PT Hero Global Investment Tbk resmi melantai di Bursa Efek Indonesia. Emiten berkode saham HGII ini menerbitkan saham baru sebanyak 1,3 miliar saham atau setara 20% dari total modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. Adapun harga saham yang ditawarkan ke publik sebesar Rp200 per saham. Dengan demikian, HGII meraih dana segar sebesar Rp260 miliar.
Emiten yang bergerak di bidang usaha utama menjalankan aktivitas perusahaan holding di bidang energi baru terbarukan ini, akan menggunakan dana hasil IPO sekitar 66,82% untuk setoran modal kepada perusahaan anak yaitu PT Siantar Sitanduk Energi. Nantinya dana digunakan untuk pengembangan usaha Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan kapasitas 25 MW di wilayah Sumatra Utara.
Kemudian, sekitar 31,45% akan digunakan untuk setoran modal kepada perusahaan anak PT Multiprima Hidro Energi. Dana tersebut sebagai belanja modal untuk pengembangan usaha Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) berkapasitas 10 MW di wilayah Sumatra Utara.
Sementara sisanya sekitar 1,73% akan digunakan sebagai modal kerja perseroan dalam rangka mendukung kegiatan usaha utama grup perseroan, untuk pembayaran biaya operasional perseroan. Dana tersebut termasuk dan tidak terbatas untuk mendukung kegiatan eksplorasi sampai dengan biaya studi awal (pre-feasibility study) terkait dengan penentuan investasi dalam proyek energi baru terbarukan tenaga air maupun EBT lainnya, seperti biomassa, biogas maupun surya.
Emiten yang bergerak di bidang usaha utama menjalankan aktivitas perusahaan holding di bidang energi baru terbarukan ini, akan menggunakan dana hasil IPO sekitar 66,82% untuk setoran modal kepada perusahaan anak yaitu PT Siantar Sitanduk Energi. Nantinya dana digunakan untuk pengembangan usaha Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan kapasitas 25 MW di wilayah Sumatra Utara.
Kemudian, sekitar 31,45% akan digunakan untuk setoran modal kepada perusahaan anak PT Multiprima Hidro Energi. Dana tersebut sebagai belanja modal untuk pengembangan usaha Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) berkapasitas 10 MW di wilayah Sumatra Utara.
Sementara sisanya sekitar 1,73% akan digunakan sebagai modal kerja perseroan dalam rangka mendukung kegiatan usaha utama grup perseroan, untuk pembayaran biaya operasional perseroan. Dana tersebut termasuk dan tidak terbatas untuk mendukung kegiatan eksplorasi sampai dengan biaya studi awal (pre-feasibility study) terkait dengan penentuan investasi dalam proyek energi baru terbarukan tenaga air maupun EBT lainnya, seperti biomassa, biogas maupun surya.
Category
📺
TV