Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utamaLewati ke footer
  • kemarin
KOMPAS.TV - Di tengah kondisi perekonomian global yang tidak pasti karena perang tarif Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, Bank Indonesia memutuskan mempertahankan BI Rate.

Lantas, bagaimana langkah untuk menjaga stabilitas yang ada?

Simak perbincangan KompasTV selengkapnya terkait BI Rate dan stabilitas ekonomi bersama Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia, Firman Mochtar.

Baca Juga Tarif Trump Tak Bikin Eksportir China Takut: Kami Tak Peduli dengan AS di https://www.kompas.tv/internasional/590463/tarif-trump-tak-bikin-eksportir-china-takut-kami-tak-peduli-dengan-as

#birate #tariftrump #dampaktarifas #bankindonesia

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/ekonomi/590731/full-kupas-dampak-tarif-trump-bank-indonesia-pertahankan-bi-rate-jaga-stabilitas
Transkrip
00:00Saudara-saudara menyaksikan Kompas Bisnis bersama saya Putri Oktaviani.
00:04Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 22-23 April 2025
00:09memutuskan mempertahankan BI rate di level 5,75%.
00:14Keputusan Bank Indonesia konsisten dengan upaya menjaga
00:22perakiraan inflasi 2025 dan 2026
00:26tetap terkendali dalam sasaran 2,5 plus minus 1%
00:31dan menjaga stabilitas nilai tukar rupiah
00:34di tengah ketidakpastian kondisi perekonomian global.
00:37Bank Indonesia mencermati ruang penurunan BI rate
00:40dengan mempertimbangkan stabilitas nilai tukar rupiah,
00:43prospek inflasi, dan pertumbuhan ekonomi.
00:46Kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran
00:49terus dioptimalkan Bank Indonesia
00:51untuk mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
00:56Untuk mempertahankan BI rate sebesar 5,75%,
01:03demikian juga suku bunga deposit facility tetap sebesar 5%
01:09dan suku bunga lending facility tetap sebesar 6,5%.
01:15Keputusan ini konsisten dengan upaya
01:19menjaga perkiraan inflasi 2025 dan 2026 tetap terkendali
01:26dalam sasaran 2,5 plus minus 1%,
01:29mempertahankan stabilitas nilai tukar rupiah
01:33yang sesuai dengan fundamental
01:35di tengah makin meningkatnya ketidakpastian global
01:39serta untuk turut mendukung pertumbuhan ekonomi.
01:46Berdasarkan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate
01:49atau IGISDOR Bank Indonesia,
01:51nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat
01:53di penutupan perdagangan hari Rabu 30 April 2025
01:57menguat ke level 16.679 per dolar Amerika Serikat
02:03dari 16.787 per dolar Amerika Serikat.
02:09Sebelumnya saudara, pada Senin 28 April 2025
02:13atau awal pekan ini, rupiah diperdagangkan
02:16di level 16.862.
02:24Saudara, di tengah kondisi perekonomian global
02:27yang tidak pasti karena perang tarif Presiden Amerika Serikat
02:30Donald Trump, Bank Indonesia memutuskan mempertahankan BI Rate
02:33lebih lengkap.
02:34Sudah bergabung Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi
02:37dan Moneter Bank Indonesia, Firman Muhtar.
02:39Pak Firman, selamat pagi.
02:41Selamat pagi, Pak Uktas. Salam sehat.
02:43Salam sehat, Pak Firman.
02:44Pak Firman, jadi bagaimana asesmen Bank Indonesia
02:46terhadap dampak kebijakan tarif resiprokal Amerika Serikat
02:49dan juga langkah retaliasi yang ditempuh Tiongkok
02:51terhadap perekonomian global?
02:53Bagaimana asesmen Bank Indonesia terhadap
02:54arah perang dagang ini?
02:56Kami melihat memang dalam beberapa kesempatan
02:59tidak terakhir dibahas dalam rapat Dewan Gubernur
03:01perang tarif yang dilakukan ini
03:05dengan tarif resiprokal yang ditempuh oleh Amerika Serikat ini
03:09memang perlu menjadi perhatian kita semua
03:11karena ini akan berpengaruh terhadap
03:13bagaimana volume perdagangan dunia
03:16yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap
03:18prospek pertumbuhan ekonomi.
03:20Kami melihat ada dampak langsung dan dampak tidak langsung
03:23dampak langsung tentunya bagaimana hubungan dagang
03:26bagaimana kemudian pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi
03:30dan juga dampaknya terhadap pasar keuangan global.
03:34Kami melihat perkembangan ini berpengaruh
03:35terhadap prospek pertumbuhan ekonomi dunia
03:37yang bila mana sebelumnya kami perakir akan tumbuh
03:40sekitar 3,2
03:42dampak dari tarif resiprokal ini bisa menurunkan
03:45pertumbuhan ekonomi dunia menjadi 2,9 persen.
03:49Dalam perkembangannya memang kita melihat
03:52bagaimana proses penyesuaian arah modal dunia bergerak
03:58yang tadi semula banyak ditempatkan di Amerika Serikat
04:01kemudian ketidakpastian ini mengakibatkan
04:04beralihnya pergeseran modal dunia ini
04:06ke negara-negara yang dianggap baik
04:10safe haven country seperti Eropa dan Jepang.
04:14Tapi bukan hanya itu saja juga akan berdampak
04:16terhadap bagaimana penempatan ke aset-aset komunitas lainnya
04:20yang kita melihat memang cukup-cukup tinggi seperti emas.
04:25Sementara ke negara-negara berkembang
04:26di tengah kondisi ketidakpastian ini
04:29aliran modal memang masih sedikit tertahan
04:31meskipun dalam perkembangan terakhir
04:32kami melihat sudah mulai masuk ke negara-negara berkembang.
04:35Oke, ada dampak langsung dan juga dampak yang tidak langsungnya tadi
04:39karena ya di prospek ekonomi dunianya
04:42diprediksi dari 3,2 bisa menjadi dikisaran 2,9%.
04:45Itu tadi kalau bagaimana Bank Indonesia melihat
04:48lantas kalau proyeksi arah Fed Fund Rate
04:50di kebijakan resiprokal Amerika Serikat
04:52dan langkah retaliasi seperti apa Pak Firman?
04:55Jadi apa yang terjadi terhadap Amerika Serikat ini
04:58memang berdampak langsung terhadap Amerika Serikat sendiri.
05:01Satu sisi, tarif resiprokal yang diberikan terhadap Amerika Serikat ini
05:06akan berdampak terhadap kenaikan harga-harga domestik Amerika Serikat sendiri.
05:11Kami melihat potensinya, inflasinya akan meningkat.
05:14Namun sisi lain, dampak kenaikan harga ini
05:17juga akan berdampak terhadap ekonomi Amerika Serikat sendiri.
05:21Kami melihat ada potensi Amerika Serikat
05:24akan lebih rendah pertumbuhannya dibandingkan
05:26dengan perakiraan-perkiraan kami sebelumnya.
05:29Bila sebelumnya kami perakirakan akan tumbuh menjadi 2,3 persen di tahun 2025 ini,
05:35tarif resiprokal ini berdampak terhadap penurunan perlambatan ekonomi Amerika Serikat
05:41menjadi sekitar 2,0.
05:43Bahkan dirilis kemarin pun sudah terlihat memang turun cukup dalam.
05:49Perkembangan ini lah yang menjadi timbangan-timbangan.
05:51Kita dalam menghitung bagaimana Bank Sentral Amerika Serikat,
05:55The Fed akan memformulasikan kebijakannya.
05:59Hitungan kami bahwa ini akan sebelumnya hanya satu kali bisa saja akan terjadi penurunan
06:05menjadi dua kali.
06:07Pasar bahkan akan melihat lebih dalam lagi.
06:10Dan perkembangan-perkembangan ini lah yang pada gilirannya akan berpengaruh
06:13terhadap bagaimana prospek pasar keuangan global.
06:17Satu hal yang mungkin saya dapat sampaikan,
06:19bahwa di tengah kondisi Amerika Serikat-Serikat ini yang memang tidak-tidak baik,
06:25satu sisi akan ada potensi penurunan Fed Fund Rate-nya,
06:29akan juga berdampak bagaimana dinamika dan prospek dari yield USD itu sendiri.
06:34Jangka pendeknya memang akan turun,
06:37tapi dalam jangka panjang,
06:38USD yang lebih panjang misal 10 tahun ini akan tetap bertahan tinggi.
06:43Mengapa? Karena memang kebutuhan financing budget-nya yang memang lebih besar.
06:48Akibatnya ada pola yang lebih curang dari yield curve dari USD.
06:52Satu hal yang juga saya sampaikan,
06:55Amerika Serikat dengan kondisi uncertainty yang tinggi,
06:58pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah,
07:00kemudian pergeseran dari yield curve-nya sendiri,
07:03ini berdampak aliran modal ke Amerika Serikat sendiri terus menurun.
07:08Dan dampaknya indeks mata uang Amerika Serikat terhadap negara-negara maju itu melemah.
07:16Bahkan sempat di bawah 100 yang sebelumnya cukup tinggi, 106.
07:21Perkembangan terakhir memang cukup rendah di sekitar 98.
07:25Jadi gambaran-gambaran itu Mbak Okta yang memang berpengaruh terhadap prospek Amerika Serikat
07:29dan tentunya berdampak lanjutan ke ekonomi global.
07:32Oke, artinya memang ya adanya perang dagang atau perang tarif antara Amerika Serikat
07:37dengan Tiongkok ini dengan balasannya ini juga tidak hanya berdampak pada negara-negara
07:40termasuk Indonesia, tapi juga bahkan Amerika Serikat itu sendiri.
07:44Pak Firman, lantas bagaimana asesmen Pak Indonesia terhadap rambatan
07:47dari ketidakpastian perekonomian global itu tadi,
07:49terhadap indikator dan proyeksi perekonomian domestik
07:51seperti misalnya dalam tukar rupiah, target inflasi,
07:54dan juga proyeksi pertumbuhan ekonomi seperti apa Pak Firman?
07:58Satu hal yang dampak langsungnya tentu ketidakpastian global meningkat tinggi,
08:02seperti saya tidak sampaikan tadi, aliran modal sempat beralih ke negara-negara
08:07yang dianggap safe haven countries dan juga aset komoditas yang dianggap aman.
08:12Inilah yang juga berdampak terhadap aliran modal ke negara-negara berkembang
08:16yang seperti saya sampaikan tadi juga masih belum terlalu kuat.
08:20Kalau di XY, indeks mata uang Amerika terhadap negara maju melemah,
08:24indeks mata uang Amerika terhadap negara-negara berkembang
08:27memang tidak melemah seperti yang terjadi di negara maju.
08:32Inilah yang berpengaruh terhadap bagaimana aliran modal ke negara-negara berkembang
08:37termasuk Indonesia dalam beberapa hari setelah pengumuman tanggal 2 April itu
08:43memang menjadi terlambat dan kita perhatikan memang nilai tukar rupiah
08:49pada saat kita di masa libur lebaran kemarin dapat tekanan di luar.
08:54Tapi Bank Indonesia dapat kami sampaikan, Mbak Okta bahkan di saat libur kemarin pun
08:58kita mengambil keputusan untuk melakukan intervensi di pasar non-delivered forward
09:04dan inilah yang membuat nilai tukar kita konsistensi kami menjaga stabilitas
09:08nilai tukar rupiah berdampak stabil kembali bahkan perkembangan terakhir nanti
09:13nilai tukar rupiah bergerak sudah di level 16.600 seperti yang disampaikan tadi.
09:18Itu dampak langsungnya.
09:19Dampak lanjutannya adalah bagaimana perekonomian ini global terhadap pertumbuhan ekonomi.
09:25Kami melihat memang pertumbuhan Amerika Serikat yang memang melambat
09:29kemudian berdampak rambatan terhadap negara-negara lain dan juga termasuk
09:34mitra dagang Indonesia ini akan berpengaruh terhadap bagaimana pertumbuhan ekonomi Indonesia.
09:40Dampak langsungnya secara bilateral memang berdampak bagaimana volume perdagangan kita
09:46ke Amerika Serikat memang bisa agak berkurang namun demikian proses-proses negosiasi ini
09:51kita support penuh untuk tetap mendukung pertumbuhan ekonomi melalui ekspor.
09:55Dampak tidak langsungnya tentunya mitra dagang kita juga berpengaruh.
09:58Perlambatan yang terjadi akan berpengaruh terhadap permintaan ekspor kita.
10:03Hasil estimasi kami memperlihatkan bahwa sampai triulan satu ini
10:07berbagai survei menunjukkan bahwa kita masih tetap stabil
10:11dan ini ditukung oleh berbagai aktivitas dari sisi konsumsi
10:15termasuk bagaimana peran pemerintah mendorong pertumbuhan ekonomi
10:19dari belanjanya, dari investasi non-bangunan kami melihat masih cukup baik
10:24dari ekspor di triulan satu, ekspor manufaktur ke negara-negara ASEAN kami melihat masih tetap baik.
10:30Sehingga secara keseluruhan dengan perkembangan terkini
10:33dan juga arah ke depan dari prospek pertumbuhan ekonomi global
10:37termasuk dampaknya dari Amerika Serikat
10:39kami perakirakan pertumbuhan ekonomi di 2025
10:43akan sedikit di bawah titik tengah kisaran kami di 4,7 sampai dengan 5,5
10:50tapi secara umum proyeksi kita ini tetap lebih baik
10:53Mbak Okta dibandingkan dengan bagaimana dampaknya ke negara-negara lain
10:57yang kita lihat eksposur yang begitu besar terhadap Amerika Serikat ini
11:01semakin menurunkan pertumbuhan ekonomi negara lain
11:04tapi Alhamdulillah kita relatif terkendali
11:07Karena itu tadi ya bagaimana adanya perang tarif atau perang dagang ini
11:11jadi tidak hanya berdampak kepada negaranya saja secara perdagangan
11:14tapi juga kemitra dagang dari negara tersebut
11:17termasuk juga adanya upaya dari Mbak Indonesia tentunya
11:19untuk menjaga stabilitas tadi kuncinya dengan berbagai intervensi
11:23Pak Firman tentunya salah satunya kan ini soal bagaimana dalam RDG kemarin
11:27Mbak Indonesia mempertahankan BI rate
11:29nah tapi jangan dijawab dulu Pak Firman
11:31soal bagaimana dasar pertimbangannya
11:32dan apakah ini tepat yang diambil keputusannya
11:35tetap bersama kami di Kompas Bisnis
11:37Masih di Kompas Bisnis Saudara bersama Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi
11:51dan Monet Terbang Indonesia Firman Mukhtar
11:53Firman kita lanjutkan kembali
11:55tadi dalam rapat Dewan Gubernur April 2025 Pak
11:59Bank Indonesia kan akhirnya mempertahankan BI rate
12:01apa sebetulnya dasar pertimbangan para Indonesia
12:03mempertahankan BI rate ini
12:04apakah keputusan tersebut dianggap mampu menjaga stabilitas nilai tukar
12:08di tengah tadi masih tinggi resiko ketidakpastian pasar keuangan global
12:11jadi BI rate kita pertahankan karena mempertimbangkan
12:16seperti sampaikan tadi ketidakpastian global yang masih tinggi
12:20yang berdampak terhadap bagaimana dinamika dari nilai tukar rupiah kita sendiri
12:26kami melihat satu sisi inflasi di tahun 2025 ini
12:30dan ke depan 2026 akan tetap terjaga dalam kisaran targetnya di 2,5 plus minus 1
12:36perkembangan terakhir secara umum inflasi inti yang kita yakini menjadi fundamentalnya
12:42relatif bergerak di sekitar 2,48 persen
12:46dan ini memang cukup baik satu sisi yang pertama
12:49yang kedua pertumbuhan ekonomi memang perlu harus terus kita dorong
12:54sisi lain memang yang menjadi perhatian kita adalah stabilitas nilai tukar rupiah
12:58di tengah ketidakpastian yang begitu tinggi
13:00memang cukup perlu kita berikan perhatian
13:04sehingga kita tetap pertahankan BI rate tetap di 5,75
13:07namun demikian Mbak Okta
13:10kita terus mencermati ruang pendurunan yang terjadi
13:14tentunya bagaimana kita melihat stabilitas nilai tukar rupiah ke depan
13:18kemudian inflasi dan bagaimana kita terus untuk mendorong upaya mendorong pertumbuhan ekonomi
13:24kita terus cermati ini datanya bersifat bagaimana data dependen
13:28terus soal perkembangan yang terjadi
13:30ibaratnya ada wait and see yang dilakukan ya Pak Alebang Indonesia
13:34tadi mempertimbangkan bagaimana inflasi kemudian pertumbuhan ekonomi
13:38dan juga stabilitas nilai tukar terutama
13:39Pak Firman selain mempertahankan BI rate
13:41Pak Indonesia juga melakukan intervensi di pasar luar negera atau offshore
13:43dan pasar domestik serta melakukan penguatan operasi monitor pro-market
13:47gimana asesmen bank Indonesia terhadap efektivitas instrumen-instrumen itu
13:51dalam menjaga stabilitas nilai tukar
13:53gimana arah pergerakan nilai tukar rupiah ke depan
13:55jadi seperti saya sampaikan tadi
13:58anser tentunya meningkat cukup tinggi
14:00setelah Amerika Serikat menerapkan tarif resiprokal tanggal 2 April yang lalu
14:06dan pada saat itu rupiah di offshore memang mengalami tekanan cukup kuat
14:12dan satu hal langkah yang kami ambil pada saat tanggal 7 April yang lalu
14:17kita memutuskan untuk secara berkesinambungan melakukan intervensi di pasar non-delivery forward
14:24di pasar New York, di Meksiko, kemudian di Hong Kong
14:28dan Alhamdulillah pada saat proses pembukaan hari pertama kita masuk di libur tanggal 8
14:33nilai tukar rupiah relatif stabil di sekitar 16.800
14:38perkembangan ini kami terus konsisten Mbak Okta menjaga stabilitas nilai tukar rupiah
14:44intervensi kami terus lakukan di pasar NDF
14:47di samping itu juga kami terus juga lakukan intervensi di pasar domestik
14:53non-delivery forward tadi
14:54tapi sisi domestik dan yang pasti kita ada selalu di pasar untuk menjaga di pasar sport market
15:02satu hal yang lain yang kami lakukan adalah tentu triple intervention
15:05tadi juga kami lakukan melalui bagaimana kita intervensi di pasar SBN
15:10dan tentunya satu hal yang kami lakukan Mbak Okta
15:14kita melihat dalam situasi yang tidak pasti ini
15:18pasar global tentunya di tengah intervensi kita tadi
15:21kita juga terus meyakinkan bahwa kecukupan likuiditas itu tetap terjaga
15:25jadi proses-proses ini kami lakukan termasuk melalui bagaimana kita memperkuat strategi di operasi moneter yang pro market tadi
15:35strategi kami lakukan secara keseluruhan sehingga secara dampaknya akan menjaga kecukupan likuiditas
15:43bukan hanya di pasar uang tapi juga di pasar di perbankan dan secara keseluruhan terhadap likuiditas di perekonomian kita
15:52dan tentunya ini adalah bagian kami untuk terus menjaga stabilitas Mbak Okta
15:57oke triple intervention tadi tidak hanya di dalam negeri maupun juga di luar negeri
16:02Pak Firman itu tadi dari Bank Indonesia
16:04lantas gimana sinergi kebijakan yang ditemukan Bank Indonesia terutama bersama dengan pemerintah
16:08untuk menjaga stabilitas dan mendorong tadi pertemuan ekonomi sejalan dengan program astacita pemerintah
16:13di tengah ketidakpastian yang masih tinggi
16:15gimana asesmen Bank Indonesia terhadap efektivitas sinergi kebijakan pemerintah dan Bank Indonesia
16:19Satu hal yang kami lakukan di samping kami terus menjaga stabilitas berbagai strategi yang kami terapkan
16:26melalui BI rate, melalui triple intervention, melalui OM pro market yang tadi
16:30tentunya dari sisi Bank Indonesia sendiri ada bauran kebijakan yang kami tempuh
16:37Mbak Okta melalui kebijakan makropodensial yang bagaimana kami terus optimalkan
16:42sehingga likuiditas yang ada dari Bank Indonesia bisa terarah kepada sektor-sektor yang memang membutuhkan
16:49di samping itu kebijakan sistem pembayaran terus kami lakukan proses digitalisasi untuk mendorong pertemuan ekonomi
16:56tapi di samping selain bagaimana kami perkuat bauran kebijakan yang ada di internal Bank Indonesia
17:02kami juga lakukan seperti disampaikan Mbak Okta kita terus koordinasi sinergi
17:06dari sisi stabilitas sistem keuangan minggu lalu sudah disampaikan di press conference KSSK
17:13bagaimana kita terus bersinergi dengan pemerintah untuk menjaga stabilitas sistem keuangan dalam hal ini
17:20itu yang pertama kita lakukan bersama Kementerian Keuangan, OJK, dan LPS
17:26dan yang terakhir tentunya bagaimana kita perkuat pengendalian inflasi kita
17:30melalui tim pengendalian inflasi pusat dan daerah bersama pemerintah pusat dan daerah
17:36dan gerakan nasional pengendalian inflasi pangan itu yang menjadi penting
17:41di tengah kondisi tidak pastinya
17:43yang satu hal berbagai upaya yang kita lakukan seperti disampaikan tadi
17:46kita mendukung penuh dan berkoordinasi dengan pemerintah
17:50memperkuat kebijakan melalui program Astacita
17:54untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan
17:56oke ada upaya dengan mempertahankan BI rate 5,75%
18:01tentu diharapkan menjadi langkah yang tepat Pak Firman
18:03karena ya kita harus menunggu nih bagaimana situasi atau ketidakpastian global yang terjadi
18:07harus menjaga juga bagaimana inflasi
18:09kemudian juga jangan sampai nilai tukar jatuh
18:10tapi di satu sisi tetap menjaga supaya perlambatan pertumbuhan ekonomi
18:15jangan sampai terjadi
18:16karena tadi ada proyeksi untuk pertumbuhan ekonomi bisa di 4,7 sampai 5,5%
18:21sampai juga menjaga inflasi tetap terjaga
18:23terima kasih Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Monitor Bank Indonesia
18:26Pak Firman Motar sudah bersama di Kompas Bisnis
18:29sehat selalu Pak Firman
18:29terima kasih

Dianjurkan