MAKASSAR, KOMPAS.TV - Satu keluarga di kota makassar, sulawesi selatan terpaksa tinggal di rumah tak layak huni. Tak hanya itu, anak di rumah tersebut juga putus sekolah. Mereka tak punya pilihan, lantaran keterbatasan ekonomi.
Inilah keluarga muhammad. Tinggal di dalam lorong kecil di kelurahan layang, kecamatan bontoala kota makassar. Rumahnya jauh jadi kata layak. Nyaris roboh, bocor di mana mana dan numpang di dinding tetangga.
Tak ada fasilitas memadai, hanya tumpukan barang bekas yang ada di kiri kanan. Barang bekas disimpan untuk jadi penyambung hidup, di jual ke pengepul.
Keterbatasan ekonomi membuat anak muhammad, rangga yang kini berusia 13 tahun putus sekolah. Dirinya terpaksa membantu orang tuanya mencari uang, bekerja jadi buruh dorong gerobak di pasar dengan upah 20 ribu sehari. Jika cukup beruntung, keluarga ini bisa jadi buruh bangunan, pekerjaan yang mungkin terbaik yang bisa dilakukan.
Bantuan dari kaum berada jadi berkah tersendiri bagi keluarga ini. Meski tak banyak dan tak tiap hari ada, bantuan sembako hingga uang tunai ini jadi penyambung hidup baru.
Bantuan berkelanjutan rencananya akan diupayakan unutk keluarga muhammad. Melalui ibu, keluarga ini di dorong mendapatkan bedah rumah, bantuan sembako serta mengurus rangga agar bisa kembali sekolah.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/regional/588548/pilu-warga-tinggal-di-rumah-tak-layak-huni-dan-anak-putus-sekolah
Inilah keluarga muhammad. Tinggal di dalam lorong kecil di kelurahan layang, kecamatan bontoala kota makassar. Rumahnya jauh jadi kata layak. Nyaris roboh, bocor di mana mana dan numpang di dinding tetangga.
Tak ada fasilitas memadai, hanya tumpukan barang bekas yang ada di kiri kanan. Barang bekas disimpan untuk jadi penyambung hidup, di jual ke pengepul.
Keterbatasan ekonomi membuat anak muhammad, rangga yang kini berusia 13 tahun putus sekolah. Dirinya terpaksa membantu orang tuanya mencari uang, bekerja jadi buruh dorong gerobak di pasar dengan upah 20 ribu sehari. Jika cukup beruntung, keluarga ini bisa jadi buruh bangunan, pekerjaan yang mungkin terbaik yang bisa dilakukan.
Bantuan dari kaum berada jadi berkah tersendiri bagi keluarga ini. Meski tak banyak dan tak tiap hari ada, bantuan sembako hingga uang tunai ini jadi penyambung hidup baru.
Bantuan berkelanjutan rencananya akan diupayakan unutk keluarga muhammad. Melalui ibu, keluarga ini di dorong mendapatkan bedah rumah, bantuan sembako serta mengurus rangga agar bisa kembali sekolah.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/regional/588548/pilu-warga-tinggal-di-rumah-tak-layak-huni-dan-anak-putus-sekolah
Kategori
🗞
BeritaTranskrip
00:00Satu keluarga di kota Makassar, Sulawesi Selatan terpaksa tinggal di rumah tak layak huni.
00:05Tak hanya itu, anak di rumah tersebut juga putus sekolah.
00:09Mereka tak punya pilihan lantaran keterbatasan ekonomi.
00:21Inilah keluarga Muhammad, tinggal di dalam lorong kecil di Kelurahan Layang,
00:26kecamatan Bontowala, kota Makassar.
00:30Rumahnya jauh dari kata layak, nyaris roboh, bocor di mana-mana, dan numpang di dinding tetangga.
00:40Tak ada fasilitas memadai, hanya tumpukan barang bekas yang ada di kiri kanan.
00:45Barang bekas disimpan untuk jadi penyambung hidup dijual ke pengepul.
00:51Keterbatasan ekonomi membuat anak Muhammad Rangga yang kini berusia 13 tahun putus sekolah.
00:57Dirinya terpaksa membantu orang tuanya mencari uang,
01:01bekerja jadi buruh dorong gerobak di pasar dengan upah 20 ribu sehari.
01:06Jika cukup beruntung, keluarga ini bisa jadi buruh bangunan,
01:10pekerjaan yang mungkin terbaik yang bisa dilakukan.
01:27Kapan lulus, dek?
01:39Oh, kita jual juga, dek.
01:41Kapan lulus, dek?
01:52Laman.
01:53Laman.
01:54Kenapa enggak lanjut sekolah?
01:56Tidak ada biaya.
01:58Jadi selaman, selaman enggak sekolah ini apa dikerja?
02:03Di rumah, di rumah, di rumah.
02:05Ikut bapak atau apa?
02:07Bantu-bantu orang, ya.
02:08Bantu-bantu orang.
02:09Bantu-bantu bagaimana itu?
02:11Dorong gerobak.
02:12Dorong gerobak.
02:13Oh, dorong gerobak.
02:15Itu berapa biasa Anda dapat?
02:16Anda dapat uang, dek?
02:1820.
02:1921 hari?
02:21Sama siapa kebiasaan, ya, anu begitu?
02:23Sendiri.
02:23Sendiri.
02:24Apa itu yang didorong isinya gerobak biasa?
02:26Banyak.
02:28Oh, keliling-keliling.
02:33Bantuan dari kaum berada jadi berkah tersendiri bagi keluarga ini.
02:37Meski tak banyak dan tak tiap hari ada,
02:40bantuan sembako hingga uang tunai jadi penyambung hidup baru.
02:46Setelah kami turun ke lapangan,
02:48ternyata kondisinya bukan hanya fenomena yang kami terima,
02:53tetapi kenyataannya bahwa masyarakat ini benar-benar membutuhkan.
02:58Nah, di samping Lansia dan Kaunduafa,
03:03ada juga dari satu titik yang kami kunjungi itu anaknya putus sekolah.
03:09Nah, harapannya nanti dari pihak pemerintah,
03:12dinas terkait bisa membantu supaya
03:15anak yang putus sekolah ini bisa kembali menerima pendidikan.
03:21dan sebagaimana apa yang diharapkan dari bansa.
03:25Bantuan berkelanjutan rencananya akan diupayakan untuk keluarga Muhammad.
03:29Melalui ibu, keluarga ini didorong mendapatkan bedah rumah,
03:33bantuan sembako,
03:34serta mengurus ranggah agar bisa kembali sekolah.