JAKARTA, KOMPAS.TV - Pendiri Komunitas Nasional Pendidikan, Andreas Tambah melihat ada kesenjangan antara siswa yang orang tuanya dari kalangan ekonomi lebih mapan, cenderung punya kemampuan untuk meningkatkan kompetensinya dengan ikut les dan bisa masuk ke sekolah negeri.
Sementara, siswa yang orang tuanya dari kalangan ekonominya lemah menjadi terpinggirkan dan terpaksa masuk ke sekolah swasta berbayar.
"Kami tidak merasa heran ya adanya anak dikeluarkan karena nunggak, tidak boleh mendapat ijazah karena belum lunas sekolahnya. Artinya ada dilematis ketika fasilitas di SD negeri atau mungkin sekolah negeri ini sudah baik, tetapi karena fasilitas semakin baik justru malah menjadi sasaran dari kalangan masyarakat menengah ke atas. Sah-sah saja, tetapi konsekuensinya adalah kalangan golongan prasejahtera ini terpinggirkan, terpinggirkan dan mau tidak mau harus memilih sekolah swasta," ungkapnya.
Andreas menambahkan pemerintah perlu mengkaji kembali penerapannya dan merangkul sekolah swasta.
Pemerintah harus peduli dan menghidupi sekolah swasta, karena punya peran yang luar biasa bagi pendidikan.
Saksikan selengkapnya di Program Dipo Investigasi KompasTV.
#ijazah #siswa #sekolah
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/video/591622/pengamat-pendidikan-ungkap-penyebab-siswa-sulit-ambil-ijazah-dipo-investigasi
Sementara, siswa yang orang tuanya dari kalangan ekonominya lemah menjadi terpinggirkan dan terpaksa masuk ke sekolah swasta berbayar.
"Kami tidak merasa heran ya adanya anak dikeluarkan karena nunggak, tidak boleh mendapat ijazah karena belum lunas sekolahnya. Artinya ada dilematis ketika fasilitas di SD negeri atau mungkin sekolah negeri ini sudah baik, tetapi karena fasilitas semakin baik justru malah menjadi sasaran dari kalangan masyarakat menengah ke atas. Sah-sah saja, tetapi konsekuensinya adalah kalangan golongan prasejahtera ini terpinggirkan, terpinggirkan dan mau tidak mau harus memilih sekolah swasta," ungkapnya.
Andreas menambahkan pemerintah perlu mengkaji kembali penerapannya dan merangkul sekolah swasta.
Pemerintah harus peduli dan menghidupi sekolah swasta, karena punya peran yang luar biasa bagi pendidikan.
Saksikan selengkapnya di Program Dipo Investigasi KompasTV.
#ijazah #siswa #sekolah
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/video/591622/pengamat-pendidikan-ungkap-penyebab-siswa-sulit-ambil-ijazah-dipo-investigasi
Kategori
🗞
BeritaTranskrip
00:00Saya sudah bersama dengan Bapak Andreas Tambah, yang merupakan seorang pengamat pendidikan sekaligus pendiri dari Komunitas Nasional Pendidikan.
00:08Pak Andreas, terima kasih untuk waktunya, Pak.
00:10Apa, Suri?
00:11Andreas, mungkin belum semua masyarakat kita tahu, Pak, bahwa cukup banyak sekolah swasta khususnya yang kemudian menahan ijazah para siswanya yang telah lulus, Pak.
00:24Dan ini nampaknya sudah menjadi fenomena yang cukup marak terjadi belakangan.
00:28Apa yang sesungguhnya menjadi persoalan terkait dengan fenomena ini, Pak Andreas?
00:32Sekolah swasta saya bagi tiga kelompok ya, yang pertama sekolah yang levelnya atas, yang kedua menengah, dan yang terakhir adalah yang bawah.
00:44Dua kelompok menengah dan atas itu jarang terjadi.
00:46Jarang terjadi?
00:47Ya, tetapi yang terjadi adalah di kelompok yang bawah.
00:51Karena di kelompok bawah itu kebanyakan peserta didiknya dari masyarakat yang ekonominya kurang mapan.
00:58Nah, kelompok ini tentunya akan mengalami kesulitan dalam hal iuran pendidikan.
01:04Oke, saya ingin tekankan dulu, Pak, karena ada fenomena yang menarik.
01:08Bahwa resepsi publik selalu mengaitkan sekolah swasta itu menjadi sentra pendidikan yang kemudian murid-muridnya adalah dari kalangan menengah ke atas.
01:17Tapi tadi Pak Andreas bilang dari masyarakat, Pak Sejahtera.
01:21Iya.
01:21Mengapa bisa begitu, Pak?
01:23Sekolah wajib sembilan, wajib belagar sembilan tahun atau dua belas tahun, tujuannya kan adalah bagaimana supaya tidak ada masyarakat yang putus sekolah.
01:35Nah, seperti itu.
01:36Dengan biaya ditanggung oleh pemerintah, baik pusat maupun daerah.
01:42Tetapi, yang diperlakukan itu hanya ada di sekolah negeri.
01:46Nah, di mana sekolah negeri sekarang fasilitasnya sangat bagus, guru-gurunya juga bagus, mutunya juga bagus, sehingga banyak masyarakat yang ingin masuk ke sekolah-sekolah negeri.
01:59Sekarang, beberapa tahun terakhir ini, yang sekolah masuk sore tidak ada, sehingga di sini kekurangan sekolah negeri.
02:07Nah, oleh karena adanya kekurangan fasilitas sekolah atau akses sekolah, sehingga pihak penjelenggara dalam hal-hal ini, mungkin kepala sekolah, dinas pendidikan, membatasi peserta atau melakukan seleksi.
02:25Pada saat masuk seleksi, ada yang namanya jalur prestasi.
02:29Kalau jalur prestasi, otomatis itu yang dinilai adalah kualitas atau kompetensinya.
02:34Nah, di sini, setiap sekolah yang berada di lingkungan yang padat penduduk, itu passing grade-nya tinggi.
02:41Passing grade-nya tinggi ini hanya bisa dicapai oleh anak yang kemampuannya lebih.
02:48Dari pengamatan kami, yang bisa punya kompetensi lebih dan bisa masuk sekolah negeri, kebanyakan itu berasal dari kalangan orang tua yang mapan.
02:57Yang tidak punya kemampuan bahasa Inggris, mereka bisa ikut les bahasa Inggris, bimbingan belajar matematik, dan lain sebagainya, sehingga mereka punya prestasi.
03:08Sementara dari keluarga yang menengah bawah, kemampuan untuk itu sangat rendah, sehingga dia kompetensinya bawah ya.
03:19Sehingga tidak bisa masuk ke sekolah negeri.
03:23Nah, yang tidak bisa masuk ke sekolah negeri, mau tidak mau harus ke sekolah swasta.
03:28Padahal mereka ini adalah sebagian besar kalangan masyarakat yang secara ekonomi lemah.
03:34Tetapi harus terpinggirkan dan harus masuk ke sekolah swasta yang harus berbayar.
03:40Walaupun mereka yang tergolong ini mendapatkan biaya semacam KJP, seperti itu, tetapi coba kita kalkulasi.
03:52Yang diterima dari KJP cukup nggak untuk membayar sekolah?
03:55Oleh karena itu, kami tidak merasa heran ya.
03:59Adanya anak dikeluarkan karena nunggak, anak tidak boleh mendapat ijazah karena belum lunas sekolahnya.
04:07Artinya ada dilematis, ketika fasilitas di SD negeri atau mungkin sekolah negeri ini sudah baik,
04:14tetapi karena fasilitas semakin baik, justru malah menjadi sasaran dari kalangan masyarakat menengah ke atas.
04:20Memang sasa saja, tetapi konsekuensinya adalah kalangan golongan prasejahtera ini terpinggirkan.
04:26Dan mau tidak mau harus memilih sekolah swasta.
04:29Apa yang kemudian menjadi celah, Pak?
04:31Mengapa menjadi hal yang baik, justru malah berimpaknya kurang baik kepada masyarakat prasejahtera?
04:38Mungkin pemerintah perlu mengkaji kembali penerapannya.
04:42Atau kalau menurut saya, langkah yang paling tepat adalah pemerintah betul-betul peduli dengan pendidikan,
04:49yaitu merangkul sekolah swasta.
04:51Jadi, siapapun masyarakat kita, baik yang ada di negeri maupun yang ada di swasta,
04:57pemerintah harus peduli, harus bisa juga membantu atau menghidupi sekolah swasta.
05:03Sebab sekolah swasta itu punya peran yang sangat luar biasa loh.
05:06Pendanaan BOP, dana BOS gitu seperti ya, itu harus sama.
05:13Jangan sampai yang menerima BOP hanya sekolah negeri, sementara yang swasta tidak.
05:18Mungkin tidak harus BOP, BOS, tetapi ada kebijakan yang lain yang bagaimana sekolah swasta bisa berperan
05:25seperti sekolah negeri dengan tidak memungut biaya, khususnya untuk sekolah yang levelnya menengah bawah.
05:32Oke, betul.
05:33Bapak Andrea Stamba, pengamat pendidikan, terima kasih untuk wakunya Pak.
05:37Baik, sama-sama. Terima kasih.
05:38Terima kasih.