Semua masyarakat Bali pasti mengetahui bagaimana sengitnya pertempuran Puputan Margarana masa itu di Kecamatan Marga, TabaNan Bali.
Pertempuran bermula dari perintah Bapak I Gusti Ngurah Rai kepada pasukannya untuk melucuti persenjata polisi NICA saat itu.
Dalam pertempuran sengit tersebut semua pihak pasti juga telah mengenal pasukan Ciung Wanara dipimpin langsung oleh Bapak I Gusti Ngurah Rai, yang tangguh, gagah berani serta setia membela kemerdekaan dan mengusir para penjajah dari tanah Bali.
Akan tetapi, ada cerita serta kisah dari terselip dari nama Ciung Wanara tersebut. Salah satunya diceritakan oleh, Budayawan dan Praktisi Akademisi, Dr. Ir Wayan Windia, mengatakan, bahwa nama Ciung Wanara tercetus langsung dari Bapak I Gusti Ngurah Rai setelah Beliau (Bapak I Gusti Ngurah Rai) selesai bersembahyang di salah satu Pura di Marga. Selanjutnya pada malam hari beliau langsung menyebut pasukan dipimpinnya diberi nama sebagai pasukan Ciung Wanara.
Akan tetapi, nama pasukan dan pasukan Ciung Wanara hanya berumur satu hari saja. Karena, setelah nama Ciung Wanara dicetuskan pada malam hari, besok paginya melakukan pertempuran seharian penuh melawan para penjajah.
"Akhirnya dalam pertempuran yang sengit tersebut seluruh pasukan dipimpin Bapak I Gusti Ngurah Rai semuanya gugur dalam medan pertempuran di Marga bersama seluruh pasukan Ciung Wanaranya," jelasnya.
Menurut Dirinya, nama pasukan Ciung Wanara dikenal sebagai cerita tradisional di Sunda, karena pada masa tersebut memang dikenal cerita-cerita rakyat.
Selain itu, melihat Bapak I Gusti Ngurah Rai pada masa itu juga telah memiliki hubungan sangat luas dengan beberapa pihak. Sehinga, Beliau sangat paham dengan cerita tersebut.
Cerita Ciung Wanara merupakan cerita Rakyat yang menceritakan hubungan sangat akrab antara seekor Kera dengan seekor Burung Siung. Sehinga, mungkin dimanifestasikan oleh Bapak I Gusti Ngurah Rai, hubungan akrab antara beliau ( I Gusti Ngurah Rai) dengan anak buahnya yang begitu setia untuk terus bertempur. Mulai dari Tanah Aron, kedaerah Gunung Agung sampai kembali lagi ke Desa Marga, Tabanan.
Dapat dikatakan Beliau sangat terpukau dengan cerita rakyat tersebut, yang menceritakan tentang hungungan sangat hebat, sangat baik antara dua binatang. Apa lagi binatang berbeda jenis. Satu seekor Burung dan satunya seekor Kera.
#Sejarah #Bali #SejarahBali
======================================
Connect with us on website and social media :
WEBSITE : https://www.sejarahbali.com
FACEBOOK : https://www.facebook.com/SejarahBali
INSTAGRAM : https://www.instagram.com/SejarahBali
TWITTER : https://twitter.com/SejarahBali
YOUTUBE : https://www.youtube.com/SejarahBaliChannel
TIKTOK : https://www.tiktok.com/@sejarahbalicom
DAILYMOTION : https://www.dailymotion.com/sejarahbali
TELEGRAM : https://t.me/sejarahbalicom
======================================
Pertempuran bermula dari perintah Bapak I Gusti Ngurah Rai kepada pasukannya untuk melucuti persenjata polisi NICA saat itu.
Dalam pertempuran sengit tersebut semua pihak pasti juga telah mengenal pasukan Ciung Wanara dipimpin langsung oleh Bapak I Gusti Ngurah Rai, yang tangguh, gagah berani serta setia membela kemerdekaan dan mengusir para penjajah dari tanah Bali.
Akan tetapi, ada cerita serta kisah dari terselip dari nama Ciung Wanara tersebut. Salah satunya diceritakan oleh, Budayawan dan Praktisi Akademisi, Dr. Ir Wayan Windia, mengatakan, bahwa nama Ciung Wanara tercetus langsung dari Bapak I Gusti Ngurah Rai setelah Beliau (Bapak I Gusti Ngurah Rai) selesai bersembahyang di salah satu Pura di Marga. Selanjutnya pada malam hari beliau langsung menyebut pasukan dipimpinnya diberi nama sebagai pasukan Ciung Wanara.
Akan tetapi, nama pasukan dan pasukan Ciung Wanara hanya berumur satu hari saja. Karena, setelah nama Ciung Wanara dicetuskan pada malam hari, besok paginya melakukan pertempuran seharian penuh melawan para penjajah.
"Akhirnya dalam pertempuran yang sengit tersebut seluruh pasukan dipimpin Bapak I Gusti Ngurah Rai semuanya gugur dalam medan pertempuran di Marga bersama seluruh pasukan Ciung Wanaranya," jelasnya.
Menurut Dirinya, nama pasukan Ciung Wanara dikenal sebagai cerita tradisional di Sunda, karena pada masa tersebut memang dikenal cerita-cerita rakyat.
Selain itu, melihat Bapak I Gusti Ngurah Rai pada masa itu juga telah memiliki hubungan sangat luas dengan beberapa pihak. Sehinga, Beliau sangat paham dengan cerita tersebut.
Cerita Ciung Wanara merupakan cerita Rakyat yang menceritakan hubungan sangat akrab antara seekor Kera dengan seekor Burung Siung. Sehinga, mungkin dimanifestasikan oleh Bapak I Gusti Ngurah Rai, hubungan akrab antara beliau ( I Gusti Ngurah Rai) dengan anak buahnya yang begitu setia untuk terus bertempur. Mulai dari Tanah Aron, kedaerah Gunung Agung sampai kembali lagi ke Desa Marga, Tabanan.
Dapat dikatakan Beliau sangat terpukau dengan cerita rakyat tersebut, yang menceritakan tentang hungungan sangat hebat, sangat baik antara dua binatang. Apa lagi binatang berbeda jenis. Satu seekor Burung dan satunya seekor Kera.
#Sejarah #Bali #SejarahBali
======================================
Connect with us on website and social media :
WEBSITE : https://www.sejarahbali.com
FACEBOOK : https://www.facebook.com/SejarahBali
INSTAGRAM : https://www.instagram.com/SejarahBali
TWITTER : https://twitter.com/SejarahBali
YOUTUBE : https://www.youtube.com/SejarahBaliChannel
TIKTOK : https://www.tiktok.com/@sejarahbalicom
DAILYMOTION : https://www.dailymotion.com/sejarahbali
TELEGRAM : https://t.me/sejarahbalicom
======================================
Category
📚
Learning