.
06:08Honornya tinggal sisa 5 juta lagi.
06:12istri nambah satu lagi.
06:17Konstituen tiap hari dibanding pejabat eselon 2 di provinsi,
06:22dibanding sekda yang datang ke rumahnya banyakan anggota DPRD.
06:27Sekda dapat tunjangan 70 juta,
06:32enggak ada yang minta.
06:35Eselon 2 dapat tunjangan 50 juta,
06:38enggak ada yang minta.
06:39Anggota DPRD tunjangan ini sudah habis dijaminkan ke bank BJB,
06:44tinggal 5 juta yang mintanya tiap hari.
06:46Harus kondangan.
06:50Yang meninggal harus dilayat.
06:54Tiap hari pergi ke kantor, kaca harus dibuka.
06:58Kalau kaca ditutup, kelihatan tuh sombong dia.
07:01Itu.
07:02Sedangkan fiskal terbatas.
07:05Nyari lagi lewat perjalanan Dina sekarang makin kecil.
07:08Kalau pergi perjalanan Dina,
07:12siapa yang paling banyak yang ngikutin?
07:15Yang berangkatnya 1, SPY-nya 10.
07:18Sehingga APBD-nya menjadi terserap untuk perjalanan Dina.
07:21Padahal nyerapnya anggota DPD sedikit kebanyakan sekretariat Dewan.
07:26Kan saya tahu yang begitu-begitu.
07:29Yang dituduh siapa?
07:31DPRD lagi.
07:33Nah, apa sih yang mesti dilakukan oleh kita?
07:35Ya kita mulai ngomong terbuka pada rakyat.
07:39Terbukanya apa?
07:40Ini loh proporsi kita.
07:42Ini loh biaya politik yang kita lakukan.
07:45Kemudian apa sih yang kita harapkan?
07:46Saya dari dulu itu menyampaikan.
07:48Saya ketika jadi bupati berkirim surat pada presiden.
07:53Berkirim suratnya adalah,
07:54saya bilang begini.
07:56Kalau pemerintahan ingin efektif.
07:59Kalau perda-perda ingin cepat pembahasannya.
08:01Kalau aspirasi publik setiap hari bisa diterima oleh anggota DPRD.
08:06Saya berulang-ulang menyampaikan bahwa
08:08peningkatan kesejahteraan anggota DPRD,
08:13honorariumnya,
08:14harus dilakukan lewat rapat-rapat DPRD.
08:18Kalau rapat komisi ada honornya.
08:23Kado rapat paripurna ada honornya.
08:26Kalau rapat gabungan komisi ada honornya.
08:29Kalau rapat badan anggaran ada honornya.
08:32Kalau rapat badan musyawarah ada honornya.
08:34Anggota DPRD gak akan pergi kemana-mana.
08:37Pasti ngumpul di kantornya.
08:41Seluruh kegiatan OPD,
08:43organisasi perangkat daerah,
08:45akan cepat dan anggota DPRD akan kritis.
08:48Kenapa?
08:49Dia akan kontrol alokasi anggaran pemerintah.
08:52Dia akan kontrol pekerjaan.
08:54Dia akan baca buku anggaran.
08:55Dia akan baca realasi anggaran dengan detil.
08:58Kenapa?
08:58Dengan membaca itu honorariumnya ada.
09:03Tapi kalau didapatnya pergi keluar,
09:06maka dia akan banyak keluar.
09:08Selama jadi anggota DPRD 5 tahun,
09:11masuk kantornya terhitung 20 hari.
09:14Bahkan ada saya ketika menjadi anggota komisi 4,
09:17gak pernah sekalipun orang itu masuk.
09:19Tapi honor terima.
09:20Dan kemudian bikin aturan juga dong.
09:23Yang rajin yang mendapat honorarium.
09:26Yang gak masuk gak dapet.
09:27Bener, ini akan terjadi kinerja.
09:30Tapi kalau model pendekatannya keuangannya begini,
09:33sampai kapanpun kinerja tidak akan pernah optimal.
09:39Dan kita harus bicara apa adanya dan terbuka.
09:43Kenapa?
09:44Ya karena juga memang letak DPRD malu juga terhadap berbagai hal.
09:48Tapi gimana rasa malu dikalahkan oleh rasa butuh?
09:53Kan ini yang harus terjadi.
09:55Nah, untuk itu mari kita bersama-sama
09:57untuk mengupayakan ini.
09:59Saya sebagai gubernur, Pak Sekda,
10:02bikinkan surat hari Senin.
10:03Saya akan berkirim surat lagi buat Pak Prabowo,
10:06buat Pak Presiden kita.
10:07Saya akan ceritakan ini.
10:10Untuk apa?
10:11Mendorong kinerja DPRD.
10:13Kinerja aparat kami akan terevaluasi dengan baik.
10:17Karena anggota DPRD-nya ada di kantor dalam setiap hari.
10:21Saya ngalamin dulu sebagai anggota badan anggaran.
10:25Sering bertengkar sama badan musawarah.
10:27Bertengkarnya apa?
10:29Banyak-banyakin rapat.
10:31Kalau badan anggaran sebulan 12,
10:34badan musawarah suka bikin 23.
10:37Saya bilang, kenapa kamu 23?
10:39Kalau badan anggaran kan 11 juga ada duitnya.
10:43Ngomongnya anggaran.
10:44Badan musawarah jadwal doang.
10:46Kan begitu.
10:47Padahal belum tentu juga zaman sekarang.
10:49Kan kita kan kalau DPRD diomongin pasti duit Pak.
10:53Pasti pendapatan.
10:54Kenapa?
10:55Kak durungku, kak butuh.
10:58Beda dengan Pak Sekda.
10:59Kenapa?
11:00Aman.
11:01Birokrat itu kan dapat duit masuk rekening semua.
11:05ETM-nya dipegang istrinya.
11:07Iya kan?
11:08Nah, kalau anggota DPRD tiap bulan tinggal setruknya.
11:12Kan saya tahu.
11:14Gitu loh.
11:15Makin ke sini, makin mepet, makin kecil.
11:18Nah, beda dengan DPR RI.
11:19Udah Bu, kalau DPR RI saya pernah ngalamin.
11:21Apalagi sekarang Bu.
11:23Huh, makin naik lagi.
11:24Padahal modal jadi anggota DPRD provinsi dan DPR RI itu sama.
11:30Saya tentu tahu.
11:31Yang gini-gini.
11:32Kan kita pengalaman Pak.
11:34Kan saya cuma nasibnya lebih bagus aja daripada bapak-bapak.
11:38Mudah-mudahan ke depan bapak juga nasibnya bisa jadi gubernur lah.
11:41Di daerah masing-masing.
11:42Tapi jangan di Jawa Barat.
11:44Berat lawan saya.
11:45Nah, ini.
11:50Nah, untuk itu maka kita ingin, harapan kita ke depan adalah ingin membangun keadilan fiskal.
11:58Keadilan fiskal itu gimana sih?
12:00Saya kemarin ketemu sama gubernur Kalimantan Timur.
12:04Ini makan pemikiran kan kita boleh dong punya pemikiran.
12:07Saya bilang, gubernur Kalim penduduknya berapa?
12:12Empat juta.
12:14Berarti kalau empat juta, saya rata-rata satu rumahnya empat.
12:17Saya bilang, berarti rumahnya kan cuma satu juta.
12:22Iya.
12:23Loh, kalau penduduk Kalim satu juta,
12:27rumahnya cuma satu juta,
12:29kan sebenarnya bagi Kalim,
12:31ngasih lima juta per rumah bisa.
12:32Karena satu juta kali lima juta.
12:37Lima triliun, Pak.
12:40Artinya,
12:41masyarakat Kalim untuk sejahtera itu sangat bisa.
12:45Beda dengan Jabar.
12:47Untuk Papua,
12:48lebih bisa lagi.
12:49Untuk daerah yang memiliki pendapatan daerahnya tinggi
12:54dan hasil alamnya besar.
12:56Sebenarnya sangat ini mungkin terjadi.
12:59Nah,
13:00apa sih yang terjadi hari ini adalah
13:03pola pengelolaan keuangan yang tersentral.
13:07Nah,
13:08problemnya di mana?
13:09Ini saya ngomong Jakarta.
13:12Jakarta ini, Pak,
13:13penduduknya di bawah 10 juta.
13:15APBD-nya 90 triliun.
13:17Kalau di Jakarta itu dari 10 juta
13:22ada 2 juta kepala keluarga,
13:24itu orang Jakarta bisa digaji
13:26per kepala keluarga 10 juta.
13:30Kenapa?
13:30Karena 10 juta dikali 2 juta
13:33hanya 20 triliun.
13:35Kalau saya gubernurnya bagi.
13:38Beda.
13:39Kalau Jabar 50 juta.
13:42Nah,
13:43untuk itu,
13:44apa sih yang mesti kita lakukan hari ini?
13:47Mari kita bersama-sama
13:48melakukan telah terhadap ini semua
13:50untuk kepentingan bangsa.
13:52Agar apa?
13:53Agar ke depan bangsa kita
13:55terus mengalami peningkatan sumber daya manusia.
13:58Artinya bahwa
13:59sumber daya pendidikannya meningkat,
14:02sumber daya ekonominya meningkat,
14:04kesejahteraan meningkat.
14:05maka saya selalu berfokus pada keadilan fiskal.
14:09Keadilan fiskal saya selalu berfokus pada ketika jadi pemimpin.
14:13Itu saya selalu punya angan-angan dan punya harapan.
14:17Bagaimana punya angan-angan itu adalah
14:19pembangunan harus diselesaikan dalam waktu cepat.
14:23Setelah itu berarah pada investasi.
14:25Tidak bisa pembangunan gini-gini terus.
14:29Yang tahun ini menjadi proyek tahun ini.
14:31Yang tahun ini menjadi proyek tahun ini.
14:34Yang tahun ini menjadi proyek tahun ini.
14:35Lima tahun proyek birokrasi itu-itu juga.
14:38Negara tidak akan maju sampai kapanpun.
14:39Tetapi yang harus dilakukan adalah
14:43apa yang kita selesaikan dalam waktu satu tahun,
14:46apa yang waktu dua tahun,
14:48apa yang waktu tiga tahun,
14:50apa yang waktu empat tahun,
14:51apa yang waktu lima tahun.
14:53Ini selemuanya tidak boleh berulang.
14:55Pekerjaan kemarin harus tidak boleh dikerjakan hari ini lagi.
14:58Kenapa pembangunannya ke depan?
14:59Tujuannya untuk apa?
15:00Agar fiskal ini, fiskal yang tahun kemarin,
15:03itu tidak digunakan untuk tahun ini.
15:06Dan negara sudah mulai berpikir untuk
15:09membangun kemandirian.
15:11Saya itu sudah punya rumusan,
15:12mudah-mudahan ini bisa dilakukan di Jawa Barat adalah,
15:14misalnya begini,
15:16desa itu berapa sih penduduknya di desa itu?
15:20Di desa itu ada potensi apa?
15:22Anggaran pembangunan desa itu
15:23harus segera dibikin skala prioritas.
15:26Ditambah plus kabupaten.
15:28Ditambah subsidi dari pemerintah provinsi.
15:30Ditambah pusat, fokusnya di desa.
15:33Kalau di desa itu ada tujuh RW,
15:35dibagi saja sebenarnya.
15:37RW ini bagian desa,
15:38RW ini bagian kabupaten,
15:40RW ini bagian provinsi,
15:42RW ini bagian pusat.
15:44Jadi, membangun desa paripurna,
15:47itu bisa selesai dalam waktu dua tahun.
15:51Tahun ketiganya,
15:53itu anggaran sudah mulai diarahkan,
15:55bukan untuk itu lagi,
15:57untuk kesejahteraan publiknya,
15:58jaminan kesehatannya,
15:59jaminan pendidikannya,
16:01jaminan hari tuanya.
16:02Tahun berikutnya,
16:03harus lagi mengarah pada investasi,
16:05di mana uang itu tidak digunakan lagi,
16:07untuk pembangunan infrastruktur lagi,
16:09karena sudah selesai.
16:10Digunakan untuk investasi,
16:12investasinya dikelola oleh perbankan daerah,
16:14di mana uangnya berputar,
16:16dipinjamkan pada lingkungan daerahnya,
16:18dan untungnya diperoleh lagi,
16:20ini kan model kooperasi zaman dulu sebenarnya.
16:22Cuma dikelola secara modern.
16:24Nah, kemudian uang itu berputar,
16:26maka dalam jangka panjang,
16:28daerah tersebut akan memiliki kecukupan fiskal,
16:30kecukupan fiskal,
16:31kecukupan fiskal.
16:33Kemudian pembangunannya selesai.
16:35Terjadi pada negara mana?
16:36Pada Tiongkok.
16:38Tiongkok itu pembangunannya dilakukan secara terstruktur,
16:42terencana,
16:42dilakukan oleh negara dengan waktu cepat,
16:45kemudian negara memiliki kecukupan fiskal,
16:47kemudian Tiongkok berkembang investasinya,
16:49setelah berkembang investasinya,
16:51kebutuhan pembangunan di daerahnya dianggap sudah cukup,
16:55kemudian mereka punya kefiskal yang cukup,
16:57mereka harus bergeser ke tempat lain
16:58untuk menggeser sumber daya manusianya,
17:00sumber daya ekonominya,
17:02diputerkan di negara lain.
17:03Rakyatnya ikut kerja.
17:05Tetapi setelah proyeknya berjalan,
17:06mereka balik lagi dapat duit lagi,
17:08dua, tiga keuntungan.
17:09Dia pakai bahan baku dia punya dia,
17:11dia pakai sumber daya punya dia,
17:13dan fiskal punya dia.
17:15Rakyatnya kerja,
17:16barangnya dijual,
17:17setelah itu dia dapat keuntungan lagi,
17:19balik lagi ke negaranya.
17:20Kita mulai berpikir desa-desa dan kabupaten ke situ.
17:25Dan ini harus membalik bahan diskusi.
17:28Kenapa?
17:29Karena kita punya tugas.
17:31Kita ini hari ini adalah
17:32pahlawan untuk anak cucu kita ke depan.
17:36Tinggal pertanyaannya adalah,
17:38apakah anak cucu kita ke depan
17:40akan menganggap kita pahlawan atau pengkhianat?
17:4245 dianggap pahlawan.
17:48Mungkin 66 masih dianggap pahlawan.
17:5071 mungkin dianggap pahlawan.
17:53Pertanyaannya lah,
17:54kalau mimpi tentang keadilan tidak segera terwujud
17:57di tengah-tengah masyarakat,
17:59maka dimungkinkan 30 tahun ke depan
18:03Agustusan gak bikin lagi doa buat kita.
18:05Kenapa?
18:06Mereka tidak punya catatan reputasi kita
18:08dalam membangun keadilan di negeri ini.
18:10Nah, inilah kerangka pikir dan kerangka pijak
18:14yang harus dibangun oleh kita secara bersama-sama
18:17tanpa kita membicarakan berasal dari partai mana.
18:21Karena kita sama-sama berkomitmen
18:22membangun negara ini dengan baik,
18:25membangun keadilan sosial secara paripurna.
18:28Dan keadilan sosial hanya bisa diwujudkan
18:31dengan pendekatan piskal.
18:33Nah, yang terakhir,
18:35Jakarta ini duitnya banyak.
18:37Benar.
18:38Tapi Jakarta duitnya banyak.
18:39Itu duit dari daerah-daerah.
18:43Karena perusahaan di Kalimantan Timur,
18:46perusahaan di Sumatera Barat,
18:48perusahaan di Kalimantan Selatan,
18:50perusahaan di berbagai,
18:52termasuk di perusahaan di Jabar,
18:54itu kantor pusatnya di Jakarta.
18:58Bayar PPH-nya,
19:01itu NPWP-nya Jakarta.
19:05Sehingga dapat bagi hasilnya Jakarta
19:07lebih gede, Pak.
19:08Sebenarnya yang kebagian baunya kami, Pak.
19:11Yang kebagian demonstrasinya kami, Pak.
19:13Tapi yang menikmati dana bagi hasilnya,
19:16Bapak, Pak.
19:17Untuk itu,
19:18kesini kan sekarang sebagian, Pak.
19:19Ya, teman-teman itu loh.
19:21Itu yang di Jabar,
19:22yang di tempat lain juga sama.
19:24Ini yang harus kita bicarakan bersama, Pak.
19:27Kenapa?
19:28Kita ini daerah-daerah,
19:29memiliki tanggung jawab beban yang luar biasa.
19:32Orang Kalimantan punya uang dikeruk.
19:38Ya kan?
19:39Kemudian,
19:41orang Jawa Barat punya uang bagaimana?
19:44Ada debu,
19:45ada asap,
19:47ada limbah,
19:49ada jumlah manusia yang banyak dari mana-mana ke sini.
19:52Ada konflik ketenaga kerjaan,
19:54ada demonstrasi ketenaga kerjaan,
19:56ada problem sosial,
19:58di mana orang yang di sekitarnya asalnya punya sawah,
20:00hilang sawahnya,
20:01asalnya punya kebun,
20:02hilang kebunnya,
20:03kehilangan mata pencariannya,
20:04tergeser dia oleh persaingan orang.
20:08Mereka menjadi kelompok miskin baru.
20:10Nah,
20:11kemudian,
20:12infrastrukturnya buruk,
20:14sanitasi lingkungannya buruk,
20:16pendidikannya sekolah-sekolahnya buruk.
20:19Ini yang menjadi PR kita untuk diperbaiki.
20:22Nah,
20:23kemudian,
20:24Jakarta dapat duit gampang banget, Pak.
20:28Hotel berbintang.
20:31Tidak usah nagih kayak pajak galiance, Pak.
20:35Dikejar-kejar,
20:36diboongin sebagian.
20:38Gitu lho, Pak.
20:39Ada kemudian,
20:40ada debunya,
20:41ada ancaman longsornya.
20:43Jakarta makhaga, Pak.
20:45Gedung perkantoran 27 lantai,
20:4831 lantai.
20:50Beraseh orang bayarnya sambil tersenyum, Pak.
20:52Tidak sambil marah.
20:53Berjenjer.
20:57Tanahnya harganya meningkat.
20:59Sehingga,
21:00dapat berkah.
21:02Makanya,
21:02Bapak dapat berkah jadi ketua DPRD orang Betawi di Jakarta.
21:07Untung tidak jadi ketua DPRD di Jawa Barat, Pak.
21:10Ketuanya pas,
21:11rambutnya sampai lepas, Pak.
21:13Saking pusing, Pak.
21:14Nah,
21:16ini kan,
21:16ini kan,
21:17ini kan yang harus dibicarakan oleh kita.
21:19Dan saya ingin,
21:20para anggota DPRD dalam pertemuannya,
21:23ada rekomendasi-rekomendasi konstributif bagi perbaikan bangsa.
21:27Bagi upaya membangun keadilan sosial.
21:30Bagi upaya melakukan kebijakan keadilan fiskal.
21:35Karena apa?
21:36Karena negeri ini hanya bisa dibangun dengan,
21:39fiskal yang baik,
21:40fiskal yang sehat,
21:42fiskal yang terencana,
21:43fiskal yang terarah,
21:45dan fiskal yang tidak lari ke luar negeri.
21:47Fiskalnya harus berputar di sini.
21:49Untuk itu,
21:50saya mengucapkan terima kasih.
21:52Semoga,
21:52kalau tadi,
21:54Pak,
21:54Ketua DPRD Jawa Barat sudah dinobatkan sebagai ketua terpilih,
21:59saya mengucapkan selamat, Pak.
22:00Ya kan?
22:01Karena yang menyampaikannya ketua DPRD DKI yang ketua hari ini.
22:06Dan saya baru, Pak,
22:07sepanjang sejarah berdemokrasi, Pak,
22:09ada ketua asosiasi,
22:12partainya beda,
22:13daerahnya beda,
22:14menyerahkan tampu kekuasaan pada Bapak.
22:17Pada tempat tadi yang partainya berbeda,
22:19kenapa itu diberikan?
22:21Karena memang enggak ada honornya, Pak.
22:26Ya, Pak, ya.
22:27Duitnya kan harus nyari sendiri, Pak.
22:28Tapi selain itu adalah bentuk penghormatan dan penghargaan.
22:34Gitu loh.
22:35Penghormatan dan penghargaan jauh lebih tinggi dibanding honor.
22:38Untuk itu kan jadi ketua DPRD itu mencari kehormatan dan mencari penghargaan,
22:42bukan mencari honor.
22:44Makanya honornya enggak usah gede-gede.
22:45Bohong ya, tang, harus lebih tinggi lagi.
22:49Saya ucapkan terima kasih para Wakil Ketua DPRD Provinsi Jawa Barat.
22:53Mudah-mudahan pertemuan ini pertemuan yang berkah,
22:56pertemuan yang membawa kebaikan,
22:58dan pertemuan yang bisa melahirkan rasa adil bagi kepentingan masyarakat Indonesia.
23:03Dan kita berharap dengan kepemimpinan Pak Prabowo Subianto,
23:08kita akan bisa terus meningkatkan kinerja pembangunan,
23:11mendorong pertumbuhan,
23:13menyiapkan investasi,
23:15menjaga investasi dengan baik,
23:18menumbuhkan tenaga kerja,
23:19menjaga kesehatan rakyat,
23:21meningkatkan kualitas pendidikan,
23:23kualitas lingkungan hidup,
23:24dan layanan birokrasi
23:26yang berdaya guna, berhasil guna,
23:29memiliki aspek output,
23:31outputkan dan benefit,
23:33yang pada akhirnya tercipta keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia,
23:37dalam bingkai negara kesatuan Republik Indonesia.
23:42Saya ucapkan terima kasih,
23:43dan terakhir,
23:44ini bahan renungan kita Pak,
23:47ini saya selalu ngomong berulang-ulang,
23:49gedung ini namanya gedung sate Pak,
23:52satenya itu ada enam Pak,
23:55kata sekda saya,
23:56enam itu melambangkan bahwa dulu,
23:58POC,
23:59itu membangun dengan enam juta golden,
24:04dan saya itu sampai hari ini tetap merasa malu Pak,
24:09sebagai birokrat,
24:10sebagai politisi,
24:12makanya saya punya ambisi untuk mewujudkan itu.
24:14Kenapa,
24:16Belanda Pak,
24:17membangun infrastruktur di mana-mana,
24:20dengan satu,
24:21pelabuhan,
24:23dua,
24:24lapangan terbang Pak,
24:25Markas Pertahanan Angkatan Udara,
24:29gedung-gedung di mana-mana,
24:31kemudian jaringan irigasi,
24:33jaringan kereta api,
24:35jaringan listrik,
24:36telekomunikasi,
24:39mereka cuma ngandelin,
24:41jualan teh di Jawa Barat,
24:45jualan kina,
24:48jualan karet,
24:50jualan teh,
24:51jualan kina,
24:52jualan karet,
24:54bisa bikin gedung sate,
24:55bisa bikin gedung pakuan,
24:58gedung bank Indonesia,
25:00stasiun kereta api,
25:03husen,
25:04pangkalan udara,
25:05pelabuhan,
25:07jaringan laut,
25:08jaringan prajarat,
25:10kita ini sudah segala dijual,
25:11sudah bikin apa?
25:12nah ini saya kenapa,
25:18saya sangat ketat sama fiskal,
25:20itu-itu,
25:21kita ini sudah segala dijual,
25:23kita ini sudah bikin apa?
25:25ini renungan kemerdekaan kita,
25:28Belanda yang katanya penjajah,
25:30hanya ngelola kebun enteh,
25:32kebun karet,
25:34kalau di Jawa Barat,
25:35sama kebun kina,
25:36bisa bikin bangunan di Jawa Barat seperti ini,
25:39kita sudah bikin belapa pangkalan udara,
25:41kita sudah bikin berapa pelabuhan,
25:46berapa stasiun kereta api,
25:48berapa rel kereta api baru,
25:50yang ada pun rel kereta apinya,
25:52sekarang hilang,
25:53dengan papan-papan dan besi-besinya,
25:56nah mudah-mudahan ini bahan evaluasi kita,
25:59kita sudah,
26:00kata orang Sunda,
26:01kita sudah tunggul di larung,
26:03catang dirumpak,
26:04sudah segala diangkat,
26:05pasir diangkat,
26:07batu diangkat,
26:08laut dikerudak,
26:09segala rupa,
26:10kok kita tidak kaya-kaya,
26:13kenapa sih,
26:14berarti,
26:15ada perencanaan belanja yang salah,
26:18ada belanja yang salah,
26:20untuk itu,
26:21mari kita perbaiki,
26:23cara belanja kita,
26:25dan cara mengelola keuangan kita,
26:27dengan prinsip dua,
26:28kata orang Sunda,
26:29sa'etik kudu mahi,
26:31loba kudu nyesa,
26:34apa artinya,
26:35sedikit harus cukup,
26:37kemudian banyak harus tersisa,
26:39dan di Jawa Barat itu lengkap,
26:41di Jawa Barat itu,
26:42ada daerah yang paling makmur,
26:44namanya Cimahi,
26:47mahi itu artinya cukup,
26:48ada daerah yang paling susah,
26:50namanya Cisaat,
26:51saat itu artinya kering,
26:52nah itu Jawa Barat,
26:53dan Jawa Barat itu,
26:54kekuatannya di air,
26:56jadi kalau orang Jawa Barat,
26:58pengen makmur,
26:59maka perkuatlah,
27:01pengelolaan air,
27:03kalau airnya terjaga,
27:04bersih,
27:05terpelihara,
27:06Jawa Barat akan subur,
27:08makmur,
27:09gemah ripah,
27:10loh jinawi,
27:12demikian,
27:12saya ucapkan terima kasih,
27:14mohon maaf,
27:14atas segala kekurangannya,
27:16semoga pertemuan ini,
27:17pertemuan yang membawa,
27:19kebahagiaan,
27:20ketika pulang ke rumahnya,
27:22masing-masing,
27:24semoga betah di Bandung,
27:26bisa makan di Bandung,
27:27tidur nyenyak di Bandung,
27:28tapi tidak boleh,
27:29tidurnya ditemani oleh orang Bandung,
27:32ha-turnuhun,
27:33wa'allahu mu'afiq ilaq wa'fidhu riq,
27:35Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
27:37Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh,
27:39baik ha-turnuhun,
27:46saya Radisa Putra,
27:50Saksikan program-program Kompas TV melalui siaran digital, pay TV, dan media streaming lainnya.
27:55Kompas TV, independen, terpercaya.