Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utamaLewati ke footer
  • hari ini
VATIKAN, KOMPAS.TV - Usai misa pemakaman di Basilika Santo Petrus, jenazah Paus Fransiskus dibawa ke Basilika Santa Maria Maggiore, yang terletak di luar Vatikan. Gereja tersebut menjadi peristirahatan terakhir Paus Fransiskus.

Jenazah Paus Fransiskus tiba di Basilika Santa Maria Maggiore, Sabtu (26/04) siang waktu setempat.

Paus Fransiskus menjadi paus kedelapan yang dimakamkan di gereja berusia lebih dari seribu enam ratus tahun ini.

Seperti apa suasana terkini dari pemakaman Paus Fransiskus? Dan, apa cerita yang terselip dalam rangkaian prosesi pemakaman Paus Fransiskus?

Simak dialog KompasTV selengkapnya terkait pemakaman Paus Fransiskus bersama Duta Besar RI untuk Vatikan, Trias Kuncahyono.

Baca Juga Paus Fransiskus Dimakamkan di Basilika Santa Maggiore, Lebih dari 250.000 Orang Hadiri Pemakaman di https://www.kompas.tv/internasional/589566/paus-fransiskus-dimakamkan-di-basilika-santa-maggiore-lebih-dari-250-000-orang-hadiri-pemakaman

#pausfransiskus #pemakaman #vatikan #basilikasantopetrus

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/internasional/589578/full-cerita-dubes-ri-untuk-vatikan-soal-suasana-prosesi-pemakaman-paus-fransiskus
Transkrip
00:00Seperti apa suasana terkini pemakaman Paulus Franciscus?
00:04Kita berbincang langsung dengan Duta Besar Republik Indonesia di Fatikan,
00:09Trias Kuncahyono.
00:10Mas Trias, selamat malam waktu Jakarta, selamat siang waktu Fatikan.
00:16Selamat malam ya, malam malam.
00:19Terima kasih Mas Trias sudah menyempatkan waktu.
00:22Kita sama-sama melihat sejak tadi bagaimana puluhan ribu orang berkumpul di sana,
00:27ada 50 kepala negara dan 10 perwakilan kerajaan.
00:32Mas Trias, boleh diceritakan bagaimana prosesi pemakaman yang berlangsung
00:35dari mulai Fatikan menuju ke Santa Maria Maggiore?
00:41Ya, ya, dengan siapa ini?
00:43Friska, dengan Friska di sini Mas Trias.
00:45Oh Friska, ya mohon maaf.
00:47Saya di mobil ya ini Friska.
00:49Ya, Mas Trias di perjalanan ya saat ini?
00:52Ya di mobil.
00:53Menunjukkan?
00:53Kalau keluarnya dari Fatikan lama banget, antrian panjang, sulit.
00:57Ya, karena begitu banyak tamu negara, ada 170 delegasi perwakilan,
01:0250 kepala negara, jadi banyak banget Perdana Penteri, Raja, dan sebagainya.
01:06Jadi antrian harus panjang keluarnya.
01:09Jadi tadi acara mulai jam 10, tepat, seperti yang dijadwalkan Friska.
01:16Ya.
01:17Sementara itu di lapangan Jantungi terus, bahkan sejak jam 5, 6, 7 saat datang ke sana jam 8,
01:23padatnya sudah penuh, itu banyak banget.
01:25Umat, umat beriman, ya orang benar-benar baik sudah ada di situ, begitu banyak.
01:29Dan itu pun di jalan-jalan menuju ke arah lapangan Santo Petros,
01:34dari sebagian penjuru juga banyak.
01:35Dan jalan-jalan untuk mobil-mobil disopin semua, diputup-tutup,
01:39hanya disutup para jalan kaki yang akan menuju ke lapangan Santo Petros.
01:45Jadi makin siang, makin banyak yang ada di lapangan Santo Petros, ya.
01:49Penuh, mungkin Anda melihat Friska, lihat di televisi tadi, begitu banyak, ya.
01:54Jadi acara, tetapi saya akan semaikan, dimulai persis jam 10,
01:57dipimpin oleh Dean College of,
02:00Dean College Cardinal,
02:03Cardinal Giovanni Batistare, ya kan?
02:08Ya, itu.
02:08Luar biasa.
02:09Jadi dimulai dengan itu,
02:10ya, dengan akar di televisi, tetapi dilihat.
02:13Jadi TV perhatikan,
02:15jenazah dibawa keluar lewat pintu,
02:18itu kan ada lima pintu di Basilika,
02:20dan pintunya, luarnya tidak boleh pintu sembarangan, ya kan?
02:24Oke, baik.
02:25Tidak boleh pintu sembarangan, ya.
02:26Pintu, pintu kematian.
02:28Ya, Mas Trias,
02:31betul.
02:31Tadi prosesinya luar biasa, ada banyak sekali yang ingin mengantarkan.
02:34Banyak yang cinta dengan Paus, karena sosoknya yang sederhana.
02:37Mas Trias, semasa mengenal Paus Franciscus,
02:40bagaimana menggambarkan hal ini, kesederhanaan Paus?
02:44Hingga akhir hayatnya bahkan.
02:46Cara saya, kita semua melihat, Friska,
02:48pertinnya sangat sederhana, kan?
02:50Betul, betul.
02:51Nah, itu gambaran dari kesederhanaan Paus Franciscus,
02:56menurut saya, ya.
02:57Gambaran Paus Franciscus.
02:59Sangat sederhana.
03:00Ya, saya sempat,
03:01saya sempat empat kali datang ke,
03:04memberikan perumahan terakhir di Basilika,
03:06ketika dimakamkan di Basilika Santope,
03:08terus-terusan empat kali datang, ya.
03:11Karena apa?
03:12Karena tadi saya sampaikan,
03:13memang warisan yang paling pertama tentu adalah kesederhanaan, ya.
03:17Kesederhanaan seorang Paus Franciscus,
03:19yang kita kenal,
03:20kita sudah banyak-banyak dibicarakan, ya.
03:23Di Indonesia, pada waktu kita melihat,
03:24di harian di sini juga, ya.
03:26Dan bagaimana,
03:28kesederhanaan, kendahan hati,
03:29dan kesabaran,
03:31dan merangkul semua pihak,
03:33merangkul semua pihak,
03:34tanpa berdua siapapun.
03:35Tadi mungkin tidak dilihat di televisi,
03:39atau mungkin tidak dilihat,
03:40ada begitu banyak orang-orang yang menggunakan kartu kursi roda di sana.
03:44Ada banyak deretan yang menggunakan kursi roda di sana.
03:47Juga yang ikut.
03:48Ada banyak.
03:49Mungkin nggak tahu dilihat di televisi atau nggak.
03:52Karena saya ngambil foto dan filmnya untuk mereka,
03:56ada begitu banyak berderet-deret,
03:57perempuan, suster,
03:59umat awam juga yang berkursi roda,
04:02berjajar di sana.
04:03Jadi, itu menunjukkan,
04:06menurut gambaran.
04:07Paus memang dicintai oleh semua pihak.
04:10Tadi berkali-kali tepuk tangan ketika Kadiare,
04:14Batistare, kotbah,
04:15dengan bahasa Itali,
04:16berkali tepuk tangan dan pujian kepada Paus Franciscus,
04:20menunjukkan betapa memang dicintai oleh semua orang,
04:23termasuk siapapun juga.
04:24Karena memang tampil apa adanya.
04:27Dan juga penjuang kemanusiaan ya, Mas Rias.
04:29Iya, sering dikatakan Paus Franciscus bukan tampil,
04:34bukan seperti seorang Paus,
04:35tapi seperti seorang pastor parogi,
04:37yang dekat dengan umatnya.
04:40Nah, saking dekatnya banyak yang mencintai,
04:42tapi bicara soal Basilika Santa Maria Maggiore,
04:45tempat peristirahatan terakhir Paus,
04:47boleh singkat diceritakan, Mas Rias,
04:49apa maknanya.
04:50Karena Paus Franciscus kan setiap sebelum dan sesudah
04:52perjalanan apostolik selalu ke sana.
04:54Iya, kenapa ke Basilika Santa Maria Maggiore?
04:58Santa Maria Maggiore adalah Basilika yang didirikan pada tahun 432 dulu,
05:04itu dipersembahkan untuk Bunda Maria.
05:06Jadi, Maggiore besar, mayor, gede.
05:09Jadi, untuk Bunda Maria ini satu-satunya Basilika terbesar untuk Bunda Maria.
05:14Dengar ceritanya panjang,
05:15tapi itu didirikan pada tahun 42.
05:18Dan Paus Franciscus punya bakti,
05:21divusi yang sangat dalam pada Bunda Maria.
05:23Jadi, apa doanya, kedekatannya,
05:26menyerahkan hidupnya kepada Bunda Maria,
05:28selalu dikatakan begitu.
05:29Sejak, maka sejak di Argentina sana.
05:31Maka tadi disebutkan peristirahat bahwa
05:33setiap mau pergi ke luar negeri,
05:35keluar-luar negeri, pulang,
05:36dan setiap hari minggu kalau agak luang,
05:38juga pergi ke Basilika Santa Maria.
05:41Bahkan kemarin setelah keluar dari rumah sakit,
05:43Jemeli pun pergi ke Basilika Santa Maria.
05:46Ada ruangan khusus,
05:47di sana ada gambar Bunda Maria,
05:49lukisan yang dimana Paus selalu berdua di tempat itu.
05:52Karena divusinya kepada Bunda Maria,
05:55dan ingin,
05:56ingin,
05:57akhir kalinya ada dalam pelukan Bunda Maria.
06:00Jadi itu Basilika yang sangat kuat,
06:02dan bagus sekali.
06:03Bagus sekali.
06:04Bagus sekali.
06:05Atapnya,
06:06pelapannya itu di emas itu.
06:08Emas bagus sekali.
06:09Ya,
06:10dan ini jadi tempat peristirahatan Paus Franciscus,
06:13sesuai apa yang diinginkannya.
06:15Mas Rias,
06:16terima kasih banyak yang sudah menyempatkan waktu,
06:18di tengah proses siang padat di sana.
06:21Terima kasih Mas Rias.
06:22Selamat malam.
06:24Selamat malam waktu Jakarta,
06:26selamat siang waktu Fatikan.
06:27Duta Besar Republik Indonesia di Fatikan,
06:29Rias Kuncah Yono.

Dianjurkan