Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utamaLewati ke footer
  • kemarin dulu
JAKARTA, KOMPAS.TV Menteri Pertanian, Amran Sulaiman mengatakan bahwa ada seorang pengamat terkenal sebagai musuh negara.

Pernyataan Amran ini viral, Diketahui Amran menyampaikan hal tersebut saat menjadi pembicara dalam acara Dies Natalis Universitas Sebelas Maret pada 12 Maret 2025 lalu.

"Maaf karena ada juga pengamat ternyata adalah musuh negara. Sebentar lagi, maaf Pak Rektor dan Guru Besar, sebentar lagi kemungkinan besar dipenjara. Dia bagian dari masalah di republik ini," ujar Amran.

Video Editor: Agung Ramdani

#mentan #pengamat #musuhnegara

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/586907/viral-pernyataan-mentan-amran-soal-ada-pengamat-ternyata-musuh-negara-segera-dipenjara
Transkrip
00:00Ada yang menarik, waktu Vietnam berhadapan dengan Amerika, gurunya, salah satu gurunya adalah Perang Grilia dari Indonesia.
00:08Dan itu luar biasa.
00:12Benar Pak Prof, Pak Rektor ya?
00:15Ini kami terharu bilateral dengan pemimpi Vietnam.
00:20Ini 5 menit lagi, ini mimpi kita,
00:23dan Indonesia bisa menjadi lumbung pangan dunia di saat krisis.
00:30Kita lihat Marokke, ini Marokke sudah dikerjakan.
00:35Nah ini Marokke, ada 7 hektar dan ini terbesar dunia nantinya.
00:41Ini terbesar dunia.
00:43Ini saudara kita di sana bekerja dengan baik.
00:46Yang demo adalah bukan penduduk lokal, tetapi orang LSM dari luar wilayah.
00:51Ini saudara kita bekerja di sana.
00:54Ada yang mengatakan tidak bisa tumbuh, Bapak Presiden.
00:57Kunjungan pertamanya adalah ke Marokke, Wanam.
01:02Pak Menteri aku ditanya, kok ternyata tumbuh?
01:05Iya Pak, karena ditanam.
01:06Terus, gimana itu yang katanya tidak bisa tumbuh?
01:11Iya Pak, tidak pernah tanam padi.
01:13Pasti orang kaya dan di otaknya adalah uang dolar, dolar, dolar.
01:18Itu di kepalanya mereka.
01:19Dan bisa jadi dia importir.
01:21Kenapa? Tidak ada negara yang menginginkan Indonesia sosempada.
01:25Karena Indonesia adalah pasar terbesar.
01:28Nomor 4 dunia.
01:30Tidak negara lain tidak ingin.
01:32Ini Bapak Presiden.
01:33Kemudian kita ke Kalimantan Tengah.
01:41Bergeser Kalimantan Tengah ini.
01:44Bayangkan, ini egoisme sektoral.
01:47Ini dibangun sudah puluhan tahun, tapi tidak pernah selesai.
01:50Kenapa? Ada irigasi, tidak ada sawah.
01:54Itulah kelebihan kita.
01:55Karena semua mau tolak pinggang, legesi.
02:03Mau legesi, harus sayar.
02:05Sehingga tarik tambang.
02:07Jadinya negara poco-poco.
02:08Dua kali maju, dua kali mundur.
02:11Nah, ini kami langsung garap.
02:14Sekarang sudah tumbuh.
02:15Ini.
02:18Ini.
02:19Ini.
02:23Percepat saja.
02:24Kaya tumbuh.
02:25Bapak, Ibu.
02:38Ini sudah tumbuh.
02:40Kami target 3 juta hektare.
02:42Kalau ini 3 tahun tidak dihalangi.
02:45Karena ada juga pengamat.
02:46Maaf.
02:46Ada pengamat ternyata adalah musuh negara.
02:50Sebentar lagi.
02:51Maaf Pak Rektor.
02:52Guru besar.
02:53Tapi sebentar lagi.
02:54Di kemungkinan besar di penjara.
02:56Dia bagian daripada masalah Republik ini.
02:59Dan kami.
03:00Kami dinego banyak orang.
03:02Pak Menteri bisa lakukan.
03:02Enggak.
03:03Negara yang meminta.
03:04Rakyat yang meminta.
03:05Bukan Amran yang meminta.
03:07Kami.
03:09Kirim.
03:09Berkasnya ke penegak hukum.
03:13Mungkin sebentar lagi dia di penjara.
03:14Pengamat terkenal.
03:15Dan kalau saya sebut namanya.
03:16Bapak pasti tahu.
03:17Enggak boleh ya Pak Rektor.
03:22Ijin Pak Rektor.
03:23Ya.
03:24Yang jelas bukan WNS.
03:30Seandainya WNS.
03:32Aku pastikan.
03:33Tolak ini penghargaan.
03:34Aku pastikan.
03:35Aku pastikan.
03:36Maaf Pak Rektor.
03:37Pasti saya tidak terima.
03:38Aku cek.
03:39Begitu kemarin Pak Rektor pulang.
03:41Aku cek.
03:42Ini dari mana asal-usulnya ini.
03:43Oh bukan.
03:44Alhamdulillah bukan.
03:45Tapi perguruan tinggi ternama Indonesia.
03:49Tunggu Bapak Ibu.
03:51Berdoa saja.
03:51Mudah-mudahan dia pindah alam.
03:55Nah.
03:56Kemudian berikutnya kita.
03:59WNS tadi.
04:00Terakhir Pak Rektor.
04:02Kan sudah urutan 221.
04:05Benar?
04:06Tadi kalau tidak salah.
04:07Se-Asia ya Pak ya.
04:08Jadikan urutan 3 besar Asia.
04:15Tapi dirancang dari sekarang.
04:17Tidak bisa instan.
04:1810 tahun 20 tahun.
04:20Nomor 1 Asia.
04:21Dirancang dari sekarang.
04:23Pasti bisa.
04:24Kenapa?
04:24Pak Rektor sudah meletakkan pundasi yang baik.
04:28Dirancang dari sekarang.
04:30Pak.
04:30Mana mungkin PPL mau menjabat menteri 3 kali.
04:33Tidak ada rumusnya.
04:35Orang miskin jelek kurus.
04:36Tidak mungkin.
04:38Tahu masih ada kisah sedih bagi saya.
04:40Dulu pacaran ditolak.
04:42Saya beritahu pada saatnya kamu menyesal.
04:47Dan aku buat mesalah setelah 15 tahun.
04:49Benar dia menyesal.
04:51Tapi aku tidak dendam pada mereka.
04:54Kenapa?
04:55Dia bagian dari hidupku.
04:59Bapak Ibu.
05:02Guru kita adalah yang menyakiti dan yang menyanjung.
05:06Guru terbaik kita adalah yang mensulimi, memfitnah.
05:09Itulah guru terbaik kita karena memberi tekanan yang kuat.
05:12Bapak Ibu.
05:16Kalau ini selesai nanti.
05:18Intensifikasi, ekstensifikasi.
05:20Kami UNS bertransformasi.
05:23Untuk kemandirian bangsa.
05:25Pertanian bertransformasi dari tradisional menuju pertanian modern.
05:30Dan yang kami bangun 3 juta hektare.
05:33Sejajar negara super power Amerika.
05:36Kemudian Jepang.
05:38Kami dari sana.
05:39Kami dari Amerika.
05:40Lihat.
05:40Kami bisa.
05:42Kami yakin bisa.
05:43Di atasnya Amerika.
05:44Pertanian Amerika nanti ke depan.
05:46Ini di Amerika.
05:47Bapak Ibu.
05:50Kita kawal.
05:52UNS Pak.
05:53Kalau perlu.
05:54Saya juga kalau kunjungan di sini.
05:56Aku mau mengajar.
05:57Kalau bisa.
05:58Saya senang mengajar.
05:59Karena jangan ego hidup.
06:01Ada generasi berikutnya.
06:02Ingin melanjutkan perjuangan kita.
06:04Indonesia.
06:05Super power ke depan.
06:06Terima kasih.
06:07Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
06:15Saya Radis Apupo.
06:17Saksikan program-program Kompas TV melalui siaran digital.
06:21Pay TV dan media streaming lainnya.
06:23Kompas TV.
06:24Independen.
06:25Terpercaya.

Dianjurkan