Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utamaLewati ke footer
  • kemarin dulu
JAKARTA, KOMPAS.TV - Sejumlah menteri Kabinet Merah Putih ramai-ramai sowan atau bertemu dengan Presiden ke-7, Joko Widodo, di Solo beberapa waktu lalu. Pertemuan ini pun memicu polemik.

Isu mengenai "matahari kembar" dan loyalitas para menteri yang berasal dari kubu Prabowo Subianto turut dipertanyakan.

Lalu, benarkah ada fenomena matahari kembar dalam pemerintahan Prabowo Subianto?

Simak pembahasannya dengan sejumlah narasumber, di antaranya Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid, Sekjen Ormas Projo Handoko, dan Direktur Eksekutif Charta Politica, Yunarto Wijaya.

#menterikabinetmerahputih #prabowo #jokowi

Baca Juga Motor Ridwan Kamil Disita KPK, Bahlil Bicara Sikap Golkar di https://www.kompas.tv/nasional/587398/motor-ridwan-kamil-disita-kpk-bahlil-bicara-sikap-golkar

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/587401/full-menteri-kabinet-merah-putih-sowan-ke-jokowi-ada-matahari-kembar-di-pemerintahan-prabowo
Transkrip
00:00Saudara sejumlah Menteri Kabinet Merah Putih ramai-ramai soan dengan Presiden Ketujuh Republik Indonesia, Joko Widodo, di Solo beberapa waktu yang lalu.
00:08Pertemuan ini pun menuai polemik.
00:10Isu matahari kembar dan loyalitas Menteri Prabowo juga dipertanyakan.
00:16Benarkah ada matahari kembar dalam pemerintahan Prabowo Subianto?
00:20Pagi ini kita akan membahasnya dengan sejumlah narasumber.
00:23Di antaranya ada Wakil Ketua Umum PKB, sudah ada Pak Jazilul Fawait melalui sambungan daring.
00:28Kemudian ada Sekjen Ormas dari Projo atau Projo Kowi, Pak Handoko.
00:34Dan juga ada Direktur Eksekutif Carta Politika, Mas Yunarto Wijaya, Mas Toto.
00:39Selamat pagi Bapak-Bapak, Assalamualaikum.
00:42Selamat pagi, Waalaikumsalam.
00:45Mohon maaf lahir batin dulu karena ini masih dalam rangka lebaran lah ya.
00:50Nah masih dalam rangka lebaran kemarin juga menjadi sorotan nih ternyata.
00:53Ada sejumlah menteri dari Pak Prabowo Subianto ini masih soan ke rumah atau kediaman Pak Presiden ketujuh Republik Indonesia ini Pak Jokowi begitu ya.
01:06Kemudian yang menarik adalah ada sejumlah menteri, kalau tidak salah ada Pak Sakti Trenggono, kemudian ada Pak BGS juga yang kemudian masih menyebut ini silaturahmi atau soan ke mantan bos saya dan yang masih menjadi bos saya.
01:19Nah jadi kalau menurut Pak Zazilul sendiri, komentarnya gimana nih secara etika?
01:26Seharusnya kan yang menjadi bos ini kan adalah Pak Prabowo selaku Presiden.
01:31Secara etikanya gimana begitu ya? Ini dilontarkan secara eksplisit, offside nggak sih sebenarnya?
01:38Ya kalau menurut pandangan saya sih tidak offside.
01:41Itu hal yang wajar saja dan memang beliau-beliau ini dulu bersama Pak Jokowi.
01:48Dan saya sendiri tidak setuju dengan istilah matahari kembar.
01:54Namun patut kita lihat di sejarah politik Indonesia memang baru kali ini ya.
02:01Ada Presiden yang putranya menjadi Wakil Presiden.
02:05Sehingga kita tidak bisa menghalangi pendapat publik bahwa memang sampai hari ini Pak Jokowi masih kuat.
02:14Tapi di dalam konstitusi itu tidak ada istilah matahari kembar.
02:20Sekarang ini Presiden, Kepala Pemerintahan dan Kepala Negara Pak Prabowo Subianto dan kita harus hormati bersama-sama.
02:28Nah narasi matahari kembar saya pikir narasi negatif yang memang inginlah kira-kira agar Pak Prabowo dengan Pak Jokowi itu terjadi masalah.
02:38Padahal itu tidak akan mungkin.
02:41Bagaimana mungkin secara fakta politik.
02:44Karena memang dari runtutan sejarah dan keadaan hari ini, apapun Pak Jokowi ini putranya menjadi Wakil Presiden yang mendampingi Pak Prabowo Subianto.
02:56Jadi sulit memang menepis soal matahari kembar, kekuatan Pak Jokowi hari ini.
03:06Sulit untuk ditepiskan. Memang Pak Jokowi masih kuat.
03:09Jadi kekuatan Jokowi ini masih ada di pemerintahan dan juga di para pembantunya Pak Presiden Prabowo Subianto begitu?
03:15Ya tentu dalam konteks sejarah ya, keterkaitan sejarah dengan menteri-menteri yang ada di masa Pak Jokowi dan juga ada di masa Pak Prabowo itu sulit sekali untuk kemudian publik menghilangkan dugaan-dugaan bahwa
03:32bahwa memang kan masih sama-sama anak didik, kira-kira begitu.
03:36Tapi tidak bisa disebutkan sebagai matahari kembar.
03:40Karena matahari kembar itu narasinya lebih negatif.
03:44Bahwa Pak Jokowi memiliki kekuatan, itu tidak bisa dielakkan.
03:49Tanya saja kepada semua publik yang ada.
03:52Yang kedua, lihat saja dalam struktur kenegaraan ini, wapres lho putranya.
03:59Dan para menterinya juga yang dulu bersama Pak Jokowi.
04:05Tapi jangan kemudian disebut matahari kembar karena Pak Prabowo kan mengusung tema keberlanjutan.
04:11Oke, jadinya harusnya apa nih kalau bukan matahari kembar?
04:15Ya, keberlanjutan.
04:16Oke, keberlanjutan.
04:18Seperti tema yang disampaikan oleh Pak Prabowo gitu.
04:21Jadi, ini memang pemerintahan yang melanjutkan hal-hal baik yang dilakukan oleh Pak Jokowi.
04:29Namun, Pak Prabowo tentu ingin punya legasi.
04:34Yang kemudian, ada hal-hal juga yang di jalan Pak Jokowi tidak ada, di jalan Pak Prabowo berjalan secara baik.
04:42Jadi, menurut saya, kita tunjukkan bahwa memang negara-negara besar
04:46yang kemudian kita tidak bisa menafikan jasa siapapun di dalam Republik ini gitu.
04:52Oke, saya ke Mas Sandoko dulu ke Projo.
04:57Nah, ini gimana nih?
04:58Ternyata kalau menurut Pak Jazilul,
05:01ya masih ada kekuatan-kekuatan itu yang masih ada di apalagi Pak Sakit Trenggono,
05:07kita tahu, Menteri di era Jokowi juga, Pak BGS juga sama begitu.
05:12Projo sendiri melihatnya bagaimana memang benar
05:14Menterinya Pak Prabowo sekarang itu tidak bisa lepas dari bayang-bayang Jokowi
05:20ataupun kekuatan Jokowi sampai saat ini.
05:25Ya, oke. Terima kasih, Mbak Disdi.
05:26Jadi, memang ngeliatnya harus benar ya.
05:32Maksud saya begini.
05:34Sekarang ini kan kita berada,
05:37perang-perangsa kita itu berada dalam situasi geopolitik yang penuh tantangan,
05:42ekonomi penuh tantangan,
05:44terus kemudian itu satu hal.
05:47Yang tentu juga itu membutuhkan kerjasama
05:50dari semua pihak, dari semua potensi,
05:54dari semua kekuatan yang ada di negara ini.
05:56Maka momentum seperti ini, situasi seperti ini,
06:02ngeliatnya harus positif.
06:04Bahwa kita ini sedang menapati sebuah sejarah
06:09yang memang baru dalam perpolitikan kita,
06:11di mana Presiden yang sekarang memimpin Pak Prabowo Subianto ini
06:18didukung oleh Presiden sebelumnya.
06:23Dan juga Pak SBY juga ada di sini juga selain Pak Jokowi.
06:29Nah, tema keberlanjutan yang disampaikan oleh Gus Dasil tadi
06:33memang menjadi landasan kenapa
06:37pemerintahan hari ini juga masih muncul orang-orangnya
06:45yang dulu menjadi menteri-menterinya Pak Jokowi.
06:49Tapi yang menjadi pertanyaan saya adalah kemudian begini,
06:51menterinya Pak Prabowo yang mengatakan
06:56bosnya Pak Jokowi masih bos saya,
06:59jadi sebenarnya bosnya...
07:01Ya, kalau memang orang menafsirkan bos itu satu.
07:05Ya, nggak Presidennya Pak Prabowo yang tanda tangan apapun
07:08ke pemerintahan ini pengambil keputusan di eksekutif,
07:11ya Pak Prabowo.
07:13Ya, kan begitu.
07:14Itu kan bahasa yang terlalu dipelintir-pelintir.
07:16Biasa saja.
07:17Kalau saya ketemu Gus Dasil, pasti saya bilang ini bos saya.
07:20Ini biasa itu.
07:21Ya, kan?
07:22Nah, jadi saya menengarai justru ini adalah memang
07:26ada upaya-upaya yang menciptakan narasi.
07:30Di tengah situasi bangsa kita yang penuh tantangan sekarang ini,
07:34situasi bagus di mana kita kompak,
07:37di mana kita semuanya bau-membau
07:39untuk menghadapi semua kesulitan,
07:42justru pengen dibelah, justru pengen dipecah belah.
07:45Ini kan bahaya begini.
07:47Sudahlah, kita jangan lagi.
07:49Tidak usah lakilah mimpi-mimpi mencoba membelah Pak Jokowi
07:53dengan Pak Prabowo dengan istilah-istilah matahari kembar,
07:57ada segala macam.
07:59Itu tidak akan punya,
08:02saya katakan tidak akan berhasil juga,
08:04juga tidak ada positif-positifnya bagi bangsa
08:07yang kita semua tahu situasi kita lagi berat.
08:12Bagaimana geopolitik kayak begitu,
08:14perang dagang gila-gila,
08:16tantangan ekonomi, kelegalan,
08:17kayak gitulah.
08:18Jadi bos utamanya tetap Pak Prabowo ya?
08:21Ya jelah, Pak Prabowo.
08:22Sekarang gini,
08:23Pak Prabowo sekarang,
08:26beliau bagaimana mencoba
08:27dengan sekuat tenaga,
08:29dengan segala kemampuannya,
08:31melakukan segala langkah
08:33di tengah tekanan global,
08:34ke sana kemari,
08:35lobby ke sana kemari.
08:37Ya kan?
08:38Ayolah kita dukung ini,
08:39Pak Prabowo ini.
08:40Oke.
08:40Untuk yang sedang bekerja keras
08:43menavigasi bangsa ini,
08:45jangan kemudian malah ditabrak-tabrakin
08:48dengan isu-isu matahari kembar
08:50dengan hanya sekedar orang
08:54waktu lebaran datang ke Solo
08:56bersilaturahim ke Pak Jokowi.
08:58Oke, saya ke Mas Toto.
09:00Mas Toto,
09:01bagaimana Anda melihat ini?
09:02Dengan secara eksplisit,
09:05begitu terang-terangan,
09:06para menterinya Pak Prabowo ini
09:07mengatakan,
09:08ya Pak Jokowi masih bos saya.
09:11Ini kerap dikaitkan dengan adanya
09:14isu soal matahari kembar.
09:16Anda melihat demikian?
09:18Atau seperti apa?
09:19Gini, pertama kalau momennya kan
09:22adalah momen lebaran.
09:23Kita berperasangka positif
09:25sebenarnya nggak ada yang aneh.
09:26Karena Ibu Sri Mulyani,
09:27Pak BGS juga datang
09:29ke rumah Ibu Meka.
09:30Betul.
09:30Mungkin beberapa menteri
09:31juga datang ke rumah Pak SBY.
09:33Tetapi,
09:35kalau bicara tadi secara spesifik,
09:37kalimat sebenarnya tidak beberapa menteri,
09:39tapi dari Mas Trenggono
09:41yang jelas mengatakan
09:42masih bos saya.
09:44Menurut saya itu tidak etis
09:46secara tata negara.
09:47Oke.
09:48Mas Sandoko boleh mengatakan
09:49Gus Jasil bosnya,
09:51karena Mas Sandoko bukan
09:52membantu presiden.
09:53Nggak punya konsekuensi
09:54secara tata negara.
09:55Saya juga bisa mengatakan seperti itu.
09:57Itu menurut saya tetap catatan kecil.
09:59Oke.
09:59Yang kedua,
10:00saya paling senang jadi narsum
10:01dengan Gus Jasil.
10:03Apa adanya bela-belaan gitu ya.
10:05Situasi ini tuh
10:06nggak pernah terjadi sebelumnya.
10:08Pembahasan matahari kembar itu
10:09dalam konteks peralihan Ibu Meka
10:11ke Pak SBY,
10:13Pak SBY ke Pak Jokowi.
10:14Itu tidak terjadi.
10:15Isu seperti itu.
10:16Kenapa?
10:17Karena anaknya Ibu Meka
10:18kemudian nggak jadi
10:19wapresnya Pak SBY.
10:21Anaknya Pak SBY
10:22nggak jadi wapresnya
10:23dari Pak Jokowi.
10:27Sehingga kemudian
10:28tafsir publik yang macam-macam itu
10:30nggak ada.
10:32Ini kan memang
10:32anomali ya,
10:33bahwa ketika
10:35keberlanjutan itu
10:36diartikan secara harafiah,
10:39anak mantan presiden itu
10:41ditempatkan menjadi
10:43wakil presiden.
10:44sehingga kalau kita kritis aja
10:45jadi pertanyaan loh Mbak.
10:47Yang namanya wapres
10:48bernama Gibran
10:49itu lebih sering ketemu
10:51sama Pak Prabowo
10:53atau ketemu bapaknya
10:54sebagai mantan presiden.
10:56Ini kan orang jadi pertanyaan.
10:58Gibran lebih loyal
10:59kepada Prabowo
10:59atau kepada
11:00mantan presiden
11:01yang adalah bapaknya sendiri.
11:03Pertanyaan itu
11:03secara awam
11:04akan muncul.
11:05Menurut saya ini
11:06pembelajaran demokrasi.
11:07Makanya
11:08jangan aneh-aneh
11:09menerjemahkan demokrasi,
11:11keberlanjutan
11:11dengan hal-hal
11:13yang bisa menimbulkan
11:14polemik
11:15seperti ini.
11:16Pertanyaan kritis lain
11:17misalnya.
11:19Kalaupun mau bicara
11:20matahari kembar
11:20jadi aneh.
11:21Kalau mau ada tuduhan
11:22matahari kembar
11:23kenapa tidak dialamatkan
11:25kepada Gibran?
11:26Jelas-jelas
11:27Gibran yang secara
11:28konstitusi
11:29ada di sampingnya
11:30presiden.
11:31Punya otoritas.
11:33Biasanya
11:34isu matahari kembar
11:34itu kan dialamatkan
11:36kepada
11:36WAPRES
11:37yang dianggap
11:38punya pengaruh
11:40lebih dari
11:41posisi
11:42sebagaimana mestinya
11:42yang hanya menjadi
11:43pembantunya presiden
11:45tanda kutip.
11:46Nah
11:47artinya
11:48buat orang-orang
11:49yang kemudian
11:50merasa Pak Jokowi
11:51masih kuat
11:52mohon maaf ya
11:52menurut saya
11:54itu malah
11:54seakan-akan
11:55menempatkan Gibran
11:57dalam posisi
11:57yang terdegradasi.
11:59Ini gak sehat
11:59buat Mas Gibran.
12:01Jadi
12:01fungsi dari
12:03seorang
12:03presiden
12:04eh mantan presiden
12:05itu adalah
12:06memberikan
12:06nasihat.
12:07Ketika diminta
12:09masukan
12:09memberikan
12:10masukan.
12:10Itu yang terjadi
12:11pada presiden-presiden
12:12Amerika Serikat
12:13yang sudah
12:13pensiun.
12:15Makanya
12:16yang namanya
12:16presiden
12:17sekelap
12:18yang dulu
12:18sempat digagas
12:19oleh
12:20sekelilingnya
12:21Pak Prabowo
12:22itu tidak pernah
12:23menempatkan
12:24presiden yang masih
12:25berkuasa menjadi
12:25anggotanya
12:26tapi sebatas
12:27pada
12:27mantan-mantan
12:29presiden
12:29untuk memberikan
12:30masukan
12:31tanpa
12:32bisa
12:33cawe-cawe
12:33atau intervensi.
12:35Jadi menurut saya
12:36kita lihat aja
12:37positif
12:38pertemuan
12:38Silaturahmi
12:39kemarin
12:40karena memang
12:40momennya lebaran
12:41tapi kita juga
12:43berpikir positif
12:44terhadap kritik-kritik
12:45atau yang mengingatkan
12:46mengenai matahari
12:47kembar
12:47karena ini
12:49artinya sayang
12:49kepada Pak Prabowo
12:50untuk tetap
12:52berkuasa
12:53sebagai matahari
12:54tunggal
12:54dan ini sayang juga
12:56kepada Pak Jokowi
12:57Pak Jokowi
12:57Anda pensiun saja
12:58dan Anda ini
13:00menghadapi
13:01situasi
13:02prasangka
13:03yang tidak mudah
13:04karena memang
13:05ada situasi anomali
13:06keberlanjutan
13:08diartikan
13:08anak-anak menjadi
13:09wakil presiden
13:10ini konsekuensi
13:11ketika Anda
13:11masuk dalam
13:13dual-dual politik
13:13seperti ini
13:14itu aja menurut saya
13:15Nah ini gimana nih
13:16Pak Jazilo
13:17dan juga Pak Handoko
13:17kalau menurut
13:19Mas Toto tadi
13:20secara etika
13:21ya
13:21nggak pas lah
13:23apalagi ini
13:24dikatakan
13:24atau diucapkan
13:26dari mulut
13:27seorang pembantu
13:28presiden
13:28Pak Jazilo
13:29Ya
13:31ya soal-soal etika
13:33ini kan hari ini
13:34memang selalu
13:34apa ya
13:35jadi kontroversi lah
13:37menurut saya
13:38pandangan Mas Toto
13:39ya boleh saja
13:40yang lain menganggap
13:41wajar
13:42seperti Pak Handoko
13:42saya pikir
13:43sama-sama saling menghormati
13:45tapi yang lebih penting
13:46bangsa ini
13:47atau Pak Prabowo
13:48yang sedang memimpin
13:50dan memang
13:50satu-satunya
13:51orang nomor satu
13:53jangan juga diganggu
13:55dengan narasi-narasi
13:56matahari kembar
13:57jangan diganggu
13:59dengan narasi-narasi
14:00seakan-akan
14:01ada kekuatan
14:02yang kemudian
14:03ya
14:05mementur-menturkan
14:06Pak Prabowo
14:07kita
14:08fakta saja
14:09politik itu
14:10bahwa hari ini
14:11seperti disampaikan
14:12oleh Mas Toto
14:13itu kan fakta-fakta
14:14politik yang ada
14:15di hadapan kita
14:16ya
14:18itu bisa
14:18diinterpretasi
14:19berbagai
14:20macam-macam
14:21tergantung
14:22dengan
14:22cara
14:23pandangnya
14:24tapi yang jelas
14:25Pak Prabowo
14:27itu mengusung
14:29tema
14:29keberlanjutan
14:30jadi
14:32dan
14:33jangankan
14:34menteri-menterinya
14:35Pak Prabowo
14:36sendiri kan sering juga
14:37selaturahim
14:38dengan Pak Jokowi
14:39dan dengan
14:40mantan-mantan
14:41presiden yang lain
14:42tapi kan tadi Anda sendiri
14:43yang mengatakan
14:43kekuatan Jokowi
14:44masih sangat besar
14:45di sana
14:45iya tetapi
14:47itu bukan
14:48kekuatan
14:49konstitusional
14:49dalam konteks
14:50berdegara
14:51karena konstitusi
14:53menempatkan
14:54roh presiden itu
14:55kekuatan tunggal
14:57kalau
14:58pembagian kekuasaan
14:59malah DPR
14:59dan Mahkamah Agung
15:00itu sebenarnya
15:01yang jadi
15:02saingannya kan
15:03dalam konteks
15:05pembagian kekuasaan
15:06namun memang
15:07seperti Pak
15:09Toto
15:09tadi sampaikan
15:10ya
15:11memang
15:12Pak Jokowi
15:13masih eksis
15:14di dunia maya
15:15masih eksis
15:16masih
15:18sering bertemu
15:20wartawan
15:20lebih dari Pak Toto
15:22bertemu
15:22wartawan
15:23dan
15:24sampaikan
15:24marah lebih jelak
15:25marah
15:26sering sekali
15:27gitu
15:27dan kita
15:28tidak bisa
15:29membatasi
15:30hal itu
15:30tapi kemudian
15:32juga kita
15:32tidak bisa
15:33mengatakan
15:34bahwa Pak
15:34Jokowi ini
15:35menjadi
15:36kembaran matahari
15:38kan
15:38enggak
15:39tapi bahwa
15:41memang
15:41dari
15:42mantan-mantan
15:43presiden
15:44di Indonesia
15:45setelah turun
15:46yang paling eksis
15:47Pak Jokowi
15:48yang saya lihat
15:48ya
15:49selebihnya
15:50tidak se-exis
15:51Pak Jokowi
15:52meskipun Pak Jokowi
15:53bukan ketua
15:53umum partai
15:54tapi kan
15:56ya seperti
15:56Pak Toto
15:57sampaikan
15:57dari
15:58oke
15:58saya ke
15:59Mas Handoko
15:59mas Handoko
16:00gimana nih
16:00kalau dari
16:01pernyataannya
16:02Mas Toto
16:03penilaiannya
16:03Mas Toto
16:04ya
16:05kenapa
16:06tafsir-tafsir itu
16:07ada ya
16:07karena memang
16:08ungkapan-ungkapan
16:09masih bos saya
16:10itu tidak
16:11seharusnya
16:12keluar atau
16:12dilontarkan
16:13dari seorang
16:14pembantu presiden
16:15itu justru
16:15malah mentafsirkan
16:16justru malah
16:17ada matahari kembar
16:18harusnya memang
16:19mataharinya
16:19cuma tunggal
16:20hanya Pak Prabowo
16:21seorang bos utama
16:22ya Pak Prabowo
16:23mataharinya
16:25itu pasti tunggal
16:26ya cuman Pak Prabowo
16:27saja enggak ada
16:27matahari kembar
16:29cuman
16:29celetukan tadi
16:31memberi peluang
16:33kawan-kawan
16:34yang suka
16:34bikin narasi-narasi
16:36buat
16:36ngusilin
16:37nemu momentum
16:38gitu aja
16:39ya kan
16:40jadi
16:40sebenarnya kalau
16:41ngomong mataharinya
16:42yang enggak ada
16:43itu matahari kembar
16:44bahwa
16:45Pak Jokowi punya
16:46kekuatan politik
16:47kita semua setuju
16:49ya kan
16:50tapi bukan berarti
16:51kalau kemudian
16:52ada kekuatan itu
16:53langsung kemudian
16:54itu bertabrakan
16:55dengan kekuatan yang lain
16:56karena ke dalam
16:57konteks
16:58pemerintahan
16:59Pak Prabowo
16:59Gibran ini
17:00justru
17:01dua kekuatan utama
17:03ya dari
17:03kekuatannya Pak Prabowo
17:05dan kekuatannya
17:05Pak Jokowi
17:06itulah yang menjadi
17:08kekuatan dasar
17:09mulai jam
17:10kampanye dulu
17:11pemenangan
17:12sampai pemerintahan
17:13sekarang itu
17:14menjadi
17:14dua kekuatan
17:16besar yang dikobrol
17:17sehingga inilah
17:18jadi penggerak
17:18dalam
17:19penyelenggaraan
17:21pemerintahan ini
17:22jadi jangan dianggap
17:23kemudian
17:24ya kalau
17:25misalnya
17:26mobil
17:27mesinnya
17:28dobel
17:29kan enggak
17:29harus tabrakan
17:30enggak
17:30jadi
17:31dua kekuatan
17:33yang bisa disatukan
17:34pengajukan tenaga besar
17:35kan gitu logika
17:36yang harus dibangun
17:37gitu loh Pak
17:37oke
17:38karena memang
17:39karena memang
17:41kita tidak bisa
17:42lepas juga
17:43karena memang
17:44dalam kabinetnya
17:45Pak Prabowo
17:46juga masih
17:46dan banyak sekali
17:48menteri-menteri yang
17:49saya mau cerita
17:50begini
17:51saya dengar sendiri
17:53dari
17:54mulut Pak Jokowi
17:56bahwa
17:57beliau itu
17:58ya
17:58dalam transisi
17:59pemerintahan itu
18:01dari Pak Jokowi
18:02ke Pak Prabowo
18:03dia sendiri sampaikan
18:04bahwa saya ini
18:06sudah pernah
18:07jadi presiden
18:08tahu rasanya
18:09kalau ada
18:10ya kan
18:11orang yang mencoba
18:13melakukan
18:16ya apa namanya
18:17intervensi
18:18atau apa itu
18:19dia tahu rasanya
18:20dan Pak Jokowi
18:20sangat mengerti
18:21situasi batin itu
18:22sehingga saya
18:23100%
18:25percaya
18:25Pak Jokowi
18:26akan melakukan
18:27tindakan-tindakan
18:28yang menjaga
18:29betul
18:29bagaimana
18:30hubungan
18:32beliau
18:33dengan Pak Prabowo
18:34sebagai presiden
18:35ya kan
18:35demi apa
18:36ya demi
18:36bangsa ini
18:37bergerak ke arah
18:38yang benar
18:39saya percaya itu
18:40oke
18:40oke
18:41oke
18:41nanti kita
18:42harus jeda sejenak
18:44dulu begitu ya
18:45akan ada pertanyaan
18:46selanjutnya
18:46ketika memang
18:47sejumlah menteri
18:49mengatakan
18:50ini masih bos saya
18:51walaupun tidak
18:52semua menteri
18:52yang
18:53soan ke Pak Jokowi
18:54mengatakan demikian
18:55tapi kemudian
18:56kita jadi mempertanyakan
18:57loh
18:58loyalitasnya
18:59pembantunya
18:59Pak Presiden
19:00Prabowo Subianto
19:01ini sejauh apa
19:03jadi dipertanyakan
19:04tapi jangan dijawab dulu
19:05Bapak-Bapak
19:05kita akan
19:06bahas lagi
19:07usaha jeda
19:08kami akan kembali
19:08di Sapa Indonesia Pagi
19:09Terima kasih
19:17sudah masih bersama kami
19:18dalam Sapa Indonesia Pagi
19:19Saudara masih membahas
19:20soal bagaimana
19:21ada anggapan
19:23soal matahari kembar
19:24begitu ya
19:25mencuat
19:26begitu setelah
19:26pertemuan
19:27pembantu dari
19:29Presiden Prabowo Subianto
19:31yang soan ke
19:32rumah atau
19:33kediamannya Pak Jokowi
19:34di Solo Jawa Tengah
19:35kemarin
19:36bahkan sejumlah menteri
19:37ada Pak BKS
19:38kemudian ada Pak Sakti Terenggono
19:40yang mengatakan
19:40Pak Jokowi masih bos saya
19:42begitu lah
19:42ini kemudian mencuat
19:43oh jajan-jajan ada
19:44matahari kembar nih
19:45gitu ya
19:45saya masih membahasnya
19:47bersama dengan
19:47Pak Jazilul
19:48kemudian ada Mas Handoko
19:49kemudian juga ada
19:50Mas Toto
19:51nah yang jadi pertanyaan
19:52pasti akan jadi pertanyaan
19:53terus jadi loyalitasnya
19:55menterinya Pak Prabowo
19:57ini seperti apa nih
19:58ini yang kemudian
19:59jadi pertanyaan kita semua
20:00ketika
20:01seorang
20:02pembantu Presiden
20:04mengatakan
20:04Presiden Ketujuh Republik Indonesia
20:06Pak Jokowi ini
20:07masih bos saya
20:08Mas Toto
20:08seperti apa
20:09jawaban Anda
20:10hal yang lebih besar dulu ya
20:13menjawab Mas Handoko tadi
20:14kalau ditanya
20:16bahwa orang-orang
20:16yang mengingatkan
20:17mengenai matahari kembar
20:19bahwa hanya ada
20:20boleh satu pemimpin
20:21itu dianggap
20:21sedang memecah belah
20:22enggak juga
20:23harus diakui
20:24ada fakta politik
20:26yang anomali
20:26pertama kali
20:27dalam sejarah Indonesia tadi
20:28jadi kalau ditanya
20:29apakah Pak Jokowi
20:30mengerti situasi batin
20:31Pak Prabowo
20:32Pak Jokowi
20:34enggak pernah ngerasain
20:35yang namanya
20:36wapresnya itu
20:36anak Pak SBY
20:37Pak SBY
20:38apakah mengerti
20:39situasi batinnya
20:40Pak Prabowo
20:42Pak SBY
20:43enggak pernah ngerasain
20:44wapresnya itu
20:45misalnya
20:45anaknya Ibu Mega
20:46Presiden sebelumnya
20:47ini
20:47situasi anomali
20:48dan ada fakta
20:50yang piris loh
20:51bahwa mungkin
20:52orang-orang yang mengingatkan
20:53itu belajar dari
20:54Filipina
20:55bahwa ketika
20:56keberlanjutan
20:57diartikan dengan
20:59apa ya
21:00deal-deal kekuasaan
21:02menempatkan
21:03anak
21:03mantan Presiden
21:05menjadi wakil Presiden
21:05itu ternyata
21:06tidak berbuah baik
21:07jadi saya mencoba
21:09berperasangka baik
21:10dengan
21:10Mardhani Ali Serah
21:11dia tidak ingin Indonesia
21:13seperti Filipina
21:14kira-kira seperti itu
21:15yang kedua
21:16Mas Andoko
21:17jangan kemudian
21:18ketika ada
21:19pihak-pihak yang
21:20mengingatkan
21:21tentang hal-hal tertentu
21:22terkait
21:22negara
21:23politik
21:24itu diartikan
21:25ingin mengadu domba
21:26dan kemudian
21:27situasi global
21:28yang harus dihadapi
21:29oleh Indonesia
21:30menjadi semakin sulit
21:32kebalik logikanya
21:33dalam demokrasi
21:34ketika menghadapi
21:36situasi yang lebih sulit
21:37termasuk
21:38tantangan global
21:39terkait dengan
21:39perang dagang
21:41atau tarifnya
21:41Trump
21:42yang malah harus dilakukan
21:43itu bukan sekedar
21:44silaturahmi
21:45tetapi
21:46memastikan
21:47semua elemen
21:49bangsa
21:49dalam ketataan
21:50negaraan
21:51memainkan
21:51porsinya
21:52yaudah
21:53partai koalisi
21:54memberikan dukungan
21:55kepada kebijakan
21:56presiden
21:56sekaligus kritis
21:58seperti yang dilakukan
21:58oleh senator-senator
21:59republikan
22:01terhadap
22:01Trump
22:02misalnya
22:03dan juga
22:04partai yang tidak
22:05masuk dalam
22:06barisan koalisi
22:07itu memberikan
22:08catatan kritis
22:09supaya penguasan
22:10terjadi
22:11sehingga ketika
22:12presiden mengambil
22:13kebijakan secara cepat
22:14menghadapi situasi
22:15global yang pelik
22:16itu malah menjadi
22:17benar
22:18bukan dengan semuanya
22:19diam
22:20semuanya setuju
22:21dan ketika kemudian
22:22mengingatkan
22:23dianggap mengadu domba
22:24itu yang menurut saya
22:25jangan salah kaprah
22:26dalam konteks demokrasi
22:27terkait dengan
22:29jadi pertanyaan
22:30loyalitas
22:32seorang
22:33pembantu presiden
22:34jadi-jadi-jadi
22:35pertanyaan
22:35ketika
22:36kemudian itu
22:37terlontar
22:38masih bos saya
22:39ini gimana
22:40loyalitas
22:40secara de facto
22:43saya sih
22:44meyakinilah
22:44mau Mas Trenggono
22:46Pak BGS
22:47takutnya dengan
22:47Pak Prabowo
22:49karena yang bisa
22:50mecat
22:50hanya Pak Prabowo
22:51ini kalau kita bicara
22:52logika manajemen
22:53perusahaan aja ya
22:54Pak Jokowi
22:55nggak bisa mecat
22:56misalnya
22:56dianggap mereka
22:58jarang silaturahmi pun
22:59nggak bisa
22:59Pak Jokowi
23:00mecat
23:01Mas Gibran pun
23:02sebagai anak Jokowi
23:03nggak bisa
23:03makanya tadi
23:05saya lebih
23:06memberikan catatan
23:07kritis
23:07terutama kepada
23:08Mas Trenggono
23:09yang jelas
23:10menggunakan
23:10bahasa eksplisit
23:11masih
23:12bos saya
23:13kalau Pak BGS
23:14kan hanya
23:14menggunakan
23:15bahasa
23:15bos saya
23:16itu bisa diartikan
23:17dalam arti dulu
23:17misalnya gitu ya
23:18secara
23:19diur
23:20tidak tepat
23:22karena ketika Anda
23:23sudah menjadi
23:24pembantu presiden
23:25bahkan
23:26masih misalnya
23:27menggunakan istilah
23:28misalnya nih
23:29Gus Jasil
23:30menjadi menteri
23:30misalnya
23:31nggak terlalu etis
23:32misalnya
23:33Gus Jasil
23:33mengatakan
23:34dalam konteks
23:35sebagai menteri ya
23:36bos saya adalah
23:38Caya Imin
23:38nggak boleh
23:38tapi sebagai kader PKB
23:40boleh
23:41nah itu yang menurut saya
23:42harusnya
23:43menteri-menteri
23:44lebih berhati-hati
23:45apalagi situasinya
23:47ini anomali
23:48kecurigaan itu kan
23:49muncul karena
23:50ada situasi anomali
23:51anaknya
23:52Pak Jokowi
23:53masih menjadi
23:54wapres
23:55sehingga
23:55ada kesan
23:56Pak Jokowi
23:57masih ada di dalam
23:58pemerintahan
23:59Pak Prabowo
24:00oke
24:01Gus Jasil
24:02gimana
24:02kalau menurut
24:03Pak Mas Toto
24:04harusnya lebih
24:05berhati-hati
24:06begitu
24:06ya
24:08kalau itu
24:08saya setuju
24:09tapi loyalitas
24:11itu kan
24:11diukur dari
24:12kinerja
24:13bahwa
24:15Pak Tenggono
24:16atau menteri-menteri
24:17yang lain
24:18bagaimana
24:19melaksanakan
24:20arahan dari
24:20Pak Prabowo
24:21kinerjanya
24:23baik atau tidak
24:24kalau disitu
24:25ada gangguan
24:26dari kinerja
24:26siapa yang
24:27kira-kira
24:27mengganggu
24:28saya pikir
24:29loyalitas
24:29tidak hanya
24:30diukur
24:30pada kedekatan
24:31kalau hanya
24:33diukur pada
24:33kedekatan
24:34yang paling loyal
24:35kepada
24:35seseorang
24:37ya
24:37anak kepada
24:38bapaknya
24:38kalau hanya
24:40diukur pada
24:41tingkat
24:42hubungan
24:42keluarga
24:43ini enggak
24:44ini tata
24:44negara
24:45oleh sebab itu
24:46seperti disampaikan oleh
24:47Mas Toto tadi
24:48ya kalau dalam
24:50tata
24:50kenegaraan
24:51ya tentu
24:52semuanya harus berhati-hati
24:53untuk bilang
24:54bos
24:54itu juga harus berhati-hati
24:55karena
24:56publik bisa menilai
24:57yang lain
24:58gitu
24:58tapi kan
24:59enggak mungkin
25:00misalkan Pak Gibran
25:01untuk tidak mengakui
25:02bahwa Pak Jopo
25:02bapaknya
25:03itu
25:05saya pikir itu
25:07panggilan
25:08bos yang disampaikan oleh
25:10Pak
25:10Trenggono
25:11mungkin ya
25:12pada konteks
25:13budaya
25:13seperti Pak Andoko
25:15atau saya
25:15Mas Toto
25:16bos
25:16gimana bos
25:17itu kan
25:18ya budaya
25:19tapi kalau dalam
25:21loyalitas
25:21tata keperintahan
25:23saya pikir ada
25:23ukuran-ukurannya
25:24oleh sebab itu
25:26mungkin
25:26yang mengatakan
25:28tadi
25:28soal
25:28matahari kembanda
25:30yang lain
25:30jangan sampai
25:31nanti
25:32di dalam
25:33kebijakan
25:34pelaksanaan
25:35ketatanegaraan
25:36kebijakan
25:37pemerintahan
25:38itu ada yang
25:39misalkan
25:39antara Pak Prabowo
25:40dengan yang lain
25:41misalkan
25:41tapi saya sampai
25:43sejauh ini
25:43belum
25:44saya tidak melihat
25:45itu
25:45semuanya normal
25:47normal saja
25:48cuma
25:49pendapat publik
25:50tidak bisa kita
25:51juga kendalikan
25:52bahwa
25:54ah berpikir
25:55apa itu
25:55ya
25:56ya bagaimana
25:57ya itu tadi
25:58saya bilang
25:59enggak mungkin kan
26:00orang mengatakan
26:01bahwa Pak Jokowi
26:02bukan
26:03Bapaknya Mas Gibran
26:04itu enggak akan
26:05ada itu
26:05oke
26:06tapi itu
26:08konteks kekeluargaan
26:09tetapi
26:09wapres
26:10presiden
26:11menteri
26:12itu
26:13kata-kata
26:14dalam tata negara
26:15nah
26:17mengukur
26:18loyalitas
26:18diukur dari
26:19ketatanegaraan itu
26:21jadi
26:22tidak
26:23dalam konteks
26:24budaya
26:24tetapi
26:25ketatanegaraan
26:27menyatakan
26:28bos juga
26:28begitu
26:29ini dalam konteks
26:30tata negara
26:30atau konteks
26:31pertemanan
26:32atau budaya
26:33oke
26:33tapi kalau
26:34menyangkut
26:35misalkan
26:36tindakan-tindakan
26:38kebijakan-kebijakan
26:40yang tidak sesuai
26:41dengan arahan
26:42Pak Presiden
26:42itu
26:43menyalahi
26:43ketatanegaraan
26:44kalau sebagai
26:45seorang menteri
26:46gitu
26:46ya
26:47saya pikir
26:48begitu
26:49oke
26:49oke
26:50saya ke Mas Andoko
26:51Mas Andoko
26:51ada juga
26:52kemudian
26:52yang
26:53menganggap
26:54begini
26:55wah jangan-jangan
26:55menterinya
26:57Pak Prabowo
26:58ini
26:58lebih gampang
27:00komunikasi
27:01ketika
27:01Pak Jokowi
27:02ketimbang
27:03ke Presiden
27:04sekarang
27:04begitu
27:05terlalu banyak
27:06barriernya
27:06benar gak
27:07demikian
27:08anggapan
27:08seperti itu
27:09Mas Andoko
27:10ya kalau
27:13itu
27:15sangat mudah
27:16dipahami
27:16Pak Prabowo
27:19sibuknya
27:19luar biasa
27:20ya kan
27:21terus kemudian
27:23kalau misalnya
27:24konteks
27:24kalau komunikasi
27:25diartikan
27:26ketemu
27:26misalnya ya
27:27mungkin juga
27:28kita bisa
27:29pahami
27:29apalagi
27:31tetapi
27:32saya juga
27:32tidak melihat
27:33tidak melihat
27:35hal itu ya
27:35karena selama ini
27:37Pak Prabowo
27:38itu
27:39cukup rajin
27:41untuk
27:41apa namanya
27:42memanggil
27:43menteri-menterinya
27:45dalam situasi
27:46yang serba
27:47sibuk ini
27:47situasi yang serba
27:49cepat ini
27:50saya juga tidak ada
27:51tidak ada
27:52menganggap
27:53ada masalah
27:54dengan
27:54komunikasi
27:55antara
27:56Presiden
27:57dengan
27:58dengan
27:58apa namanya
28:00menteri-menterinya
28:01bahwa kalau
28:02kemudian dikatakan
28:03kepada Pak Jokowi
28:06mungkin lebih enak
28:07mungkin karena
28:07situasinya
28:08lebih
28:09informal
28:11lebih
28:11Pak Jokowi
28:12jadwalnya juga
28:13tidak terlalu
28:14seperti
28:15ketika menjadi
28:16Presiden
28:16tetapi
28:17kalau itu
28:18saya tidak
28:18menangkap
28:19ada
28:19isu
28:21Pak Prabowo
28:23punya masalah
28:24komunikasi
28:24dengan menteri-menterinya
28:25saya
28:26meyakini itu
28:30kenapa
28:30misalnya
28:31misalnya
28:33dalam satu
28:34isu
28:35yang saya tahu
28:38misalnya
28:38ketum saya
28:39menteri kooperasi
28:40untuk urusan
28:41kooperasi itu
28:42sering
28:42dia memanggil
28:43menteri kooperasi
28:45untuk melakukan
28:47dialog-dialog
28:49diskusi-diskusi
28:49arahan-arahan
28:50artinya
28:51saya tidak melihat
28:52ada hambatan-hambatan
28:53komunikasi
28:53hambatannya mungkin
28:55lebih pada teknis
28:56jadwal yang padat
28:57untuk jadwal yang
28:59sangat padat
28:59itu saya
29:00saya tidak bisa
29:01menampil itu
29:02kan kita semua
29:02tahu itu
29:03tetapi kalau
29:03kemudian
29:04dianggap ada
29:06persoalan
29:06komunikasi
29:07antara Presiden
29:08dan menteri-menterinya
29:10saya
29:10sama sekali
29:12tidak mempercaya itu
29:13kalau menurut Mas Soto
29:14bagaimana Mas Soto
29:15kalau untuk soal
29:15komunikasi ini
29:16saya mau
29:16iya
29:19kalau
29:20kita bicara
29:21komunikasi
29:22memang
29:23kan gaya
29:23kemimpinan
29:24dan gaya
29:25komunikasi
29:26ke publik saja ya
29:27yang menurut saya
29:28bisa jadi representasi
29:29juga
29:29gaya komunikasi
29:31misalnya
29:32kepada menteri
29:33memang Pak Jokowi
29:34kan jauh lebih cair
29:35kita harus akui
29:35kalau kita bicara
29:36mengenai
29:37bagaimana
29:38pilihan
29:40kata-kata
29:41bagaimana
29:42rajinnya turunnya
29:43belusukan
29:44bagaimana
29:45perasaan
29:46lebih egaliter
29:47ya Pak Jokowi
29:47kan kekuatannya
29:48di situ
29:48Pak Prabowo ini
29:49kan lebih top down
29:50jadi mungkin saja
29:51spekulasi
29:52seperti itu muncul
29:53tapi kan pertanyaannya
29:54adalah
29:54kalau pun betul
29:56misalnya
29:56komunikasi
29:57ke Pak Prabowo
29:58sulit
29:59misalnya
29:59betul
30:00seperti gosip
30:01lalu kenapa
30:02kemudian
30:02gesernya ke Pak Jokowi
30:04komunikasinya
30:05memangnya Pak Jokowi
30:06wapres
30:06kenapa tidak
30:08bergeser ke Mas Gibran
30:09itu kan jadi pertanyaan
30:11itu jadi pertanyaan
30:12artinya
30:12artinya apa sih
30:14Mbak
30:14saya ingin katakan
30:15diskusi ini
30:16tidak akan muncul
30:18kalau anomali itu
30:19dari awal
30:20tidak muncul
30:21kalau keberlanjutan
30:23itu sekedar
30:24diartikan
30:24keberlanjutan
30:25program
30:26dalam deal politik
30:27antara Pak Jokowi
30:28dengan Pak Prabowo
30:30bukan keberlanjutan
30:31politik
30:31bukan keberlanjutan
30:34dengan menempatkan
30:34anggota keluarga
30:35kan jadi kasihan
30:37sekarang nih ya
30:37ketika kita bicara
30:39keberlanjutan
30:39harusnya kita akan
30:40diskusi
30:41sebenarnya Pak Jokowi
30:42kalau masih jadi presiden
30:43setuju gak
30:43MBG
30:44anggarannya sebesar itu
30:45sebenarnya Pak Jokowi
30:46kalau masih jadi presiden
30:47setuju gak
30:48bahwa Pak Prabowo
30:49punya kebijakan infrastruktur
30:51berbeda
30:51dilempar kepada swasta
30:53Pak Jokowi
30:54akan setuju gak
30:54dan antara itu
30:55diberlakukan dalam
30:56situasi global
30:57seperti ini
30:58Pak Jokowi setuju gak
30:59kita masuk BRICS
31:00karena menurut saya
31:01Pak Jokowi gak setuju
31:02gitu misalnya
31:03sepertahuan saya
31:04mengenai Pak Jokowi
31:05tapi sekarang
31:06bahasan keberlanjutan ini
31:07akhirnya lebih mengarah
31:08kepada
31:08kok menteri-menterinya
31:10masih ke Pak Jokowi
31:11kok bela-belain
31:11datang ke Solo
31:12kenapa gak ke Gibran
31:14kenapa Mas Gibran
31:15kemudian jarang muncul
31:16dan lain-lain
31:18dan itu yang
31:19akhirnya menurut saya
31:20sebuah pembelajaran
31:22kritik-kritik
31:23mengenai etika berdemokrasi
31:25termasuk
31:26mengenai hal-hal
31:27yang terjadi pada
31:27masa kamarnya kemarin
31:28jangan dikecilkan
31:31karena inilah
31:31yang kemudian
31:32sekarang kita lihat
31:33apa yang menjadi
31:34catatan Anda
31:34terkait dengan
31:36isu
31:37matahari kembar
31:38yang kemudian
31:38mencuat ini
31:39saya mbak
31:42iya
31:42mas Toto
31:43ya itu tadi
31:45isu matahari kembar
31:46ini selalu
31:47menjadi isu yang
31:48memang
31:49ada dalam
31:50tim presidensial
31:51kenapa
31:51halnya
31:52sifatnya sangat
31:53substantif
31:54kalau
31:55satu-satunya
31:56pemegang kontrak
31:57politik dengan rakyat
31:58itu kemudian
31:59tidak memegang
32:00otoritas sepenuhnya
32:02dalam menentukan
32:03menteri
32:04dalam membuat
32:05kebijakan
32:05dalam berkomunikasi
32:07dalam loyalitas
32:08pembantu presidennya
32:09itu fondasi
32:11yang roboh
32:11dan saya berharap
32:13sih tidak
32:13ini kan semuanya
32:14masih spekulasi
32:15dan balik lagi
32:17spekulasi ini muncul
32:18bukan tidak ada apinya
32:20asap ini kan muncul
32:21karena ada sebuah
32:23anomali yang ada
32:24dalam sejarah
32:25betul tidak melanggar
32:26aturan
32:27tapi kita tahu
32:28dalam etika berdemokrasi
32:29sepertinya ada yang
32:30salah kemarin
32:31nah ini yang menurut saya
32:33kuncinya ada di
32:35kedewasaan
32:36berpolitik
32:37Pak Jokowi
32:38saya yakin Pak Jokowi
32:39sangat dewasa berpolitik
32:40untuk menahan diri
32:41tidak terlalu menunjukkan dirinya
32:44walaupun anaknya
32:45masih menjadi wapres
32:46bahwa dia masih
32:47berpengaruh besar
32:48walaupun mungkin
32:48faktanya memang
32:49berpengaruh besar
32:50dan dalam konteks
32:52keberanian
32:52berpolitik
32:53dari seorang presiden
32:55termasuk berhati-hati
32:56dalam menggunakan
32:57bahasa komunikasi
32:58hidup Jokowi
32:59itu menurut saya
33:00juga seharusnya
33:01tidak etis
33:02digunakan
33:03dalam pidato
33:04orang yang sudah
33:05menjadi presiden
33:06yang kemudian
33:07menambah spekulasi
33:08spekulasi
33:09seperti ini
33:09sampai saya percaya
33:10Pak Prabowo dengan
33:11karakter pemimpinan
33:12yang kuat
33:13secara de facto
33:14sebetulnya tidak ada
33:15bayang-bayang siapapun
33:16dibalik
33:16atau di
33:17mas Sandoko
33:20bagaimana Pak Jokowi
33:21disuruh menahan diri
33:21singkat saja
33:23kalau soal menahan diri
33:26Pak Jokowi
33:26jagunya
33:27jago banget
33:30bagaimana
33:31menahan
33:31untuk
33:32berkomunikasi
33:34menahan
33:34diri dari
33:35berbagai
33:36serangan
33:37jalan
33:38kalau soal
33:39menahan diri
33:40Pak Jokowi
33:40gak usah diajari
33:41berjago banget
33:42gak ada yang
33:43ngalahin
33:44kalau soal itu
33:44saya pikir
33:45jadi saya
33:46sekali lagi
33:47ini
33:48saya sampaikan
33:48bahwa
33:49saya tidak
33:50saya coba
33:50merespon
33:51Mas Tata tadi
33:52artinya
33:52bahwa
33:52saya setuju
33:53bahwa dalam
33:54demokrasi
33:55dalam situasi
33:55seperti ini
33:56partisipasi
33:57kita
33:57dari seluruh
33:58elemen
33:58memang harus
33:59tinggi
34:00harus tinggi
34:01untuk
34:01ikut
34:02dalam
34:02mengatasi
34:03beberapa masalah
34:04cuma
34:05saya juga
34:05menyampaikan
34:07bahwa
34:07kemudian
34:08ada sebuah
34:09peluang
34:09sedikit
34:10misalkan
34:11forum
34:11silaturahmi
34:12menteri
34:12ke Pak Jokowi
34:14kemudian
34:14muncul
34:15narasinya
34:15matahari
34:16kembar
34:16mari kita
34:17lebih bicara
34:18pada hal-hal
34:18yang lebih
34:19memberi
34:20pemikiran
34:21yang lebih
34:21konkret
34:22bagaimana
34:23menghadapi
34:23persoalan-persoalan
34:24seperti itu
34:25jadi ayolah
34:26ini situasi
34:26lagi
34:27lagi seperti ini
34:28jangan
34:28kita sibuk
34:29sama hal-hal
34:30yang
34:30justru
34:31enggak
34:32yang kontraproduktif
34:35jangan kesitu
34:35oke
34:36Pak Jazilo
34:37singkat saja
34:37ya tentu
34:39kita jaga
34:39persatuan ini
34:40kita jaga
34:42kita sedang
34:42giat-giatnya
34:43membangun
34:44narasi-narasi
34:45boleh disampaikan
34:46oleh siapa saja
34:47tapi kita tetap
34:48harus memahnai
34:49apapun narasinya
34:50untuk kepentingan
34:51rakyat
34:52untuk kepentingan
34:53masyarakat
34:53kita bisa
34:54berbeda pendapat
34:55berbeda pandangan
34:57tentang
34:58apa yang terjadi
34:59di Republik ini
35:00namun
35:01saya berharap
35:03kita semua
35:03tetap dalam
35:04satu koridor
35:05untuk kepentingan
35:06masyarakat banyak
35:07bahwa hubungan-hubungan
35:08Pak Prabowo
35:09dengan para menterinya
35:10dengan Pak Jokowi
35:11dengan yang lain
35:12itu memang
35:13hubungan-hubungan
35:14yang sudah
35:15jauh-jauh hari
35:15sudah terbangun
35:16nah persepsi publik
35:18juga akan
35:19terus berkembang
35:20dan kita tidak bisa
35:21halang-halang
35:22namun
35:23saya berharap
35:25fakta politik
35:25ke depan
35:26tentu ingin damai
35:27Indonesia ini
35:28semua bisa
35:29bekerjasama
35:30apalagi yang ada
35:32di dalam pemerintahan
35:33jangan kemudian
35:34membuat narasi-narasi
35:35yang gampang
35:36dipeliter oleh publik
35:38yang gampang
35:39dipeliter oleh
35:40sehingga
35:41terjebak di situ
35:43kita sedang membangun
35:44makanya haruslah
35:46berhati-hati
35:46ketika ingin
35:47berkomentar
35:47atau mengutarakan
35:49pendapat
35:49soal itu
35:50terima kasih
35:52Pak Jazilul
35:52Mas Handoko
35:53Mas Loto
35:54terima kasih banyak
35:54sudah bergabung
35:56dan juga berdiskusi
35:57di pagi hari ini
35:58bersama saya
35:58terima kasih
35:59Bapak-Bapak
36:00Assalamualaikum
36:01selamat menikmati
36:02Selamat menikmati
36:03Selamat menikmati

Dianjurkan