Kelapa Langka, Pengusaha Rendang di Padang Lakukan Penyesuaian Harga
Category
🗞
NewsTranscript
00:00Harga kelapa yang kian melambung dalam 2 bulan terakhir berdampak pada produksi rendang atau randang di Sumatera Barat.
00:16Sejumlah produsen rendang di kota Padang bahkan terpaksa menaikkan harga produk mereka untuk menyiasati kenaikan harga dan kelangkaan kelapa.
00:25Wakil Ketua Himpunan Pengusaha Randang Minangkabau Indonesia, Ida Nursanti, saat ditemui antara pada Rabu 7 Mei di Padang menyebutkan bahwa dinamika harga dan stok kelapa yang kini terjadi ialah imbas tingginya ekspor komoditas tersebut ke Cina.
00:43Akibatnya, harga kelapa di kota Padang pun naik 2 kali lipat.
00:47Dari semula harga 1 butir kelapa hanya Rp 5.000, kini sudah mencapai Rp 10.000.
00:53Ya harapan kami supaya kalau bisa memang jangan kelapa bulat yang diekspor, tetapi bagusnya memang itu memang diolah menjadi bahan setengah jadi atau bahan jadi.
01:10Jadi contohnya kelapa itu kan bisa dibikin bumbu rendang, bisa dibikin rendang, kemudian bisa dibikin santan, dijual santannya yang sudah di packing gitu kan.
01:23Jadi tempurungnya juga bisa kita bikin sebagai bahan bakar.
01:28Ditemui terpisah, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat, Nofrial, mengajak para pelaku usaha berani berinovasi dalam memproduksi rendang di tengah kondisi harga dan stok kelapa yang masih fluktuatif.
01:44Ditemukan cara kreativitas, inovasi, modifikasi bagaimana cara membuat rendang dengan kelapa yang berkurang, dengan kurang volume kelapa.
01:58Saya tidak tahu, misalnya karena rendang itu ada beberapa bahan dengan pengurangan volume kelapa, bisa tidak dibuat rendang dengan cita rasa yang tidak terlalu berbeda.
02:09Saat ini, untuk produk rendang dengan berat 250 gram yang sebelumnya dijual seharga 85 ribu rupiah, kini naik menjadi 95 ribu rupiah.
02:21Sejumlah produsen rendang juga menyiasati dengan pendekatan berbeda, yakni tidak menaikkan harga produk namun memilih mengurangi berat volume.
02:30Dari Padang, Sumatera Barat, Melanie Friati, Kantor Berita Antara Muartakan.
02:39Terima kasih telah menonton!