• 2 days ago
Potensi dan peluang transformasi industri sangat besar. Pemerintah pun terus mengoptimalkan upaya dekarbonisasi di sektor industri. Salah satunya, upaya percepatan transformasi industri biasa menuju industri hijau. Kementerian Perindustrian mengungkapkan, bahwa Indonesia membutuhkan investasi sebesar Rp5.000 triliun dalam pengembangan industri hijau. Berbagai kolaborasi Pemerintah dengan multipihak terus dimaksimalkan.

Targetnya, sembilan subsektor industri tinggi karbon, segera menerapkan industri hijau agar rendah emisi.

Category

📺
TV
Transcript
00:00Musik
00:14Kementerian perindustrian mencatat Indonesia butuh investasi hingga 5.000 triliun rupiah
00:20hingga tahun 2030 untuk menjadi dekarbonisasi.
00:24Hal ini guna mendukung percepatan industri hijau di tanah air.
00:30Pemerintah terus mengoptimalkan upaya mengwujudkan industri hijau di segala sektor.
00:35Wakil Menteri Perindustrian Faisal Riza mencatat untuk wujudkan industri hijau,
00:39Indonesia membutuhkan investasi sebesar 5.000 triliun rupiah
00:42untuk membayar penerapan teknologi rendah karbon yang mendukung dekarbonisasi industri.
00:47Wamen Perin menjelaskan transformasi industri menuju industri hijau bukan lagi merupakan sebuah pilihan,
00:53melainkan keharusan.
00:54Dimana sektor industri hijau memiliki peran strategis dalam mendukung komitmen nasional
00:58untuk mencapai net zero emisien pada tahun 2050.
01:29Untuk wujudkan target ini, Kementerian Perindustrian telah merintis berbagai upaya.
01:34Salah satunya menyusun peta jalan dekarbonisasi untuk subsektor industri prioritas
01:38yang disusun meliputi sembilan subsektor prioritas dengan intensitas konsumsi energi
01:41dan emisi yang tinggi yakni semen, besi dan baja, fab dan kertas,
01:46dan sebagainya.
01:47Kementerian Perindustrian Faisal Riza mencatat untuk wujudkan industri hijau di tanah air
01:51hingga tahun 2030 untuk mendukung dekarbonisasi industri.
01:54dan emisi yang tinggi yakni semen, besi dan baja, fab dan kertas, tekstil, kramik,
02:00amonia, kimia, serta makanan minuman dan juga otomotif.
02:05Dari Jakarta, Ade Firmansyah, Tim Liputan, IDX Jenuk.
02:11Ya Pak Mirza, untuk membahas tema kita kali ini,
02:13pengembangan industri hijau butuh investasi 5.000 triliun rupiah.
02:16Kita sudah tersambung melalui Zoom bersama dengan Bapak Fabi Tumiwa,
02:20Direktur Eksekutif IEHR.
02:22Halo Pak Fabi, apa kabar?
02:24Halo Pras, kabar baik. Terima kasih sudah mengundang saya.
02:28Terima kasih juga atas waktu yang disempatkan ini Pak Fabi.
02:32Kita akan mereview terlebih dahulu bagaimana Anda melihat upaya pemerintah ini
02:36yang terus melakukan transformasi industri hingga saat ini Pak.
02:39Kalau kita rujuk kembali ya, target pemerintah untuk mencapai
02:47net zero emission atau dekarbonisasi di tahun 2060 atau lebih awal
02:51itu sudah disampaikan sejak tahun 2021.
02:53Maka seluruh sektor, khususnya sektor energi yang menghasilkan emisi gas rumah kaca
03:02harus mengalami transformasi, harus melakukan dekarbonisasi.
03:06Sektor energi yang menyumbang hari ini kira-kira 45-46% dari total emisi gas rumah kaca Indonesia
03:19itu terdiri dari sektor pembangkitan listrik,
03:22kemudian sektor industri, sektor transportasi.
03:26Jadi ini yang menjadi tiga besar kontributor dari emisi gas rumah kaca untuk sektor energi.
03:34Nah kita lihat misalnya untuk sektor kelistrikan sudah diketapkan target untuk mencapai net zero di tahun 2050.
03:43Kemudian sektor industri, sejak tahun lalu Kementerian Perindustrian juga telah menetapkan target dekarbonisasi industri tahun 2050.
03:56Tinggal yang sektor transportasi, karena sektor transportasi ini emisi gas rumah kaca cukup besar.
04:02Kalau kita lihat ini, maka kembali kalau kita ingin mencapai dekarbonisasi 2060,
04:09maka dekarbonisasi sektor industri itu juga harus dilakukan.
04:14Jadi apa yang ditargetkan oleh Kementerian Perindustrian merupakan turunan dari target besar nasional
04:23yang sudah dicarankan oleh pemerintah.
04:26Dan itu saya kira menjadi yang penting.
04:29Lalu yang kedua, kalau kita bicara kondisi global hari ini,
04:33semuanya untuk produk-produk barang dan jasa, semuanya dihitung intensitas karbonnya atau emisi karbonnya.
04:49Dan kalau kita lihat perkembangan dalam beberapa tahun terakhir,
04:55sejumlah negara, saya ambil contoh yang paling jelas adalah European Union.
05:02Mereka juga sudah memiliki ketentuan untuk mengintrodusir yang namanya Carbon Border Adjustment Mechanism
05:12atau Carbon Border Tax, dimana setiap produk yang kita jual ke pasar Eropa itu akan dihitung intensitas karbonnya.
05:26Dan berdasarkan intensitas karbon itu, kita harus membayar pajak.
05:32Pajak tergantung pada intensitas itu dan tergantung pada referensi.
05:39Tidak saja di EU, tapi sejumlah negara kita juga lihat mulai bergerak ke arah saya.
05:44Sehingga seluruh dunia ini memang sedang bergerak kepada produksi barang dan jasa rendah karbon
05:50untuk membuat produk barang dan jasanya lebih kompetitif.
05:54Baik Pak Fafi, ini pemerintah menegaskan bahwa untuk mewujudkan industri hijau butuh investasi 5.000 triliun rupiah.
06:02Apakah memang dananya sangat besar sekali Pak kalau kita melakukan transisi energi?
06:08Jadi yang harus kita lihat, angka itu merupakan sebuah estimasi.
06:14Dan kalau kita lihat sampai 2050 ini memang dibutuhkan investasi yang cukup besar.
06:20Saya kira hitungan kami bahkan bisa lebih daripada itu tergantung pada measure yang akan diterapkan.
06:26Jadi ini sebenarnya dalam jangka, tadi dibilang sampai 2030 dan hanya untuk sembilan sektor industri saja
06:33yang hari ini merupakan bisa dibilang energi intensif industri.
06:38Nah ke depan bisa jadi sektor-sektor yang harus diintervensi juga akan lebih besar
06:46dan diperkirakan biaya investasinya juga bisa menjadi lebih tinggi.
06:51Tetapi memang biaya, kenapa biaya investasi itu tinggi kan begitu?
06:56Karena ada beberapa intervensi yang harus dilakukan untuk industri tersebut.
07:03Yang pertama adalah penggantian teknologi.
07:09Saya ambil contoh misalnya iron and steel. Iron and steel itu salah satu yang padat energi.
07:16Hari ini sebagian besar iron and steel kita itu menggunakan yang namanya
07:21blast oxygen furnace atau BOS.
07:24Yang kalau menggunakan teknologi ini maka intensitas emisi dari iron and steel kita itu akan sangat tinggi.
07:33Nah harus diganti teknologinya untuk ke depan misalnya menggunakan electric arc furnace.
07:40Tapi dengan menggunakan electric arc furnace berarti harus ada listrik yang bersumber dari energi terbarukan
07:48untuk menekan emisi gas rumah kaca.
07:51Nah kalau mengganti teknologi itu artinya memang investasi-investasi baru itu harus berinvestasi ke sana.
07:59Nah teknologi lain juga misalnya yang relatif murah dan bisa dilakukan adalah energi efisiensi.
08:06Jadi di berbagai proses misalnya industri-industri itu dilakukan efisiensi energi.
08:14Misalnya harus investasi alat kontrol. Harus investasi motor yang hemat lebih hemat energi misalnya.
08:23Hal-hal seperti itu bisa dilakukan sehingga kumulatif sampai dengan tahun 2030 berdasarkan roadmap yang kita susun
08:31besar investasinya seperti itu. Tapi harus dilihat bahwa investasi itu akan kembali kepada ekonomi kita.
08:41Jadi jangan dilihat investasi itu sebagai sebuah kos aja.
08:45Tapi namanya investasi dia memberikan return dan seharusnya ada imbal balik kepada ekonomi kita
08:53atau menggerakkan ekonomi kita.
08:57Baik tapi kalau kita lihat disini kan pemerintah juga sudah menyatakan begitu ada sembilan subsektor prioritas ya
09:04dengan intensitas konsumsi energi dan emisi yang tinggi.
09:07Ada semen, besi dan baja tadi kemudian pub, tekstil, keramik, amonia, kimia serta makanan minuman
09:15dan juga otomotif ini Pak Fabi.
09:18Ya betul itu karena memang sembilan sektor yang diidentifikasi.
09:22Yang saya maksudkan kan masih ada industri lain. Misalnya yang belum tersempur disini adalah industri kecil menengah.
09:29Oke.
09:30Ada banyak tuh industri kecil menengah yang juga membutuhkan intervensi.
09:33Bahkan kalau kita bicara industri kecil menengah itu industri baja itu juga ada.
09:40Industri tekstil juga ada tapi kecil menengah.
09:44Nah ini tantangannya sedikit berbeda.
09:46Karena apa?
09:48Karena industri kecil menengah plazimnya yang pertama dia tidak punya pengetahuan yang cukup.
09:56Oke.
09:57Karena sumber daya sangat terbatas tentang pilihan teknologinya atau prosesnya.
10:03Knowledge-nya sangat minim.
10:05Yang kedua biasanya ya tidak punya kemampuan untuk berinvestasi baru.
10:10Harus ganti teknologi baru mereka tidak ada.
10:14Lalu yang ketiga industri-industri karena kecil dan menengah biasanya juga kesulitan untuk mendapatkan pendanaan.
10:21Yes.
10:21Kalaupun mereka ingin mencari pendanaan dari perbankan atau dari lembaga keuangan akan sulit.
10:27Karena ya tadi ya skala industrinya kecil mungkin projeknya tidak bankable dan lain sebagainya.
10:31Sehingga dibutuhkan intervensi yang berbeda.
10:34Oke.
10:35Dan ini sedang kami di ISR sedang kami hitung dan juga bekerjasama dengan Kementerian Perindustrian.
10:41Untuk melihat peluang dan tantangannya untuk juga melakukan dekarbonisasi pada industri kecil dan menengah.
10:49Yang saat ini di Indonesia cukup besar.
10:50Nah itu dia.
10:51Pak Fahmi mengingat ini adalah satu hal yang memang harus segera dilakukan juga kalau kita lihat transisi energi hijau begitu ya.
10:58Terutama untuk industri hijau ini apakah kita juga perlu ada percepat yang dilakukan oleh pemerintah.
11:03Perlu pendampingan kalau anda punya syarikat di sektor industri kecil dan menengah begitu.
11:07Kita bahas nanti di segmen berikut ya Pak Fahmi.
11:08Kita akan cedera dulu sebentar ya.
11:10Dan pemirsa kami akan segera kembali usai pariwara berikut ini.
11:14Badan Pembangunan Nasional ter Bapenas menargetkan nilai investasi selama tahun 2025 sampai dengan 2029
11:29mencapai 47.587,3 triliun rupiah.
11:34Di mana Bapenas mencatat rata-rata investasi di sepanjang tahun 2025 sampai dengan 2029 mencapai 9.517 triliun rupiah per tahun
11:44dan bersumber dari tiga kelompok utama.
11:52Badan Pembangunan Nasional atau Bapenas menargetkan nilai investasi mencapai 47.587,3 triliun rupiah
12:00selama tahun 2025 hingga 2029.
12:04Target nilai investasi tersebut masuk dalam rencana pembangunan jangka menengah nasional atau RPJMN
12:10tahun 2025 hingga 2029.
12:13Investasi yang efisien adalah transformatif diakui menjadi salah satu kunci dalam mendorong perekonomian dalam jangka menengah.
12:20Bapenas mencatat rata-rata investasi sepanjang tahun 2025 hingga 2029 mencapai 9.517 triliun rupiah per tahun.
12:30Investasi ini akan bersumber dari tiga kelompok utama
12:33yakni investasi pemerintah, investasi BUMN, dan juga investasi swasta atau masyarakat.
12:40Dari jumlah target investasi sebesar 47.587,3 triliun rupiah tersebut,
12:46investasi dari swasta atau masyarakat mencapai 41.277 triliun rupiah
12:52atau 86,7% dari target.
12:55Investasi pemerintah senilai 3.282,7 triliun rupiah
13:00dan investasi BUMN sebesar 3.027,6 triliun rupiah.
13:05Bapenas juga memproyeksikan pertumbuhan ekonomi 8% akan tercapai di tahun 2029.
13:11Serta pendapatan nasional Bruto mencapai 7.920 USD per kapita pada tahun 2029
13:18atau tumbuh dari 5.000 USD per kapita pada tahun 2024.
13:22Dari Jakarta, Tini Putan, IDX Jino.
13:52Itu bisa menjadi bagian dari pengembangan industri hijau mengingat tadi
13:55volume atau jumlahnya yang memang sangat banyak di Indonesia.
13:58Tapi kan dengan beragam keterbatasan yang tadi sudah Anda sampaikan juga
14:02ada sisi keuangan mereka, pendanaan mereka, literasi mereka juga tentang industri hijau.
14:09Jadi kalau kita memang ingin mendorong penurunan emisi
14:16dan kemudian memperbaiki daya saing industri manufaktur kita,
14:22memang fokus dalam jangka pendek, penengah, maksud saya dalam 5 tahun ke depan
14:26harus diberikan pada industri yang energitabus.
14:32Kenapa? Karena industri-industri ini yang secara kalau kita bisa bilang
14:37adalah dia tidak saja menjadi engine of growth untuk industri
14:41tapi juga punya level of playing field yang berbeda.
14:47Dan dia harus bersaing dengan industri dari luar juga atau produk-produk yang dari luar.
14:52Dan mereka juga berorientasi tidak hanya pasar daerah mereka tapi juga ekspor.
14:55Baik pasar-pasar yang besar seperti Eropa, Amerika, tapi juga pasar-pasar Asia besar juga.
15:02Jadi, mereka memang harus menjadi prioritas untuk melakukan dekarbonisasi tadi.
15:16Pengembangan industri hijau sendiri kan membutuhkan penerapan teknologi yang mumpuni,
15:21teknologi tinggi.
15:22Kesiapan dari SDM kita, pelaku usaha kita apabila memang ingin menerapkan dari industri hijau sendiri,
15:29bagaimana menurut Anda?
15:30Karena kan tadi beberapa tingkatan ataupun skala dari industri-industrinya pun berbeda-beda,
15:35bagaimana tingkat pemahamannya juga berbeda-beda,
15:38kemampuan dari dana yang mereka miliki pun berbeda.
15:43Kalau kita lihat beberapa industri tadi yang disampaikan, mereka sudah punya pemahaman yang cukup bagus.
15:48Saya lihat misalnya industri iron and steel, semen, karena di sana banyak pelaku usaha swasta.
15:56Beberapa industrinya sudah masuk ke pasar modal, artinya sudah TBK.
16:02Kemudian mereka punya orientasi ekspor, sehingga mereka punya knowledge, kapasitas,
16:10dan apalagi sejumlah investornya dari luar.
16:13Semen misalnya ada beberapa investor dari Eropa yang masuk ke sektor semen.
16:19Jadi mereka sebenarnya sudah cukup terekspos dengan yang ini.
16:22Tidak semua, ada beberapa industri lain, misalnya industri sepucadang otomotif,
16:32tidak semua karena banyak industri lokal.
16:35Atau saya lihat industri petrochemical juga sudah cukup terekspos.
16:40Sehingga yang untuk seperti ini, intervensinya tentunya berbeda.
16:46Yang pertama kalau saya lihat, tapi dari hasil kajian kami dan dari hasil survei yang kami lakukan juga,
16:53industri-industri ini yang mereka butuhkan sebenarnya yang pertama kepastian kebijakan dan regulasi.
17:01Jadi kalau saya ini sangat melihat ya, kalau sekarang disampaikan target net zero emission
17:07atau industrial decarbonisation 2050, orang akan bertanya, dasar hukumnya apa?
17:12Ada gak statement target resmi dari pemerintah yang mengatakan industri itu harus mencapai net zero
17:21atau dekarbonisasi tahun 2050, ini target-targetnya, ini peta jalannya untuk mencapai ke sana.
17:31Mereka membutuhkan itu. Kenapa?
17:33Karena strategi investasi, strategi pengembangan bisnisnya akan sangat bergantung
17:38kepada target-target pemerintah di mana atau di negara di mana mereka beroperasi.
17:44Nah ini menjadi penting, karena itu menurut saya, yang harus dipercaya oleh pemerintah itu,
17:49jangan hanya target verbal, target dari menteri misalnya.
17:52Ya target menteri bagus, tetapi harus dituangkan ke dalam satu dasar hukum.
17:58Misalnya kalau di industrial ya, rencana induk pengembangan industri nasional kita
18:03harus mengakomodasi target tadi, net zero 2050.
18:09Jadi jangan hanya target verbal, jangan hanya apa-apa.
18:12Yang kedua kalau saya lihat mereka juga, beberapa industri itu sudah mengatakan
18:17mereka butuh insentif. Insentif misalnya apa?
18:20Insentif misalnya dalam bentuk pajak.
18:24Karena apa gini, industri selalu melihat,
18:27kalau saya melakukan hal-hal yang bisa menurutkan emisi dasar rumah kaca,
18:33lalu kompetitor saya industri yang sama ya, tidak melakukan hal itu,
18:37sementara saya harus investasi tambahan untuk ganti teknologi,
18:42sementara dia investasinya bukan untuk ganti teknologi lebih bersih,
18:45tapi investasi yang misalkan untuk memperluas produksi dia.
18:51Nah, kalau ini tidak diberikan insentif oleh pemerintah,
18:57akan sulit, karena ini masalah mempengaruhi daya sains juga.
19:02Memang diperlukan ada insentif, jadi misalnya
19:05buat industri yang punya rencana untuk mencapai target dalam 5 tahun
19:10sesuai dengan roadmap, diberikan misalnya insentif penurunan pajak.
19:16Ya, apresiasilah yang diberikan begitu ya.
19:18Atau juga pemerintah membawa bahkan 5 industri.
19:27Baik, Pak Fabi, nah ini menarik, berarti memang...
19:30Maksud saya perlu diberikan peraturan yang sama untuk semua jenis industri.
19:42Ya, itu dari beberapa poin yang sudah disampaikan
19:44terkait dengan keinginan bagaimana minat industri
19:47untuk masuk ke dalam industri hijau harus tetap dijaga.
19:50Tadi ada beberapa kepastian kebijakan yang benar-benar
19:52ini adalah long term investment yang mereka sudah lakukan.
19:55Kemudian, paling hukum yang kuat begitu yang sudah ditekankan
19:58dan juga butuh insentif fiskal sehingga menjadi sutener juga nih
20:01supaya pelaku industri juga berbondong-bondong
20:04untuk menerapkan industri hijau sendiri.
20:06Nah, Kementerian Perindustrian ini terapkan sertifikasi industri hijau
20:10yang nanti bertujuan, Pak Fabi, untuk mendorong perusahaan
20:14untuk menerapkan industri hijau. Nah, ini efektif tidak nanti?
20:19Ya, kalau saya kira itu standar menjadi penting.
20:23Jadi, ini kan kalau standar artinya pemerintah telah menetapkan
20:29satu benchmark dan kemudian itu harus dipenuhi.
20:31Nah, hanya yang menyecatkan begini, seringkali standar-standar
20:35yang diberlakukan di Indonesia tidak bersifat compulsory,
20:41tapi bersifatnya voluntary.
20:43Dan masa grace periodnya misalnya terlalu lama.
20:47Nah, ini yang menurut saya menjadi loopholes.
20:50Jadi, kita punya standar tapi secara legal ada standarnya
20:54tapi industri tidak harus mencapai standar itu
20:57atau delay timenya terlalu lama untuk menyesuaikan kesana.
21:00Sehingga, kembali, ini yang menjadi kalau semakin lama
21:04itu orang kira satu kita kira minat,
21:06tapi yang kedua juga kita semakin tergerus daya saing kita.
21:10Jadi, saya harapkan kalau ada standar industri hijau
21:13nanti yang diterapkan oleh pemerintah,
21:15itu harus wajib berlaku untuk semua industri.
21:18Dan kemudian kalau perlu, memang ada asistensi kepada industri-industri
21:25untuk bisa mempercepat kereta.
21:27Bentuknya apa? Macem-macem ada technical assistance,
21:32ada support pendanaan, atau ada bantuan misalnya hal yang paling sederhana.
21:38Untuk misalnya biaya untuk audit, untuk mendapatkan sertifikasi itu kan cukup pahal.
21:42Nah, itu mungkin perlu disubsidi oleh pemerintah.
21:45Sehingga, industri-industri ini juga melihat,
21:48oke, saya usaha mencapai standar ini,
21:50tetapi kemudian ada dukungan dari pemerintah
21:52untuk mendapatkan sertifikat yang membuktikan
21:58bahwa mereka telah mengimplementasikan standar tersebut.
22:01Oke. Nah, Pak Hobi, terakhir optimisme Anda begitu mengingat
22:04ini adalah sudah dipengujuh tahun 2024
22:06sehingga kita akan melangkah lebih pasti di tahun 2025
22:09terkait dengan pengembangan industri hijau akan kemana, Pak?
22:12Kalau saya optimis, optimisnya gini.
22:18Yang pertama, dasarnya adalah bahwa ini sudah dinyatakan oleh pemerintah.
22:25Artinya, apa yang disampaikan,
22:30kalau kita sering bilang beginilah, your word is your bond.
22:34Jadi, walaupun sudah disampaikan oleh Menteri,
22:36punya target itu, ya ini tentunya sesuatu yang harus dilaksanakan.
22:39Yang kedua, saya juga melihat dengan adanya
22:43target pertumbuhan ekonomi 8 persen,
22:47itu kan membutuhkan investasi yang besar.
22:50Kementerian Investasi, misalnya, Daniel Risasi sudah melihat
22:56untuk kita mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen,
22:58investasi kita harus tumbuh kira-kira sampai dengan 14-15 persen, Pak.
23:03Nah, kalau kita lihat sekarang, investasi itu ada di mana, berarti?
23:06Nah, investasi yang memungkinkan itu,
23:08yang karena skalanya besar tadi,
23:10yang mendatangkan kapital tinggi itu di transisi energi,
23:14salah satunya dekarbonisasi industri.
23:17Karena salah satu intervensi yang menurut dari hitung-hitungan kami,
23:24dari kajian kami yang low cost high impact,
23:28itu adalah dalam hal energi efisiensi dan efisiensi penggunaan material dan sumber daya.
23:34Nah, ini membutuhkan investasi, ya.
23:37Kemudian masuk ke teknologi-teknologi maju, gitu misalnya.
23:40Nah, ini kalau dikerjakan secara serius,
23:44tadi misalnya angka 5 ribu triliun,
23:46itu bisa menjadi bagian dari kenaikan nilai investasi yang kita butuhkan
23:52untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen.
23:54Jadi, saya lihat karena ada tekanan itu,
23:57harusnya lembaga-lembaga pemerintah termasuk kementerian perindustrian harusnya lebih serius.
24:03Dan yang ketiga,
24:04ini soal kompetitif daya saing kita.
24:08Jadi, kalau kita tidak melakukan akselerasi dekarbonisasi,
24:12kita akan tergiru.
24:13Semakin lambat kita mengimplementasi ini,
24:17semakin turun daya saing kita,
24:19dan akan lama-lama kita akan merasakan sendiri ya,
24:24industri kita tidak kompetitif,
24:26produk kita yang kita jual untuk ekspor itu bisa tidak bisa diterima,
24:31dan harus terkena biaya mahal.
24:33Jadi, dengan faktor-faktor itu,
24:35saya agak optimis bahwa
24:382025 pemerintah akan lebih serius.
24:422025 kan kita tunggu langkah baru lagi
24:45begitu inovasi apa yang sudah dilakukan pemerintah,
24:47mungkin bersama dengan para pemangku kepentingan di sektor
24:50ataupun di industri energi hijau begitu.
24:53Sehingga tadi bisa seiring sejalan begitu
24:55untuk mewujudkan industri hijau yang lebih cepat begitu di tahun 2025 mendatang.
25:00Baik, Pak Fabi terima kasih banyak atas waktu sharing
25:02dan juga update yang sudah Anda berikan kepada pemirsa pada hari ini.
25:05Selamat melanjutkan aktivitas Anda kembali, salam sehat.
25:08Sampai berjumpa kembali, Pak Fabi, terima kasih.
25:10Terima kasih, sampai bertemu lagi.
25:13Baik, pemirsa, satu jam sudah saya menemani Anda dalam Market Review
25:16dan berbahari terus informasi Anda hanya di ID External,
25:19Your Trustworthy and Comprehensive Investment Reference.
25:22Karena urusan masa depan harus depan,
25:24aku investor saham, ya saya Prasetyo Wibowo
25:28beserta seluruh kerabat kerja yang bertugas.
25:30Pamit undur diri, terima kasih, sampai jumpa.

Recommended