Skip to playerSkip to main contentSkip to footer
  • 3 days ago
Default Description
Transcript
00:00The first take that she did, it was actually very good.
00:05Because it was so emotional, there's a slip of a...
00:10We consult with our Islamic consultant.
00:13She said, this is actually a very important word.
00:16So we did second, third, fourth, fifth, sixth, and seventh take.
00:23All of the other takes doesn't work.
00:26And then I said, take some time, don't worry.
00:28If it needs to be tomorrow, then we'll shoot it tomorrow.
00:31And then she said, and then we did the take.
00:34And it's not just me, even four of our crew.
00:38And out of those four, three are men.
00:41Right.
00:42At the very end of the scene, she was breaking down on the floor and crying, right?
00:47I did not shout, cut.
00:50I just stand up and walk and go past the cinematographer and everybody just say,
00:57Okay.
00:58Okay.
00:59Okay.
01:00As-salamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
01:06Anda kembali bersama saya, Sudirman Muhammad Tahir dalam suatu podcast,
01:10Confession Milik Gelap dan Istimewa Minggu ini.
01:13Saya tidak berkeserangan.
01:15Selalunya tetamu saya seorang.
01:16Tapi hari ini, berdua lebih baik tetamu saya.
01:19Kita terbangkan jauh dari negara sebelah kita.
01:22Ini dia, pengarah dan juga pelakon film Kodrat 2.
01:27Film seram yang sedang hangat di Indonesia.
01:30Dan bakal ditayangkan di negara kita.
01:32Dia bersama saya, pelakon utamanya, Acha dan juga pengarahnya, Charles Gozali.
01:38Apa khabar?
01:40Apa khabar?
01:41Baik.
01:42Terima kasih sudah mampir di podcast kita.
01:46Untuk podcast kita hari ini.
01:50Dan juga kita mau ngobrol.
01:52Ya, mau ngobrol.
01:53Kamu memang sudah Indonesia sekali ya, Sudirman.
01:55Namanya saja pahlawan juga.
01:57Sudirman namanya.
01:58Ada apa?
01:59Ada stasiun Sudirman.
02:01Ada jalan Sudirman.
02:03Ada penyanyi juga Sudirman asal KL.
02:05Saya bisa klaim nama itu.
02:07Acha dan juga Charles, terima kasih sekali lagi.
02:10Sudah bersama-sama dengan kita.
02:11Terima kasih.
02:12Dan pastinya kita mahu borak-borak.
02:16Kita mahu ngobrol berkenaan dengan film Kodrat 2.
02:20Yang saya difahamkan di Indonesia sudah lebih 2 juta penonton.
02:24Betul.
02:25Pastinya lebih hebat daripada yang pertama, Charles.
02:29Amin, Alhamdulillah.
02:32Acha, di film pertama kamu tidak ada.
02:37Di film yang kedua ini kamu sebagai pemerannya utamanya.
02:41Azizah sekali lagi.
02:42Dulu nama Datuk Sri Wan Azizah kan dalam film Anwar.
02:46Kali ini nama Azizah juga.
02:48Same name.
02:49Same name.
02:50Ya.
02:52Wan Azizah Wan Ismail.
02:53Isteri Perdana Menteri.
02:54Betul.
02:55Dia juga pengurus juga.
02:57Ya.
02:58Dan kali ini dalam kodrat wataknya Azizah.
03:01Acha, kenapa menerima tawaran untuk film ini?
03:06Ya, Alhamdulillah.
03:07Masya Allah ini sebuah kesempatan besar.
03:09Memang Vino Bastian sebagai lead actor-nya.
03:13Vino sebagai kodrat.
03:15Dan di sini film kodrat 2.
03:18Memang adalah satu peranan yang, lakonan yang tidak disangka-sangka.
03:24Tawarannya hadir di saat saya membutuhkannya sebagai manusia.
03:27Oke.
03:28Memang pada saat itu saya merasa lagi berjarak setiap sholat.
03:33Saya merasa hanya gerakan-gerakan saja.
03:36Dan pada saat saya ditawaran film kodrat ini, doa yang saya panjatkan hanya ingin mendapatkan atau menjalankan peran yang bisa mendekatkan diri saya kepada Allah, kepada Tuhan.
03:48Dan datangnya waktu itu setelah saya berdoa pada saat sholat asar itu memang enggak lama.
03:56Akhirnya sutra dari film kodrat Charles menelpon dan menawarkan peran Azizah gitu pada saat itu.
04:02Yang pasti ceritanya lebih kompleks kali ini karena saya nonton kodrat yang pertama.
04:09Oke.
04:10Dan untuk peran Vino di sini juga masih banyak menggunakan action, masih berlakon action dan film ini bertemakan masih horror.
04:22Namun yang unik memang di film kodrat itu adalah bagaimana Ustadz kodrat merukiah dengan ayat-ayat Al-Quran.
04:29Al-Quran.
04:30Pastinya kita sebagai seorang muslim maupun non muslim pun tetap bisa mengerti film ini karena memang banyak ayat-ayat yang membuat kita sebagai manusia jadi tidak takut terhadap apapun itu yang ada di depan mata kita.
04:46Kara-perkara dalam kehidupan atau peristiwa yang menguji keimanan itu semuanya dibahas di dalam film kodrat ini.
04:54Lama tidak memberi jawapan yes kepada Charles?
04:58Saya yang perlu Charles bukan Charles yang perlu saya.
05:02Tentu, we need you more karena tidak semua orang bisa bermain dan berperan untuk karakter se-ikonik Azizah yang sudah menjadi istrinya Ustadz kodrat ya.
05:19Dan saat Ustadz kodrat sudah dikenal lewat film yang pertama, ada ekspektasi yang kemudian hadir, oh macam apa nih dia punya istri, rupanya, lakonnya, seperti apa.
05:33Jadi ekspektasi is very high to be able to berlakon seperti itu untuk karakter seperti itu is not for every body in my opinion ya.
05:50And I think we got the right Azizah. We got the perfect cast.
05:57Kalau nak tengok di social media di Indonesia, there are even buzz, a buzz, that says I just have teriasa for best actress festival film Indonesia 2025.
06:09Hmm, jadi pengen berharap.
06:11Jadi pengen berharap.
06:12Ya, itu ada saya baca.
06:13Ya, insyaAllah.
06:15Ya, insyaAllah.
06:16Charles, bila kamu sudah membentuk untuk menyediakan untuk film kedua ini kan, kodrat kedua.
06:24Of course, watak Azizah itu sudah ada dalam pemikiran kamu.
06:29Sudah memang dari awal sudah terfikirkan pemerannya adalah Acha?
06:34To be honest, at the beginning, Acha sama saya pernah kerjasama di sebuah film judul Nada Untuk Asa.
06:42Betul.
06:452014.
06:472014, oke.
06:49Tapi sejak itu cukup lama kami tidak berjumpa.
06:53Jadi pada saat itu memang abis kodrat satu kita cari-cari siapa gitu yang cocok untuk melakukan peran ini.
07:00Tidak kunjung ini ketemu.
07:04Sampai akhirnya pada satu masa.
07:08Saya tiba-tiba bilang.
07:10Pagi-pagi.
07:12Abis take a shower gitu ya.
07:13Sometimes the idea comes when I'm in a toilet.
07:17Yes.
07:19I was in a toilet.
07:20Oh, why didn't we think of Acha?
07:22Gitu kan.
07:23Maybe she was in Australia and maybe we hadn't been in touch for quite a while.
07:28But I think she'd be perfect.
07:30So I come down to the office.
07:33And three of my teams come.
07:36So I go, hey, let's have a meeting.
07:38I know who actually is perfect to play as Acha.
07:42And then everybody says, who?
07:44I said, Acha.
07:45Acha.
07:46And then one guy said, I was just about to mention her name.
07:50And then the other said, I thought of her last night.
07:52Oh.
07:53And then even another guy came down and then said, hey, hey, hey.
07:58I have a name.
07:59I have a name for Acha.
08:01Who?
08:02For Aziza.
08:03I said, who?
08:04And then he said, Acha Sabtriasa.
08:06You guys come down together on the same time.
08:09Yeah.
08:10And then within minutes, I made a video note.
08:15Asking Acha, would you be interested to play Aziza for Quadratu?
08:20And she told me, she just did a prayer.
08:23Yeah.
08:24About 10 minutes earlier.
08:25Yeah.
08:26Asking for a job.
08:27Yes.
08:28That would give her not the pleasure of working in a project.
08:33But something that can actually help her out in her spiritual journey.
08:41Yeah.
08:4210 minutes.
08:43Yes.
08:45That's serendipity, I think.
08:47Memang udah dijodohkan.
08:48Amin.
08:49Amin.
08:50Amin.
08:51And that's why, just take a look at Acha in Quadratu.
08:55Berbalik kepada soalnya saya Acha tadi.
08:57Jadi kamu tidak perlu tunggu masa lama Acha untuk say yes ya?
09:00Ya, balik lagi saya merasa perlu film itu.
09:05Bukan film itu yang perlu saya, saya perlu film itu.
09:07Kamu perlu ya.
09:08Karena memang, wah ini tawaran yang berharga sekali.
09:12Saya nonton Quadratu pertama itu di bioskop.
09:14Karena memang saya lagi di Jakarta waktu itu.
09:16Namun, memang ketika saya rewind lagi filmnya.
09:21Pas ditawarin film jadi peran Aziza itu.
09:24Saya langsung nonton di streaming online yang ada di Australia.
09:29Dan ya, wah ini karakternya belum dijelaskan secara agam bilang nih si Aziza ini.
09:35Karena terlihat fotonya aja gitu.
09:37Jadi, saya ya penasaran.
09:39Benar-benar sangat penasaran tentang apa yang terjadi dengan isteri dia gitu.
09:45Dan akhirnya datang dua minggu setelah saya ditawarkan, ditelepon sama Charles.
09:5229 April datang langsung.
09:5529... ya, saya pikir 29 April datang ke Jakarta langsung.
10:00Untuk...
10:01Discussing.
10:02Langsung main, bukan diskusi lagi.
10:03Oh.
10:04Yang lain udah pada latihan action, fighting.
10:07Saya disitu baru masuk.
10:09Dan ya menarik sekali bahwa persiapannya tuh sangat lengkap.
10:15Sangat sudah tertata dengan baik.
10:18Dan Vino sudah latihan fighting untuk adegan-adegan yang sulit.
10:23Dan kami bertemu waktu itu membahas karakter untuk kelanjutan.
10:29Jadi, gitu dulu ya Charlesnya kalau nggak salah.
10:31Action dulu yang dilatih lalu baru masuk ke drama.
10:35Ya.
10:36Karena pada saat itu untuk melakukan penonton, kita belum menemukan Aziza.
10:39Oh ya, karena belum ada Aziza.
10:40Jadi kita sebenarnya menunggu dia.
10:42Ya.
10:43Acha, tidak semua pelakon berani untuk melakonkan film-film horor.
10:49Ya.
10:51Tapi Acha punya keinginan itu, kan?
10:54Ya, pastinya.
10:56Karena menurut saya horor, cerita horor di Indonesia itu sangat beragam.
11:01Yang pasti ceritanya tuh muncul dari berbagai kisah.
11:06Dan melahirkan banyak elemen dalam film yang membuat film itu menarik untuk ditonton.
11:12Dari segi sinematografi, dari segi culture, dari segi cerita di dalam situ tuh.
11:20Kalau film horor, banyak yang bisa di eksplor.
11:23Dan menurut saya, market film horor juga patut diapresiasi.
11:29Karena memang banyak sekali penonton atau moviegoers Indonesia yang mengapresiasi film horor.
11:38Dan menunggu detail-detail karakter atau cerita yang bisa ditawarkan oleh film makersnya.
11:45Betul.
11:46Jadi, saya bukan takut. Saya justru malah terlalu berani.
11:51Terlalu berani untuk main film horor.
11:53Iya.
11:54Karena gak tau ya, saya tuh dari kecil gak pernah takut gelap.
11:58Gak pernah takut sendirian.
12:00Jadi memang, emang agak-agak mistis.
12:06Charles, kejayaan film yang pertama kan, Kodra yang satu.
12:10Bila kamu mahu membangunkan yang kedua.
12:12Pastinya, tekanan-tekanan itu ada wujud kan.
12:16Ialah mahukan yang lebih baik untuk yang kedua.
12:19Jadi, apa pertimbangan-pertimbangan kamu yang kamu mahukan dalam film yang kedua ini.
12:25Sebelum kamu jadikannya sebagai film.
12:29Sequel obviously needs to be bigger, better, bolder.
12:33And luckily, dari sejak awal, Kodra was meant to be a trilogy.
12:44Jadi secara rancangan sudah ada.
12:46Okay.
12:47That's why in the first Kodra, if you remember.
12:50When at the final shot, Ustadz Kodra was riding his bike.
12:54Towards the dark cloud.
12:58With storms coming down.
13:00We wrote, Kodra will return.
13:03Okay.
13:05Itu semacam cita-cita, semacam doa yang memang kami coba wujudkan.
13:11Dan kami beranikan diri untuk tulis.
13:14Alhamdulillah ternyata hari ini ada yang kedua.
13:19Bahwa banyak hal yang kami coba untuk membuat lebih baik, lebih besar, lebih fun.
13:29Tentu.
13:30Tapi, if you're asking me about the storyline, it was actually meant from the beginning to be a trilogy.
13:37Sebab pastinya ekspetasi penonton mau yang lebih bagus kan, lebih tinggi.
13:43Ya.
13:44Ya.
13:45Karena itu, jika ditonton Kodra 2, ada beberapa pendekatan yang kami coba agak berbeda.
13:52Jadi, banyak orang yang bilang, waktu Kodra 1 diputar di Malaysia, juga banyak penonton yang selesai nonton memaki.
14:02Dan bilang, ini horror bikin saya takut tidak berani pulang nih.
14:06Saya nonton di bioskop jauh sekali jam malam gitu kan.
14:09Jadi, pulang ke rumah nih, gara-gara film horror saya takut gitu.
14:13Bahkan, I believe if I remember correctly, there's a Malaysian audience who's actually a cake vlogger.
14:25So, it's not just a food vlogger.
14:27Oh.
14:28He's specified in cake.
14:30And then he said, because of Kodra 1, and that birthday scene with the birthday cake with the hand.
14:36Yes.
14:37I'm gonna stop vlogging for about 3 months.
14:39Oh.
14:40You know, because of you guys.
14:41You know.
14:42So, itu banyak sekali kita dengar pada saat film Kodra 1 diselesai dirilis.
14:48Tapi, if you've seen from the comments from Freud Kodra 2 in Indonesia.
14:54A lot of people actually said, this one actually made me wanted to do solat taubat.
15:01Yeah.
15:02This actually made me wanna go home and actually start making mens on how I did my solat.
15:09And try to make it better.
15:12Try to be a better person.
15:13Memahami ayat-ayat Quran itu.
15:15Ya, dan terutama melakukan solat dengan lebih baik.
15:18Betul.
15:19Ya.
15:20Karena kadang mungkin, it's been a routine in your life.
15:23And it becomes a routine.
15:25Not something that you can, not something that you actually do to talk to you between you and your God.
15:33Ya.
15:34Dan jadi, karena solat itu kan adalah tiang iman ya.
15:37Betul.
15:38Ya.
15:39Itu jadi hal yang kami coba lakukan dan hope, happily dan thank God dari Indonesia commentnya baik.
15:50Hopefully in Malaysia it also translates well.
15:53Acha, dalam banyak-banyak babak scene yang kamu dalam Kodra 2 kan.
15:58Ya.
15:59Yang paling susah calakon kan.
16:01Hmm.
16:02Sebenarnya karakter Aziza ini memang karakter arcnya itu semuanya menurut saya challenging ya.
16:13Oke.
16:14Hanya diam saja menurut saya di luar, ya di dalam cerita itu saya menunggu Kodra keluar dari, ya boleh gak ya spoiler berarti.
16:27Boleh, boleh.
16:28Oh, keluar dari penjara.
16:30Itu saya merasa bahwa, untuk scene itu aja padahal diam Charles.
16:36Gue baru ngomong sama lo ini ya.
16:38Itu aja gue harus dengerin musik yang bener-bener gue pilihin gitu musiknya.
16:42Itu memang, menurut gue emang Aziza ini kalau diem tuh dia tuh mesti diem yang kayak gimana.
16:48Oke.
16:49Mesti menunggu yang kayak gimana.
16:50Oke.
16:51Gak boleh nunggu yang biasa aja, gak boleh.
16:54Karena dia membawa rasa bersalah sih.
16:56Membawa rasa bersalah seorang ibu yang gagal dalam melindungi anaknya dan malah kehilangan suaminya di saat suaminya sedang butuh support dari dia juga gitu.
17:08Jadinya, memang dihantui oleh rasa bersalah itu di bawah sepanjang film.
17:16Dan semua scene, saya make sure bahwa saya merasa bersalah terus.
17:22Dari awal syuting sampai terakhir syuting hari kelima puluh.
17:26Saya merasa bersalah terus.
17:28Rasa itu di bawah?
17:30Rasa itu di bawah.
17:31Bagaimana tidak ada kepastian mengenai keluarganya.
17:34Keluarganya di mana gitu.
17:36Anaknya, ayahnya, suaminya ini ada di mana gitu.
17:40Dan dia sendiri, dia mencari sesuatu yang dia cintai di antara ketidakpastian itu gitu.
17:48Tapi dia, imannya dia itu tidak hilang sebenarnya.
17:50Tetap terkoneksi dengan Allah dengan cara apapun.
17:53Betul.
17:54Tapi, dia tetap terus berjuang untuk mendapatkan taubat.
17:58Untuk mendapatkan ridho dari Allah.
18:00Namun, itu semua dia jalanin berkali-kali.
18:05Berkali-kali dengan, bertarung dengan batinnya kan.
18:08Dan ditambah lagi, iblis yang sedang mengganggu keluarganya ini.
18:13Jadi, awal-awal tinsin taubat yang nanti akan kalian saksikan di Quadrat 2.
18:17Itu Aziza bertarung dengan batinnya sendiri.
18:20Dengan kesalahan diri dia sendiri.
18:22Lalu, akan bertarung lagi dengan Aswala gitu.
18:25Jadi, diam aja perlukan emosi kan, Acha?
18:29Saya pikir seperti itu.
18:31Untuk film ini, saya ngerasa sebagai aktor mungkin saya merasa benar-benar men-challenge dan berusaha menggunakan atau ada di dalam sebuah playground yang sangat-sangat mumpuni.
18:50Membuat saya sebagai aktor bisa merasa apa yang saya put sedikit itu menjadi sangat berarti.
18:57Ya, karena playground-nya itu luar biasa sekali.
19:00Kita dimantu sama sinematographer yang sangat luar biasa, Mas Hani.
19:04Kita dibantu oleh lighting, kru lighting yang sangat luar biasa.
19:08Sehingga sinematografinya juga gambarnya bagus sekali.
19:13Setiap saya masuk set, itu seperti saya di universe yang lain.
19:17Karena set-set-setnya itu dibuat dari awal.
19:20Betul.
19:21Dan tidak banyak ya film Indonesia yang mempunyai nilai-nilai yang lengkap seperti itu.
19:29Jadi, ini merupakan pengalaman.
19:31Berapa set?
19:3328 set.
19:34Oh.
19:35Ya.
19:36Dibina khusus untuk quadride dua.
19:39Ya.
19:40Dan itu adalah bagian dari beberapa set yang sebenarnya yang kami juga gunakan.
19:44Jadi, ada 28 set yang tambah.
19:47Ya.
19:48Aca, ada nggak scene-scene yang kamu rasa udah bagus?
19:52Tapi Charles, Aca, give me more.
19:54More.
19:55And more.
19:56Hahaha.
19:57Ya, orangnya sangat percaya.
19:59Oh.
20:00Dia percaya.
20:01Bahkan dia bilang, Vino tuh, Vino Bastian, lu udah quadride banget.
20:05Oh, ini kesenangan kalau ngeliat Vino tuh berantem di scene quadride itu.
20:09Kalau lagi melakukan adegan action, lebih daripada ekspektasi Charles.
20:13Oke.
20:14Kayaknya.
20:15Kalau saya, karena saya nggak ada di film sebelumnya kan.
20:20Awal-awal Charles lumayan kritikal soal bagaimana saya menerjemahkan Azizah.
20:25Saya pikir Azizah tuh orang sakti pasti.
20:28Oke.
20:29Istrinya Ustadz Alim pasti kan bisa menghafal Al-Quran.
20:36Ternyata Azizah adalah perempuan biasa saja.
20:39Azizah mendampingi suaminya dengan segala keterbatasan dia.
20:43Yang juga sebagai ibu dan istri pernah merasa tertinggal atau merasa sendiri atau merasa tidak cukup.
20:53Namun dia tetap mendampingi suaminya dan dia masih belajar agama gitu.
21:01Jadi semua yang awal-awal saya pikir sosok Azizah tuh sempurna sekali.
21:07Ternyata dibentuk dengan sesederhana mungkin oleh director Charles.
21:15Dan hal itu yang membuat saya tambah penasaran bagaimana orang yang sangat sederhana ini bisa bertahan untuk situasi yang rumit ini gimana sih?
21:27Jadi itu yang saya pikirin sebenarnya.
21:29Sederhana seperti ini kok dia bisa kuat banget sih gitu.
21:33Dan sampai akhir film ternyata Azizah memang membuktikan.
21:38Ini bukan saya ya tapi Azizah ini memang membuktikan.
21:41Karakter ini membuktikan bahwa dia dengan kesederhanaannya.
21:44Itu.
21:45Dengan ketidaksempurnaannya justru malah dia adalah sangat kuat.
21:50Perempuan yang kuat.
21:52Luar biasa.
21:54Seperti apa yang itu udah digambarkan untuk watak Azizah itu.
21:58Jadi bila Acha memerankan wataknya.
22:01Pilihan kamu tidak salah Charles.
22:04I told her many times.
22:07Even my late father.
22:10Okay.
22:11Henry Kozali who passed away July last year.
22:14Kodrat tuh adalah film terakhir yang dia lihat proses shoot.
22:20Dia datang ke lokasi.
22:22Dan dia ada pada saat kami melakukan editing filmnya.
22:28Dan he might be one of the first person yang lihat draft editingnya.
22:36Awalnya.
22:37Dan begitu dia lihat yang dia bilang sama saya.
22:44I've told her about this before.
22:46Yeah.
22:47My dad came out of the editing place.
22:53And I said, hey, you're not, you haven't seen the rough cuts yet.
23:01Right?
23:02And then he said, I did.
23:04Sneaky.
23:05I did.
23:06I did.
23:07I did.
23:08That's why I said, ah.
23:10We were supposed to watch it together.
23:12He said, no.
23:13I watched it before you.
23:15I said, how is it?
23:16And then he said.
23:18And Acha was superb.
23:24That was his word.
23:26Yeah.
23:27Dan itu kalau saya baca komen-komen di social media Acha kan dengan rakonan kamu dan sebagainya.
23:36Dihujani dengan pujian-pujian daripada penonton di sana.
23:39Tapi Acha sendiri, bila film ini mau ditayangkan, rasanya gimana Acha?
23:44Yalah sebab film satu, kita sudah tahu kejayaannya gimana.
23:47Yang kedua ini, of course, penonton mahukan yang lebih baik lagi.
23:51Kan ekspetasinya pastinya tinggi.
23:53Lagi-lagi, kamu tidak ada yang di film pertama.
23:55Jadi gimana Acha perasaannya saat film pertama itu mau tayang?
24:00Kamu nak membaca komen-komen penonton?
24:03Atau kamu tidak baca? Takut nak baca komen penonton?
24:06Saya excited banget sih sebenarnya.
24:08Tapi saya tuh suka takut meripos untuk hal-hal yang apalah dibilang buzzing-buzzing.
24:19Karena saya udah lama ya, 13 tahun saya nggak dapat nominasi.
24:22Jadi saya pikir ini mah terlalu berharap aja.
24:26Tapi balik lagi, saya rasa orang ketika saya film ini akan tayang yang kedua, lepas aja gitu.
24:37Karena memang semua film pasti memiliki journey-nya masing-masing.
24:42Betul.
24:43Pasti semua film memiliki dan level kesungguhan kita sebagai kreatornya itu sebenarnya akhirnya bisa dinikmati di premiere atau di hasil akhirnya gitu.
24:54Dan saya nggak ragu gitu.
24:56Saat saya menjalankan film Kodrat ini nggak ragu bahwa hasilnya pasti akan seperti ini.
25:03Jadi ketika film itu masuk di, kita rilis trailer pertama kali di Jakarta dan trailer itu ada.
25:13Saya sebenarnya, ya saya surprise seneng gitu ya.
25:17Tapi saya tahu pada saat pembuatan film ini yang bakal terjadi.
25:21It's gonna be grand, it's gonna be that beautiful, it's gonna be sangat mesmerizing lah.
25:28Sangat-sangat bisa melahirkan gambar dan kualitas yang terbaik.
25:34Karena memang kami mengerjakannya dengan sungguh-sungguh juga seluruh tim.
25:40Karena proses itu menyenangkan banget.
25:42Pokoknya film yang dikerjakan dengan hati menyenangkan.
25:44Betul.
25:45Pasti hasilnya.
25:46Lancar.
25:47Pasti hasilnya baik.
25:48Iya.
25:49Dan itu yang selalu saya bawa gitu.
25:51Karena ya saya jadi optimis bahwa film Kodrat 2 ini patut untuk disaksikan sama warga Malaysia juga.
25:57Iya.
25:58Dan itu kalau dari sudut pandang seorang pelakonnya.
26:02Tapi daripada pengarahnya sendiri deg-degan nggak reaksi penonton?
26:07Sangat, sangat.
26:08Saya punya kebiasaan saat mau mulai syuting dan saat mau merilis film, my nerve actually had a thing.
26:23I might be the only director who sweats a lot in their gala premiere.
26:34Iya, bener.
26:35Because I was so nervous.
26:37Sweating.
26:38Like, okay, okay.
26:41Terlalu nervous.
26:42Iya.
26:43Until now, it's still happening.
26:45But, again, membaca komen-komen orang yang sudah nonton,
26:52It really, apa ya, membesarkan hati ya.
26:57Iya.
26:58Like the FFI bus, whatever happens, ya, win or lose ya.
27:05Tapi, when people saw you in the movie and then they said,
27:09Oh, you should actually be the best actress for this year.
27:13That means your performance touched them.
27:16And the most important thing ya, touch them.
27:19Iya.
27:20Iya.
27:21And when you make a movie for your audience and then it touched them and then they react kindly towards you.
27:31That is something that you can't buy.
27:34Hmm.
27:35Satu, apa orang kata, satu penelit itu terbayar, kan?
27:41Dengan hasilnya, dengan reaksi daripada penonton.
27:44Exactly.
27:45Itu sampai takut kadang-kadang.
27:46Gara-gara itu.
27:47Iya gak sih?
27:48Baca-baca itu jadi takut.
27:50Karena memang, yang they praise a lot.
27:54Dan kita merasa tanggung jawab kita terhadap film ini.
27:58Seperti kayak, oke, jangan sampai selesai sampai disini nih.
28:01Jangan terbuai dengan komen-komen ini nih.
28:04Ayo kita, kita promosikan lagi.
28:06Kita bikin yang lebih baik lagi.
28:07Jadi kayaknya memacu kita untuk gak puas banget.
28:10Yeah.
28:11We're very humbled, we're very happy, but it also give us the boost to actually, you what else can we do?
28:17So that lots more people can actually saw, come to the cinema and saw the movie because it's still playing.
28:24Yeah.
28:25And now it's happening in Malaysia, we're gonna open up on the 17th of April.
28:29Yes.
28:30Yeah, hopefully.
28:31Lusa.
28:32Yeah, hopefully the audience in Malaysia also take it well towards the movie.
28:37Mungkin satu perkara yang, yelah penonton tidak akan nampak, kan?
28:41Sebab filmnya sudah siap.
28:43Satu perkara yang mungkin kalau Charles boleh kongsikan, behind the scene film ini apa yang kamu rasa penonton perlu tahu betapa kerja kerasnya tim Kodrat 2 ini?
29:01Adegan sholat tobat.
29:02Okay.
29:03Sholat tobatnya Acha itu sangat luar biasa.
29:10Dia melakukan sholat tobat di take pertama.
29:15That scene actually consists only with three shots.
29:23Opening shot, dia gelar sajadah.
29:27Lalu kemudian she steps on the sajadah, and then she did the prayer.
29:33And that is a long one take shot.
29:36No cuts.
29:37Long one take shot.
29:38And I told her, do whatever you need to do, we'll just be here to actually take and recapt and capture whatever comes out of you.
29:52Hmm.
29:53And then the closing shot where she breaks down and cry.
29:57So only three shots.
29:59Wow.
30:00Now the first shot, that one long take shot, the first take that she did, it was actually very good.
30:07Very good.
30:08But because it's so emotional, there's a slip of words in the prayer that she said it not quite perfect.
30:24It slips.
30:25So we consult with our Islamic consultant.
30:29Do we want to let it be, or do we want to make it better?
30:34And then he said, this is actually a very important word.
30:38So if we can make it better, if we, you know, not make a mistake on that word, it'll be better because the meaning of the word is actually very important.
30:47So we did second, third, fourth, fifth, sixth, and seventh take.
30:54Hmm.
30:55And because it is something that she did with all of her emotion and hearts that she put in, all of the other takes doesn't work.
31:04Hmm.
31:05It does not work.
31:06Right?
31:07Second, third, fourth, fifth, sixth, and seventh, it doesn't work.
31:10And then I said, take some time.
31:12Don't worry.
31:13All the crews are supporting you.
31:17If it needs to be tomorrow, then we'll shoot it tomorrow.
31:20And then she said, and then she said, give me some time.
31:24Let me try one more time.
31:26Oh, okay.
31:27So she took her time.
31:28We, we didn't move.
31:30Everybody stays on the set waiting for her.
31:33We said, don't mind us.
31:35Just take your time.
31:36And then she tries to find whatever that can inspire her.
31:42She reads the ayat again.
31:45What, uh, what's the meaning of it?
31:47And then she tries to find her inspiration.
31:49And then after a while she comes back.
31:51And then she said, okay, I'm ready.
31:55And then we did the take.
31:57And it's not just me, uh, that felt it was a perfect take.
32:02Even four of our crew.
32:06And out of those four, three are men.
32:08Right.
32:11Literally on the set, they were crying.
32:14Hmm.
32:15And, uh, at the very end of the scene, she was, uh, breaking down, uh, on the floor and crying.
32:21Right.
32:22So I did not shout, cut.
32:25I just stand up and walk and go past the cinematographer and everybody just say, okay, okay, okay.
32:35Until, uh, I come to where, where, where she was.
32:40And then I kneel down beside her and I said, it's done, it's done.
32:46And then she says, really done?
32:49I said, yeah.
32:50Really?
32:51She says, it's good.
32:53It's good.
32:54And she kept on saying, udah ya, bener udah.
32:59I said, udah.
33:00Udah kan?
33:01Udah.
33:02It's so heartbreaking to see how she actually connects with that scene and that character.
33:08Yeah.
33:09And she went out of the set to go to the makeup and the dressing room.
33:15And we can still hear her cry.
33:18I remember the time.
33:20That's how, how she actually gives herself for the part and for the movie.
33:27For the character.
33:28100% I rasa ketika itu emosinya Acha ya.
33:31Everybody was just so silent.
33:33Saya ga denger cerita ini lagi baru lengkapnya cerita, baru hari ini lagi.
33:36Maksudnya iya iya, saya jadi reminiscence lagi gitu.
33:39Bahwa, ya memang itu yang saya rasain.
33:45Dan, dan ketika balik ke kursi saya lagi, ya kejadian ini saya udah ga mikirin sad lagi.
33:54Tapi emang mikirin Aziza jadinya.
33:57Bahwa, bagaimana dia tuh jatuh banget sampai ke bawah gitu.
34:03Dan, dan dia berharap Tuhan mengampuni dia gitu.
34:06Ya sih.
34:08I, I never, I never, I never, cut the scene with that.
34:13Hmm.
34:14Never.
34:15Makanya saya benar, pas saya dibawah, pas saya dibawah itu kelokok harus benar di belakang saya gitu.
34:22It's over.
34:23You know.
34:24That's, that's, wah the, the moment was just so emosional.
34:31Hmm.
34:32And that, that scene was actually repeated again at the very end.
34:37Oh.
34:38So, there are two occasions where she actually did her solat taubat.
34:42On a different level.
34:43Okay.
34:44Different level.
34:45But, just imagine the hard work that Acha and Vino did.
34:49Hmm.
34:50Amazing actor.
34:51We were just lucky and grateful to have such good actors, uh, along the other many actors that are in the production.
34:59And all the crews, you know, coming together, giving her time, understanding what it needs and takes.
35:05Um, and that's why all the crews are just supporting you and Vino.
35:11And they're still going to the cinemas, taking their families, watching our movie again and again.
35:16Wow.
35:17Until today.
35:18You know.
35:19Yeah.
35:20Yeah, I'm just so lucky and happy to have a, a family, a crew that's like just a family.
35:27Yeah.
35:28Yeah.
35:29Jadi, untuk Kodrak3-nya udah ada, perancangannya?
35:31Oh.
35:32Ada.
35:33Ada.
35:34Ada.
35:35Tapi, melihat apa yang sekarang dicakapkan oleh banyak yang sudah menonton.
35:39Hah.
35:40That's where the stress comes back again.
35:43Hah.
35:44I actually talked to Vino.
35:45I actually talked to Chris Lee, our concept artist.
35:49And we said.
35:50Stay by.
35:51And then talked to my producer, Linda, my sister.
35:55We said, okay.
35:58For the third one, I don't think we can just go for what we said before.
36:04Everybody's demanding more.
36:05Yeah.
36:06So how far can we go?
36:07Linda says.
36:11Wait.
36:13Wait.
36:14We need to sit down and talk this further when everything's done.
36:19But definitely, we won't take it lightly.
36:26We won't just take whatever the audience have given us, has supported us, and take it for granted.
36:35We'll take every support that has been given to us wholeheartedly.
36:41And we'll do our best to give it back 100%.
36:46Because I haven't watched this film, we'll watch it later.
36:51So maybe Azizah will be back for the third one if there's a third one.
36:55And I can definitely say she'll be on the third one.
37:01Yay!
37:02So when you guys watch the second movie, some of you might be surprised by she'll be on the third one.
37:11But she'll definitely be on the third one.
37:13And Charles, pastinya bila kejayaan dari kodrat satu, yang kedua, pastinya ramai pelakon-pelakon pengen untuk bekerja sama dengan kamu.
37:25Pasti.
37:25But it's not always been like that.
37:35At the very beginning, when we were still struggling to find our box office.
37:41Yeah, obviously it's not that easy.
37:47And Acha is one of the actors that actually come in and support us from the very beginning.
37:56With Nada Untuk Asa.
37:57With Marsha, Vino's wife.
38:00Vino's real life wife.
38:04And whatever we have today is through the support and hard work of the team, not myself.
38:15And we're very grateful for it.
38:18We're very, very grateful.
38:21It's a process, yeah.
38:22Yeah, it's a process.
38:23And also like coming from the beginning of like having this family all together, making movies.
38:30Just, yeah, just us making drama movies.
38:34And now, like previously you've been also doing many action movies, right?
38:39But like for kodrat, there was the first movie that I've watched in cinema that I really, you know, like
38:48bener-bener showing how Charles Gozali as an action director and also slash movie, horror movie director.
38:58Yang menurut saya, dikembangkan lagi di kodrat 2 ini.
39:01Jadi saya pikir, ya, there are so many opportunities and so many, apa ya.
39:12Exciting challenges.
39:13Exciting challenges, yeah.
39:14That that lies ahead, yeah.
39:15That that lies for us.
39:16Yeah, yeah.
39:17Acha, saya tertarik bila kamu kata udah 13 tahun tidak tersendarai, tercalon dalam anugerah.
39:25Yeah.
39:25Last, kalau saya tidak silap, kamu menang Piala Citra itu melalui film Test Pack.
39:30Yeah.
39:30Betul.
39:31Dan saya menonton film itu juga.
39:33Haa.
39:34Dan pastinya, seperti yang dikongsikan oleh penonton-penonton bila dah menyaksikan film kodrat 2 ini,
39:41mereka meletakkan harapan untuk acha tersenarai dan juga menang untuk best actress itu,
39:48saya pasti mungkin menjadi satu kenyataan dan yelah.
39:52Amin.
39:52Haa, amin.
39:54Amin.
39:5413 tahun aja, udah lama.
39:59Saya tuh sebenernya udah sampai apa ya, saya yang penting ada film itu saya udah senang.
40:07Oke.
40:07Jadi pada saat orang-orang berpikir bahwa ada hal-hal yang sebenernya penting selain ada film,
40:19terus saya jadi ngerasa bahwa emang harus sih ada Piala itu gitu.
40:26Antara Despreet sama di satu sisi, sama di satu sisi.
40:30Kayak, ya kayaknya udah lama ini juga gak ada kabar-kabar baik gitu kan.
40:35Tapi jadinya itu yang membuat saya tetap melakukan gitu, tetap melakukan dengan segala ketulusan aja gitu.
40:41Bahwa yang namanya aktor ya harus bermain, yang namanya aktor memang harus tetap mencari dan men...
40:48Apa ya, explore skrip-skrip baru gitu.
40:50Dan ketika dapat peran yang luar biasa ini, makanya itu adalah sudah hadiah buat kami sebagai aktor.
41:00Karena gak banyak ya skrip yang ditulis buat kami gitu.
41:03Yang khusus memperlihatkan eksplorasi acting pemain tersebut.
41:08Bisa tanya ke Fino, Masya, bisa tanya ke pemain-pemain lainnya.
41:12Gak banyak.
41:13Jadi buat kami itu adalah hadiah pertama untuk menjadi seorang aktor gitu.
41:18Kemampuan yang berbeda untuk setiap film itu kan.
41:22Dan saya juga merasakan dalam dikala industri film Indonesia dihadirkan dengan pelakon-pelakon baru,
41:33aktres-aktres baru, nama Acha masih menjadi pilihan.
41:39Acha, untuk setiap-setiap karya yang hebat saya kira.
41:44Memang sulit buat saya buat berhenti.
41:47Sebenarnya menurut saya pun, mama saya sendiri yang bilang manajer saya bilang,
41:52kayaknya kamu harus disiap-siap nih, dua tahun lagi, tiga tahun lagi.
41:57Kayaknya palingan karir kamu harusnya sih harus mulai berganti nih sekarang.
42:01Gak usah jadi aktor lagi gitu.
42:03Karena kan harus tetap banyak hal yang harus dilakuin gitu.
42:06Kita semuanya dari keluarga pengennya Acha tetap bekerja, tetap melangsungkan kehidupannya dengan mandiri gitu ya.
42:14Cuma kalau saya sih optimis, saya pasti bakal main terus gitu ya.
42:19Cuma ya ada banyak hal dalam realita yang membuat saya terpisah antara mimpi saya dan realita hidup saya.
42:27Dan hal itu yang membuat saya jadi tetap, yaudah jalanin aja dulu.
42:33Never say never, ya apapun itu, kesempatan yang ada ya dijalanin dulu sebaik-baiknya.
42:43Mau itu nanti membawa kita kemana, siapa tahu.
42:46Gak hanya bermain di Indonesia, bisa di Malaysia, bisa di manapun.
42:49Yang penting, ya jangan membatasi diri lah gitu.
42:53Jadi jangan sampai kita menjudge dulu apa yang sebenarnya rencana Tuhan gitu.
42:58Macam Charles, kamu senang untuk bekerja sama dengan aktor yang lebih senior ataupun mungkin kamu suka eksplorasi dengan pendatang-pendatang baru?
43:11To be able to explore is always a fun thing.
43:17New actors itu biasanya punya sebangat, punya free spirit yang masih sangat baru, willing to try a lot of things gitu ya.
43:32Dan selalu itu hal yang menarik, refreshing.
43:35But, working with a senior actor, working with an actor yang sudah berpengalaman.
43:45It is also a very nice, refreshing thing when you know that, okay, Acha udah sering main film drama.
43:57Dia juga bukan belum pernah main film horror.
44:00But in Kodrat 2, we'll give her something that she never did before.
44:03Yes.
44:06Being able to actually work with somebody who's established and then actually taking them to a different journey,
44:14giving them a different chance to actually explore themselves in a different way.
44:20It's also very, very fun because it's either, you can actually hit or miss, you know, and it doesn't always work.
44:31But in Acha's case, even in Vino's case, as Kodrat, I'm just glad that it worked out well.
44:40Yes, saya aja abis nonton Kodrat, saya perut nonton film pertama pasti bukan saya yang saya lihat, justru malah teman-teman nih.
44:48Saya lihat Vino pokoknya.
44:51Oh my God, gitu kayak udah-benar.
44:53Itu pas time you dengan Vino?
44:54Enggak, ini udah yang ketiga kali.
44:55Cuma maksudnya, saya melihat itu bukan Vino, itu Kodrat.
44:59And very interesting fact, they always met in within 8 years of distance.
45:05Unite again, as a partner in movie.
45:08The separate distance always extend to 8 years.
45:13Acha sebagai seorang actor, menerima satu-satu naskah tawaran itu, apa yang menjadi pertimbangan pertama Acha?
45:24Scriptnya, pengarahnya, ataupun teman-teman ini?
45:30Tergantung kebutuhan.
45:33Tapi yang penting kalau menurut saya sih, pasti schedule ya.
45:39Karena saya udah ibu sekarang.
45:40Jadi kalau misalnya saya ada fleksibilitas, saya bisa ke Jakarta untuk meninggalkan keluarga, pastinya saya bersedia dan maulah untuk ngebelah-belahin.
45:52Karena keluarga saya mengizinkan, gitu.
45:55Tapi balik lagi, saya suka cerita.
45:59Karena cerita tuh memang menjadi big part of decision making.
46:09Tapi juga, cerita yang baik juga tidak bisa terlaksana, tereksekusi dengan baik, kalau bukan karena tim yang baik.
46:15Jadi pastinya kita tanya, oh DP-nya siapa ya?
46:19Atau director-nya siapa ya?
46:21Atau ini production house-nya bisa gak ya membuat film ini tayang?
46:25Dan tayangnya sampai mana?
46:27Jadinya memang scale-nya banyak sebenarnya yang bisa dipikirin.
46:31Tapi yang pertama memang kesempatan.
46:33Karena saya percaya, di mana ada kesempatan ada harapan.
46:36Apapun itu, kalau misalnya kita jalanin dengan baik, gak ada deh karakter yang sebenarnya gak bisa dijalanin dengan baik.
46:46Kalau misalnya kita tidak menggunakan kesempatan itu dengan baik, gitu.
46:49Jadinya, ya itu dulu pertama kesempatan.
46:53Abis itu schedule.
46:55Ketiga baru tim, gitu.
46:56Itu aja sih.
46:57So, payment-nya kemudian?
47:00Payment-nya urusan sama eksekutif dan manager.
47:02Yang penting sih, kalau udah ada tiket, saya berangkat.
47:08Jadi Charles, dengan budget yang udah tersedia untuk Acha, dengan segala kemampuan yang udah diberikan dalam film ini, hasilnya berbaloi, pasti.
47:21Amin.
47:21Amin.
47:22Amin.
47:22Amin.
47:22Dan, kan, kan, my sister Linda is the producer, ya.
47:30And we distributed this movie with Rapi Films.
47:33Betul.
47:34Magma Entertainment is working with Rapi Films, along with six other film company.
47:41And I believe all the producers and the executive producers are happy.
47:48So, that's a good sign.
47:51I believe they see the investment that they did.
47:57It's worthwhile.
47:59Worth it.
47:59Yeah, worth it.
48:01We can ask one of them.
48:02Are you happy?
48:04You producer?
48:06With Kondratu?
48:06Okay.
48:10Dan lebih hebat, film ini ditayangkan di Malaysia, kan?
48:14Iya.
48:14Yang Kondrat pertama kan juga ditayangkan di Malaysia.
48:17Namun, mungkin yang Kondrat dua ini memang kita langsung didampingi sama Astro.
48:23Betul.
48:23Jadi, kita berharap dari segi promosi dan juga.
48:26Astro has been with us from the very beginning.
48:29Dan faktanya juga, Acha tidak asing di negara Malaysia.
48:34Sebenarnya dari zaman kuliah di sini, dari zaman masih belum berumah tangga, kan, Acha?
48:43Sehingga sekarang, orangnya sebegini saja.
48:46Tidak berubah.
48:48Saya Benjamin Button versi wanita, ya.
48:51Dan di minute-minute terakhir ini, mungkin daripada Acha, mau disampaikan kepada peminat di Malaysia untuk mereka ramai-ramai hadir menyaksikan Kondrat 2.
49:06Jomorga Malaysia, jangan lupa untuk tanggal 17 April, there is new movie, one movie that coming from Astro, dari Magma Entertainment dan Rugerapi Films.
49:20Kita punya film Kondrat 2.
49:22Ini adalah sebuah film yang lahir dari passion kami, film makers, daripada Indonesia untuk menghadirkan cerita horror, slash action, slash drama.
49:33Jadi, saya berharap buat peminat-peminat di Malaysia untuk Jom pergi ramai-ramai ke Pawagam 17 April.
49:41Karena di Indonesia, tiket sudah 2 juta lebih viewers terjual.
49:46Jadi, kalian jangan sampai kelewatan.
49:47Kelewatan.
49:48Kelewatan.
49:48Kelewatan.
49:49Kelewatan.
49:50Saya percaya Astro adalah salah satu pemimpin di industri kepercayaan di Malaysia.
50:01Dan untuk mereka untuk mempunyai percayaan mereka di Kondrat, sejak film pertama, dan sekarang pada peminat kedua,
50:08second installment, is a sign that it must be something that they believe that the Malaysian audience would love.
50:18So, get your money ready, buy the ticket and see Kondrat 2 di Pawagam mulai 17 April 2025.
50:27Dan pastinya saya rasa, saya boleh janjikan kepada penonton di Malaysia ini, tiket anda itu akan berbaloi selepas menonton film Kondrat 2 ini.
50:39Sebab apa? Saya membaca setiap komen-komen daripada posting acar, saya follow, saya tengok feedback yang sangat bagus.
50:46Jadi, saya kira kalau penonton di Indonesia sudah memberikan feedback yang sebagus itu, saya rasa penonton di Malaysia tidak perlu buang masa dan anda semua kena hadir menyaksikan film ini nanti bermula 17 April 2025 di seluruh Pawagam Tanah Air kita.
51:05Dan sekali lagi, terima kasih kepada Acha dan juga Mr. Charles.
51:09Semoga film Kondrat 2 ini akan terus akses di Malaysia dan juga di Indonesia.
51:13Dan kita tunggu yang ketiga pula, insyaAllah.
51:18Jadi, sukses untuk semuanya, untuk semua tim.
51:21Dan kita jumpa lagi dalam Confessioning Mungkin Gelap.