Lebih dari seperempat abad Kota Gianyar berdiri, kamu juga harus mengetahui bagaimana sejarah kota atau kabupaten yang dikenal dengan julukan kota budaya ini. Berikut fakta-fakta tentang sejarah Kota Gianyar yang dikutip dari Majalah Pusaka Budaya, Edisi 05, tahun 2017, yang diterbitkan oleh Dinas Kebudayaan Kabupaten Gianyar.
Sejarah Kota Gianyar bermula dari I Dewa Manggis Kuning
I Dewa Manggis Kuning adalah tokoh Kesatria yang bermukim di Alas Bengkel dimana saat ini disebut sebagai Desa Beng yang berada di sebelah Utara Kota Gianyar. Beliau adalah putra dari Raja Gelgel, Sri Dalem Segening (1580-1630) dari permaisuri beliau Ni Desak Ayu Cedong Artha dari Desa Manggis.
I Dewa Manggis Kuning sempat menjadi Raja di Badung atas perintah ayahnya Sri Dalem Segening. Namun tidak berlangsung lama, ia bersama pengikutnya harus mengungsi ke Alas Bun karena terjadi huru-hara akibat isu asmara terhadap dirinya. Di Alas Bun, ia kemudian menikah dengan I Gusti Ayu Pahang, seorang putri dari I Gusti Pinatih Resi.
I Dewa Manggis Kuning Tumbuh menjadi ksatria tangguh
Setelah menikah, I Dewa Manggis Kuning melanjutkan perjalanan sampai akhirnya menetap di Desa Bengkel. Di tempat ini, ia membangun sebuah pusat pemukiman dan tumbuh menjadi ksatria yang tangguh dengan pengikut yang bertambah semakin banyak.
Sri Dalem Sagening sempat meminta putranya itu untuk berkenan kembali ke Istana Gelgel, namun I Dewa Manggis Kuning menolaknya. Walaupun demikian, ia tetap membantu Kerajaan Gelgel jika ada masalah seperti saat Kerajaan Gelgel diserang oleh Karangasem dan Buleleng, ia membantu Kerajaan Gelgel dan berhasil mengalahkan Karangasem dan Buleleng. Sri Dalem Sagening memberikan hadiah berupa sebilah keris pusaka Ki Baru Obag-Obag berserta 40 orang pengikut. I Dewa Manggis Kuning juga berhasil mengalahkan kekuasaan Gusti Agung Maruit di Istana Gelgel (1873) bersama laskar Sidemen.
I Dewa Manggis Kuning digantikan oleh putranya
Setelah I Dewa Manggis Kuning wafat, ia diganti oleh putranya yang bergelar Ida I Dewa Manggis Sakti yang berasal dari permaisuri Ni Dewa Ayu Nilaputri. Ida I Dewa Manggis Sakti memiliki kesaktian yang sama dengan ayahnya dan memiliki tanda lahir menyerupai tapuk manggis di perutnya.
Ida I Dewa Manggis Sakti sangat tekun untuk belajar ilmu kediatmikan (ilmu kesaktian), dimana ia menuntuk ilmu pada Ida Pedanda dari Geria Sidawa Taman Bali dan Geria Mas Lod Peken. Ida I Dewa Manggis Sakti kemudian menikah dengan putri dari I Dewa Agung Mayun dari Puri Sukawati tempat ia belajar tentang pemerintahan (Niti Praja).
#Sejarah #Bali #SejarahBali
======================================
Connect with us on website and social media :
WEBSITE : https://www.sejarahbali.com
FACEBOOK : https://www.facebook.com/SejarahBali
INSTAGRAM : https://www.instagram.com/SejarahBali
TWITTER : https://twitter.com/SejarahBali
YOUTUBE : https://www.youtube.com/SejarahBaliChannel
TIKTOK : https://www.tiktok.com/@sejarahbalicom
==========================================
Sejarah Kota Gianyar bermula dari I Dewa Manggis Kuning
I Dewa Manggis Kuning adalah tokoh Kesatria yang bermukim di Alas Bengkel dimana saat ini disebut sebagai Desa Beng yang berada di sebelah Utara Kota Gianyar. Beliau adalah putra dari Raja Gelgel, Sri Dalem Segening (1580-1630) dari permaisuri beliau Ni Desak Ayu Cedong Artha dari Desa Manggis.
I Dewa Manggis Kuning sempat menjadi Raja di Badung atas perintah ayahnya Sri Dalem Segening. Namun tidak berlangsung lama, ia bersama pengikutnya harus mengungsi ke Alas Bun karena terjadi huru-hara akibat isu asmara terhadap dirinya. Di Alas Bun, ia kemudian menikah dengan I Gusti Ayu Pahang, seorang putri dari I Gusti Pinatih Resi.
I Dewa Manggis Kuning Tumbuh menjadi ksatria tangguh
Setelah menikah, I Dewa Manggis Kuning melanjutkan perjalanan sampai akhirnya menetap di Desa Bengkel. Di tempat ini, ia membangun sebuah pusat pemukiman dan tumbuh menjadi ksatria yang tangguh dengan pengikut yang bertambah semakin banyak.
Sri Dalem Sagening sempat meminta putranya itu untuk berkenan kembali ke Istana Gelgel, namun I Dewa Manggis Kuning menolaknya. Walaupun demikian, ia tetap membantu Kerajaan Gelgel jika ada masalah seperti saat Kerajaan Gelgel diserang oleh Karangasem dan Buleleng, ia membantu Kerajaan Gelgel dan berhasil mengalahkan Karangasem dan Buleleng. Sri Dalem Sagening memberikan hadiah berupa sebilah keris pusaka Ki Baru Obag-Obag berserta 40 orang pengikut. I Dewa Manggis Kuning juga berhasil mengalahkan kekuasaan Gusti Agung Maruit di Istana Gelgel (1873) bersama laskar Sidemen.
I Dewa Manggis Kuning digantikan oleh putranya
Setelah I Dewa Manggis Kuning wafat, ia diganti oleh putranya yang bergelar Ida I Dewa Manggis Sakti yang berasal dari permaisuri Ni Dewa Ayu Nilaputri. Ida I Dewa Manggis Sakti memiliki kesaktian yang sama dengan ayahnya dan memiliki tanda lahir menyerupai tapuk manggis di perutnya.
Ida I Dewa Manggis Sakti sangat tekun untuk belajar ilmu kediatmikan (ilmu kesaktian), dimana ia menuntuk ilmu pada Ida Pedanda dari Geria Sidawa Taman Bali dan Geria Mas Lod Peken. Ida I Dewa Manggis Sakti kemudian menikah dengan putri dari I Dewa Agung Mayun dari Puri Sukawati tempat ia belajar tentang pemerintahan (Niti Praja).
#Sejarah #Bali #SejarahBali
======================================
Connect with us on website and social media :
WEBSITE : https://www.sejarahbali.com
FACEBOOK : https://www.facebook.com/SejarahBali
INSTAGRAM : https://www.instagram.com/SejarahBali
TWITTER : https://twitter.com/SejarahBali
YOUTUBE : https://www.youtube.com/SejarahBaliChannel
TIKTOK : https://www.tiktok.com/@sejarahbalicom
==========================================
Category
📚
Learning