JAKARTA, KOMPAS.TV - Forum Purnawirawan TNI mengeluarkan 8 tuntutan, salah satunya mengusulkan pergantian Wakil Presiden, Gibran Rakabuming Raka.
Ketua Badan Pengkajian MPR, Andreas Hugo Pareira mengatakan secara konstitusional dimungkinkan terjadi pemberhentian presiden atau wakil presiden.
Namun, harus ada alasan kuat untuk itu, apakah terkait hukum, pidana, administratif, atau etik.
"Kalau fufufafa itu terbukti, ya itu bisa jadi alasan etik," katanya.
Sementara itu, Anggota Dewan Penasihat PSI, Irma Hutabarat melihat substansi masukan dari Forum Purnawirawan TNI dan tidak mewakili semuanya.
Masukan itu harus dilihat substansinya dan ada prosedurnya. Sebab, tentara adalah pelindung konstitusi.
"Upaya untuk memakzulkan kan tidak semudah memberi pernyataan dan melempar ke publik," ungkapnya.
Simak pembahasannya dalam Satu Meja The Forum, episode "Memakzulkan Gibran, Realistis Atau Utopis?". Tayang Rabu, 30 April 2025, pukul 20.30 WIB, live di KompasTV.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/talkshow/590422/purnawirawan-tni-usul-pencopotan-wapres-gibran-bisakah-karena-etik-satu-meja
Ketua Badan Pengkajian MPR, Andreas Hugo Pareira mengatakan secara konstitusional dimungkinkan terjadi pemberhentian presiden atau wakil presiden.
Namun, harus ada alasan kuat untuk itu, apakah terkait hukum, pidana, administratif, atau etik.
"Kalau fufufafa itu terbukti, ya itu bisa jadi alasan etik," katanya.
Sementara itu, Anggota Dewan Penasihat PSI, Irma Hutabarat melihat substansi masukan dari Forum Purnawirawan TNI dan tidak mewakili semuanya.
Masukan itu harus dilihat substansinya dan ada prosedurnya. Sebab, tentara adalah pelindung konstitusi.
"Upaya untuk memakzulkan kan tidak semudah memberi pernyataan dan melempar ke publik," ungkapnya.
Simak pembahasannya dalam Satu Meja The Forum, episode "Memakzulkan Gibran, Realistis Atau Utopis?". Tayang Rabu, 30 April 2025, pukul 20.30 WIB, live di KompasTV.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/talkshow/590422/purnawirawan-tni-usul-pencopotan-wapres-gibran-bisakah-karena-etik-satu-meja
Kategori
š
Berita