Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utamaLewati ke footer
  • kemarin dulu
JAWA BARAT, KOMPAS.TV - Korban keracunan massal di Cianjur, Jawa Barat, bertambah satu orang.

Sebelumnya, sebanyak 35 siswa menjadi korban keracunan usai menyantap makanan bergizi gratis, dan kini telah diperbolehkan pulang.

Korban keracunan makanan yang dirawat di dua rumah sakit, yakni RSUD Sayang Cianjur dan Rumah Sakit Bhayangkara, sudah diperbolehkan pulang.

Total keseluruhan ada 52 siswa yang diduga keracunan usai menyantap makanan bergizi gratis.

Humas RSUD Sayang membenarkan bahwa 35 siswa yang dirawat telah diperbolehkan pulang.

Sementara itu, ada satu korban tambahan dan tengah diobservasi yang berasal dari SMP PGRI 1.

Dinas Kesehatan Cianjur akan mendata siswa yang telah diperbolehkan pulang dan memerintahkan petugas kesehatan untuk memeriksa kondisi para siswa yang kini sudah berada di rumah.

Puluhan pelajar SMA di Cianjur, Jawa Barat, mengalami keracunan massal yang diduga usai menyantap makanan bergizi gratis pada jam pulang sekolah.

Para korban mengalami mual, pusing, dan muntah-muntah. Mereka mendapatkan perawatan medis di Rumah Sakit Umum Daerah Sayang, Cianjur.

Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur sudah menyita sampel makanan, yang nantinya akan dibawa ke laboratorium untuk mengetahui kandungan pasti dalam makanan tersebut.

Perkembangan terbaru insiden keracunan massal di Cianjur, Jawa Barat.

Kami bergabung bersama Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur, dr. Cecep Juhana, untuk mengetahui kondisi terkini para siswa yang menjadi korban keracunan makanan bergizi gratis.

Baca Juga Diduga Keracunan Massal Akibat MBG, 38 Siswa SMA di Cianjur Dilarikan ke Rumah Sakit di https://www.kompas.tv/regional/588469/diduga-keracunan-massal-akibat-mbg-38-siswa-sma-di-cianjur-dilarikan-ke-rumah-sakit

#keracunanmassal #mbg #cianjur

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/regional/588537/keracunan-massal-usai-santap-makanan-bergizi-gratis-52-pelajar-jadi-korban-di-cianjur
Transkrip
00:00Informasi pertama saudara, korban keracunan masal di Cianjur, Jawa Barat bertambah satu orang.
00:05Sebelumnya, sebanyak 35 siswa menjadi korban keracunan usai menyantap makanan bergizi gratis dan kini telah diperbolehkan pulang.
00:16Korban keracunan makanan yang dirawat di dua rumah sakit, yakni DRSUD Sayang Cianjur dan Rumah Sakit Bayangkara, sudah diperbolehkan pulang.
00:26Total keseluruhan ada 52 siswa yang diduga keracunan usai menyantap makan bergizi gratis.
00:35Humas RSUD Sayang membenarkan 35 siswa yang dirawat telah diperbolehkan pulang, sementara ada satu korban tambahan dan saat ini tengah diobservasi yang berasal dari SMP PGRI I.
00:50Dinas Kesehatan Cianjur akan mendata siswa yang telah diperbolehkan pulang dan merintahkan petugas kesehatan untuk memeriksa kondisi para siswa yang kini sudah berada di rumah.
01:02Memang betul, semangat itu menerima pasien yang berjumlah 35 siswa yang terindikasi keracunan makanan, diantaranya 25 perempuan dan 10 orang laki-laki.
01:19Namun sejauh ini masih diperkenalkan penyebab keracunan tersebut dan sudah ditangani oleh pihak terkait.
01:24Pihak rumah sakit Sayang lebih memfokuskan, memberikan pelayanan yang terbaik kepada pasien yang terdampak.
01:32Semua pasien telah diobservasi, yang 35 orang itu sudah diperbolehkan pulang.
01:37Tadi pagi ada sempat masuk satu?
01:39Betul, sempat masuk satu dari PGRI I, cuma sedang diobservasi.
01:46Sebelumnya, puluhan pelajar SMA DCAN Jorja Barat, keracunan massal diduga usai menyantap makanan bergizi gratis pada jam pulang sekolah.
01:54Para korban mengalami mual, pusing, dan juga muntah-muntah mendapatkan perawatan medis di Rumah Sakit Umum Daerah Sayang, Cianjur.
02:03Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur sudah menyita bukti makanan yang nantinya akan dibawa ke laboratorium untuk mengetahui pasti kandungan yang berada di dalam makanan.
02:13Dan untuk mengetahui perkembangan terbaru, insiden keracunan massal di Cianjur, Jawa Barat, kita langsung bergabung dengan Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur, Dr. Cecep Juhana.
02:29Selamat siang, Dr. Cecep.
02:32Selamat siang, Pak Yan.
02:35Dr. Cecep, bisa diceritakan ini bagaimana kondisi siswa yang menjadi korban keracunan dan apa gejala yang terlihat dari para korban ini?
02:44Ya, terima kasih.
02:50Kami dari Dinas Kesehatan sudah melakukan langkah-langkah antisipatif
02:54supaya para korban keracunan makanan ini tidak tambah berat kondisinya.
03:03Dan Alhamdulillah, setelah mendapatkan penanganan di Rumah Sakit RSUD Sayang Cianjur dan satu lagi di Rumah Sakit Bayangkara Cianjur,
03:16untuk yang di RSUD Sayang, total yang terakhir terdata oleh kami ada 35 siswa yang masuk dari hari kemarin sampai pagi hari tadi.
03:29Dan 35-nya sudah bisa dinyatakan untuk pulang ke rumahnya.
03:38Namun ada kabar terbaru dari RSUD Sayang, hari siang ini masuk sekitar 11 orang sama korban keracunan dari Mantasa Halian Negeri 1 Cianjur.
03:53Dan saat ini sedang kita tangani di RSUD Sayang Cianjur dan terus dipantau kondisi kesehatannya.
04:01Sementara untuk di Rumah Sakit Bayangkara Cianjur, itu terdata ada 16 orang.
04:11Dan yang masih dalam perawatan itu ada 6 orang di RSUD Sayang,
04:18di Rumah Sakit Bayangkara.
04:21Sementara yang lainnya dari 16 itu 6 dirawat, yang lainnya bisa dipulangkan.
04:27Sementara itu Pak Yan.
04:29Ya baik, dari penjelasan Dr. Cecep tadi, artinya memang sebagian ini sudah dipulangkan.
04:34Namun jika melihat korban yang keracunan, ada juga informasi gejala yang ditunjukkan setelah keracunan adalah muntah-muntah.
04:42Kemudian apa penanganan apa saja yang diberikan kepada para korban keracunan ini Pak Cecep?
04:46Ya, pada umumnya seluruh pasien memang menunjukkan gejala muntah dan diare.
04:55Akibat muntah dan diare ini tentu lemah, lemas badannya gitu ya.
05:01Ya pengobatan untuk yang kehilangan cairan pada prinsipnya adalah mengganti cairan
05:07dengan memberikan cairan impus, intravena, dan penanganan terhadap gejala-gejala yang timbul.
05:17Untuk muak-muntahnya, ada pengobatan obat simpatetetik untuk mengurangi rasa muak dan muntahnya.
05:26Kemudian diperbanyak untuk mengurangi rasa muak dan minum cairan yang lebih banyak dibanding biasanya.
05:34Pengobatan pada keracunan makanan pada umumnya seperti itu, tidak ada yang spesifik misalkan pemberian antibiotik.
05:44Pemberian antibiotik kita menentukan dulu jenis kuman yang saat ini sedang kami lakukan pemeriksaan
05:53berkerjasama dengan Lapkesmas Provinsi Jawa Barat, kita sudah berkoordinasi dengan Lapkesmas Jawa Barat.
06:00Jadi pengobatannya kita berikan cairan sebanyak-banyaknya, baik secara oral, diminum, ataupun dengan cairan impus, Pak Yang.
06:11Ya dokter Cecep, apa sih yang bisa dilakukan ke depannya mungkin untuk bagi para guru dan juga para murid
06:17untuk mengetahui begitu apakah makanan ini berbau atau seperti apa yang tidak layak makan atau berpotensi keracunan begitu?
06:29Ya, pada prinsipnya kalau kita mengkonsumsi suatu pangan atau makanan atau minuman,
06:37tentu kita yang pertama lihat kondisi yang kasat matanya gitu ya, tampak matanya bagaimana, apakah makanan ini aneh dari sisi teksturnya gitu ya.
06:53Nah kemudian kita coba cium, barangkali baunya beda ya, dengan khas makanan itu yang biasanya kalau dalam keadaan segar seperti itu, seperti begini ya.
07:09Kalau kita cium berbeda dengan kondisi biasanya ya, kita jangan lanjutkan ya.
07:15Kemudian dari, tentu dari rasa ya, kita cicipi sebentar, kalau melihat keanehan, kita cicipi, kalau ada perubahan rasa,
07:24dari rasa yang aslinya makanan itu, tentu kita jangan lanjutkan ya.
07:31Jadi lihat tampilannya, lihat aroma baunya, lihat atau rasakan rasanya gitu ya, Pak.
07:39Supaya tidak, kita kalau sudah dimakan, tidak menimbulkan efek negatif gitu ya.
07:46Baik.
07:47Baik, dokter Cecep, sampel makanan sudah diambil begitu, dan setengah dilakukan hasil pemeriksaan.
07:53Kapan pemeriksaannya akan keluar dari sampel makanan yang telah diambil?
07:57Ya, sampel sudah kita minta ke penyedia pangan atau vendor dari pemberian makanan program MBG ini,
08:11dan kita langsung, secepatnya kemarin kita kirim ke laboratorium Provinsi Jawa Barat,
08:18karena yang punya teknologi dan kewenangan itu ada di Provinsi Jawa Barat.
08:24Biasanya hasilnya kita dapatkan 5 atau 7 hari ke depan.
08:32Untuk menentukan apa sih penyebab keracunan tersebut,
08:38apakah dari mikroba, dokumen,
08:42atau apakah dari jat-jat kimia yang terkandung di dalam makanan tersebut.
08:46Artinya masih membutuhkan waktu sekitar 5 hingga 7 hari untuk mengetahui penyebab pasti begitu keracunan
08:53yang dialami oleh puluhan siswa di Cianjur ini.
08:56Terima kasih dokter Cecep Johana bersama kami,
08:58Sekretaris Dinas Kesehatan Kompetensi Cianjur,
09:01atas waktunya bersama kami di Sapa Indonesia Siang.
09:04Sekretaris Dinas Kesehatan Kompetensi Cianjur,

Dianjurkan