Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utamaLewati ke footer
  • kemarin dulu
JAKARTA, KOMPAS.TV Gubernur Jawa Barat (Jabar), Dedi Mulyadi belakangan kerap viral menjadi sorotan publik akibat sejumlah gebrakan dalam kebijakan-kebijakannya.

Mulai dari penanganan bencana banjir, pengiriman pelajar bermasalah ke barak militer, pelarangan study tour dan wisuda bagi siswa sekolah, hingga program KB vasektomi bagi penerima bantuan sosial.

Lantas, bagaimana respons dan sentimen netizen terhadap berbagai kebijakan Dedi Mulyadi ini?

Berikut dialog Jurnalis Digital KompasTV bersama Pakar Media Sosial dari Drone Emprit, Ismail Fahmi.

Baca Juga [FULL] DPR Buka Suara Soroti Program Dedi Mulyadi 'Gembleng' Siswa Bermasalah di Barak Militer di https://www.kompas.tv/nasional/591149/full-dpr-buka-suara-soroti-program-dedi-mulyadi-gembleng-siswa-bermasalah-di-barak-militer

#dedimulyadi #vasektomi #jawabarat #jabar

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/591161/viral-dedi-mulyadi-soal-vasektomi-anak-bermasalah-ke-barak-tni-drone-emprit-bedah-sentimen-netizen
Transkrip
00:00Orang tua yang lain itu menyambut gembira ketika wisuda dihapus.
00:03Keluarga ini menolak wisuda dihapus.
00:05Ya kalau gitu saya nggak usah bantuk Rohiman.
00:08Tidak ada pelatihan militer.
00:10Jadi masuk barang militer bukan lantihan perang-perangan, bukan.
00:13Keluarga yang tidak mampu hari ini melahirkannya naik kelasnya sesar.
00:1825 juta.
00:19Masa harus terus-terusan 25 juta untuk melahirkan?
00:22Itu bisa bangun rumah itu.
00:24Makanya berhentilah bikin anak kalau tidak sanggup menapkahin dengan baik.
00:30Gubernur Jawa Barat Deddy Mulyadi belakangan ini kerap mendapat sorotan
00:36karena mengeluarkan keberakan dalam kebijakan-kebijakannya.
00:40Mulai dari penanganan banjir, kemudian pelajar yang bermasalah dikirim ke barat militer
00:45hingga KB pria atau fasektomi yang menjadi syarat penerima bansos di Jawa Barat.
00:51Lantas, bagaimana sentimen netizen menanggapi geberakan Kang Deddy Mulyadi tersebut?
00:56Saat ini saya sedang bersama pakar sosial media dari Drone Empreed, Mas Ismail Fahmi.
01:01Selamat sore, Mas.
01:02Selamat sore, Mbak Sinta.
01:04Selamat sore, Mas. Kabarnya baik ya?
01:06Alhamdulillah, kabar baik.
01:08Oke, Mas. Hari ini kita akan membahas soal sentimen netizen ini terhadap geberakan
01:14dan kebijakan-kebijakan yang dalam beberapa waktu terakhir ini menjadi sorotan netizen ya, Mas.
01:20Nah, di sini bagaimana Mas Fahmi ini menilai strategi komunikasi gubernur Kang Deddy Mulyadi ini
01:28di media sosial sejauh ini, Mas?
01:31Pertama kita lihat dari data ya, dari data sentimen.
01:35Itu sangat positif kalau kita lihat dari media online ya.
01:40Misalnya, kalau dari media online kita bisa lihat sentimen positif itu 69 persen,
01:44di mana apa yang dilakukan Kang Deddy Mulyadi itu kan jadi pemberitaan.
01:50Nah, di pemberitaan itu cenderungnya positif.
01:53Media-media mengangkat secara positif.
01:56Kemudian, kalau kita lihat juga di media sosial, sentimen positifnya itu 50 persen,
02:03negatifnya mungkin agak lebih tinggi, 38 persen.
02:06Itu artinya apa? Masih tetap lebih tinggi ya sentimen positifnya.
02:10Nanti kita bisa ulas itu kenapa ada negatif.
02:12Nanti menunjukkan bahwa komunikasinya sangat efektif.
02:16Dilihat baik dari media online maupun media sosial cenderung positif.
02:20Nah, komunikasi yang saya lihat kenapa itu jadi positif,
02:24salah satunya kan kelihatan natural.
02:26Dia punya prinsip.
02:27Prinsip dia misalnya salah satunya itu ketika lihat ada kerusakan alam,
02:32dia hubungkan itu ketika ngobrol dengan si pemilik vila,
02:34yang dibongkar itu di puncak itu misalnya,
02:37ini melanggar, melawan hukum alam, dan lain-lain.
02:41Dan ketika membersihkan sungai, membersihkan vila lagi di tempat yang lain di Bandung,
02:46kayak gitu, juga sama.
02:47Ada suatu prinsip yang dia pegang,
02:49dan prinsip itu seperti,
02:52kalau saya lihat di antara pemimpin sekarang kan mulai kekurang ya.
02:56Yang memimpin berdasarkan prinsip.
02:59Apapun prinsipnya.
03:00Sering itu sifatnya pragmatis ya, untuk kepentingan pribadi.
03:04Tapi prinsip itu ketika dijalankan, itu kadang-kadang berat.
03:08Karena harus menegakkan sesuatu yang misalnya orang sering melanggar.
03:13Jadi, itu dia perlihatkan secara apa adanya.
03:18Itu kelihatannya ya, kalau kita lihat di video yang direkam oleh timnya,
03:23kemudian di-share, itu masyarakat melihat itu cukup natural.
03:26Dan pola ini disukain oleh publik,
03:29dan memang ada pro dan kontra,
03:32makanya itu kita bisa lihat di media sosial,
03:35ternyata cukup tinggi juga.
03:36Isi negatifnya itu sekitar 30 persen lebih.
03:39Berarti dari penjelasan Mas Fahmi tadi,
03:44pendekatan beliau ini di media sosial cukup efektif ya, Mas?
03:48Di dalam media sosial.
03:49Tapi, kalau kita lihat, apakah pendekatan beliau ini
03:53efektif dalam menjangkau masyarakat Jawa Barat?
03:57Karena kan, Kang Deddy ini kan sebagai pemimpin di Jawa Barat ya.
04:01Jadi, pendekatan-pendekatan yang beliau lakukan ini
04:03kira-kira efektif atau tidak
04:05untuk menjangkau para masyarakat di Jawa Barat, Mas?
04:12Kemudian kalau kita lihat dari sisi masyarakat Jawa Barat,
04:15itu kan luas sekali ya.
04:16Mulai dari Depok gitu ya,
04:19dari terdekat dengan Jakarta sampai ke mana,
04:22kekuningan ke mana itu masih dijawab.
04:24Jadi, saking luasnya.
04:25Artinya problem-problem juga cukup banyak yang ada kan gitu.
04:29Dan apa yang ditampilkan,
04:31itu kadang sifatnya masih lokal.
04:33Di Puncak, kemudian di Bekasi,
04:36di beberapa tempat yang lain.
04:37Dan ada beberapa yang sifatnya cukup luas,
04:42impaknya.
04:42Misalnya soal kebijakan tidak boleh-lebih sudah.
04:45Itu kan bisa jadi di hampir semua sekolah kan,
04:47bisa kena.
04:48Jadi, efektif atau tidak,
04:50itu nanti bisa dilihat dari kebijakan itu mengenai
04:52secara lokal,
04:54beberapa kebupaten atau wilayah saja
04:55yang terdampak atau seluruh Jawa Barat.
04:58Nah, ini yang nanti akan diuji.
05:00Beberapa, memang jelas,
05:01kalau seandainya ada problemnya sifatnya lokal,
05:04itu kan bisa berimpak cukup luas.
05:06Misalnya kalau pembangunan vila
05:08yang ada di Puncak itu
05:10bericep berimpak di bawah-bawahnya.
05:12Jadi, serai impak itu bisa dirasakan
05:13oleh masyarakat di bawahnya.
05:15Mereka merasa tenang,
05:16merasa terwakili,
05:18bisa melawan,
05:19gubernurnya itu bisa melawan
05:21pemilik model lah misalnya.
05:24Tapi ini kan perlu waktu.
05:26Perlu waktu.
05:27Yang ditampilkan itu kan
05:28biasanya sifatnya masih sementara.
05:30Benar-benar berimpak.
05:31Itu ke depan.
05:34Dan salah satu yang membuat
05:36impak luas,
05:37itu kan kebijakan.
05:38Sudah dipelidikan beberapa kebijakan,
05:40misalnya yang kecil lah.
05:42Misalnya soal wisuda,
05:43anak sekolah,
05:44ini tidak perlu.
05:45Tapi yang sebutnya kan banyak sekali
05:46kebijakan-kebijakan yang lain.
05:48Kebijakan tentang
05:49bagaimana bisa meningkatkan
05:52jumlah tenaga kerja,
05:54kebijakan soal kemudahan
05:55atau dukungan kepada UMKM misalnya,
05:58kemudahan kepada petani,
06:00dan lain-lain.
06:02Kebijakan ini bisa luas,
06:03dan itu bisa diturunkan
06:04dalam bentuk
06:05rencana
06:06RAPBD,
06:07kemudian masuk,
06:08kemudian
06:09dari anggaran tadi,
06:11kemudian jadi
06:12program yang betul-betul
06:13bisa berjalan atau tidak.
06:15Nah, ini kan butuh waktu.
06:16Saya kira,
06:17tapi untuk waktu yang sikat,
06:18keberakan itu
06:19sudah cukup efektif,
06:21saya lihat,
06:21dan waktu yang nanti
06:22akan membuktikan
06:23apakah benar-benar
06:24berimpak efektif tadi.
06:26Oke,
06:27jadi kita
06:27juga sedang menunggu ya,
06:29apakah kebijakan
06:30dan hal tersebut
06:32bisa berimpak
06:33jangka panjang gitu ya,
06:34Mas ya.
06:35Nah,
06:35kalau Mas Fahmi ini melihat,
06:37Kang Deddy ini kan
06:38sering
06:39memposting
06:40sebuah kegiatan
06:41atau bagaimana
06:42aktivitasnya
06:43sebagai gubernur
06:44Jawa Barat ini
06:45di media sosial gitu.
06:47Jenis konten apa ya,
06:48Mas,
06:48yang paling berhasil
06:50menarik perhatian publik
06:51dari
06:52kebijakannya
06:53Kang Deddy ini.
06:54Kadang-kadang Kang Deddy
06:55juga aktif di YouTube,
06:56kemudian di Instagram,
06:58TikTok,
06:58dan lain sebagainya gitu.
06:59Kalau Mas Fahmi
07:00melihatnya seperti apa?
07:02Jadi beberapa
07:03kegiatan ya,
07:05sebutnya kan banyak
07:06yang dia posting itu.
07:07Tapi bisa sebut sih
07:08beberapa yang cukup viral gitu.
07:09Misalnya
07:10pembongkaran
07:12vila yang ada di puncak.
07:14Kemudian dialog dengan
07:15anak sekolah tadi,
07:16lulusan SMA tadi kan.
07:18Iya, betul.
07:18Nah, itu.
07:19Kemudian juga soal
07:20isu yang kontroversial,
07:21soal vasectomy.
07:22Jadi yang menjadi viral
07:24itu biasanya yang kontroversial.
07:26Soal dialog dengan
07:27si anak ini
07:28jadi kontroversial.
07:29Kenapa?
07:29Karena ternyata,
07:30jadi pertanyaan,
07:31apakah ini natural
07:32atau settingan?
07:33Karena ini sebetulnya,
07:35apakah anak sekolah
07:36atau lulusan biasa saja?
07:38Atau sebetulnya dia
07:39secara track record
07:40ternyata kok pernah ada di TV,
07:41pernah ada di iklan,
07:43dan lain-lain.
07:44Jadi pertanyaan,
07:44kontroversinya ada di situ.
07:46Sebetulnya kalau ada di sisi topik,
07:48itu kan sudah bagus,
07:50disukain sama orang,
07:51masyarakat juga.
07:52bagaimana supaya orang tua
07:55orang tua tidak terpaksa
07:56harus mengeluarkan biaya
07:57yang tidak perlu
07:58untuk bisuda.
07:59Di luar pun juga
08:00enggak ada
08:00bisuda untuk sekolah.
08:01Di Indonesia saja yang ada.
08:03Dan ini sebetulnya
08:04secara common sense,
08:05itu kena.
08:06Tinggal penyajiannya,
08:08kenapa kok kemudian
08:08menghadirkan anak ini?
08:09Ini kemudian jadi kontroversi.
08:11Kemudian juga soal
08:12vasectomy.
08:13jadinya kita agak
08:15agak blur ya,
08:17apa itu,
08:18fokus kita jadinya,
08:19tadinya kan rencana kan bagus
08:20untuk memberi bantuan
08:22kepada masyarakat miskin.
08:24Itu kan kebijakan yang bagus.
08:26Tapi adanya syarat vasectomy ini
08:27menjadi kontroversial.
08:29Jadi mungkin ada kebijakan-kebijakan yang lain,
08:31kegiatan yang lain,
08:32kemudian diposting ya,
08:33tapi tidak seramai ini.
08:35Jadi kalau kita lihat
08:36dari beberapa yang ramai ini
08:38yang memang benar-benar
08:39sepacau kontroversial,
08:41sesuatu yang baru,
08:43misalnya
08:44berani membongkar
08:46vila yang ada di puncak itu,
08:47itu kan sesuatu yang baru,
08:48sudah dipangun,
08:50berani membongkar,
08:52itu sesuatu yang baru.
08:52Belum pernah orang mungkin melihat
08:54dari pemimpin sebelumnya
08:55seberani itu, gitu.
08:57Sungai yang ada di Bekasi,
08:59kayak gitu kan,
08:59jadi lumayan viral juga itu.
09:01Gimana sebelumnya belum pernah
09:02melawan preman,
09:04itu kan kontroversial, gitu.
09:06Jadi banyak,
09:07tapi yang hal-hal sepatnya
09:08kontroversial dan menarik banyak orang,
09:10menarik perdebatan,
09:11itu yang biasanya
09:12lebih viral, gitu.
09:15Oke.
09:16Nah tadi di awal,
09:17Mas Fami ini juga sudah mention
09:19untuk sentimen netizen, ya.
09:23Jadi ini ada
09:23sempat aku baca juga, Mas,
09:26menurut postingan dari
09:27akun Don Empret Official
09:28di PlatformX,
09:30sentimen positif ini
09:31lebih dominan, ya.
09:32Dari data yang kita bisa lihat itu,
09:35media online,
09:36sentimen positifnya itu
09:3769 persen,
09:38kemudian negatifnya 6 persen.
09:40Memang agak berbeda jauh, ya.
09:42Kemudian kalau untuk media sosial sendiri,
09:44sentimen positifnya 50 persen,
09:46negatifnya 38 persen,
09:48dan sisanya itu netral.
09:50Nah, kalau dilihat, Mas,
09:51sentimen positif ini
09:52tidak terlalu jauh
09:53antara media online
09:55dan media sosial.
09:56Kalau di media online,
09:57tadi 69,
09:58media sosial 50,
10:00jadi tidak terlalu jauh, ya,
10:02untuk jaraknya.
10:03Nah, tapi kalau kita lihat,
10:06untuk sentimen negatifnya,
10:07ini terpauh jauh.
10:09Sangat jauh, Mas,
10:10angkanya.
10:10Di media online ini,
10:12sentimen negatifnya itu 6 persen,
10:13kemudian untuk di media sosial itu,
10:15sentimen negatifnya 38 persen.
10:18Mengapa, ya,
10:19media sosial ini menunjukkan
10:20persentase negatif
10:22yang jauh lebih tinggi, Mas?
10:24Kalau kita lihat,
10:25pertama dari media online dulu,
10:27yang positifnya paling tinggi,
10:30yang habis itu kan netral, ya.
10:31Jadi, netral itu biasanya kan media berita, ya.
10:34Berita, dia memberitakan secara netral,
10:37dan kemudian yang sifatnya yang positif tadi.
10:39Karena banyak positif,
10:40itu mungkin karena sejalan dengan
10:42kegiatan-kegiatan yang diunggah.
10:45Rame juga di media sosial,
10:46rame juga di media online.
10:48Nah, kenapa di media sosial
10:49ternyata negatifnya juga tinggi?
10:52Tingginya sentimen positif
10:55dan sentimen negatif,
10:56itu menunjukkan apa?
10:57Itu merupakan sinyal adanya perpecahan pendapatnya,
11:00opini terbelah
11:02antara yang positif dan negatif.
11:04Sementara kalau yang tadi media sosial,
11:05media online kan cenderung positif
11:07atau netral saja.
11:08Netral itu tidak punya keberpihakan,
11:10nak katakan hanya berita saja.
11:11Cenderung positif.
11:12Karena memberitakan-memberitakan saja
11:14tanpa banyak memberitakan
11:16yang sifatnya kritik,
11:17ketidakpuasan,
11:20ketidaksetujuan,
11:21barangkali.
11:21Nah, kritik, ketidakpuasan,
11:23ketidaksetujuan,
11:24ada kecurigaan juga,
11:26itu adanya di media sosial.
11:27Jadi, yang salah satu yang membuat cukup rame
11:30dan tinggi itu,
11:31terakhir adalah dialog dengan putri tadi.
11:35Misalnya,
11:36itu sebetulnya kan positif.
11:38Positif soal wisuda.
11:40Itu bagaimana,
11:41supaya tidak banyak,
11:42ya, ya, yang nggak perlu keluar.
11:44Tetapi adanya settingan,
11:45dan lain-lain itu membuat apa?
11:47Pabrik jadinya ragu-ragu.
11:48Jangan-jangan ini lebih banyak pencitraan.
11:51Ada settingannya gitu ya, Mas.
11:53Ya, pencitraan itu kan hal yang normal,
11:56ya, untuk memberitakan,
11:57ya, dan itu dalam ilmu komunikasi juga penting,
12:00supaya sampai di publik.
12:02Cuma memang,
12:03itu akan jadi pertanyaan,
12:04di antara mereka yang kritis,
12:05itu bisa langsung menyampaikan,
12:06Pak.
12:07Kalau kita lihat di antara kluster,
12:09ya,
12:09kemudian kita lihat lagi itu di analisis,
12:11sosial network analisisnya dari peta sejaringnya,
12:14itu ada kluster-klusternya.
12:15Kluster yang mereka kritis,
12:17itu kan banyak para aktivis.
12:19Para aktivis yang mereka biasanya
12:22bisa melihat kebijakan,
12:23bisa melihat esensi,
12:25bisa melihat dibalik suatu yang sifatnya
12:28hanya yang viral,
12:30mereka tidak terbawa hanya yang hype-nya saja.
12:34Mereka itu bisa menyampaikan kritik-kritik.
12:36Dan inilah yang bisa memberikan sentimen negatif
12:38sampai 30 persen lebih itu.
12:40Jadi,
12:41nah, sementara,
12:42masyarakat umum,
12:43dan mungkin juga fans-nya,
12:45pendukungnya,
12:46memberikan sentimen yang positif,
12:48dukungan,
12:49positif kepada KDM ini.
12:53Oke.
12:54Berarti,
12:55kalau seperti ini,
12:57mas,
12:57kalau misalkan dari perspektif media
12:59dimonitor gitu ya,
13:02ada kan indikasi-indikasi bahwa
13:04isu-isu kontroversial yang diangkat ini
13:07bisa membangun engagement
13:09dan membangun citra sebuah public figure ya,
13:12termasuk dari gubernur Jawa Barat ini ya.
13:14meskipun itu mengandung resiko
13:17backless atau penolakan dari publik.
13:19Kalau mas Fahmi ini melihatnya seperti apa?
13:23Karena kan,
13:24tadi kan mas Fahmi menyebutkan
13:28ada perpecahan antara
13:29yang menerima dan ada penolakan.
13:32Kalau itu kan jatuhnya,
13:34kalau dari gubernur itu sendiri,
13:36berarti mereka mengambil resiko kan.
13:39Ada yang menerima,
13:40ada yang menolak.
13:41Kalau dari mas Fahmi seperti apa?
13:42Jadi kalau mau jadi pemimpin,
13:46itu kita nggak bisa memuaskan banyak pihak.
13:49Orang yang punya prinsip,
13:50punya jalan,
13:51pasti itu kan jatuh dan bangun.
13:53Selama dia menjalankan prinsipnya
13:55dengan benar nih,
13:57nggak usah khawatir.
13:58Sebab kalau ingin menyenangkan banyak orang,
14:01jangan jadi pemimpin kan.
14:02Jadi penjual es krim,
14:03itu semua orang pasti senang.
14:05Itu guionannya kira-kira seperti itu.
14:07Jadi mereka pemimpin yang berani
14:08mengambil resiko.
14:10Ambilan resiko untuk dapat
14:11backlash, kritikan,
14:13karena dia megang prinsipnya.
14:15Itu malah bagus.
14:16Tapi dengan catatan adalah,
14:18dia mau mendengarkan.
14:20Jadi bukan hanya satu pihak saja,
14:21dia punya prinsip,
14:22jalanin saja,
14:23tapi nggak mau mendengarkan.
14:25Orang memberikan kritik,
14:26itu kan jadi masukan.
14:27Misalnya nih,
14:28terkait dengan vasectomy,
14:30terkait dengan dialog
14:31dengan si anak tadi.
14:32banyak yang mengkritik
14:34bahwa itu settingan,
14:36bahwa itu dialognya itu satu arah.
14:38Artinya kan kalau dia mau mendengarkan,
14:40bisa dimasukkan berikutnya.
14:42Gimana caranya dialog bisa sampai dua arah?
14:44Gimana caranya supaya
14:45bukan hanya dari dia saja,
14:48mendengarkan.
14:49Mungkin bisa dilihat contohnya.
14:51Dialog yang disukain banyak orang,
14:52misalnya Anis,
14:54waktu Anis.
14:55Waktu mencapres waktu itu.
14:57Kan dia bikin dialog.
14:58ngumpul di dalam hal,
15:00kemudian ngobrol dengan
15:02petani secara rame-rame,
15:03masih semua rame-rame,
15:05dengan tokoh-tokoh,
15:05sehingga pemikirannya itu bisa
15:07diuji.
15:09Karena salah satu kritiknya adalah,
15:11ini kebijakan yang dilakukan itu
15:13berdasarkan kajian atau tidak?
15:17Ada dan sen teorinya atau tidak?
15:19Atau segedar yang sifatnya
15:21impulsif saja?
15:22Karena ini sifatnya kontroversial,
15:24kemudian diangkat.
15:25Ini kan jadi pertanyaan, netizen.
15:27Dan kalau KDM mau mendengarkan,
15:29misalnya gitu,
15:30wah ini bagus nih.
15:31Saya punya prinsip,
15:32saya punya teori.
15:33Ayo siap, misalnya dialog dengan mahasiswa.
15:36Di hall kayak gitu kan banyak kampus kan,
15:38juga di Bandung gitu,
15:41di Jawa Barat.
15:42Ada di ITB, di UNPAD,
15:43di mana-mana.
15:44Ngobrol dengan mereka,
15:45dibuka,
15:46ini loh kebijakan saya.
15:47Ayo silahkan,
15:47mau tanya apa di situ.
15:48Nah ini kan kritikan yang tadi,
15:51direspon secara positif,
15:53kalau dilakukan,
15:54sehingga apa?
15:55Pabrik pun akhirnya saya tahu.
15:57Bahwa yang dilakukan Dedy Mulyadi ini,
15:59punya prinsip,
16:00punya dasar,
16:01punya dasar pemikiran,
16:02ada common sense,
16:04ada kebupiahkan.
16:05Dia sudah punya pengalaman-pengalaman sebelumnya,
16:07dia punya contoh-contoh sebelumnya,
16:08dan itu akan bisa memberikan dukungan,
16:11yang jauh lebih besar lagi,
16:12kepada dia gitu.
16:13Baik mereka yang tadinya,
16:15nggak suka,
16:16atau skeptis,
16:17akhirnya bisa mendukung kan?
16:18Karena adanya dialog tadi.
16:19Jadi,
16:20saya kira,
16:21nggak usah khawatir,
16:23pemimpin itu untuk ngambil risiko,
16:25dan apapun itu,
16:27itu bisa jadiin masukan,
16:28untuk membuat jadi lebih baik lagi.
16:30Oke,
16:31oke.
16:33Dari data juga,
16:34yang sudah saya baca,
16:35melalui platform X,
16:37dari Drone Amplit Official ini,
16:38tren pembahasan Kang Dedy ini,
16:40terus meninggi ya mas,
16:41dalam dua bulan terakhir ini,
16:43di media sosial,
16:44maupun di media online.
16:45Nah,
16:45terkhusus,
16:46di dalam satu minggu terakhir ini,
16:48melesat gitu ya,
16:50apa yang menjadi faktor utama,
16:52dibalik terus meningkatnya,
16:54tren pembahasan Kang Dedy ini mas?
16:57Jadi,
16:57kalau kita lihat ya,
16:58dari data,
16:59kenapa itu tren naik,
17:00di beberapa waktu,
17:01yang terakhir,
17:02itu kan karena ada isu ya,
17:03isunya beberapa kali muncul,
17:06dan terutama yang menimbulkan,
17:07pro dan kontra.
17:08Yang terakhir,
17:09kalau dilihat kan soal,
17:10pertama soal ini kan,
17:12soal apa itu isu,
17:14wisuda,
17:15anak sekolah ya,
17:16wisuda.
17:17Wisuda itu,
17:18secara common sense,
17:20itu,
17:21memberatkan.
17:22Dan orang-orang pun,
17:23yang nggak punya anak,
17:24juga heran,
17:25kok bisa itu dari TK,
17:26SD,
17:26SMP,
17:27SMA,
17:27itu ada wisuda,
17:28segitu mahal gitu.
17:29Hanya ada di Indonesia.
17:31Dan berani Kang Dedy itu,
17:33untuk kemudian,
17:34mendebrak kan,
17:36kayak tidak.
17:36Itu dapat dukungan positif.
17:38Dan yang kedua,
17:39dialognya ini,
17:40kan memiliki perpecahan,
17:42menimbulkan,
17:43apa,
17:43sentimen yang terbelah,
17:45kan gitu.
17:46Jangan-jangan,
17:47ini hanya settingan,
17:48gitu.
17:49Yang tadinya sudah positif,
17:50jadi dapat negatif,
17:51atau kritikan.
17:52Jadi,
17:53kalau seandainya dia tidak dialog dengan putri ini,
17:55ya mungkin obrolannya naik,
17:57biasa saja.
17:57Tapi begitu ada kontroversi,
17:59maulah naiknya di dobel,
18:00gini.
18:01Jadi,
18:01itu salah satu ya,
18:03yang menyebabkan,
18:04kenapa naik tinggi.
18:06Kedua adalah soal,
18:08persyaratan,
18:08untuk menerima bantuan,
18:10harus ada vasectomi.
18:10Ini kan mendapatkan respon yang banyak,
18:13dari banyak pihak.
18:14Misalnya dari,
18:15dari,
18:16MUI juga sama,
18:18gitu kan,
18:18dari beberapa tokoh MUI yang ada aktif di media sosial.
18:21Menyampaikan bahwa,
18:23kalau memang itu diri syarat,
18:24kan kebanyakan umat Islam juga,
18:26gitu.
18:26Tidak boleh kemudian dia tidak punya keturunan,
18:30misalnya kayak gitu.
18:31Lebih baik jangan ambil,
18:32gitu.
18:33Artinya,
18:33hal yang positif sudah,
18:35bagus,
18:36mau dikan bantuan.
18:36Tapi sama,
18:37ada kontroversinya tadi,
18:38mirip kayak tadi.
18:39Sehingga dia mendapatkan dua,
18:40dua pola percakapan.
18:42Pertama,
18:42percakapan dukungan,
18:43satu lagi percakapan yang sifatnya kritikan.
18:46Double jadinya.
18:47Jadi,
18:47kalau kita hanya lihat saja tren,
18:49kalau dihitung positif-negatif,
18:51ya jadi naik nih,
18:52dalam katakan,
18:53dua minggu terakhir ini,
18:55gitu,
18:55dari isu-isu tangan.
18:56Oke.
18:57Oke.
18:58Dari julukannya aja,
19:00sudah gubernur konten,
19:02gitu ya Mas.
19:03Kalau menurut,
19:04dari pandangan Mas Fahmi ini,
19:07julukan gubernur konten ini,
19:09sebenarnya bisa menjadi aset,
19:11untuk membangun citra,
19:12atau justru untuk kedepannya,
19:14nanti bisa menjadi mengurang,
19:15bagi Kang Debi ini sendiri?
19:18Jadi sebetulnya,
19:18kembali kayak tadi ya,
19:20pemimpin itu fokus ke prinsip sih.
19:23Menurut saya ya,
19:24dia punya prinsip,
19:25dia punya landasan,
19:26pengambilan kebijakan itu,
19:27ada kajian,
19:28atau pengalaman,
19:29ada pemimpin yang dia punya insting,
19:31gitu.
19:32Wah, ini nggak bener lah,
19:32yang dijalanin.
19:33Karena sudah punya pengalaman lama,
19:34sampai jadi,
19:35akhirnya ada instingnya juga.
19:37Ada yang menggunakan data,
19:38by data,
19:39atau berdasarkan kajian sebelumnya.
19:41Selama dia berdasarkan itu,
19:43go on, gitu.
19:44Dan pola komunikasi,
19:46itu kan bisa macam-macam.
19:47bisa model yang kayak Kang Debi tadi,
19:50selalu di videoin,
19:53datang ke masyarakat kecil,
19:54yang menjual minuman keras tadi kan langsung dihajar,
19:57itu viral, gitu.
19:58Hal-hal kecil itu bisa jadi viral, gitu ya.
20:00Ini jadi salah satu,
20:02satu ketakan untuk membuat diri terkenal,
20:06itu jadi hal yang positif.
20:07Tetapi,
20:08jadi gubernur kan nggak cukup itu, kan.
20:10Kebijakannya seperti apa?
20:12Grandesainnya seperti apa?
20:13Mau dibawa kemana ini Jawa Barat, gitu.
20:16Pendidikannya,
20:16kesehatannya,
20:18terus kemudian juga aspek kesejahteraannya,
20:21infrastrukturnya, dan lain-lain.
20:23Mau kemana ini, gitu.
20:24Itu kan arahnya ke kebijakan besar.
20:26Nah, waktu yang sikat bisa lah,
20:29lutupan-lutupan kecil, gitu.
20:30Yang disampaikan, ya,
20:31dari event-event tadi.
20:33Tapi,
20:33akan dirasakan betul nggak?
20:35Tadi kan di pertanyaan awal.
20:36Impactnya seperti apa?
20:38Yang dirasakan.
20:38Dan impact itu bisa terasa luas di Jawa Barat.
20:42Kalau apa?
20:43Kalau ada cita-cita,
20:45visi dalam menjadi pemimpin,
20:48diwujudkan dalam bentuk perencanaan,
20:50dan rencananya pun harus ada anggarannya, kan.
20:53Jadi,
20:53politik anggarannya ada.
20:55Oke, misalnya untuk membangun pendidikan.
20:58Itu katanya, oke,
20:59daripada ini untuk bantuan ormas,
21:03misalnya, gitu.
21:03Mungkin untuk membangun sekolah,
21:05misalnya, gitu.
21:05Ini untuk kebijakan, gitu.
21:07Bagaimana realisasinya, gitu.
21:09Kemudian bagaimana untuk remaja,
21:12kenakalan remaja, dan lain-lain.
21:14Sudah ada program,
21:14misalnya dibawa ke Barak, dan lain-lain.
21:16Itu seberapa dilakukan secara long term nanti, kan.
21:21Evaluasinya kan seperti apa.
21:23Nah, ini yang nanti akan dilihat oleh masyarakat.
21:25Kalau ternyata itu hanya pencitraan,
21:28ini akan kelihatan bahwa ini nggak berimpek.
21:30Hanya muncul, habis itu selesai lagi.
21:31Muncul, selesai lagi, gitu.
21:33Tapi kalau ini benar-benar kebijakan,
21:35didukung sampai perencanaan,
21:36anggaran, eksekusi,
21:38nanti akan benar-benar terasa itu dampaknya.
21:40Ada perubahan besar di Jawa Barat.
21:42Perubahan di infrastrukturnya,
21:43perubahan di pendidikannya,
21:45kesehatannya,
21:46pekerjaannya, dan lain-lain, gitu.
21:47Oke, terima kasih Mas Fahmi
21:49atas waktunya hari ini
21:50mengenai obrolan sentimen netizen
21:53terhadap gebrakan kebijakan-kebijakan
21:55Kang Deddy Mulyadi.
21:57Terima kasih.
21:57Terima kasih.

Dianjurkan