JAKARTA, KOMPAS.TV - Meski Presiden Prabowo Subianto sudah mengeluarkan instruksi memperbolehkan kembali penjualan gas subsidi 3 kilogram di tingkat pengecer atau warung, antrean warga masih terjadi.
Antrean terjadi karena stok gas di tingkat warung atau pengecer masih kosong.
Di Tangerang, Banten, warga masih mengantre di pangkalan gas 3 kg yang berlokasi di Jalan Ceger Raya, Kecamatan Pondok Aren.
Warga berharap kebijakan pengecer yang menjual gas 3 kg dapat segera terealisasi merata.
Kementerian ESDM melaporkan kuota elpiji subsidi dalam RAPBN 2025 ditetapkan sebesar 8,2 juta metrik ton, naik 1,74 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 8,03 juta metrik ton.
Realisasi penyaluran elpiji bersubsidi tahun 2024 menyentuh angka 59,03 persen dari target tahun ini.
Sementara itu, dari laman anggaran Kemenkeu, berdasarkan daftar isian pelaksanaan anggaran, alokasi subsidi elpiji 3 kg sebesar Rp 82,95 triliun atau 41,38 persen dari total pagu subsidi energi.
Merujuk pada laman resmi myPertamina.id, segmen pengguna di antaranya adalah rumah tangga, yang merupakan pengguna yang memiliki legalitas penduduk seperti KTP untuk memasak dalam lingkup rumah tangga.
Kemudian ada usaha mikro, seperti warung atau kedai makan, penyedia makan keliling, kedai minuman, kedai obat tradisional, dan penyedia minuman keliling.
Selanjutnya ada petani sasaran yang telah mendapatkan bantuan paket perdana elpiji untuk mesin pompa air dari pemerintah.
Terakhir adalah nelayan sasaran yang telah mendapatkan bantuan paket perdana elpiji untuk kapal penangkap ikan dari pemerintah.
Dirjen Minyak dan Gas Bumi, Kementerian ESDM, Achmad Muchtasyar menegaskan pengecer dan warung-warung yang selama ini menjual gas bersubsidi 3 kilogram statusnya akan ditingkatkan menjadi sub-pangkalan.
Langkah ini dilakukan dengan menerapkan digitalisasi pendataan konsumen agar tepat sasaran.
Subsidi energi yang tepat sasaran menjadi dasar perubahan skema distribusi gas subsidi 3 kilogram.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/ekonomi/571946/subsidi-energi-tepat-sasaran-jadi-dasar-perubahan-skema-distribusi-gas-subisidi-3-kg
Antrean terjadi karena stok gas di tingkat warung atau pengecer masih kosong.
Di Tangerang, Banten, warga masih mengantre di pangkalan gas 3 kg yang berlokasi di Jalan Ceger Raya, Kecamatan Pondok Aren.
Warga berharap kebijakan pengecer yang menjual gas 3 kg dapat segera terealisasi merata.
Kementerian ESDM melaporkan kuota elpiji subsidi dalam RAPBN 2025 ditetapkan sebesar 8,2 juta metrik ton, naik 1,74 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 8,03 juta metrik ton.
Realisasi penyaluran elpiji bersubsidi tahun 2024 menyentuh angka 59,03 persen dari target tahun ini.
Sementara itu, dari laman anggaran Kemenkeu, berdasarkan daftar isian pelaksanaan anggaran, alokasi subsidi elpiji 3 kg sebesar Rp 82,95 triliun atau 41,38 persen dari total pagu subsidi energi.
Merujuk pada laman resmi myPertamina.id, segmen pengguna di antaranya adalah rumah tangga, yang merupakan pengguna yang memiliki legalitas penduduk seperti KTP untuk memasak dalam lingkup rumah tangga.
Kemudian ada usaha mikro, seperti warung atau kedai makan, penyedia makan keliling, kedai minuman, kedai obat tradisional, dan penyedia minuman keliling.
Selanjutnya ada petani sasaran yang telah mendapatkan bantuan paket perdana elpiji untuk mesin pompa air dari pemerintah.
Terakhir adalah nelayan sasaran yang telah mendapatkan bantuan paket perdana elpiji untuk kapal penangkap ikan dari pemerintah.
Dirjen Minyak dan Gas Bumi, Kementerian ESDM, Achmad Muchtasyar menegaskan pengecer dan warung-warung yang selama ini menjual gas bersubsidi 3 kilogram statusnya akan ditingkatkan menjadi sub-pangkalan.
Langkah ini dilakukan dengan menerapkan digitalisasi pendataan konsumen agar tepat sasaran.
Subsidi energi yang tepat sasaran menjadi dasar perubahan skema distribusi gas subsidi 3 kilogram.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/ekonomi/571946/subsidi-energi-tepat-sasaran-jadi-dasar-perubahan-skema-distribusi-gas-subisidi-3-kg
Kategori
🗞
Berita