KARAWANG, KOMPAS.TV - Satu keluarga yang terdiri dari 8 orang di Desa Sukamakmur, Karawang, Jawa Barat, memilih bertahan di rumah mereka meskipun masih terendam banjir.
Keluarga ini memutuskan untuk tidak mengungsi dan tetap menerjang banjir demi membeli kebutuhan makan, yang kemudian mereka tempatkan di atas sebuah rakit.
Ramin, salah satu warga korban banjir di Desa Sukamakmur, Kecamatan Teluk Jambe Timur, Karawang, Jawa Barat, menghadapi kondisi sulit setelah luapan Sungai Citarum dan Cibeet merendam desanya selama 4 hari, dengan ketinggian air mencapai 2 meter.
Saat ditemui, Ramin baru saja membeli makanan dan air minum untuk keluarganya. Semua belanjaan ditempatkan di atas rakit yang ia buat sejak banjir melanda.
Keluarga Ramin terdiri dari 8 orang, yakni dirinya, istri, tiga anak, dan cucu.
Sejak air mulai menggenangi desa, mereka memilih tetap di rumah dengan membangun dak di atap.
Pada hari kedua, Ramin sempat khawatir karena air hampir mencapai dak tempat mereka bertahan, namun akhirnya air mulai surut, memberikan sedikit kelegaan.
Ramin menolak untuk mengungsi meskipun rumahnya terendam. Pengalaman berpindah-pindah tempat pengungsian selama banjir sebelumnya menjadi hal yang tidak menyenangkan baginya.
Oleh karena itu, ia lebih memilih membangun dak di atap rumah sebagai solusi bertahan saat banjir datang.
Sudah empat hari, ratusan rumah di Desa Sukamakmur, Kecamatan Teluk Jambe Timur, serta Desa Karang Ligar, Kecamatan Teluk Jambe Timur, Karawang, Jawa Barat, masih terendam banjir dengan ketinggian air bervariasi, mulai dari 20 sentimeter hingga satu meter.
Banjir yang belum surut ini disebabkan oleh permukaan air Sungai Citarum yang masih tinggi dan belum mencapai level aman. Hingga Jumat (7/3/2025) pagi, ratusan rumah di Karawang masih terendam banjir.
Meskipun air mulai surut perlahan, ketinggiannya masih berkisar lebih dari satu meter, sehingga banyak warga terdampak yang memilih bertahan di pengungsian.
#banjir
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/regional/578739/kisah-ramin-dan-keluarganya-yang-bertahan-di-rumah-meski-terendam-banjir-bencana-banjir
Keluarga ini memutuskan untuk tidak mengungsi dan tetap menerjang banjir demi membeli kebutuhan makan, yang kemudian mereka tempatkan di atas sebuah rakit.
Ramin, salah satu warga korban banjir di Desa Sukamakmur, Kecamatan Teluk Jambe Timur, Karawang, Jawa Barat, menghadapi kondisi sulit setelah luapan Sungai Citarum dan Cibeet merendam desanya selama 4 hari, dengan ketinggian air mencapai 2 meter.
Saat ditemui, Ramin baru saja membeli makanan dan air minum untuk keluarganya. Semua belanjaan ditempatkan di atas rakit yang ia buat sejak banjir melanda.
Keluarga Ramin terdiri dari 8 orang, yakni dirinya, istri, tiga anak, dan cucu.
Sejak air mulai menggenangi desa, mereka memilih tetap di rumah dengan membangun dak di atap.
Pada hari kedua, Ramin sempat khawatir karena air hampir mencapai dak tempat mereka bertahan, namun akhirnya air mulai surut, memberikan sedikit kelegaan.
Ramin menolak untuk mengungsi meskipun rumahnya terendam. Pengalaman berpindah-pindah tempat pengungsian selama banjir sebelumnya menjadi hal yang tidak menyenangkan baginya.
Oleh karena itu, ia lebih memilih membangun dak di atap rumah sebagai solusi bertahan saat banjir datang.
Sudah empat hari, ratusan rumah di Desa Sukamakmur, Kecamatan Teluk Jambe Timur, serta Desa Karang Ligar, Kecamatan Teluk Jambe Timur, Karawang, Jawa Barat, masih terendam banjir dengan ketinggian air bervariasi, mulai dari 20 sentimeter hingga satu meter.
Banjir yang belum surut ini disebabkan oleh permukaan air Sungai Citarum yang masih tinggi dan belum mencapai level aman. Hingga Jumat (7/3/2025) pagi, ratusan rumah di Karawang masih terendam banjir.
Meskipun air mulai surut perlahan, ketinggiannya masih berkisar lebih dari satu meter, sehingga banyak warga terdampak yang memilih bertahan di pengungsian.
#banjir
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/regional/578739/kisah-ramin-dan-keluarganya-yang-bertahan-di-rumah-meski-terendam-banjir-bencana-banjir
Kategori
🗞
Berita