Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utamaLewati ke footer
  • kemarin dulu
DEPOK, KOMPAS.TV - Sejumlah anggota TNI mendatangi mahasiswa Universitas Indonesia, di Depok, Jawa Barat, saat berkonsolidasi di Pusat Kegiatan Mahasiswa UI.

Aksi sejumlah anggota TNI itu viral setelah diunggah akun Instagram @pantauaparat.

Para mahasiswa disambangi Komandan Kodim 0508 Depok. Saat itu, para mahasiswa tengah mengadakan konsolidasi di Pusat Kegiatan Mahasiswa UI, Depok, pada Rabu 16 April, pukul 23.00 WIB.

Menanggapi kedatangan TNI ke lingkungan kampus UI, Kapuspen TNI, Brigjen Kristomei Sianturi mengatakan kedatangan prajurit ke UI karena diundang oleh salah satu mahasiswa yang dikenal baik.

Undangan tersebut ditujukan untuk Komandan Distrik Militer, Dandim 0508, Depok.

Sementara di Semarang, beredar video kedatangan orang tak dikenal di forum diskusi, yang digelar Kelompok Studi Mahasiswa Walisongo dan Forum Teori dan Praktik Sosial, di Auditorium 2 Kampus III Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, pada Senin (14/4/2025).

Diskusi ini mengangkat tema, "Fasisme Mengancam Kampus, Bayang-Bayang Militer bagi Kebebasan Akademik."

Saat diskusi dimulai, ada laki-laki tak dikenal yang tiba-tiba hadir dan duduk di barisan belakang.

Seorang mahasiswa yang ada di lokasi diskusi mengaku kaget dan sempat takut melihat ada anggota TNI masuk.

Beberapa waktu berselang, petugas keamanan kampus mencari penanggung jawab diskusi. Bersama petugas keamanan itu, turut datang seorang anggota TNI.

Anggota TNI yang datang kemudian menanyakan identitas rektor KSMW dan tema diskusi yang dilaksanakan.

Menanggapi hal tersebut, melalui rilis media, Kadispenad Brigjen Wahyu mengatakan, "Babinsa hadir di sekitar kampus hanya untuk monitoring wilayah, karena sebelumnya beredar pamflet undangan diskusi yang bersifat terbuka untuk umum. Itu bagian dari tugas Babinsa dalam menjaga keamanan dan ketertiban wilayah binaannya. Kami tegaskan, orang dalam video tersebut bukan anggota kami. Kehadiran Babinsa pun hanya satu orang, dan itu pun berada di luar forum diskusi."

#tni

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/regional/587938/full-penjelasan-kapuspen-tni-soal-polemik-anggota-tni-masuk-kampus-ui-dan-uin-walisongo
Transkrip
00:00Saya Tifal Solesa melanjutkan Kompas Petang, Saudara.
00:04Sejumlah anggota TNI mendatangi mahasiswa Universitas Indonesia Depok, Jawa Barat
00:09saat berkonsolidasi di pusat kegiatan mahasiswa UI.
00:13Aksi TNI ini viral setelah diunggah di salah satu akun Instagram.
00:20Aksi sejumlah anggota TNI yang Anda lihat ini viral setelah diunggah akun Instagram
00:26Ed Pantau Aparat. Para mahasiswa disambangi Komandan Kodim 0508 Depok.
00:33Saat itu para mahasiswa sedang berkonsolidasi di pusat kegiatan mahasiswa UI Depok
00:38pada Rabu 16 April 2025 pukul 11 malam waktu Indonesia Barat.
00:56Menanggapi kedatangan TNI ke lingkungan kampus UI,
01:05Kepala Pusat Penerangan TNI Brigjen Kris Tomesianturi mengatakan
01:08kedatangan prajurit ke Universitas Indonesia
01:11karena diundang oleh salah satu mahasiswa yang dikenalnya baik.
01:16Undangan itu ditujukan untuk Komandan Distrik Militer Dandim 0508 Depok.
01:26Kami kutip dari Kompas.com, Kepala Pusat Penerangan TNI Brigjen Kris Tomesianturi mengatakan
01:37Dandim Depok diundang oleh seorang mahasiswa atas nama F
01:42dan kabak PAM UI atas nama AR yang memang dikenal baik oleh Dandim untuk diskusi, ngobrol.
01:56Ia menambahkan tidak ada kegiatan TNI yang memantau kegiatan diskusi mahasiswa di UI.
02:11Katanya itu narasi yang menyudutkan dan berlebihan.
02:14Sementara di Semarang, Jawa Tengah, beredar video kedatangan orang tak dikenal
02:27dalam forum diskusi yang digelar kelompok studi mahasiswa Wali Songo
02:32dan forum teori dan praktik sosial di Auditorium 2,
02:36Kampus 3 Universitas Islam Negeri Wali Songo, Semarang, Jawa Tengah
02:40pada Senin 14 April lalu, diskusi mengangkat tema
02:44Fasisme Mengancam Kampus, Bayang-bayang Militer Bagi Kebebasan Akademik.
02:50Saat diskusi dimulai, ada seorang lelaki tak dikenal yang tiba-tiba hadir dan duduk di baris belakang.
02:57Karena curiga, pemimpin diskusi mengajak para peserta untuk memperkenalkan diri.
03:02Namun, yang bersangkutan menolak lalu meninggalkan lokasi.
03:07Seorang mahasiswa yang ada di lokasi diskusi mengaku kaget
03:10dan sempat takut melihat ada anggota TNI yang masuk.
03:14Namun, mahasiswa tetap melanjutkan diskusi itu.
03:17Tak berselang lama, petugas keamanan kampus mencari penanggung jawab diskusi.
03:34Bersama petugas keamanan itu turut datang seorang anggota TNI.
03:38Anggota TNI yang datang kemudian menanyakan identitas rektor KSMW dan tema diskusi yang dilaksanakan.
03:48Jadi, ketika lagi diskusi itu, tiba-tiba ada TNI masuk gitu loh.
04:01Jadi, kami kaget gitu sebagai peserta.
04:03Wah, ini teori kok langsung praktek seperti itu.
04:07Terbesit rasa takut dan rasa kaget.
04:09Kaget tajam aja.
04:10Cuma, kita tetap melanjutkan diskusi dari pihak siapa namanya TNI pun sampai masuk ke dalam gitu loh.
04:19Karena kita habis dari kelas.
04:26Menanggapi hal itu lewat rilis kepada media,
04:29Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat Brigjen Wahyu menyatakan,
04:33Babinsa hadir di sekitar kampus hanya untuk monitoring wilayah
04:38karena sebelumnya beredar pamflet undangan diskusi yang bersifat terbuka untuk umum.
04:44Itu bagian dari tugas Babinsa dalam menjaga keamanan dan ketertiban wilayah binaannya.
04:51Yang menambahkan, kami tegaskan orang dalam video tersebut bukan anggota kami.
04:57Kehadiran Babinsa pun hanya satu orang dan itu pun berada di luar forum diskusi.
05:08Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Brian Yuliarto mengaku tidak khawatir
05:13dengan fenomena masuknya tentara kelingkungan kampus.
05:17Menurutnya, perguruan tinggi bersifat terbuka untuk berbagi gagasan termasuk dengan TNI.
05:24Brian pun meyakini potensi penyimpangan dari militer di kampus
05:27bakal terdeteksi di era transparansi seperti saat ini.
05:44Tidak ya, rasanya sekarang kan sudah era keterbukaan.
05:47Kalau ada hal-hal yang penyimpangan itu mudah terbuka.
05:50Jadi kita juga perlu melihat sisi positif setiap institusi atau setiap pihak.
05:55Jadi saya yakin sih dengan sinergi, saling mengisi, justru yang muncul adalah sinergi atau hasil yang lebih optimal gitu ya dari semua pihak.
06:06Kami bahas lebih lengkap mengenai fenomena kedatangan TNI ke lingkungan kampus ini bersama para narasumber.
06:15Bergabung saat ini Kepala Pusat Penerangan TNI, Brigjen Christomesianturi.
06:19Bergabung juga Pengajar Hukum Tata Negara dari Jendera Institut Bivitri Susanti dan Ketua BEM seluruh Indonesia, Herianto.
06:26Selamat sore semuanya. Dengan Tifal, apa kabar?
06:29Selamat sore, Pak Tifal.
06:31Terima kasih semua sudah bergabung bersama kami.
06:34Pak Kapus, saya ke Anda dulu. Ini sudah muncul narasi ada dugaan intimidasi, ada dugaan intervensi di agenda kampus, terutama untuk dua kegiatan.
06:43Di UI, kemudian di UIN Semarang. Apa yang sesungguhnya terjadi? Betulkah ada intervensi dan intimidasi di sini?
06:48Ya, baik. Selamat sore, Mbak Bukitri, Mbak Tifa, dan seluruh sekalian.
06:53Memang akhir-akhir ini ada fenomena narasi yang menyudutkan TNI seolah TNI mengintimidasi, mengintervensi, menghambat kebebasan aktivitas kampus, dan sebagainya.
07:08Tapi yang perlu kita jelaskan di sini, bahwa kegiatan-kegiatan Mbak Binsa, yang di UIN Wali Songo, kemudian di Dandim yang di UI,
07:22janganlah berpikiran bahwa TNI mengintervensi atau mengintimidasi.
07:29Dari mana teman-teman tadi secepatnya menyimpul itu?
07:34Saya kasih contoh yang di UI, misalnya. Di UI itu, Dandim menerima WA untuk ajak berdiskusi oleh seorang mahasiswa inisiannya F, dan Mbak Bukitri berinisial AR.
07:48Nah, karena F ini sudah dikenal baik oleh Dandim, maka Dandim menyanggupi untuk datang, untuk ngobrol bersama mereka.
07:55Tidak ada rencana Dandim untuk mengintervensi apapun mencampuri urusan diskusi yang ada di kampus itu.
08:01Kemudian, ketika pulang, Dandim juga diantar oleh teman-teman mahasiswa tadi dengan bersalaman seperti yang kalau kita lihat diunggah di media sosial itu,
08:12Dandim bersalaman dengan para teman-teman mahasiswa dalam keadaan tersenyum, tidak intimidasi itu.
08:16Nah, justru siapa nih orang-orang yang diam-diam memotret, kemudian membuat narasi miring seolah-olah TNI mengintimidasi mahasiswa,
08:27mengintervensi kegiatan mahasiswa. Tidak ada. Kemudian yang kasus di UPN Walisongo,
08:32nah permasalahan itu ya, Pak Rokiman, itu serta Rokiman, datang ke sana, itu karena memang itu wilayah dia, Desa Tambak Sari.
08:40Dia adalah Mbak Binsa di situ, yang mempunyai kewajiban untuk memonitoring wilayah, apapun yang terjadi di wilayah itu, dia harus tahu.
08:48Dan kebetulan, seperti pengakuan yang bersakutan karena sudah kami tanya juga,
08:51bahwa karena baru setelah libur lebaran dan dalam sesuatu Ibu Dulu Fitri, dia ingin bersilaturahmi dengan teman-temannya yang ada di sana.
08:59Ada para security, teman-teman yang memang sudah biasa, karena bilang dia adalah Mbak Binsa di sana.
09:05Tetapi, seolah-olah dinarasikan bahwa dia sedang memantau kegiatan mahasiswa di sana.
09:09Karena diduga ada seorang berpakaian hitam, yang ketika kegiatan diskusi di UIN WSongo, langsung diduga itu adalah Intel TNI.
09:20Dari mana bisa menyukur bahwa itu Intel TNI? Tidak ada di situ kegiatan TNI.
09:24Konteks, sorry saya potong Pak. Konteks monitoring di kampus itu batasannya sampai di mana untuk kasus di UIN Semarang ini, Pak?
09:32Dia tidak memonitoring kampus, jadi Rokiman itu hanya datang, karena hari-harinya memang dia di situ.
09:38Desa Tambak Sari itu adalah tugas dan tanggung jawab dia untuk memonitoring wilayah.
09:44Dan dia hanya bertemu dengan security yang di depan, untuk bersilaturahmi.
09:49Karena kan baru dalam rangka Idul Fitri saja.
09:52Dan dia ada di pakiran, tidak masuk ke dalam areal kampus atau di aduterium itu.
09:58Itu yang perlu diketahui bersama. Jadi, dia tidak dalam rangka itu.
10:01Tiba-tiba dinarasikan segitu, karena ada orang yang diduga sebagai Intel katanya, yang masuk ke dalam diskusi.
10:08Nah, itu siapa? Kan ada fotonya, ada gambarnya.
10:12Silahkan cari. Dan tidak ada anggota TNI yang diberitakan untuk itu sampai hari ini.
10:17Oke, jadi dipastikan orang yang berkaus hitam dalam lingkungan acara di UIN Semarang itu bukan anggota TNI ya, Pak?
10:24Bukan. Kita pastikan itu bukan.
10:26Oke. Atas penjelasan ini, Mbak Bivit, sejauh mana Anda mencermati itu, Mbak?
10:29Baik. Terima kasih atas penjelasannya.
10:33Jadi, memang yang harus dipahami adalah, suasana hari-hari ini semua sedang merasa was-was.
10:40Setelah keluarnya undang-undang TNI, kekhawatirannya dan trauma pada masa orde baru itu tinggi sekali.
10:47Nah, jadi, kalaupun memang tidak ada intimidasi yang sifatnya langsung secara fisik, harus dipahami psikologi ini.
10:55Seringkali akhirnya harus dipahami relasi antara TNI dengan warga biasa yang tidak bersenjata, tidak punya kekuatan, tidak punya pasukan.
11:05Itu memang sangat-sangat besar perbedaannya, sehingga seringkali intimidasi itu timbul secara psikologis.
11:16Barangkali tidak langsung ada catatan misalnya yang betul-betul kelihatan mencatat begitu ya, atau di gadget dan lain sebagainya.
11:23Tapi tetap saja kehadiran militer di wilayah-wilayah kampus, maupun wilayah-wilayah tempat aktivis berkumpul, pasti menimbulkan perasaan terintimidasi.
11:33Nah, jadi kalau buat saya sih, bahwa ada pencatatan ini, saya kira ini kan bukan hal yang baru juga.
11:39Semuanya paham bahwa mulai dari awal represi yang dilakukan terhadap kawan-kawan mahasiswa ini di jalanan, maupun di berbagai tempat lainnya, membuat rasa trauma itu tinggi.
11:51Jadi, tidak hanya orde baru ya, tapi juga akhir-akhir ini memang intimidasi yang sifatnya, di tempat lain memang, ketika aksi dan lain sebagainya.
12:00Tapi itu kan menimbulkan trauma yang tinggi.
12:02Jadi, dalam situasi seperti itu, memang sebaiknya sangat dihindari.
12:06Tidak boleh sama sekali tentara masuk, kalaupun tadi Pak Kapuspen bilang, masih di ruangan, belum masuk kampus kok di kuat pakir.
12:14Maka dari itu, dari sekarang, bahkan jauh-jauhlah sama sekali.
12:17Kalau ada yang mengundang, kalaupun itu mahasiswa, kita belum tahu mahasiswanya yang mana, apakah itu ternyata mahasiswa yang bekerjasama dengan tentara misalnya.
12:25Tapi, kalaupun ada undangan seperti itu, jauhi dulu.
12:28Meskipun konteks, sorry Mbak, saya potong, meskipun konteksnya Mbak Binsa ini mengerjakan tugas untuk memotoring kegiatan yang ada di sekitarnya.
12:35Nah, ini yang harus diklarifikasi juga.
12:37Karena kan sebenarnya tugas Mbak Binsa, ataupun tugas tentara, pada umumnya adalah pertahanan.
12:44Kalau memang ada hal-hal yang ingin dipantau dari aspek keamanan, misalnya ada perangkat lainnya.
12:50Dan yang kedua, kampus. Kampus itu sejauh apa sih bisa menimbulkan sesuatu yang berakibat pada pertahanan.
12:58Nah, jadi juga saya kira ada penerimaan secara berlebihan tentang tugas-tugas memantau itu apa.
13:05Sehingga tentu saja tidak bisa dipunggiri kalau kawan-kawan mahasiswa, kawan aktivis juga merasa terintimidasi dengan itu.
13:11Kalau dari BMSI sendiri, sesungguhnya apa yang dibaca dari sini semua?
13:17Tadi kan sudah dijelaskan oleh Pak Kristomai.
13:19Sejauh mana Anda mencermati kasus-kasus ini, terutama di dua, di UI dan UI Semarang itu?
13:24Mas Eri.
13:26Ya, terima kasih Mas.
13:28Dari narasi Odin tadi, kita melaporkan bahwa kegiatan yang ada di UI Wali Songo dan UI itu bukan hanya dua kampus itu saja.
13:36Banyak masih di kampus-kampus yang memang notabene yang kita duga ya.
13:40Yang kita duga anggota TNI, bahkan ada kemarin yang ngechat kampus ITPLN Jakarta mengatasnamakan dari TNI untuk berdiskusi di kampus katanya.
13:48Kenapa harus di kampus?
13:50Karena ini yang menjadi ketakutan kita ya, yang menjadi ketakutan kita mengambil referensi dari sejarah tadi Orde Baru.
13:56Ketika para TNI yang tugasnya untuk menjaga ketahanan negara, ini masuk ke ranah-ranah akademik, ranah-ranah kampus.
14:02Padahal itu bukan topoksinya kan.
14:04Karena setiap diskusi-diskusi di kampus adalah bagaimana kewajiban dan haknya mahasiswa menyampaikan pendapat dan serikat.
14:11Namun jadi khawatiran kita ini, dekat-dekat ini karena isu-isu RU TNI kemarin ya.
14:16Banyak sekali anggota-anggota TNI yang masuk bahkan bukan hanya intervensi secara langsung ya.
14:22Namun ada beberapa TNI menanyakan yang tidak-tidak kepada mahasiswa.
14:26Dia menanyakan bagaimana tema diskusi, kemudian menanyakan berapa anggotanya.
14:30Hal itulah yang menimbulkan rasa khawatiran di peserta-peserta datang.
14:35Barangkali itu yang maksud kami adalah intimidasi, memperdalam bagaimana pengatauan itu, Mbak.
14:40Oke. Atas kekhawatiran ini, Pak Kristo, ini sejauh mana meresponnya?
14:44Terlebih tadi ada pandangan dari Mbak Bivit masalah tugas Mbak Binsa itu yang rasanya kalau saya ambil kesimpulannya terlalu jauh juga sampai ke kampus.
14:50Itu bagaimana ngeresponnya, Pak?
14:50Ya, jadi gini, Mbak. Kalau ketakutan terhadap TNI akan membagi kursi ABRI seperti dulu zaman Orba, ini menurut saya sesuatu ketakutan yang terlalu berlebihan lah.
15:01Hari ini, silakan didata berapa jumlah sih prajurit TNI yang pernah hidup dan meninggal sejaman Orde Baru.
15:08Saya, seorang kampus PN TNI, Begara General TNI, saya lulusan AKMIL tahun 1957, saya saja tidak pernah menikmatinya di kursi ABRI.
15:18Terus, akan kembali ke sana, ngapain? Apa?
15:22Jadi, itu selalu berlebihan lah.
15:24Dan hari ini, kerjasama antara mahasiswa dengan tentara itu sudah rutin kita kerjakan.
15:31Kita lakukan, dan ada simbiosis mutualisme di situ.
15:33Contoh hari ini adalah kami, misalnya TNI-AD, bekerjasama dengan TNI, bekerjasama dengan universitas tertentu untuk mengembangkan drone, pin-on, pin-off teknologi, itu namanya teorinya.
15:45Kemudian, kami juga bekerjasama dalam mengembangkan radar.
15:49Kami juga bekerjasama dalam mengembangkan beberapa alutsita kami dengan mengandung universitas.
15:55Apakah itu militarisasi? Apakah itu harus kita lakukan? Tidak.
15:59Dan kami juga sering mengundang beberapa teman-teman remah, siswa misalnya, untuk datang ke institusi-institusi TNI, untuk berdiskusi, fokus group discussion, datang ke akademik TNI, untuk kita berdiskusi, melaksanakan seminar.
16:13Terus, apa yang menjadi ketakutan? Tidak. Jadi, itu terlalu, apa ya, menurut saya sesuatu yang terlalu berlebihan lah.
16:20Termasuk monitoring Mbak Vincent, dibilang terlampau terjauh terlalu jauh itu, Pak?
16:24Apa?
16:25Kalau soal monitoring Mbak Vincent terlampau jauh sampai ke kampus, itu juga gimana?
16:28Jadi, kalau Mbak Vincent itu, dia hanya mengundang di wilayahnya, bukan kampus, bukan kampusnya, di wilayahnya.
16:37Ada kejadian kematian, kedukaan, kecelakaan.
16:41Dia juga harus tahu kan, ada polis tersebut hankam yang harus dia catat di situ.
16:45Berapa jumlah penduk yang ada di sana, berapa yang bergama Islam, berapa yang bergama Kristen, berapa yang sarjana, berapa yang tidak, berapa pekerja.
16:53Itu seorang Mbak Vincent, dia memutar sesuai dengan wilayah tanggung jawabnya, gitu ya.
16:58Dan itu diatur oleh undang-undang, gitu ya.
17:00Jadi, saya rasa kalau apalagi dikaitkan dengan previsi undang-undang TNI, itu menurut saya terlalu berlebihan.
17:05Nah, hari ini kalau kita jabarkan undang-undang TNI itu, itu sudah jelas ya, tugas-tugas TNI itu apa saja.
17:11Justru pembatasan kewanangan tugas-tugas TNI dalam undang-undang nomor 34 tahun 2004, atau undang-undang nomor 3 tahun 2025, yang sekarang sudah ditakadu.
17:18Mbak Bivit, merespon tadi jawaban terutama untuk relasi hubungan antara TNI, terutama dengan lingkungan kampus.
17:23Ini sejauh mana Anda mencermati itu?
17:24Ya, dua hal ya Mas ya. Yang pertama itu, bagi perkembangan ilmu pengetahuan, memang dimanapun di seluruh dunia ini, biasanya tidak ada relasi yang harusnya dibangun secara khusus.
17:37Antara tentara, dimanapun ya, bukan di Indonesia saja, dengan kampus.
17:41Kecuali misalnya kalau dikatakan oleh Pak Kapusman, tadi ada perkembangan ground, teknologi, dan lain sebagainya.
17:46Ya, tapi yang kita bicarakan di sini adalah dalam proses pembelajaran.
17:50Sebenarnya yang mahasiswa yang saya pahami ya, yang mahasiswa kuatirkan adalah tentang bagaimana akhirnya mahasiswa tidak bisa berpendapat dan berekspresi sebagaimana dijamin oleh konstitusi.
18:03Karena sudah terbukti ini kemarin-kemarin, jangan lupa, perlu diketahui oleh semua pemirsa dalam demonstrasi hari-hari kemarin itu,
18:10ada beberapa mahasiswa yang bahkan sampai luka-luka dan lain sebagainya yang dialami karena menyatakan pendapat mereka.
18:18Yang kedua, saya kira juga harus dipahami betul bahwa bagi mahasiswa, kalau dikatakan jangan takutlah.
18:26Barangkali ya, mudah-mudahan ya, banyak diantara kita yang tidak takut.
18:29Tapi bagi mahasiswa, ketakutan itu real.
18:32Karena kalau data mereka misalnya bisa didapatkan, mereka bisa misalnya di sports, atau bahkan dikeluarkan,
18:39atau dapat saksi tertentu dari kampus yang kita tidak bisa kontrol.
18:43Tidak bisa kelihatan di layar kaca, dan mungkin tidak bisa disoroti oleh banyak pihak.
18:47Jadi kita harus paham psikologi itu juga, sehingga lebih baik memang dihindarkan.
18:53Kalau Mbak Binsa memang tugasnya seperti itu, harus kita ingatkan.
18:56Jadi memang sudah banyak sekali studi yang sebenarnya mempertanyakan juga sebenarnya
19:02apakah Mbak Binsa dengan tugas-tugasnya mencatat kematian, kelahiran, dan lain sebagainya itu
19:08sesuai dengan tugas-tugas pertahanan seperti yang tercantum dalam konstitusi.
19:13Mas Heri, dari perspektif teman-teman mahasiswa, sesungguhnya apa yang dikhawatirkan,
19:18apa yang ditakutkan dengan hal semacam ini?
19:23Ya Mas, kembali lagi ke tadi bahwa fungsi kampus itu adalah tempat berpikir kita ya,
19:29secara kritis, berpresi, dan sebagainya.
19:31Ketika ranah-ranah militer masuk ke dalam kampus,
19:34ini merubah iklim kebebasan kita berpendapat, ada ketakutan, dan sebagainya.
19:39Kemudian kalau kita mengajuk ke lendasan hukum bagaimana TNI ketika tidak diundang secara resmi
19:44oleh pihak kampus, ataupun pihak yang berwenang penyelenggara diskusi,
19:48itu sudah melanggar undang-undang TNI, bahkan undang-undang HAM di sana.
19:52Nah yang tadi ada narasi mengatakan bahwa ada pihak mahasiswa yang mengundang
19:55anggota TNI untuk berdialog. Apakah itu benar mahasiswa?
19:58Karena dari pengakuan kita sesama berkonsolidasi, berdiskusi itu,
20:02dia tidak dianggap mahasiswa.
20:04Bahkan tidak ada pengakuan di internal kita itu sudah mengundang mahasiswa.
20:07Ini kan ada, bahasanya ada mengadu domba mahasiswa dengan TNI.
20:11Nah sehingga itulah yang harus dipertegas oleh TNI
20:14untuk menjaga anggota-anggota militer agar tidak masuk ke ranah pendidikan.
20:19Karena bagi kami adalah pendidikan, ranah pendidikan adalah ranah yang aman,
20:23kondusif untuk kami menyampaikan ruang pendapat dan infeksi kami.
20:26Tapi belajar dari dua kasus yang di UI dan UIN Semarang ini,
20:29di teman-teman BMSI ataupun juga mahasiswa secara umum,
20:32apakah ada ketakutan untuk membahas hal yang berhubungan langsung dengan lingkungan militer?
20:36Membahas hal-hal soal isu-isu TNI?
20:39Jelas Mas, jelas itu akan menjadi ketakutan kami.
20:41Karena yang menjadi intervensi yang kami maksud adalah
20:43ketika menanyakan hal yang mendalam tadi,
20:45ketika kita berkonsultasi, ditanyakan jamnya,
20:48ditanyakan apa aja pun tuntutannya,
20:50ditanyakan kapan turun aksi, kapan dialog dan sebagainya,
20:52itu kan mendalami.
20:53Artinya ketika kita mau ada skenario ke depan,
20:56tiba-tiba saja dia mendapat data,
20:57itu bisa dicegah.
20:59Itu kan membatalkan gerakan-gerakan kita ke depan dalam
21:01membawa arah bangsa ini jauh lebih baik.
21:03Itu ketakutan kita, Mas.
21:04Oke, Pak Christo, apa yang bisa diberikan jaminan kepada publik,
21:11terutama kalangan yang ada di lingkungan kampus,
21:14bahwa kebebasan berekspresi tetap di lingkungan pendidikan tinggi?
21:17Ya, hari ini TNI itu sudah berbeda dengan TNI Orba,
21:21terbaru ya.
21:22TNI kami mendukung supremasi supil,
21:24mendukung hidup di alam demokrasi.
21:26Semarin ada contoh yang bagus antara kerjasama
21:29antara mahasiswa dengan TNI,
21:31seperti yang di Sumatera Utara.
21:32BEM, beberapa universitas di Sumatera Utara
21:34berdiskusi, menghasilkan seminar bersama-sama
21:36dengan Pangdam dan Kodam di sana.
21:38Itu contoh-contoh yang bagus kerjasama
21:39antara TNI dengan mahasiswa.
21:42Termasuk misalnya, dari kami juga beberapa kali
21:45diminta untuk mengajar,
21:46dijadikan narasumber di kampus.
21:49Kami juga menggunakan seragam seperti ini,
21:50tidak itu bukan bagi dari intervensi,
21:52bahwa kami diundang untuk itu,
21:54untuk membeli narasumber.
21:56Kan tidak masalah di situ.
21:57Dalam lingkungan akademik ya,
21:58dalam bahasa lingkungan akademik.
22:00Kemudian juga misalnya,
22:01oh, kenapa sih TNI harus masuk kampus
22:04dengan mulai seragam?
22:05Kami trauma.
22:05Nah, ini adalah seragam kami.
22:07Sama seperti seragam yang diundang,
22:08misalnya oleh teman-teman ojek online,
22:11seragam PLN,
22:12yang tidak ada masalah masuk kampus.
22:13Karena justru dengan kami menggunakan seragam,
22:16berarti identitasnya jelas,
22:18pangkatnya jelas,
22:20dari saturnya jelas,
22:21bisa di-tracking,
22:22bisa dicari di mana orang itu berada.
22:25Jadi saya berharap kepada teman-teman mahasiswa
22:27juga tidak usah takut yang berlebihan.
22:30Justru kami sangat berharap
22:34bahwa kampus itu adalah mitra strategis.
22:36Karena teman-teman mahasiswa punya nalar
22:38yang kritis untuk
22:40dalam berpikir dan bertindak gitu ya.
22:44Justru sampai saat ini
22:45kami membuka
22:46kesempatan kepada teman-teman mahasiswa
22:49yang sudah lulus nanti
22:49masuk menjadi perwiraan prajurit karir.
22:52Nah, artinya apa?
22:53Kan tidak semua juga
22:54bahwa teman-teman mahasiswa itu,
22:55wah, kami takut.
22:56Bukti ada juga yang bergabung
22:58menjadi prajurit TNI
22:59sampai hari ini,
23:00perwiraan TNI.
23:01Tanggal 24 Maret yang lalu,
23:04tanggal 24 Maret yang lalu,
23:05panggilan TNI baru melantik
23:06805 perwiraan prajurit karir.
23:09Lulusan dari
23:10Kampus-kampus di seluruh Indonesia.
23:12Artinya,
23:13itu tidak bisa menggambarkan
23:15seluruh bawah trauma di kampus.
23:17Tidak.
23:17Justru TNI
23:19dan kampus,
23:20teman-teman mahasiswa,
23:21kita harus berkolaborasi
23:22membangun negara ini.
23:23Demikian, kira-kira.
23:24Baik, Mas Heri,
23:24responnya gimana?
23:25Ya,
23:26yang respon kita sebenarnya
23:27yang disampaikan
23:28narasi tadi itu adalah
23:29undangan formal.
23:30Ya, jelas.
23:31Di kampus ada berapa dialog
23:32antara TNI dengan pihak kampus,
23:34membahas bagaimana
23:35ketanah negara,
23:36ketanah sebagainya.
23:37Itu secara formal.
23:38Yang menjadi ketakutan kami adalah
23:39ketika kita berkonsilidasi,
23:41berdiskusi,
23:41tanpa kita undang TNI,
23:42dia terlibat.
23:43Itu menjadi kekhawatiran kita.
23:45Ada kepentingan apa TNI
23:46ketika kita tidak mengundang,
23:47tiba-tiba masuk.
23:48Padahal ranah akademik ini
23:49adalah ranah yang dijaga
23:51untuk bebas berpresi.
23:53Nah, itu yang kita
23:54mau pertegas, Pak.
23:55Jadi, kita tidak takut
23:56atas kehadiran TNI.
23:57Namun, kita yang takut adalah
23:58kehadiran yang tanpa
24:00kita undang,
24:00tiba-tiba datang
24:01untuk mencari informasi itu.
24:03Jadi, kalau secara formal,
24:04ya, kita sangat bangga
24:05TNI melibatkan,
24:07menuangkan keilmuannya
24:08untuk ketanah negara
24:09seperti apa,
24:09anak muda seperti apa.
24:11Namun, sisi lain,
24:11ketika kita mau
24:12membahas konsilidasi
24:13tanpa kita undang,
24:14dia hadir.
24:14Ini yang menjadi kekhawatiran kita.
24:15Ada kepentingan apa
24:16dia mencari informasi ini?
24:18Oke.
24:18Mbak Bivit,
24:19menangkap ini singkat saja?
24:21Ada supremasi sipil
24:22yang dijamin oleh TNI?
24:23Iya, kalau komitmen itu ada,
24:25tentu saja bagus sekali.
24:26Cuma yang harus dipahami
24:27memang situasi
24:28pada akhir-akhir ini.
24:29Jadi, kalau memang
24:30ada hal-hal yang ingin dilakukan,
24:32sekedar untuk mengetahui,
24:33sekedar untuk tahu
24:35sebenarnya apa saja diskusinya,
24:36kan banyak cara
24:37yang bisa digunakan.
24:39Dengan situasi psikologis
24:40yang seperti ini,
24:41sebaiknya memang
24:41dihindari saja
24:42pertemuan-pertemuan itu.
24:44Karena memang secara nyata
24:45menimbulkan ketakutan
24:46di kalangan mahasiswa.
24:47senjata itu bagi kami
24:49memang menakutkan, Pak.
24:50Jadi, cukup real
24:51yang saya bisa paham
24:52apa yang dialami
24:53oleh mahasiswa,
24:55apa yang dikhawatirkan
24:55seperti ini.
24:56Oke.
24:56Mas Heri, Mbak Bivit,
24:57Pak Kristofi,
24:58terima kasih banyak
24:59sudah mau berdiskusi bersama kami.
25:00Sehat selalu semuanya.
25:01Selamat sore.
25:02Terima kasih.
25:03Selamat sore, Mas.
25:03Terima kasih.
25:04Terima kasih.
25:04Terima kasih.

Dianjurkan