JAKARTA, KOMPAS.TV - Sebelumnya, Forum Purnawirawan TNI mengeluarkan 8 tuntutan, salah satunya mengusulkan pergantian Wakil Presiden, Gibran Rakabuming Raka.
Direktur Eksekutif Indikator Politik, Burhanuddin Muhtadi mengatakan tuntutan purnawirawan harus dibaca sebagai keprihatinan nasional dan sah-sah saja menjadi bagian dari desakan kelompok tertentu.
Di sisi lain, Burhan mengatakan jangan sampai mengabaikan masalah korupsi. Meski dirasanya terlalu naif jika meminta kekuatan purnawirawan untuk mengeksekusi isu korupsi yang begitu kuat.
Sementara itu, Anggota Dewan Penasihat PSI, Irma Hutabarat melihat korupsi adalah masalah semua pihak, termasuk purnawirawan. Ketika kita menggantungkan harapan pada sesuatu yang belum bersih, Irma mengibaratkan seperti menggantungkan harapan pada asap.
"Kita harus identifikasi apa yang sebetulnya paling bermasalah bagi bangsa," katanya.
Simak pembahasannya dalam Satu Meja The Forum, episode "Memakzulkan Gibran, Realistis Atau Utopis?". Tayang Rabu, 30 April 2025, pukul 20.30 WIB, live di KompasTV.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/talkshow/590429/pengamat-terlalu-naif-minta-purnawirawan-bantu-berantas-korupsi-satu-meja
Direktur Eksekutif Indikator Politik, Burhanuddin Muhtadi mengatakan tuntutan purnawirawan harus dibaca sebagai keprihatinan nasional dan sah-sah saja menjadi bagian dari desakan kelompok tertentu.
Di sisi lain, Burhan mengatakan jangan sampai mengabaikan masalah korupsi. Meski dirasanya terlalu naif jika meminta kekuatan purnawirawan untuk mengeksekusi isu korupsi yang begitu kuat.
Sementara itu, Anggota Dewan Penasihat PSI, Irma Hutabarat melihat korupsi adalah masalah semua pihak, termasuk purnawirawan. Ketika kita menggantungkan harapan pada sesuatu yang belum bersih, Irma mengibaratkan seperti menggantungkan harapan pada asap.
"Kita harus identifikasi apa yang sebetulnya paling bermasalah bagi bangsa," katanya.
Simak pembahasannya dalam Satu Meja The Forum, episode "Memakzulkan Gibran, Realistis Atau Utopis?". Tayang Rabu, 30 April 2025, pukul 20.30 WIB, live di KompasTV.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/talkshow/590429/pengamat-terlalu-naif-minta-purnawirawan-bantu-berantas-korupsi-satu-meja
Kategori
š
BeritaTranskrip
00:00Masih bersama saya, Budi Mantan Rujo di 1 Mei Jari Forum.
00:07Profesor Satya Arinanto, banyak masalah, salah satu Pak Irma mengatakan ada isu korupsi,
00:12sini ada tuntutan untuk mengelakukan amandemen, mengembalikan saran Anda.
00:18Dalam situasi yang seperti sekarang, apa yang harus dikerjakan oleh bangsa ini?
00:22Ya, kita harus tetap menjalankan sistem demokrasi.
00:25Jadi, mengenai tuntutan perubahan undang-undang dasar, itu merupakan hal yang wajar menurut saya.
00:31Ya, kita bisa lakukan evaluasi terhadap hal-hal yang mungkin perlu diperbaiki.
00:35Tapi mungkin menurut saya tidak kembali ke versi yang asli.
00:40Karena yang asli itu seperti dikatakan Bung Karno dulu, itu adalah sifatnya undang-undang dasar revolusi.
00:46Jadi memang sementara itu.
00:48Nanti kalau kita sudah merdeka, kita buat lagi undang-undang dasar yang baru,
00:51yang lebih sempurna sesuai dengan tuntutan zaman begitu, pada waktu itu.
00:56Oke, baik. Mas Burhan, jadi gimana?
00:59Ada isu korupsi, ada ketegangan geopolitik,
01:03ada banyak hal yang harus diselesaikan, termasuk juga PR-PR dari pemerintahan Prabowo,
01:06sementara ada isu dari forum purnawiran prajurit TNI yang kembali ke undang-undang dasar yang asli.
01:12Gimana Anda menempatkan di dalam banyaknya kepentingan-kepentingan itu?
01:15Ya, pertama tentu tuntutan dari para purnawirawan, itu kita harus baca dalam konteks semacam keprihatinan nasional.
01:25Buat bahan kita untuk belajar.
01:27Dan menurut saya sasa saja, itu bagian dari desakan kelombok tertentu,
01:32terlepas apakah ada nuansa politik atau tidak.
01:34Tapi lagi-lagi, yang paling utama adalah, jangan sampai mengabekan kita dari akar persoalan yang tadi Mbak Irma sebutkan.
01:42Korupsi.
01:43Korupsi. Meskipun lagi-lagi terlalu naif juga meminta purnawirawan untuk melakukan eksekusi isu korupsi yang begitu kuat.
01:52Karena faktanya, pemerintah sekarang kekuatannya sangat luar biasa.
01:5681 persen di parlemen, di perjuangan sendiri juga bahkan tidak segarang pada masa Pak SBY.
02:03Jadi sebenarnya, kalau Pak Prabowo itu mau melakukan komitmen nasional untuk mengesahkan undang-undang perampasan aset, undang-undang pembatasan uang kartal, gampang.
02:16Tapi masalahnya, kenapa enggak sampai sekarang?
02:19Kenapa?
02:20Nah, dugaan saya karena ada konfigurasi interest antar elit berkaitan dengan perampasan aset, uang kartal, dan seterusnya.
02:27Nah, di situ sebenarnya fokus kita sambil melihat, ini angka ya.
02:32Satu, Bank Dunia menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi kita.
02:364,4.
02:37Dari 5,1 jadi 4,7 persen.
02:40Bank Dunia juga merilis angka kemiskinan yang jauh berbeda dengan yang dirilis oleh BPS.
02:4560 persen menurut Bank Dunia, rakyat Indonesia kategori miskin.
02:49Indeks saham kita turun 20 persen.
02:51Rupiah turun 10 persen.
02:53Ini persoalannya enggak main-main, yang menurut saya kalau kita sibuk dengan urusan ijazah palsu.
02:59Itu malah melupakan akar yang luar biasa ini, yang menurut saya harus kita hadapi secara kolektif untuk negara dan bangsa kita.
03:09Oke, Mbak Irma, jadi apa fokus Anda selain korupsi yang harus dipikirkan oleh elit bangsa ini sebetulnya?
03:14Ya, sebetulnya memang kalau kita bicara ada masalah pengangguran, judi online, masalah-masalah narkoba.
03:27Kalau kita lihat lagi masalah penegakan hukum tentu saja, dari semua masalah yang kita bahas itu, akar masalahnya itu kembali kepada korupsi.
03:37Korupsi?
03:37Ya, kenapa banyak narkoba, kenapa banyak judi online, kenapa banyak prostitusi online, kenapa banyak kejahatan hukum yang sulit ditegakkan?
03:46Karena korupsi.
03:47Dan contoh-contohnya itu di depan mata kita, Mas Budi.
03:50Tapi judul kan enggak diapapain juga, kan?
03:52Iya, itu dia.
03:53Kenapa?
03:54Kan pertanyaannya?
03:55Ya, kenapa?
03:55Bahwa kita harus mengidentifikasi apa sih sebetulnya yang paling bermasalah bagi bangsa ini.
04:03Kalau saya sendiri tetap mengatakan bahwa masalah korupsi itu adalah masalah yang harus di address oleh semua pihak, termasuk para purnawirawan yang tentu sudah khawatir soal itu.
04:14Saya ingat kita punya, tadi dikatakan bahwa kita harus mengikuti prosedur.
04:21Nah, prosedur itu kan juga bisa ada korupsi di antaranya.
04:25Hakim MK kita juga banyak yang masuk penjara.
04:27Kita masih ingat ada Akil Mokhtar, lalu ada Patrialis.
04:32Artinya, ketika kita menggantungkan harapan kepada sesuatu yang belum bersih, maka seperti kita menggantungkan harapan pada asap.
04:43Karena gini, waktu pertama kali didirikan KPK itu adalah untuk memberesi tiga lembaga judisial.
04:52Nah, itu kita kembali kepada masalah yang mendasar yang menyangkut rakyat banyak.
04:58Banyak sekali yang mengalami ketidakadilan, masih banyak yang juga menjadi korban dari penegakan hukum.
05:06Nah, itu yang menurut saya tetap akar masalahnya adalah korupsi.
05:10Jadi, perampasan aset para koruptor itu adalah keniscayaan.
05:15Baik, Bung Andreas, jadi PDIP ini kan sekarang anak manis nih ya.
05:19Artinya kan tenang gitu.
05:21Sebetulnya, apa saran Anda kepada pemerintah Pak Prabowo Gibranin sekarang ini?
05:24Di tengah banyak isu itu.
05:26Ya, saya inilah di pertanyaan awal tadi soal apa yang disampaikan oleh Pak Purnawirawan.
05:33Tadi saya sampaikan ke Pak Samsun, saya bilang para Purnawirawan ketika itu kemarin itu merumuskan terlalu banyak, terlalu banyak poin gitu.
05:41Oh, terlalu banyak poin, 8.
05:42Ya, tapi saya melihat kalau dari akar di situ, akar dari apa yang dirumus, karena saya menghargai apa yang disampaikan oleh aspirasi yang ekspresi yang disampaikan oleh para Purnawirawan.
05:53Saya melihat suatu hal persoalan dan itu merepresentasikan apa yang kita hadapi di sekarang, yaitu trust, kepercayaan.
06:01Percayaan.
06:01Percayaan.
06:02Jadi ada kecenderungan kita saling tidak percaya sekarang.
06:07Ya, rakyat, antara rakyat dan rakyat.
06:10Nah, ini berbahaya.
06:12Saya kemarin dengan teman-teman di luar gitu ya, dari luar yang mereka bicara tentang kita.
06:17Nah, satu hal yang mereka ragu dan mereka tidak percaya, apakah sistem hukum kalian itu bisa menjamin kami nyaman untuk ya berinvestasi, bekerja di Indonesia gitu.
06:31Oke.
06:32Jadi saya kira mengembalikan itu dan mencari akar persoalan dari trust itu, saya kira itu yang seharusnya kita lakukan.
06:40Oke, baik.
06:40Mungkin ada di sekitar itu tadi yang disampaikan oleh para Purnawirawan tadi gitu.
06:46Nah, mungkin itu, tapi perumusannya mungkin terlalu banyak.
06:49Banyak. Oke, baik Pak Sandu Jalal, saran apa dari Forum Purna terhadap pemerintahan Pak Prabowo sekarang ini?
06:56Tadi apa yang sebagai Bu Irma itu kan korupsi ya.
06:58Korupsi.
06:59Itu kan korupsi, wah, bukan main.
07:01Dan terus terang aja, kita harus lihat partai politik.
07:06Partai politik itu kalau nggak harus, pokoknya dihilangkan misalnya nggak mungkin, mungkin dikecilin.
07:11Dikecilkan.
07:12Nah, mungkin dua partai, tiga partai gitu kan, waktu sama parto itu.
07:15Kenapa?
07:17Siapa? Anda-anda mau jadi apa?
07:19Wali kota.
07:21Lewat partai.
07:21Anggota DPR ada ini nggak?
07:23Oke.
07:24Semuanya bayar.
07:25Nggak ada yang pre.
07:26Dan itu untuk jadi jual kota berapa?
07:28Untuk jadi bupati berapa?
07:32Untuk jadi presiden apa lagi?
07:34Makanya Prabowo nggak ada duit.
07:36Dibayar di Jokowi.
07:37Oke, saya bayar.
07:38Kan jadi Jokowi termasuk orang terkaya sekarang gitu.
07:41Oke.
07:42Jadi makanya, kembali bang, korupsi itu harus ini.
07:45Maka partai politik harus dipekecil lah.
07:47Kalau nggak mau dihapus, semuanya harus dipekecil lah.
07:49Jangan sebanyak ini.
07:50Sekarang berapa puluh partai politik gitu.
07:53Itu yang menyebabkan korupsi juga.
07:55Mau jadi apa, semua harus bayar.
07:56Baik, Pak Samsul Jalal.
07:58Makasih telah bergabung satu minyak di forum.
07:59Bang Andreas, Bang Irma, Prof Burhan, dan Prof Satya Harinanto.
08:05Pasangan Prabowo Gibran sah secara hukum.
08:09Pilpres telah usai, keputusan MK sudah ditetapkan.
08:14Tapi gerakan sebagian purnawirawan TNI yang meminta MPR mengganti wakil presiden
08:19bukan hanya soal ketidakpuasan.
08:22Bukan hanya soal pergantian pemain.
08:24Ini adalah sinyal tentang kegelisahan, kegundaan, keresahan terhadap nasib negeri.
08:32Kita harus membaca ini lebih dalam.
08:34Bukan semata soal individu.
08:36Tetapi soal harapan pada kualitas kepemimpinan nasional.
08:41Gerakan ini bisa mengguncang stabilitas jika dikerola dengan pikiran panas.
08:46Tapi bisa menjadi vitamin demokrasi jika dibaca sebagai pengingat
08:51bahwa dalam negara demokrasi mandat rakyat harus dijaga dengan kehormatan.
08:57Bukan sekedar prosedur demokrasi yang sehat.
09:00Bukan hanya menghitung suara.
09:02Tetapi juga mendengar suara yang resah.