Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utamaLewati ke footer
  • kemarin
JAKARTA, KOMPAS.TV - Uskup Agung Jakarta, Ignatius Kardinal Suharyo memulai perjalanannya bertolak ke Vatikan untuk mengikuti konklaf, pada Sabtu (3/5/2025).

Diketahui, konklaf akan digelar tertutup pada 7 Mei 2025. Kardinal Suharyo memenuhi syarat karena berusia di bawah 80 tahun dan punya hak pilih serta dipilih.

Sebelum bertolak ke Roma, Kardinal Suharyo terlebih dahulu menghadiri acara Asa Gerakan Belarasa yang digelar oleh Lembaga Daya Dharma Keuskupan Agung Jakarta (LDD-KAJ) di Museum Nasional, Jakarta.

"Saya tidak membuat persiapan apa-apa yang membuat persiapan adalah para kardinal yang sudah ada di Roma sana dan nanti datang saja dengan hati terbuka dan pikiran terbuka mengikuti proses," ujar Kardinal Suharyo.

Video editor: Vila Randita

#kardinalsuharyo #konklaf #pausfransiskus

Baca Juga Konklaf Makin Dekat, Begini Persiapan Kardinal Matangkan Pemilihan Paus Baru di Vatikan di https://www.kompas.tv/internasional/590454/konklaf-makin-dekat-begini-persiapan-kardinal-matangkan-pemilihan-paus-baru-di-vatikan



Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/591109/begini-persiapan-kardinal-suharyo-jelang-konklaf
Transkrip
00:00Tidak membuat persiapan apa-apa, yang membuat persiapan adalah para kardinal yang sudah ada di Roma sana.
00:08Saya nanti datang saja dengan hati terbuka dan pikiran terbuka, mengikuti proses.
00:15Dan saya yakin, karena bukan hanya kami-kami kardinal ini yang akan memilih,
00:21tetapi dengan bimbingan Tuhan yang selalu, yang berjanji untuk selalu menyertai gereja,
00:27ya penyertaan itulah yang kita andalkan.
00:31Memang ada macam-macam suara, macam-macam tuntutan,
00:34tapi nanti yang akan terjadi di dalam ruang kongklav itu tidak tahu kita.
00:41Akan berangkat kapan berarti?
00:43Sorry, sebentar lagi.
00:45Pak Karina, ini kan selain pemimpin agama juga pemimpin negara.
00:48Apa mungkin harapan dari Pak Karina sendiri terhadap nanti paus yang akan terpilih?
00:52Sejauh dapat saya ikuti, sekarang ini kan masa berkabung sembilan hari ya,
00:59dan setiap hari ada, apa namanya, ada ibadah, dan dalam ibadah itu ada kotbah.
01:07Sebagian besar yang saya dengarkan itu kotbah-kotbahnya berharap supaya model kepemimpinan paus Franciscus itu dilanjutkan.
01:16Tapi bukan kepemimpinan seperti yang kita bayangkan ya,
01:20Pak Sukiti selalu menggunakan istilah kepemimpinan yang melayani.
01:26Tapi yang tadi saya katakan, seorang penulis biografi paus Franciscus,
01:31itu berubah pandangannya tentang kepemimpinan paus Franciscus.
01:36Semula, ia memandang paus Franciscus itu menjalankan heroic leadership.
01:42Jadi pemimpin yang heroic, tetapi kemudian sesudah mengamati sebetulnya apa yang ada di balik itu,
01:50berubah menjadi wounded shepherd.
01:55Gembala yang terluka, justru terlukanya itu karena penderitaan umat manusia.
02:00Bapak Sukup, terakhir, Bapak Sukup kan punya hak untuk memilih dan dipilih.
02:05Bagaimana nanti, andai kata Bapak Sukup terpilih menjadi paus,
02:09karena guinan dari Roma Ulun, memilih antara Karina Tatagli atau apa,
02:12Bapak-Bapak bilang, mengatakan Bapak Karina lain-lain.
02:15Itu tidak akan pernah terjadi, Mas.
02:18Tidak, tidak, tidak.
02:20Tidak mungkin terjadi.
02:22Terima kasih, Bapak.
02:23Terima kasih, Bapak.
02:53Kompas TV, independen, terpercaya.

Dianjurkan