Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utamaLewati ke footer
  • hari ini
JAKARTA, KOMPAS.TV - Perundingan dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok masih terus berlangsung. Meski hasil akhir belum tentu sesuai harapan, untuk sementara waktu pasar global mendapatkan angin segar.

Kedua negara sepakat menunda sebagian tarif bea masuk impor. Langkah penundaan ini memberikan ruang bagi pelaku pasar untuk bernapas lega, meskipun ketidakpastian masih membayangi arah perundingan dagang ke depan.

Untuk membahas hal ini, simak dialog bersama Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede.

#tarifdagang #amerikaserikat #tiongkok #trump

Baca Juga Jokowi Jadi Inspirasi, Didoakan Ikut Maju Jadi Calon Ketua Umum Baru PSI di https://www.kompas.tv/nasional/593169/jokowi-jadi-inspirasi-didoakan-ikut-maju-jadi-calon-ketua-umum-baru-psi

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/ekonomi/593174/full-perang-dagang-as-tiongkok-gencatan-tarif-sejauh-mana-risiko-masih-mengintai
Transkrip
00:00Saudara Amerika Serikat dan Tiongkok sepakat mencabut sebagian besar tarif terbaru mereka
00:05dan menyerukan gencatan senjata selama 90 hari dalam perang dagang mereka.
00:15Berdasarkan perjanjian baru, tarif Amerika Serikat akan turun menjadi 30%
00:21dan Tiongkok akan menurunkan tarifnya menjadi 10%.
00:26Meski demikian, ekonom memperingatkan tarif ini masih tetap tinggi dibandingkan sebelumnya
00:33dan hasil pembicaraan di masa mendatang tidak pasti.
00:36Sebelumnya, saudara, pertikaian sengit terjadi antara Tiongkok dan Amerika Serikat.
00:42Kedua negara ini saling menekan dengan menaikkan tarif pajak.
00:56Sampai jumpa di masa depan.
01:00Dan what had occurred with these very high tarif, as Ambassador Greer said,
01:07was the equivalent of an embargo, and neither side wants that.
01:13We do want trade.
01:16We want more balanced trade, and I think that both sides are committed to achieving that.
01:22We would like to see China open to more US goods.
01:30We expect that as the negotiations proceed, there will also be a possibility of purchase agreements to pull what is our largest bilateral trade deficit into balance.
01:47Keputusan ini mengimplementasikan konsensus penting yang dicapai selama pembicaraan perdagangan tingkat tinggi yang diadakan akhir pekan lalu di Swiss antara dua ekonomi terbesar dunia.
02:16Komisi Tarif Beacukai Dewan Negara menekankan bahwa penyesuaian ini telah disetujui sejalan dengan hukum domestik termasuk hukum tarif Tiongkok.
02:27Pengurangan tarif yang substansial ini mencerminkan harapan bersama para produsen dan konsumen di kedua negara.
02:35Sebuah langkah sambutan yang siap memberikan manfaat bagi perdagangan bilateral dan ekonomi global.
02:40Perundingan AS Tiongkok masih berjalan saudara.
02:49Hasilnya bisa saja tak sesuai harapan.
02:51Namun saat ini untuk sementara pasar mendapat kelegaan setelah Amerika Serikat dan Tiongkok sepakat menunda sebagian tarif beliau masuk impor.
03:00Kompas Bisnis akan tanya langsung ke Kepala Ekonomi Bang Permata Joshua Pardedi.
03:04Selamat pagi Mas Joshua.
03:06Selamat pagi Ota.
03:06Mas Joshua ini kan kayaknya jadi angin segan nih dengan adanya kesepakatan antar kedua negara.
03:11Nah mungkinkah dua pemimpin atau dua negara adidaya ini damai?
03:15Peluang damainya ini berapa persen setelah ada pertemuan kemarin?
03:19Ya saya pikir kemungkinan perdamaian antara dua negara tersebut Amerika Serikat dan Tiongkok ini memang bukan hal yang mustahil.
03:26Namun memang peluangnya tetap masih terbatas ya.
03:28Karena semuanya ini sangat bergantung pada dinamika geopolitik dan juga kalkulasi strategis masih-masih pihak.
03:35Dan kalau kita mengikuti juga sekalipun memang sudah ada kesepakatan bersama ya dalam 90 hari ke depan ini bahwa ada penurunan tarif.
03:44Ya seperti yang tadi sampaikan memang bisa kita katakan bersama bahwa sudah terjadi masuk dalam fase deeskalasi perdagangan, ketagangan-dagang.
03:53Tapi tentunya masih terdapat beberapa kemungkinan ya prospek perdamaian ini masih dibayangi oleh beberapa faktor struktural tentunya.
04:02Yang pertama misalkan pertarungan terkait dengan bukan hanya semata-mata berkaitan dengan defisit dagang, tapi juga terkait juga dominasi teknologi.
04:10Ketergantungan terkait dengan rantai pasok, lalu juga keamanan nasional, lalu juga sistem nilai yang berbeda.
04:19Dan juga kalau kita bicara juga berkaitan dengan deskalasi ini memang secara umum ini masih bersifat sementara ya.
04:26Dan juga belum mengubah beberapa arah kebijakan strategis dari kedua belah pihak yang memang masih saling mencurigai gitu ya.
04:34Sehingga memang kami tetap melihat bahwa sekalipun memang probabilitinya cukup besar ya.
04:40Tapi kemungkinan mungkin kalau dikatakan kalau kita kuantifisir mungkin probabilitinya saat ini baru sekitar 30 hingga 40 persen ya.
04:49Apabila dengan adanya kesepakatan di akhir pekan lalu itu bahwa kemungkinan bahwa ada perdamaian itu mungkin sekitar 30-40 persen.
04:57Namun kita akan mengikuti lagi ke depannya seperti apa.
04:59Namun tentunya perkembangan itu akan bergantung juga bagaimana diskusi atau penegosiasi antara Amerika Sikat dengan mitra dagang lainnya
05:09yang juga diberikan tarif resipokal oleh pemerintah Amerika Sikat.
05:14Oke, tidak mustahil tapi terbatas karena tadi ada beberapa faktor ya meskipun ini tidak bisa dibilang fully damai gitu ya.
05:21Tapi masih ada kemungkinan.
05:22Nah, tapi apakah bisa dibaca Amerika Serikat ini melunak atau kalah kuat dibandingkan dengan Tiongkok?
05:27Ya, saya pikir memang kalau kita bicara dari sisi competitiveness lalu juga dari sisi labor cost
05:34dan juga kalau kita bicara dari sisi kecepatan implementasi teknologinya dari Tiongkok
05:42ini saya pikir memang tidak semua negara pun juga mengakuinya ya.
05:46Dan saya pikir ini juga Amerika Sikat pun juga menyadari bahwa
05:49dalam hal upaya untuk menarik investasi
05:54ataupun menarik industri manufakturnya ke Amerika Sikat
05:58itu bukan hal yang tidak, bukan hal yang mudah gitu ya.
06:02Jadi oleh sebab itu saya pikir dengan kesepakatan di akhir pekan lalu
06:08antara Amerika Serikat dengan Tiongkok
06:11ini juga menginikasikan bahwa Presiden Trump juga sudah menyadari bahwa
06:16kekuatan Amerika Serikat pun juga sebenarnya tidak sekuat
06:22mungkin beberapa puluh tahun yang sebelumnya gitu ya
06:24karena dengan dominasi China ataupun Tiongkok saat ini sudah mengglobal gitu ya
06:29dan saya melihat bahwa kembali lagi bahwa penurunan tarif resipokal ini
06:36ya selama 90 hari ke depan ini
06:38ya harapannya memang ini akan bisa berlanjut ya
06:41harapannya bahwa ini bisa merubah
06:44pemikirannya Presiden Trump sendiri
06:47bahwa market mekanisme itu dalam hal perdagangan internasional itu
06:52tetap harus dijalankan
06:53dan juga perdagangan multilateral itu pun juga tetap harus kita dipertahankan ya
06:58karena kebijakan unilateral seperti yang diharapkan oleh Presiden Trump ini
07:04sepertinya tidak akan berjalan
07:06karena pada akhirnya mekanisme pasar lah yang akan berjalan seperti itu.
07:11Oke ada kesadaran bahwa sebetulnya kedua negara ini
07:14ya mau tidak mau tadi ya ada ketergantuan misalnya dari segi kompetitif
07:18tenaga kerja maupun juga teknologi
07:19kalau bisa dikatakan begini Mas Joshua
07:21artinya Amerika kan akhirnya sadar nih kalah kekuatan sama Tiongkok
07:24nah Indonesia gimana harus was-was
07:26atau bisa lebih percaya diri dan pilih retaliasi
07:29atau hal serupa terjadi ke depan
07:31kalau misalnya terjadi
07:32ya saya pikir memang dengan ketegangan dagang
07:38antara Amerika sekat dan juga Tiongkok
07:40yang sudah terjadi juga di jilid 1 2018-19
07:43saya pikir Indonesia mestinya harus belajar
07:46lebih banyak lagi tentunya
07:48ya artinya dengan bagaimana menyiapkan diri
07:53untuk mendatangkan investasi
07:54dan juga mendorong diversifikasi rantai pasokan
07:58dan berupaya sebanyak mungkin untuk menjadi
08:02untuk masuk sebagai global value chain ya
08:06dalam berbagai produk-produk global gitu ya
08:08karena kalau kita bandingkan dengan peers negara-negara lain di Asia
08:12di Asia Tenggara sekalipun Malaysia Filipin
08:15ya keterkaitan produk Indonesia-Indonesia dengan
08:18misalkan rantai pasokan global itu sangat kecil sekali gitu ya
08:22sehingga inilah yang menyebabkan daya saing produk-produk Indonesia pun juga
08:28terus menurun termasuk juga produk misalkan
08:31textile garment dan juga las kaki Indonesia yang terus
08:33apa namanya terkikis oleh beberapa produk terutama dari China dan Bangladesh dan juga India
08:39dan oleh sebab itu saya pikir
08:41perjanjian kerjasama perdagangan internasional ini saya pikir harus tetap diperkuat ya
08:47dengan adanya
08:48apa namanya
08:50dengan adanya ketegangan dagang antara Amerika sekat dengan Tiongkok ini
08:53saya pikir IUSEPA, IPEF dan juga bagaimana optimalisasi kerjasama intra-ASEAN ini harus diperkuat lagi
09:02lalu juga dengan terkait juga dengan bagaimana pemerintah juga memperkuat kapasitas industrinya
09:07dan juga penguatan daya saing dari sisi labor, dari sisi langga kerja
09:15bagaimana kalau sekiranya kondisi perang dagang ini terus berlanjut tentunya kita perlu menyiapkan diri
09:24artinya bagaimana mendatangkan investasi
09:27mengoptimalkan opportunity untuk menarik investasi dari China untuk masuk ke Indonesia
09:34karena itulah menjadi salah satu motor penggerak pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depannya
09:39kalau tidak, kalau tidak ada investasi baru yang masuk ke Indonesia
09:43kalau tidak ada investasi yang bisa menciptakan lapan kerja baru di Indonesia
09:48tentunya pertumbuhan ekonomi kita pun juga akan tetap staf
09:51dan juga tentunya kita akan menjadi penonton saja
09:55di tengah kondisi global yang dipenuhi dengan ketidakpastian seperti saat ini
10:00oke artinya ini bukan jadi suatu ya bisa dikaren bukan semata-mata jadi angin segar gitu
10:06tapi justru harus jadi pelajaran dan juga jadi PR ke depannya
10:09soal tadi bagaimana saatnya soal mendatangkan investasi
10:11Mas Yuswa nanti kami lanjutkan kembali dan saudara tetaplah bersama kami di Kompas Bisnis
10:16Kompas Bisnis Saudara dan kita akan melanjutkan perbincangan bersama dengan Kepala Ekonomi Bank Permata Mas Yuswa
10:28Pak Dede Mas Yuswa kita lanjutkan
10:30kalau tadi dikatakan bahwa sebetulnya justru dengan adanya kesepakatan antara Amerika Serikat dan juga Tiongkok
10:36ini justru akan jadi PR nih untuk Indonesia
10:38misalnya saja tadi bagaimana pemerintah juga harus bisa punya PR mendatangkan investasi
10:42perjanjian perdagangan diperkuat kemudian juga soal daya saing
10:45nah langkah antisipasi apa yang tetap harus diambil untuk muas padai gejolak serupa ke depannya?
10:53ya saya pikir memang kalau kita bicara apa namanya kalau dari sisi bisnis perspektif ya
10:59dengan adanya apa namanya upaya-upaya untuk perdagangan internasional ini menjadi cenderung deglobalisasi
11:08tentunya para pelaku bisnis perlu mempertimbangkan ya untuk mencari diversifikasi supply chain baru ya di luar China
11:18dan oleh sebab itu memang salah satunya dengan membuka opportunity misalkan dengan membuka supply chainnya
11:26misalkan di Indonesia dan juga di ASEAN seperti itu
11:29dan di samping itu pun juga saya pikir dengan beberapa penguatan kebijakan
11:33seperti bagaimana kebijakan dari sisi mendatangkan investasi
11:38dari sisi kebijakan pemerintah untuk apa namanya
11:42berupaya untuk pro investasi
11:45untuk apa namanya untuk friendly terhadap investasi
11:48ya seperti tadi mungkin sudah ditanyakan sebelumnya bahwa
11:52ada beberapa pelaku usaha misalkan di Cilogon ataupun di Banten
11:56yang mungkin banyak sekali yang
11:58banyak sekali yang belum ada penindakan terkait dengan premanisme seperti itu
12:02jadi saya pikir hal seperti ini yang harus ditekankan dan harus disikapi oleh pemerintah
12:08bahwa bagaimana kebijakan pemerintah ini agar bisa mendorong mendatangkan investasi
12:15bagaimana kebijakan pemerintah juga bisa mendorong kesejahteraan dari peningkatan kualitas
12:22dari sisi sumber daya manusianya
12:24agar tadi labor competitivenessnya pun ataupun juga labor productivitynya pun juga bisa meningkat
12:29sehingga pada akhirnya para investor pun juga akan dengan sendirinya masuk ke Indonesia
12:36bukan lagi hanya masuk kepada Vietnam saja
12:39yang selama ini diuntungkan dengan adanya perang dagang antara Amerika Sikat dengan Tiongkok
12:44jadi oleh sebab itu saya pikir bagaimana pemerintah pun perlu mencermati ya
12:49bahwa dalam 10-20 tahun terakhir ini banyak sekali yang harus
12:53negara-negara lain yang mengejar ketertinggalannya
12:58dan saya pikir saat ini Indonesia lah yang justru saya pikir justru agak sedikit layback
13:04ataupun tertinggal dengan negara-negara lain
13:06dan oleh sebab itu pemerintah harus mencermati lagi
13:10faktor-faktor apa saja terkait dengan law enforcement
13:16lalu juga dari sisi kepastian hukum
13:19lalu juga dari sisi berinvestasi yang harus ramah terhadap investor
13:24ini saya pikir harus diperkuat lagi dan harus diterjemahkan dengan
13:28peraturan yang benar ramah-ramah terhadap investor
13:31oke harus belajar juga nih soal bagaimana tadi ya
13:34balik lagi soal ketergantungan itu tadi
13:36makanya harus bisa cari supply chain baru atau opportunity di negara-negara lain
13:40selain Tiongkok ataupun juga Amerika Serikat
13:41nah kita tinggalkan soal itu Mas Joshua
13:43kita ke rupiah, rupiah offshore kemarin jebol lagi
13:46sampai ke Rp16.700
13:47beruntungnya lagi libur panjang
13:49nah saat muncul sinyal damai AS dan Tiongkok
13:53kenapa baik buruk gejolak dunia ini kayaknya rupiah tetap tertekan
13:57ya saya pikir memang kondisi dari sisi pergerakan rupiah offshore ini
14:04belum artinya kalau kita bicara dengan adanya kesepakatan dagang sementara
14:1090 hari antara Tiongkok dengan Amerika Serikat
14:12ini juga akhirnya berimplikasi kepada ekspektasi
14:16resesi di Amerika Serikat pun juga semakin menurun
14:20sehingga ini terefleksi juga dari ekspektasi pasar
14:23bahwa probabilitas untuk Bank Sentral Amerika
14:26untuk memakas suku bunganya pun juga
14:28kembali menyusut ya
14:30sebelumnya mungkin ada potensi ataupun probability
14:34penurunannya sekitar 75 sampai dengan 100 basis point
14:37namun setelah adanya kesepakatan dagang tersebut
14:40yang sementara ini
14:41justru malah menurun hanya sekitar 50 basis point
14:44karena tadi ada penurunan probability dari resesi di Amerika Serikat
14:48sehingga memang ada kecenderungan
14:50bahwa dolar ataupun nilai tukar rupiah offshore-nya melalui pelemahan
14:56dan di sisi lainnya sekalipun memang pasar saham Amerika pun juga
15:00terapresiasi namun saya melihat bahwa
15:04kondisi ini belum mencerminkan juga
15:06rilis data yang tadi malam ya
15:08yakni inflasi di Amerika Serikat
15:10ini juga melalui penurunan ya
15:13artinya kalau kita bicara ekspektasinya ke depan
15:17ya ataupun pergerakan pasar hari ini
15:19kemungkinan pun juga mas
15:20akan mencerna juga
15:22bagaimana rilis data inflasi Amerika kemarin
15:25ya yang rilis tadi malam
15:26yang dimana ini pun juga sebenarnya sudah memberikan sinyal bahwa
15:31akan terjadi pelemahan ekonomi di Amerika Serikat
15:34sekalipun memang tidak sesignifikan yang diperkirakan sebelumnya
15:38kalau resipok tarif itu memang diberlakukan secara maksimal
15:42dan oleh sebab itu saya pikir
15:44dalam hal pergerakan rupiah
15:46kembali lagi kalau kita bicara sekalipun
15:48memang kemarin Bank Indonesia di minggu lalu
15:50juga melaporkan bahwa Cadef
15:53di bulan April melamai penurunan
15:55namun itu pun juga dalam rangka
15:57melakukan langkah-langkah stabilisasi nilai tukar rupiah
16:00dan oleh sebab itu saya melihat bahwa
16:02nilai tukar rupiah mestinya tetap
16:04dengan adanya spektasi penurunan suku bunga FED
16:07dan juga dalam hal
16:08dan juga karena tadi ada probability
16:11tetap bahwa ada kecerdungan bahwa
16:13antara Amerika Serikat dan juga China nanti
16:16pada akhirnya akan melunak
16:18kami tetap melihat bahwa akan ada potensi di mana
16:22ruang-ruang penurunan suku bunga
16:25secara Bank Sentral Global
16:26termasuk juga Bank Sentral
16:27Bank Indonesia
16:29sehingga tentunya ini akan bisa mendorong
16:31mensupport
16:32pergerakan rupiah hingga akhir tahun ini
16:34sehingga saya pikir
16:35dengan pergerakan rupiah kemarin itu
16:38di offshore pada saat libur
16:39hari Raya Waisak
16:41saya pikir ini bersifat sementara
16:43dan kedepannya saya melihat bahwa
16:45masih tetap ada peluang untuk rupiah
16:47bergerak melami penguatan terhadap
16:49dolar Amerika Serikat
16:50Oke, Mas Yusuf artinya
16:52pergerakan proyeksi Anda
16:53apakah BI akan masuk ke pasar rupiah
16:55derivatif lagi
16:56atau intervensi di market utama
16:58kalau rupiahnya kembali melemah?
17:00Ya, saya pikir memang
17:01kalau kita bicara bagaimana
17:04langkah-langkah intervensi Bank Indonesia
17:06tentunya
17:06langkah-langkah stabilisasi Bank Indonesia ini
17:09tentunya akan dilakukan secara terukur
17:10dan juga manageable
17:12artinya kalau kita bicara
17:14apakah masuk di derivatif
17:16ataukah
17:17tentunya triple intervention ini akan dilakukan
17:20baik itu di spot
17:21ataupun di NDF
17:25dan juga di pasar resband
17:26ini akan terus dilakukan secara regular
17:27dan juga dilakukan apabila
17:30dilakukan secara terukur
17:32apabila memang rupiah
17:33pelemahannya dibandingkan dengan
17:36mata uang negara lain itu cukup tertekan
17:38tentunya Bank Indonesia akan melakukan
17:40langkah-langkah stabilisasi
17:42dan kaitannya juga kepada
17:44apa namanya
17:46arah suku bunga kembali lagi
17:48jikalau memang tekanan terhadap rupiah
17:50masih cukup tinggi
17:52tentunya
17:52pertimbangan dari Bank Indonesia
17:55saya pikir cukup besar juga ya
17:57untuk tetap mempertahankan
17:59tingkat suku bunganya
18:00ya di rapat Dewan Gubernur
18:01di jangka penek ini
18:03ya dalam rangka tadi
18:04untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah
18:05sampai dengan nanti
18:06ada kejelasan bahwa
18:08sinyal dari suku bunga di Amerika
18:10sudah mulai turun
18:12dan probabilitas cukup tinggi
18:13tentu saya pikir ini
18:14sinyal-sinyal untuk penurunan suku bunga BI pun
18:17juga akan lebih terbuka
18:18dan sehingga ini akan lebih membuka lagi
18:20ruang untuk adanya potensi penguatan
18:23dari rupiah ke depannya
18:24oke artinya kalau kita melihat bagaimana
18:26proyeksi atau
18:28potensi respon BI rate
18:30di bulan ini
18:31kalau pertimbangannya
18:32gejolak eksternal dan prinsip pro growth
18:33ini bagaimana Mas Yosua?
18:35ya tentunya dua hal itu
18:36tentunya akan terus dipertimbangkan ya
18:38sekalipun memang kuartal satu
18:40pertumbuhan ekonomi kita
18:41di bawah 5%
18:43dan tentunya
18:44ini menjadi juga salah satu pertimbangan
18:47Bank Indonesia dalam hal ini
18:49melihat
18:49data-data inflasi
18:51yang juga relatif terkendali
18:52ya itu tercermin juga dari sisi
18:54core inflation juga terkendali
18:56semestinya ini memberikan ruang
18:58Bank Indonesia untuk memangkas hubungannya
19:00namun kembali lagi pertimbangan lainnya lagi
19:02yang juga harus di
19:03yang di harus taken out oleh Bank Indonesia adalah
19:06terkait dengan stabilitas nilai teko rupiah
19:08karena pada akhirnya
19:09kalau rupiahnya bergerak terlalu dinamis
19:12ya tentunya ini akan berimplikasi juga
19:15kepada imported inflation
19:16ya sehingga pada akhirnya
19:18ini akan mempengaruhi juga pada inflasi headline pada umumnya
19:21sehingga tentunya ini menjadi dua hal yang
19:24apa namanya
19:25tentunya sama seperti
19:26The Fed ya
19:27ataupun Bank Central America Sikat
19:29bahwa BI pun juga akan data dependent
19:31ya akan melihat bagaimana
19:32perkembangan nilai teko rupiah
19:34sampai dengan saatnya
19:35menjelang nanti RDG
19:37kalau sekiranya
19:38nilai teko rupiah cenderung
19:40bergerak cukup stabil
19:42dan cenderung menguat
19:44tentunya saya pikir
19:44probability untuk adanya
19:46pemangkasan suku bunga BI
19:48cukup terbuka
19:49namun apabila
19:50nilai teko rupiah masih relatif
19:52cenderung tertekan
19:54dan saya pikir memang
19:55BI masih akan pada stand
19:58untuk
19:58apa
19:59untuk mempertahankan
20:00tingkat suku buahnya
20:02di level saat ini
20:03oke
20:03terutama ini perlu diperhatikan bahwa
20:05bagaimana prinsip
20:06kehati-hatihan dari Bank Indonesia
20:07karena melihat dari
20:08situasi saat ini
20:10meskipun ya
20:11ada kesepakatan nih
20:11antara Amerika dengan Tiongkok
20:13tapi yang jadi
20:13pelajaran bagi Indonesia adalah
20:15bagaimana nanti negosiasinya
20:16begitu
20:17belajar dari Tiongkok dan juga
20:18Amerika Serikat
20:19dan juga upaya untuk tadi
20:20memperbesar
20:21bagaimana iklim investasi
20:23bisa berjalan dengan baik
20:24bisa mencari supply chain
20:25yang lebih baik
20:25dan juga
20:26menjaga ekspektasi pasar
20:28di dalam negeri
20:29terima kasih
20:30Kepala Ekonomi Bank Permata
20:31Joseph Pardede
20:32sudah bersama di Kompas Bisnis
20:33selamat menikmati

Dianjurkan