Skincare belakangan sudah jadi kebutuhan primer bagi kebanyakan masyarakat Indonesia. Bisnisnya juga semakin tumbuh dan berkembang.
Kategori
🗞
BeritaTranskrip
00:00Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
00:03Saya jurnalis Republika Indira Reskisari.
00:06Hari ini saya sudah bersama dengan Mbak Asma Nur Afifah.
00:11Mbak Asma ini adalah manajer riset kedai kopi.
00:14Aduh, ngobrol apa nih ya gue sama kedai kopi.
00:19Nah, kedai kopi ini ternyata gak cuma menggelar riset atau survei tentang politik aja loh guys.
00:27Hari ini kita membahas soal pola konsumsi skincare dan kosmetik di Indonesia.
00:35Nah, penasaran ya. Aku sih penasaran.
00:37Kita denger dulu paparan dari Mbak Asma ya Mbak ya.
00:42Silahkan Mbak.
00:42Thank you Mbak Kiki.
00:44Jadi memang kedai kopi di 2024 sengaja gitu ya Mbak mengadakan survei soal skincare dan tadi kosmetik gitu.
00:51Khusus tapi targetnya memang pengguna skincare dan kosmetik.
00:54Jadi kriteria kita paling tidak dia menggunakan skincare atau dan atau kosmetik setiap hari lah gitu ya.
01:01Ada produk yang digunakan apapun itu.
01:03Jadi memang responden itu banyaknya perempuan.
01:07Tapi ada 10% laki-laki, hampir 10% laki-laki.
01:11Usianya juga didominasi usia milenial gitu ya.
01:1427 sampai 41 tahun.
01:16Nah, dari segi ekonomi karena memang segmented ke pengguna gitu banyaknya memang menengah ke bawah 90%, 80% ke arah situ.
01:26Dan 43% itu ibu rumah tangga.
01:29Nah, sisanya bekerja, ada entrepreneur, ada pegawai, ada juga ASN gitu ya dan juga mahasiswa gitu.
01:37Dan terbukti juga karena memang kita nyarinya fokus ke pengguna skincare dari segi pengeluaran pola pengeluaran,
01:43bagi mereka skincare itu pengeluaran kedua yang mereka habiskan secara rutin tiap bulan.
01:48Oh, pengeluaran kedua ya Mbak ya?
01:50Iya, kedua.
01:51Yang pertama pasti kan bahan bakar makanan ya gitu ya, bahan bakar pokok gitu.
01:55Baru skincare yang kedua.
01:57Cukup banyak 80% klaimnya itu yang kedua gitu yang mereka habiskan tiap bulan.
02:02Berarti kalau boleh saya inputur itu Mbak, berarti perempuan Indonesia di survei itu 27 tahun sampai 40 tahun ke atas itu setelah makan, skincare ya Mbak?
02:14Iya, setelah makan mungkin cuci muka gitu ya Mbak ya, pakai sunscreen gitu ya, setelah makan gitu.
02:22Nah, memang kita juga cek lagi persepsi mereka terhadap kebutuhan skincare itu gimana sih, seberapa dalam gitu ya.
02:2949% itu bilang bahwa skincare itu kebutuhan sekunder.
02:34Jadi memang setelah terpenuhi mungkin sandang pangan papan, baru mereka harus beli skincare gitu ya.
02:40Nah, apa namanya, memang kalau, kan kita bahas dua, dua produk yang berbeda, skincare dan makeup atau kosmetik.
02:4990% itu menggunakan skincare.
02:5290%?
02:53Menggunakan skincare.
02:53Nah, sekitar 45% itu menggunakan makeup.
02:57Dan ada 40% yang pakai dua-duanya.
03:00Oke.
03:01Jadi memang lebih banyak klaim orang-orang yang pakai skincare dibanding makeup, tapi ada 40% yang menggunakan keduanya.
03:08Ini setiap hari ya Mbak ya berarti ya?
03:10Setiap hari.
03:10Dan mereka rata-rata menyisikan sekitar 250 sampai 500 ribu sebulan.
03:15Bayangin itu baru satu orang ya.
03:17Oke.
03:17Pakai UMR Jakarta aja.
03:19UMR Jakarta aja udah 10% ya?
03:21Udah 5% sampai 10% gitu berarti Mbak.
03:25Benar.
03:25Jadi memang ada jatahnya gitu ya dari mereka untuk beli produk itu.
03:29Nah, kita juga nanya, sebenarnya kan ngapain sih ya kenapa mereka beli skincare atau makeup gitu?
03:36Kalau dulu kan ada asosiasi skincare sama makeup itu untuk mempercantik diri gitu ya.
03:41Biar kelihatan lebih percaya diri.
03:43Nah, tapi kalau saya lihat dari alasan yang mereka bilang, itu 83% memang fokus untuk merawat kulit.
03:49Jadi memang mereka merasa bahwa kulit itu harus dirawat gitu.
03:53Ada kebutuhan untuk menjaga kesehatan kulit gitu ya Mbak ya?
03:57Jadi 82% bilang untuk kulitnya lebih sehat.
04:01Nah, dimana itu akan nyambung 77% kalau kulitnya sehat, kulitnya terawat, membuat saya lebih percaya diri.
04:07Jadi memang ada, mungkin skincare bukan lagi ini ya, bukan hanya segera tampil cantik, tapi bagian dari well-being seseorang gitu ya.
04:16Jadi kali love yourself itu salah satu bagiannya tampil baik gitu ya.
04:21Tampil lewat pakai skincare gitu ya Mbak.
04:23Iya, bener Mbak. Itu menarik sekali. Nah, ini juga kita nanya kan ya, faktor apa sih yang mempengaruhi.
04:29Nah, ini berhubungan bahwa sekali lagi mungkin mereka tidak fokus ke, apa ya, bukan yang permukaan aja gitu.
04:38Karena faktor, salah satu faktor paling dominan buat orang beli skincare itu khasiat dari skincare-nya.
04:44Oke, cocok atau enggaknya gitu berarti ya?
04:45Khasiat dan kualitas produknya itu sejauh mana, baru setelah itu harga jadi pertimbangan sama bahan yang digunakan.
04:52Jadi khasiatnya gimana, bahannya juga aman atau enggak.
04:55Oke.
04:56Mungkin halal atau enggak itu juga jadi pertimbangan gitu ya.
04:59Nah, terus kita juga nanya apa namanya persepsi kan, kalau dulu saya kecil tadi ya Mbak, lebih banyak kiblat kita kan ke barat misalnya ya, Eropa sama Amerika.
05:10Nah, untuk masalah skincare sama makeup, kan mulai masuk tuh Asia Timur.
05:14Jepang dan Korea tuh juga saya rasa 10 tahun belakang ini cukup penceng gitu ya.
05:20Nah, makanya kita tanyakan juga gitu persepsi mereka terhadap brand lokal dan brand luar.
05:25Ternyata brand kita tuh standing point-nya cukup bagus juga gitu.
05:29Karena 68% bilang brand lokal kita sama bagusnya dengan brand luar.
05:34Dan sekitar 76% bilang bahwa mereka itu lebih banyak membeli brand lokal dibanding brand luar.
05:40Oke, ini catatan yang penting dan bagus banget ya Mbak ya?
05:44Karena kan industri lokalnya artinya juga berkembangan dengan baik ya Mbak ya?
05:50Bener.
05:50Karena di Reswan Pasar ya?
05:51Iya, karena di luar dari riset ini ya, saya dapet info 2022 tuh sekitar ada 1100 perusahaan kosmetik.
05:58Walaupun mayoritas mereka di tingkat ini ya, kecil dan menengah.
06:02Oh iya.
06:02Nah, di 2024 kemarin itu naik 1200.
06:06Oh lumayan.
06:08Lumayan gitu.
06:09Dan itu kan harus terdaftar juga ya di Bepom.
06:11Itu baru yang terdaftar ya Mbak?
06:12Baru yang terdaftar.
06:12Kita juga gak tau brand-brand mana gitu.
06:15Itu baru perusahaan ya, bukan brand ya Mbak.
06:16Brand-brand mana yang mungkin belum terdaftar dan segala macem.
06:20Nah tadi, kenapa bagi orang yang menggunakan brand lokal, mereka melihat bahwa brand lokal itu hasil dan kualitasnya sesuai dengan kebutuhan mereka gitu ya.
06:30Dan bahan atau produknya mungkin lebih cocok sama orang Indonesia.
06:32Sama memang ada faktor harga juga gitu ya, yang lebih murah.
06:37Nah tapi yang menggunakan yang luar negeri, sama mereka juga merasa mungkin kalau hasil sama produk luar negeri lebih ampuh lah gitu buat mereka.
06:46Bahannya juga lebih cocok sama kalau di luar negeri, kalau kita harga, yang luar negeri tuh variasi produknya Mbak.
06:53Oh lebih beragam.
06:54Mungkin satu brand itu lebih banyak.
06:56Gak cuma fokus mungkin bukan cuma pelembab, tapi juga ada sunscreen.
07:00Ada juga mungkin kalau skin makeup, gak cuma foundation, tapi ada primer segala macem lah gitu ya.
07:05Jadi satu brand bisa variasnya banyak.
07:07Itu sih kuatnya untuk brand luar.
07:10Gitu Mbak.
07:11Nah untuk segi skincare, kita juga nemuin produk yang paling banyak itu facial wash.
07:16Abis itu sunscreen.
07:18Jadi memang kalau kita lihat.
07:19Dua itu ya Mbak, masih ya?
07:20Dua itu, masih-masih.
07:21Sama ada hand body lotion atau serum gitu ya.
07:24Jadi kita lihat memang fokusnya itu untuk merawat dan melindungi kulit.
07:27Merawat dan melindungi, oh oke.
07:29Oke, itu untuk skincare.
07:30Nah untuk makeup beda.
07:31Untuk makeup itu, prioritas utama itu untuk wajah.
07:35Jadi 86% itu bilang mereka pakai, setidaknya mereka pakai makeup untuk wajah gitu ya.
07:41Ini tuh berarti makeup untuk wajah itu dirinci spesifik gak Mbak?
07:46Oh ada, kita ada datanya.
07:48Untuk makeup untuk wajah itu paling banyak lipstick, 71%.
07:51Ada juga lip cream, itu kita bedakan.
07:54Ada juga lip balm.
07:56Eh sorry, ini untuk lip ya.
07:57Untuk makeup ada compact powder, ada foundation sama loose powder.
08:01Jadi mungkin yang coverage di wajah ya.
08:04Iya, iya, iya.
08:05Diikuti dengan lip product, tadi lipstick, lip cream sama lip balm.
08:09Baru sisanya ada eye product sama brow product juga.
08:13Kita bedain.
08:13Gitu Mbak.
08:15Nah kita juga nanya kan sekarang yang mengeluarkan produk makeup atau skincare kan bukan hanya perusahaan tadi ya skincare atau makeup.
08:27Sebenarnya kalau dari saya perhatikan juga dari jawaban responden, udah ada nih pola-pola responden dalam menjaga kesehatan kulit itu bukan hanya menggunakan produk.
08:37Tapi juga datang misalnya ke klinik kesehatan, ke dokter kulit, ke dokter kecantikan.
08:42Melakukan perawatan yang lebih ya Mbak ya, selain pakai skincare gitu ya.
08:47Bener, dari 2000 orang, 2090 responden yang berpartisipasi, itu 47% itu mereka bilang mereka pernah datang setidaknya ke klinik kecantikan untuk perawatan.
08:59Jadi kan anggapnya setengahnya kan mereka datang gitu ya, mau mengeluarkan duit selain mau beli produk.
09:0347% itu separuhnya ya Mbak ya.
09:06Separuhnya, jadi pasarnya ada nih gitu ya, gak cuma sekedar pakai tapi juga untuk kegiatan merawat kulit lainnya gitu ya, treatment.
09:12Mungkin juga karena yang disurvei usianya sudah di usia yang butuhkan treatment lebih ya.
09:20Bisa jadi, dan juga memang dari segi ekonomi kan mereka cukup ya, jadi mungkin ada spare untuk beli selain kebutuhan pokok gitu ya.
09:29Nah tadi dengan kebiasaan untuk treatment segala macem, bagi orang yang pernah gitu ya, punya rutinitas untuk datang ke salon atau klinik kecantikan, mereka bilang, apa namanya, 42% itu willing to buy, bersedia untuk membeli produk-produk yang dikeluarkan oleh klinik kecantikan itu.
09:51Jadi, saya rasa sih pasarnya mungkin gak terlalu besar, tapi ada loh, bagi orang yang mungkin punya persepsi bagus terhadap suatu klinik atau suatu salon, mereka willing, paling gak untuk nyoba ya.
10:01Oh, karena saya cocok nih sama treatmentnya, saya beli deh produk, saya pelembabnya gitu, atau serumnya gitu ya.
10:09Gitu, dan bagi orang yang sekarang pakai skincare gitu ya, misalnya beli di brand-brand yang besar, perusahaan yang besar, mereka juga mungkin ingin merasakan gitu ya, ada 45% yang bilang,
10:23oh, saya juga pengen kok datang ke salon atau klinik kecantikan yang dikeluarkan atau dikelola oleh brand-brand yang saya percayai gitu.
10:34Terlepas dari, apakah mereka punya mungkin lisensi soal apa?
10:38Iya, iya, iya, soal klinik itu atau enggak gitu ya.
10:42Jadi memang bisnis skincare sama makeup tuh menurut saya cukup bisnis yang serius gitu ya.
10:47Jadi, dan penggunanya juga punya intensi yang tinggi untuk nyoba gitu.
10:54Lalu untuk trial, cocok atau enggak kan nanti gitu ya.
10:57Gitu mbak.
10:58Nah, terakhir yang saya, kami fokuskan juga mungkin akses untuk membelinya gitu ya.
11:05Oh, tempat belanjanya.
11:06Tempat belanjanya, benar.
11:08Kan sekarang paling gak ada dua besar ya, online sama offline kan.
11:12Memang kalau ditanya, mereka paling banyak beli secara online.
11:15Gitu ya, kalau saya boleh lihat datanya, 72,2 paling sering tuh belinya di online.
11:22Jelas karena mungkin e-commerce segala macem itu diskonnya besar.
11:25Iya, betul-betul mbak.
11:26Penting itu buat perempuan kan.
11:27Penting ya.
11:28Ya, kurang 2 ribu aja meters gitu ya mbak ya.
11:31Betul mbak.
11:31Puas banget gitu kan.
11:32Apalagi kalau kita udah banding-banding sama yang offline gitu kan.
11:35Iya, iya, iya.
11:36Nah, terus juga mungkin praktis ya.
11:38Karena tadi, apa namanya, saya gak perlu kemana-mana.
11:40Saya tinggal milih, yang penting saya tahu mau beli apa, nyampe di rumah.
11:43Nah, dan mereka juga ngeliat reviewnya ternyata.
11:46Oh, jadi review ini juga sesuatu yang bagi perempuan itu penting ya mbak?
11:51Penting.
11:51Jadi mereka baca dulu reviewnya mana.
11:53Jadi mungkin banyak responden yang juga gak sekedar latah gitu ya.
11:59Latah iya, tapi mereka juga akan mempertimbangkan review-review yang ditinggalkan gitu.
12:03Nah, tapi bukan berarti offline itu ditinggalkan gitu ya.
12:08Menurut saya pasar offline ada.
12:10Karena kami juga nanya, apakah responden pernah gak sih beli skincare atau makeup dengan metode omni channel?
12:19Jadi gak cuma satu pengandalkan offline atau online, tapi kombinasi dua-duanya.
12:23Misalnya dia ngeliat dulu di online, terus dia, aku tahu cocok atau enggak, misalnya lipstick gitu ya.
12:32Ih, warnanya suka. Eh, tapi cocok gak ya di bibirku gitu.
12:35Terus dia datang ke offline-nya nyoba.
12:37Atau sebaliknya, dia udah pernah terpokok.
12:39Di misalnya ada mbak-mbak gitu ya, mbak coba dong gitu.
12:43Pas dia cek harganya segini gitu.
12:45Eh, nanti gue mau ini cari di online aja deh gitu.
12:47Nah, itu banyak 83 persen nyoba itu.
12:5083 persen ya mbak?
12:51Iya, jadi kombinasi bahwa.
12:53Berarti saya gak sendirian.
12:54Oh, enggak juga.
12:55Pak Giki juga ya.
12:56Sama saya juga.
12:57Jadi kayak kombinasi itu tuh masih ada, gimana ya, walaupun online besar gitu ya, bagi responden di sini.
13:04Tapi pengalaman trial bagi, apa namanya, konsumen skincare sama makeup tuh penting juga gitu.
13:10Jadi kombinasi antara trial di dunia nyata atau paling enggak mereka pernah nyoba.
13:15Dan juga mungkin optimisasi di online gitu ya, entah diskon, entah iklan, segala macem.
13:20Itu juga bisa jadi peluang sih buat perusahaan gitu ya, untuk memperbesar paling enggak pembelian gitu ya unitnya.
13:28Itu mbak, kira-kira gitu temuan kita banyak nih kalau soal skincare.
13:33Karena memang bisnisnya growing gitu mbak.
13:35Bisnisnya glowing ya mbak ya.
13:37Growing dan glowing, bener sekali.
13:38Buat ownernya.
13:39Tapi kalau ngobrol dari hasil survei ini ya mbak ya, aku tuh pengen tanya ini mbak, aku gak tau nih ditanyakan atau tidak disurvei mbak ya.
13:50Tapi sejak kapan sih sebenarnya perempuan di Indonesia itu mulai melirik brand lokal ya.
13:59Karena ini gara-gara kita mau ngobrol-ngobrol gini mbak, saya jadi membuka kotak skincare saya.
14:06Oh, oke.
14:08Karena saya jadi ini, apa bener ya gitu, perempuan Indonesia itu lebih seneng brand lokal gitu.
14:15Terus saya, saya lupa hitungannya berapa, saya punya 13 macam.
14:20Dari 13 macam itu, cuma dua yang brand asing.
14:25Yang satu sunscreen dari Korea, satu lagi moisturizer brand Korea juga.
14:29Tapi lainnya mulai dari toner, serum, pembersih wajah, itu udah brand lokal semua gitu.
14:40Dan saya itu orang yang mungkin kalau disurvei tadi mbak bilang kan 10 tahun lalu, saya gak punya satupun produk lokal mbak, skincare ya.
14:51Karena saya gak punya kepercayaan bahwa skincare lokal itu akan efektif.
14:56Tapi kan bertahun-tahun kemudian tuh saya udah gak pernah ngelirik sih kayaknya ya skincare asing gitu ya.
15:03Kecuali lah ada brand baru yang harga cocok, kok kayaknya menarik gitu.
15:08Tapi yang lainnya sih saya udah, yaudahlah ya pake produk lokal aja gitu.
15:12Tapi kalau perempuan-perempuan lainnya nih, kira-kira sejak kapan sih mbak terjadi shifting mereka mulai melirik produk-produk lokal nih mbak?
15:21Soalnya ini kan di usia yang sudah agak mapan secara finansial ya harusnya mbak.
15:27Benar, benar.
15:27Bantai segala usia dan kemampuan ekonomi juga mapan.
15:30Kira-kira dan juga apa yang terjadi nih mbak sama brand-brand lokal ini kok sampai dilirik lebih banyak gitu.
15:37Oke, kalau menurut saya mbak Kiki, sebenarnya kalau brand lokal pasti pasarnya besar juga ya dari zaman dulu.
15:44Karena kalau kita melirik brand.
15:47Coba tinggalkan aja yang sombong dong.
15:49Oke, eksplosurnya beda.
15:51Karena gini, kalau kita lihat acara besar seperti Putri Indonesia gitu ya.
15:57Brand skincare yang mensponsorinya tuh gak ada dari dulu.
16:00Benar-benar.
16:01Benar ya.
16:01Dan saya pikir mereka juga kuat di pemasaran juga gitu.
16:05Dan saya ingat mama saya pakai itu soalnya gitu ya.
16:07Mama dan ibu saya.
16:09Saya melihat memang dulu tren buat pakai brand dari luar lebih ke backup sebenarnya.
16:14Dan mungkin tadi ya ada perbedaan juga konsumsi di ekonomi gitu.
16:20Nah, tapi kalau boleh menurut saya adalah orang mulai point out bahwa skincare itu penting.
16:29Dan penting itu pasti tadi exposure dari apa namanya tadi ya.
16:36Jepang sama Korea menurut saya itu ngaruh juga.
16:39Bahwa skincare itu penting.
16:40Bukan hanya skincare tampil cantik.
16:42Itu investasi, itu kesehatan gitu ya.
16:44Bahwa membuat kulit menjadi sehat tuh gak apa-apa.
16:47Bukan hal yang tanggung gitu ya.
16:49Gak seperti makeup zaman dulu.
16:51Nah, tapi brand yang mungkin mempertimbangkan kualitas seperti halal gitu.
16:56Produk yang cocok di Indonesia.
16:57Nah, itu mulai orang tuh mulai kayak, oh iya ya kita orang Indonesia.
17:00Mungkin ada beberapa produk tumbuhan kita gitu ya.
17:06Atau apa namanya sumber daya alam kita yang lebih cocok sama kita.
17:09Dan mungkin juga konsep bahwa itu aman di kulit.
17:13Boleh secara agama.
17:14Itu juga memperkuat mungkin standing point dari brand-brand di Indonesia gitu.
17:19Emang tidak ada disuruhnya.
17:19Tapi itu observasi saya sebagai orang yang, ya maksudnya ibu saya pakai skincare gitu.
17:24Saya juga dari kecil pakai skincare.
17:26Nah, itu baru tumbuh.
17:27Nah, dulu kan mungkin juga segmented ya.
17:30Yang punya kan perusahaan besar aja gitu ya moda.
17:34Nah, dengan tadi banyaknya perusahaan kecil menengah.
17:37Dan sekarang kita juga bisa maklon gitu ya.
17:40Saya pikir itu juga mendorong gitu.
17:41Lebih banyaknya brand dan perusahaan yang bisa mengeluarkan brand sendiri.
17:46Iya, betul.
17:47Makanya kalau kita juga sedihnya sih ya mbak ya.
17:51Ngeliat brand berguguran juga kan ada ya mbak ya.
17:54Yang kayaknya 3 tahun lalu pernah pakai.
17:56Kok sekarang secara lagi udah gak ada.
17:58Ternyata udah tutup gitu.
17:59Karena jadi faktor kemudahan dalam membuat produk itu juga ikut mendorong bisnis skincare dan kosmetik.
18:07Untuk growing dan glowing kalau pakai.
18:09Istilahnya mbak Kiki.
18:10Terus kalau kita bertanya soal level pemahaman perempuan-perempuan yang disurvey ini terhadap efektivitas produk nih mbak.
18:25Jadi perempuan Indonesia itu yang udah lah ya beli aja dulu.
18:28Kalau gak cocok buang gitu.
18:30Apa pembeli kita juga berhati-hati nih mbak?
18:33Mana yang komposisinya lebih besar nih mbak dalam pembelian?
18:39Oke.
18:40Kalau secara detail kita gak ngecek ke responden disini ya gitu.
18:44Kita hanya bisa menemukan bahwa mereka tuh mencari hasiat.
18:48Jadi mungkin mereka akan mencari yang buat lebih putih yang mana.
18:51Atau misalnya kalau saya punya problem jerawat gitu ya.
18:54Saya maka akan fokus ke yang berjerawat mungkin.
18:57Ke perempuan segala macem.
18:58Nah tapi menurut saya ada pasar yang memang sangat kritis.
19:03Dan sangat aware.
19:05Karena memang pengetahuan terkait dengan zat skincare tuh sekarang makin banyak dan makin mudah mbak.
19:11Oh iya.
19:11Kayak ada saya pernah cek website dia nyediain lengkap gitu.
19:16Ini buat apa aja bagus buat apa aja.
19:19Dan kalau anak gen Z kan lebih banyak Z kebawah kan pengennya video ya.
19:23Saya juga ngeliat makin variatif bukan hanya sekedar bagaimana mau makainya.
19:27Tapi banyak juga yang konten edukasi kayak zat ini bagus buat ini.
19:30Ini buat ini cara makainya gini.
19:32Mau kita ikutin 10 step, 7 step gitu.
19:35Itu ada semua.
19:36Nah jadi saya pikir ada pasar buat itu.
19:38Tapi apakah pas segmen yang kritis dan aware itu tidak mencoba.
19:43Menurut saya mereka justru paling.
19:47Kalau saya tipe yang ini.
19:48Saya udah cocok saya gak mau nyari.
19:49Tapi mungkin orang yang edukatif dan aware mungkin lebih ingin mencoba ya.
19:54Itu juga tapi harus perlu diuji ya mbak.
19:56Karena mereka tau kan yang zat ini bagus buat apa.
19:59Tinggal cocok gak buat saya gitu ya.
20:01Berarti di kelompok usia ini knowledge nya lumayan baik ya?
20:06Bukan knowledge nya lumayan baik.
20:08Mereka ada concern di kualitas hasiat dan kualitas serta bahan yang digunakan.
20:13Iya, iya, iya.
20:14Jadi mungkin ya bisa dinilai baik ya kalau kayak gitu ya.
20:16Iya, iya, iya, iya.
20:17Nah kalau cara, ini ditanya juga gak mbak?
20:21Atau misalnya jadi bahan analisa pada saat buat pertanyaan survei mbak ya.
20:27Cara brand memarket dirinya itu sampai nyampe ke pembeli gitu ya.
20:36Ini gak sih mbak, ngaruh gak sih mbak dalam pembelian juga nih?
20:41Sebenernya pertanyaannya gak sampai sejauh itu gitu ya.
20:44Tapi saya pikir itu juga ngaruh.
20:46Mau gak mau ya, karena kan ada brand yang kuat mungkin dengan tadi, sertifikat halal gitu ya.
20:55Ada brand yang kuat mungkin, apa namanya, hasiatnya cepat gitu ya.
21:00Ada brand yang kuat dengan, ini produknya baru terus nih gitu.
21:04Atau ada brand yang terkait dengan advisor tertentu.
21:09Oh iya, iya, iya.
21:09Ya jadi saya pikir sih ada ngaruhnya itu tergantung memang tadi.
21:14Balik lagi bahwa kalau dari masukan kami ke banyak brand atau perusahaan ini adalah
21:19pentingin kepada kualitas sama hasiat.
21:22Mereka juga ada konsen terkait bahan.
21:25Nah harganya juga kalau bisa value for money gitu.
21:27Jadi hasiatnya ini, apa namanya, harganya juga pas gitu ya.
21:31Gak terlalu murah, gak mahal.
21:33Karena tadi pasarnya kalau udah willing, mereka tetap mau beli gitu.
21:36Pasti akan dibeli ya mbak ya.
21:38Nah, apa namanya, menarik banget ya mbak ya.
21:40Kalau saya tuh salah satu yang nyangkut juga kalau FVIP terus.
21:44Oh iya benar.
21:45Lama-lama kan kita kayak ini nih, dimasuki ke alam pikiran ya.
21:49Nyoba gak loh, nyoba gak loh.
21:51Kayak gitu, tapi itu kan memang trik marketing ya mbak.
21:54Jadi intinya kalau boleh disimpulkan nih,
21:56kebutuhan perempuan di Indonesia di rentang usia 27 sampai 40 tahun itu tuh akan skincare dan kosmetik lumayan tinggi ya mbak ya.
22:06Lumayan tinggi.
22:07Karena...
22:08Dan di bawahnya juga ya mbak ya.
22:10Jadi mereka tuh ibarat kata mungkin gitu ya.
22:14Ini mungkin ya mbak ya.
22:15Ya udahlah makan warteg asal gue bisa beli serum terbarunya, brand A gitu misalnya.
22:20Bisa jadi gitu.
22:21Yang diincir-incir nih.
22:22Yang katanya rame sama influencer gitu ya mbak ya.
22:26Kalau mereka merasa hasilnya memang yang mereka cari,
22:30saya pikir makan di warteg bisa diusahakan gitu ya.
22:33Sangat bisa diusahakan.
22:34Ini termasuk perangutan di klinik juga kayak gitu ya mbak ya.
22:36Ya, walaupun memang kalau secara persentase lebih rendah ya.
22:39Karena kan hanya setengahnya, tapi kan setengahnya dari 2090 kan juga banyak ya.
22:43Oke, berarti dari kesimpulan survei ini bisa dikatakan gak sih mbak?
22:48Bahwa memang industri skincare di Indonesia itu harusnya bisa terus berkembang
22:55selama mereka itu memang berkualitas, punya daya saing di pasar yang baik.
23:04Iya benar.
23:04Dan memang mungkin terus menerus berinovasi kali ya mbak ya?
23:08Iya, karena memang tadi mbak, terutama untuk yang educated ya.
23:11Sekarang tuh standing point brand atau produk tuh banyak gitu ya.
23:16Mau pakai bahan aktif, mau pakai bahan yang, kan bahan aktif banyak sekarang ya.
23:22Itu juga penjualan gitu kan.
23:24Inovasi itu jadi salah satu branding produk lah atau perusahaan gitu ya.
23:28Dan itu gak akan pernah berhenti.
23:30Karena kan etnologi makin maju.
23:31Tinggal cara masarin aja yang buat paham.
23:33Kedua adalah tadi, awareness terkait apakah skincare yang kita gunakan
23:38baik dalam pembuatan prosesnya, baik juga nanti saat memakainya
23:45dan baik juga saat nanti kalau udah habis gitu.
23:47Jadi kesadaran terhadap efek pembuatan skincare maupun sampahnya terhadap lingkungan tuh ada.
23:52Termasuk beberapa, mungkin banyaknya Z ya.
23:55Z kan sangat tinggi awarenessnya terhadap tadi ya sustainability gitu.
23:58Istisi lingkungan ya mbak ya?
23:59Makanya logo, bukan logo ya.
24:03Label-label apa namanya, cruelty free.
24:07Free gitu, itu juga ini.
24:09Atau misalnya pakai bahan yang ramah lingkungan gitu ya.
24:12Atau tidak menghasilkan polusi.
24:14Atau misalnya package-nya dari bahan yang udah diulang.
24:17Itu juga ada pasarnya gitu.
24:19Dan mungkin pasar itu yang juga willing to pay more gitu kan.
24:23Karena tadi value-nya inline gitu dengan mereka.
24:25Itu yang kedua.
24:26Nah yang ketiga halal tadi yang mbak disebut.
24:28Karena memang kalau halal itu kan sejalan dengan renseranya pemerintah juga ya.
24:33Dan bahkan setahu saya untuk renseranya itu pemerintah juga berniat untuk eksplor.
24:37Nah salah satu produk halal yang diincit tuh memang skincare dan makeup.
24:41Jadi ya menurut saya adalah akan semakin bertambah, akan semakin besar.
24:47Selama tadi beberapa potensi.
24:49Terakhir pemasaran juga mbak, sorry kelupaan.
24:51Nah pemasaran juga makin gampang dengan adanya sosial media, e-commerce segala macem.
24:58Jadi akses orang makin gampang.
24:59Nah tergantung nih infrastrukturnya gimana untuk mendukung itu.
25:02Jadi sih insya Allah sih masih akan sangat sehat ya.
25:05Dan tambah glowing tahun ini dan tahun seterusnya.
25:09Proyeksinya begitu sih.
25:09Oke, terima kasih banyak mbak ngobrol-ngobrolnya.
25:13Ini very insightful.
25:16Bermanfaat mungkin kalau brand owners pada nonton ya.
25:20Jadi bisa dapet feedback juga nih.
25:22Kalau mau bikin produk yang oke tuh kayak apa sih.
25:25Terima kasih banyak mbak.
25:26Thank you mbak Kiki ngobrolnya next time.
25:28Topik lain ya mbak ya.
25:30Betunggu loh mbak.
25:31Nah, Sobat Republika terima kasih banyak.
25:35Sudah menyimak obrolan kali ini.
25:37Bersama mbak Asma.
25:39Nanti kita bersama-sama menuju masyarakat Indonesia yang makin glowing.
25:43Thank you.
25:44Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
25:46Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.