JAKARTA, KOMPAS.TV - Pengamat Militer ISESS, Khairul Fahmi menanggapi terkait dengan adanya perbedaan sikap antara forum-forum purnawirawan TNI.
Hal ini disampaikan Khairul dalam keterangannya di Jakarta pada Sabtu (3/4/2025).
Khairul menilai hal tersebut mencerminman bahwa Forum purnawirawan TNI bukan kelompok tunggal. Setelah pensiun tidak menjadi TNI, Polri, mereka memiliki kebebasan untuk politik dan hak sipil.
"Makanya wajar kalau sebagian mendukung pemerintahan Prabowo-Gibran, sementara sebagian yang lain bersikap politis," ujar Khairul.
Video Editor: Laurensius Galih
#purnawirawantni #pengamat #tni
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/591187/pengamat-soal-beda-sikap-forum-purnawirawan-tni-ada-dugaan-aktor-di-belakang
Hal ini disampaikan Khairul dalam keterangannya di Jakarta pada Sabtu (3/4/2025).
Khairul menilai hal tersebut mencerminman bahwa Forum purnawirawan TNI bukan kelompok tunggal. Setelah pensiun tidak menjadi TNI, Polri, mereka memiliki kebebasan untuk politik dan hak sipil.
"Makanya wajar kalau sebagian mendukung pemerintahan Prabowo-Gibran, sementara sebagian yang lain bersikap politis," ujar Khairul.
Video Editor: Laurensius Galih
#purnawirawantni #pengamat #tni
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/591187/pengamat-soal-beda-sikap-forum-purnawirawan-tni-ada-dugaan-aktor-di-belakang
Kategori
🗞
BeritaTranskrip
00:01Perbedaan sikap di antara forum-forum Purnawirawan sebenarnya mencerminkan bahwa mereka bukan kelompok tunggal yang seragam.
00:09Setelah pensiun, para Purnawirawan ini punya kebebasan sipil penuh, termasuk dalam hal bersikap politik.
00:17Makanya wajar kalau sebagian mendukung pemerintahan Prabowo Gibran,
00:21sementara sebagian yang lain bersikap kritis bahkan mungkin menyuarakan keresahan.
00:25Secara sosial, saya kira ini bisa berdampak pada dua arah.
00:31Di satu sisi ini menunjukkan bahwa ruang demokrasi kita cukup terbuka, bahkan bagi elit militer masa lalu.
00:40Tapi di sisi lain, kalau tidak dikelola dengan hati-hati, ya bisa menimbulkan kebingungan publik.
00:46Karena suara Purnawirawan cenderung diasosiasikan dengan simbol otoritas moral dan kekuasaan negara,
00:54walaupun sejatinya mereka tidak lagi punya posisi resmi.
00:59Mengenai mengapa bisa muncul dua kutub, saya kira itu tidak lepas dari konteks fragmentasi politik pasca pemilu.
01:08Ada kekecewaan, ada ketidakpuasan,
01:12tapi ada juga semangat menjaga idealisme, bahkan antusiasme untuk mendukung pemerintahan yang baru.
01:17Nah, apakah ini ada yang mengorkestrasi?
01:21Ya, dugaan bahwa ada aktor-aktor di belakangnya ya selalu mungkin.
01:26Baik dari sisi yang mencoba menggugat,
01:30maupun yang meresponnya dengan membentuk forum untuk memperkuat legitimasi pemerintah.
01:36Dalam forum yang mendesak pemakzulan Gibran misalnya,
01:41kita tahu bahwa sebagian tokohnya sebenarnya sudah lama mendorong agenda kembali ke Undang-Undang Dasar 1945 naskah asli,
01:51terutama karena melihat ketidaksesuaian dengan pakem masa lalu menurut mereka.
01:56Nah, yang jelas, saya kira kita harus tetap jernih membedakan antara kritik sebagai fungsi demokrasi
02:05dan manuver politik yang memakai nama demokrasi.
02:10Apalagi kalau melihat konteks viralnya petisi pemakzulan yang ternyata berselang cukup lama dari waktu penyampaiannya ya.
02:20Faktanya kan publik baru heboh ya setelah ya seorang tokoh publik mengungkap
02:25dan momentarinya yang kemudian itu dikutip oleh berbagai media.
02:30Terima kasih.
02:32Terima kasih.
03:02Terima kasih.
03:04Terima kasih.
03:06Terima kasih.
03:07Terima kasih.
03:08Terima kasih.