Sahroni Respons Sespimmen Polri Temui Jokowi: Kalau di Ruang Terbuka, Orang Anggapannya Beda

KompasTV

kemarin dulu

JAKARTA, KOMPAS.TV - Wakil Ketua Komisi III DPR dari Fraksi NasDem, Ahmad Sahroni menilai bahwa kunjungan peserta didik Sekolah Staf dan Pimpinan Menengah Lembaga Pendidikan dan Pelatihan (Sespimmen Polri) ke kediaman Presiden ke-7 RI, Joko Widodo di Solo seharusnya tidak dipublikasikan ke ruang publik.

"Mungkin dapat arahan sewajarnya kalau dia tertutup saja, fine," ujar Ahmad Sahroni pada Selasa (21/4/2025).

"Tapi kalau di ruang terbuka, kan orang anggapannya jadi beda-beda. Wah, ini jangan-jangan Pak Jokowi masih post power syndrome," lanjutnya.

Diketahui, momen kunjungan peserta didik Sespimmen Polri ke rumah Jokowi tersebut diunggah oleh akun Instagram @sespimmen65, meski akhirnya dihapus.

Baca Juga Momen Sespimmen Polri Temui Jokowi di Solo, Bahas Apa? di https://www.kompas.tv/nasional/588160/momen-sespimmen-polri-temui-jokowi-di-solo-bahas-apa

#ahmadsahroni #jokowi #polri

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/588481/sahroni-respons-sespimmen-polri-temui-jokowi-kalau-di-ruang-terbuka-orang-anggapannya-beda

Kategori

🗞

Berita

Transkrip

Tampilkan transkrip video lengkap

00:00Jadi tertutup aja, fine.

00:03Tapi kalau ini ruang terbuka kan orang anggapannya jadi beda-beda.

00:06Wah ini jangan-jangan Pak Jokowi masih post power sindrom nih.

00:15Kalau ngomong secara pribadi ya, pribadi.

00:19Kalau dia tidak upload di ruang publik, gue rasa nggak apa-apa.

00:23Tapi kalau di ruang publik, menurut gue kurang pas.

00:28Ini pribadi ya, kurang pas.

00:31Ya karena kan sekarang Pak Jokowi kan mantan presiden, kecuali masih presiden, boleh aja.

00:38Tapi kan ini institusi yang notabene lagi sekolah.

00:41Ya mungkin dapat arahan sewajarnya kalau dia tertutup aja, fine.

00:47Tapi kalau ini ruang terbuka kan orang anggapannya jadi beda-beda.

00:51Wah ini jangan-jangan Pak Jokowi masih post power sindrom nih.

00:54Jadi pengen juga terus tampil dalam kondisi.

00:58Secara niat baik, baik sekali nggak apa-apa.

01:01Tapi nggak usah di upload lah.

01:02Ini pribadi ya, bukan atas nama partai loh.

01:05Ini pribadi.

01:05Pak, artinya dualisme itu bukan?

01:08Iya ini sebenarnya nggak ada dualisme.

01:11Ini namanya situasi yang Pak Presiden itu pengen anak didiknya.

01:17Kebetulan kan ajudannya Sarif kan memang lagi ikut sespim, sespim, poli.

01:23Jadi sisi positif adalah Pak Presiden pengen ngajarin anak-anaknya lah.

01:29Ngasih tahu yang baik-baik.

01:30Tapi kalau tertutup, wah itu keren banget gitu.

01:33Tapi kalau ruang terbuka, menurut kita ya aduh nanti orang anggapannya, wah ini gimana sih ini.

01:39Kan gitu.

01:40Tapi kalau memang, kalau tertutup aja, misalnya ngasih tahu eh kalian ini harus begini.

01:46Itu seneng gitu.

01:48Tapi kalau terbuka, nanti kan anggapannya nanti, wah ini kok Pak Presiden, mantan Presiden kok masih manggil-manggil orang gitu.

01:55Ya itu tadi, kalau ngolet sekarang secara Komisi Tiga.

02:03Namanya mantan Presiden, yang dipertanyain adalah itu udah izin belum sama komandan tertingginya di lembaga pendidikannya?

02:15Pertanyaannya, udah izin belum?

02:17Kalau belum izin, harusnya dia jangan pakai baju dinas.

02:21Mendingan pakai baju biasa, datang rame-rame.

02:23Oh namanya Silatur Rame sebagai warga misalnya gitu.

02:26Tapi kalau udah pakai baju dinas, dia harus izin sama komandannya.

02:30Teman-teman tolong tanyain, komandannya udah izinin atau belum?

02:34Nah, kalau udah diizinin, nah berarti komandannya juga harus tanya lagi.

02:38Udah izin lagi belum sama Pak Kapolri?

02:41Nah, itu aja.

02:42Tingkatannya begitu.

02:45Nanti kalau kita undang rapat sama Kalemdiklat, tanggal 19 Mei, kita akan tanya.

02:51Udah izin belum?

02:53Udah izin belum?

02:54Udah izin belum?

02:55Udah izin belum?

03:11Terima kasih.

Dianjurkan

1:14

Selanjutnya

Potret Antrean Warga Beri Penghormatan untuk Paus Fransiskus

KompasTV