Skip to playerSkip to main contentSkip to footer
  • 10/13/2023
Layanan home care atau layanan kesehatan di rumah mengalami peningkatan yang cukup pesat belakangan ini. Home care dinilai memberikan lebih banyak kemudahan bagi pasien dengan kondisi medis tertentu untuk mendapatkan perawatan kesehatan tanpa perlu pergi ke rumah sakit. Layanan ini dinilai dapat membantu meningkatkan kesehatan masyarakat yang mempunyai keterbatasan ekonomi untuk biaya rawat inap di rumah sakit.

Kebutuhan akan tenaga perawat selalu ada, namun pada kenyataannya tidak mudah mendapatkan tenaga perawat yang sesuai dan memiliki kapasitas yang tepat. Hal ini menjadi ide awal dikembangkannya LoveCare, sebuah marketplace yang menyediakan jasa profesional kesehatan, seperti perawat, caregiver, dan babysitter.

Category

📺
TV
Transcript
00:00 *musik*
00:19 -Hai Ibu! -Hai!
00:22 -Bapak Preska!
00:23 -Sing, sing, song. Sing, sing, song.
00:27 -Lama ya nggak ketemu. -Sing, ya.
00:30 -Apa kabar? -Kabar luar biasa, selalu luar biasa dan tetap senang.
00:35 -Tampil cantik terus. -Udah lama ya nunggu saya ya?
00:37 -Ya, gitu lah. -Oke, maaf ya.
00:39 -Kan kerja dimana saja. -Tetep kerja, kerja dimana saja.
00:43 -Work from home, work from office, work from where?
00:47 -Kaya ganggu sedikit ya hari ini. -Iya.
00:49 -Kita mau ngobrol banyak. -Kerennya dimana ya?
00:53 -Ke kantor saya aja, Love Care, di atas. -Oke.
00:56 -Kalian, lihat kantor.
00:58 [Musik]
01:01 Layanan home care atau pelayanan kesehatan di rumah tengah mengalami peningkatan yang cukup besar dalam beberapa tahun terakhir.
01:09 Dimana home care dianggap mampu memberikan lebih banyak kemudahan bagi pasien dalam suatu kondisi medis tertentu
01:16 untuk mendapatkan perawatan kesehatan tanpa perlu berobat ke rumah sakit.
01:21 Selain itu, layanan ini juga dinilai dapat membantu meningkatkan kesehatan masyarakat
01:27 yang mempunyai keterbatasan ekonomi untuk biaya rawat inap di rumah sakit.
01:33 Seperti diketahui, kebutuhan akan tenaga perawat sangat diperlukan oleh masyarakat.
01:39 Namun pada kenyataannya justru tidak mudah mendapatkan tenaga perawat yang sesuai dan memiliki kapasitas yang tepat.
01:46 Hal tersebut menjadi ide awal dikembangkannya Love Care,
01:50 yang merupakan marketplace dengan menyediakan jasa profesional kesehatan seperti perawat, caregiver, dan babysitter.
01:58 Dirilikan sejak tahun 2019, Love Care telah menjadi wadah yang memberikan dampak nyata bagi para keluarga Indonesia
02:07 dengan menghubungkan dan mencocokkan penyedia jasa medis maupun non-medis
02:11 dengan menggunakan jasa berdasarkan kebutuhan, lokasi, dan preferensi secara aman, cepat, dan nyaman.
02:20 Bahkan aplikasi ini juga telah berhasil memenangkan UN Women Care Accelerator pada tahun 2021.
02:27 Lantas apa saja strategi Love Care dalam memaksimalkan layanan bisnis home care di Indonesia?
02:33 Simak perbincangannya bersama dengan founder of Love Care, Veronica Tan hanya di Women's Talk.
02:48 Halo pemirsa Women's Talk, Anda kembali bersama saya Prisa.
02:51 Kali ini kita di sebuah lokasi karena kita akan berbincang dengan salah satu wanita inspiratif
02:57 yang pasti sudah tidak asing lagi buat pemirsa Women's Talk ya.
03:01 Ini adalah sosok wanita yang tangguh kemudian saat ini merupakan founder dari sebuah startup yaitu Love Care.
03:11 Langsung saja kita akan sampai, ini dia Ibu Veronica Tan.
03:15 Apa kabar? Terima kasih banyak sudah join lagi, waktu itu kita sudah sempat ngobrol tapi via video conference doang.
03:22 Kalau ini langsung kita sambangi.
03:24 Ini adalah lokasi dari Love Care, inilah ada para pekerjanya, anak muda, anak digital.
03:33 Anak digital, Love Care itu mungkin banyak yang belum terlalu mengetahui, apa sih? Boleh dijelaskan secara singkat?
03:41 Love Care itu adalah sebuah platform digital tapi base-nya adalah kita menyediakan perawat, petugas perawat ke rumah.
03:49 Jadi kita melihat memang kebutuhan pada saat dulu nenek saya dimensia.
03:55 Dan kita tahu kalau orang yang dimensia itu sebenarnya bisa lebih dikurangin kalau ada komponensi,
04:04 kalau mereka banyak beraktifitas dan juga kedua karena kita lihat pada stage akhir seseorang menhadapi kenyataan hidup,
04:14 pada saat dia difonis dia sakit yang mematikan, tetap orang itu mempunyai pilihan.
04:20 Apakah mereka itu mau meninggal dengan peacefully di rumah, dirawat dan punya kualitas hidup dengan keluarga
04:28 atau mereka mau tergeletak di ICU dan meninggal seperti itu saja.
04:34 Jadi berdasarkan pengalaman seperti itu, saya membentuk dan di zaman era digital itu kita membuat One Stop Solution,
04:42 satu aplikasi yang memberikan solusi kemudahan bagaimana kita menggabungkan para petugas kesehatan yang sudah tersortir,
04:52 yang sudah punya skill melayani ke rumah kepada orang-orang yang terkasih di rumah.
04:58 Oke ini semacam kayak ada panggilan juga untuk melayani.
05:03 Ya dari panggilan sebenarnya, jadi pengalaman dan panggilan dan kenyataan hidup.
05:07 Oke, luar biasa ini berawal dari pengalaman keluarga sendiri dalam hal ini adalah nenek.
05:15 Apa sih yang Ibu Vero tangkap waktu mengalami masa itu ketika dengan nenek itu?
05:24 Bahwa oh kayaknya yang dibutuhkan tuh seperti ini dan akhirnya terpanggil untuk terjadilah.
05:29 Sampai hari ini sebenarnya nenek saya masih hidup.
05:32 Jadi mulai kita tahu dan waktu itu 15 tahun yang lalu, saya gak gitu tahu kalau dimensia itu ya seperti itu.
05:41 Jadi ternyata setelah di, karena pengalaman terus belajar itu baru tahu ternyata dimensia itu bisa ada yang parah, bisa ada yang gak.
05:48 Untung nenek saya gak.
05:49 Tapi satu hari pengalaman yang paling berharga adalah ketika si nenek saya itu,
05:54 kalau orang dimensia itu mereka cuma mengenal apa yang terakhir mereka ingat.
05:59 Jadi mereka mengenal di rumah itu, mereka mengenal tinggal di Jakarta, sekarang nenek saya di Medan.
06:04 Kalau dia di Jakarta, dimanapun sekarang kita tanya, beliau akan ngomong cuma di Jakarta.
06:08 Jadi satu hari karena diajak saudara saya ke rumah orang lain, terus kebetulan ditinggal sebentar, hilang.
06:15 Oke.
06:16 Nah, hilang itu bener-bener hilang.
06:18 Kalau orang dimensia itu, orang tua dimensia itu kepintaran mereka masih ada.
06:23 Mereka cuma lupa mereka itu di mana.
06:25 Tapi mereka masih kenal keluarga, cuman pada saat mereka ada di lingkungan yang kayak asing itu bukan tempat saya ya.
06:32 Nah itu mereka akan mencari, berusaha mencari dengan kepintarannya mereka.
06:37 Mereka mencari pulang.
06:39 Jadi nenek saya keluar naik bajaj, masih ada uang, keliling sama abang bajajnya.
06:46 Mencari tahu abang bajajnya tuh siapa?
06:48 Akhirnya kan keliling-keliling nggak tahu kemana, akhirnya sama abang bajajnya ditinggal di mall.
06:53 Karena juga bingung kan abang bajajnya.
06:56 Nah akhirnya kita, karena untung masih sekeliling kompleks rumah, ya untung lah ya, bersyukur ya.
07:02 Akhirnya dicari-cari semua sambil nanya satpam, ketemu.
07:05 Oke, itulah yang mendasari akhirnya Lovecare terbentuk di tahun 2019.
07:11 Butuh waktu berapa lama tuh Ibu Fero untuk akhirnya direalisasikan ide itu?
07:16 Jadi sebenarnya kalau dari pengalaman hidup ada, tapi sebenarnya karena dulu saya juga yayasan ketua yayasan kanker.
07:23 Jadi berdasarkan itu, karena timnya saya itu juga memang yang membantu saya, ada dokter paliatif.
07:30 Kita juga bener-bener dulu mencoba menjalankan kanker paliatif stage akhir itu bagaimana mereka punya quality life.
07:37 Jadi dari situ terus ada satu timnya yang memang sangat tahu tentang coding.
07:43 Nah disitulah sebenarnya kita start.
07:45 Kenapa kita nggak start seorang perawat itu selain mereka bisa, ya dalam pemerintahan kan BPJS itu yang paling berat itu adalah pada stage akhir.
07:54 Mereka harus membiayain ICU.
07:56 Nah kalau bisa pasien-pasien yang sudah terminal mereka tidak harus mengisi ICU,
08:01 harusnya orang-orang yang masih bisa disembuhkan itu mereka bisa masuk.
08:05 Nah yang stage akhir harusnya kita home care ke rumah.
08:08 Nah itulah yang mendasari 2019 kita mencoba 6 bulan bikin platform.
08:13 Nah platform jadi kita uji coba, nah kita launching di 2019 waktu itu sebelum pandemik pas kita melaunching perawat merawat ke rumah.
08:23 Perawat merawat ke rumah, boom 2020 pandemi awal 2020-an gitu ya.
08:29 Lagi baru-baru launching nih Ibu Vero terus gimana akhirnya kan harus tertahan.
08:35 Launchingnya saya masih ingat bulan 2 kita launching, tiba-tiba bulan 3 itu udah, padahal bulan Desember kan udah denger kan,
08:43 tapi kan kita masih pikir kayak SARS, flu burung.
08:45 Tukang masih di luar negeri, masih di China gitu ya.
08:47 Tapi gak ya langsung karena ini digital makanya ini sangat gampang untuk dirobak bagaimana untuk fungsinya akhirnya kita malah isomen ke rumah.
08:56 Jadi pasien-pasien yang kena covid itu kan kadang mereka tuh butuh dokter yang untuk kontrol,
09:03 terus perlu ada perawat datang ke rumah yang mungkin perlu injek infus atau apa, atau obat apa,
09:09 terus komunikasi dengan dokter, nah kita isomen ke rumah.
09:12 Jadi kita melayani home visit ke rumah per kasus.
09:16 Oke, tapi itu kan berarti Love Care itu sudah ada terapis-terapisnya waktu launching gitu ya?
09:22 Ya, jadi kita memang waktu itu perawatnya itu, karena perawat, karena bukan caregiver waktu itu,
09:27 perawat itu kan memang mereka akademisinya memang udah S1 dan D3, jadi mereka tau lah bagaimana mensuntik,
09:34 mereka boleh, jadi punya kapasitas boleh menyuntik melakukan tindakan-tindakan yang sesuai dengan kapasitasnya seorang perawat.
09:42 Nah, karena itu jadi bisa dilakukan seperti merawat di rumah, karena rumah sakit semua kan full ya waktu itu,
09:50 full banget bagaimana kita menolong dengan obat-obat yang disediakan pemerintah,
09:54 nah itu kita visit langsung ke rumah, nah waktu itu memang pahlawan-pahlawan suster perawat itu yang hebat sekali,
10:01 mereka pakai semua dengan inam dan mereka berani datang ke rumah untuk merawat.
10:07 Oh, intinya itu ya, saya tadi mau tanya tuh, ketika pandemi COVID-19 kan baru mulai,
10:12 kan ini kita bener-bener masih merabah-merabah ya, ini tuh apa sih, kemudian ini kan hal yang baru,
10:17 kemudian kita di bawah dari pemerintah nggak boleh keluar rumah dan lain sebagainya,
10:22 yang banyak hal yang harus kita hindari, tapi keberanian itu tetap ada ya di perawat dari Love Care?
10:26 Ya, dan tes COVID, tes PCR, semua kita lakukan saat itu.
10:28 Apa yang ada di benak Ibu Vero waktu itu?
10:31 Waduh, tiba-tiba baru awal banget tuh udah ada guncangan seperti ini, meskipun ya itu tadi,
10:36 strategi lain, tapi kan sempat kepira-pira berlangsungannya gimana,
10:39 satu tahun ternyata masih lanjut, malah makin parah.
10:42 Tapi buat kita ini kan bukan malah istilahnya kita bilang ya,
10:46 sebuah malah petaka seluruh manusia, seluruh umat manusia.
10:51 Jadi buat saya ya, itu bukan satu hal yang kayak, aduh gimana ya,
10:55 akhirnya bisnis saya tuh memikirkan diri sendiri, tapi itu malah menjadi sebuah kesempatan,
11:00 wah ini kesempatan yang baik, karena saya memilih bisnis yang benar.
11:04 Bisnis kemanusiaan, bisnis yang ya istilahnya kita akhirnya berkecimpung
11:10 malah untuk membantu orang-orang.
11:13 Ini semakin menarik gitu ya, tapi harus kita tahan terlebih dahulu Ibu Vero,
11:17 nanti kita bahas lagi inspirasi-inspirasi lainnya nih,
11:20 usai jodoh pariwara, tetap bersama kami dalam Women's Talk.
11:24 [MUSIK]
11:34 Terima kasih Pemirsa Women's Talk Anda kembali bersama kami,
11:38 dan saya masih berbincang bersama dengan founder dari Love Care,
11:42 ada Ibu Vero Nikatan.
11:44 Ibu Vero, setelah langsung ketemu pandemi, kemudian putar otak,
11:48 gimana caranya agar Love Care ini tetap jalan,
11:50 karena benar-benar baru launching, pasti sudah banyak energi ke sana,
11:53 ternyata ada pandemi.
11:55 Nah, perkembangannya setelah melewati itu semua sampai dengan saat ini,
12:00 gimana ada perbedaan yang sangat signifikan nggak?
12:03 Setelah dengan pengalaman 2 tahun itu,
12:06 kita dengan pengalaman perawat rumah,
12:09 kita baru sadar bahwa yang namanya perawat S1, D3 itu bayarnya mahal.
12:16 Jadi itu sudah sekelas yang kita kurasi,
12:19 memang sudah sekelas, memang sudah ICU punya perawat waktu itu.
12:22 Dan banyak kan pasien-pasien yang akhirnya,
12:25 makanya sebenarnya dalam negara itu harus ada insuransi seperti itu,
12:30 karena tidak akan mampu membayar biaya.
12:33 Apalagi perawat kalau sudah perawat, sekelas perawat,
12:36 ya memang gajinya lebih tinggi.
12:37 Jadi kurang lebih kita pinginnya itu perawat juga menjadi sebuah profesional,
12:41 mereka tuh senang karena dengan skill-nya mereka,
12:44 mereka dibayar dengan baik.
12:46 Tapi balik lagi, customer sanggup nggak?
12:48 Nah dari situ, memang kita baru tahu kalau di dunia-dunia seperti Jepang, Singapura,
12:54 mereka tuh ada standar caregiver,
12:57 sedangkan di sini itu kita masih nggak ngerti yang namanya caregiver itu apa.
13:02 Adanya itu adalah asisten rumah tangga yang pernah jaga orang tua misalnya,
13:07 atau asisten rumah tangga yang pernah jaga bayi.
13:10 Nah waktu itu kan bilangnya, babysitter kan lumayan lama ya,
13:13 akhirnya menyandang orang-orang mengerti babysitter.
13:16 Sama halnya kayak caregiver.
13:17 Orang tuh harus tahu bahwa itu nggak sama kerjaannya sama caregiver sama asisten rumah tangga.
13:23 Dia nggak bisa kerjain the whole house, while dia juga harus menjaga orang tua misalnya.
13:29 Nah di situlah akhirnya, tapi kita tahu dengan training-training tertentu,
13:35 komponensi, kasih obat 3x1 dengan 1x3 jangan salah, mandiin,
13:39 itu adalah sebuah skill yang tidak perlu D3.
13:43 Nah dari ide-ide itu, inilah supaya bagaimana kita bisa mematch kebutuhan customer,
13:51 juga caregiver kalau memang punya hati, memang sekolah dari keperawatan,
13:56 banyak sekali standar sekolah-sekolah keperawatan yang akhirnya nggak masuk rumah sakit,
14:01 tapi karena mungkin standar gajinya belum, istilahnya dalam pemerintah belum men-support ya.
14:06 Akhirnya mereka keluar banyakkan jadi yang jaga Indomart lah misalnya,
14:10 yang jaga supermarket, padahal awalnya visi-misinya mereka tuh mau jadi perawat gitu.
14:15 Tapi end of, dia orang sekolah karena nggak ketemu, nggak ada link, nggak ada apa-apa,
14:19 akhirnya kerjanya ini.
14:20 Malah ini membuka lapangan kerjaan bagi para perawat-perawat ini.
14:23 Nah inilah yang kita mau capai, karena dengan caregiver, customer juga bayarnya,
14:28 ya mungkin sekitaran harga 4,5 juta ya lebih mahal lah dari asisten.
14:32 Karena kita maunya tuh mereka tuh jadi profesional.
14:36 Sekarang kita lihat gapnya itu ya, customer maunya kalau lagi telepon yayasan,
14:40 maunya yang A, B, C, maunya semua gitu loh.
14:43 Tapi mereka nggak mau bayar mahal.
14:45 Tapi bener juga, pada saat mereka telepon, mereka juga belum tentu dapat yang bagus masalahnya.
14:50 Akhirnya mereka juga nggak berani bayar.
14:52 Nah dengan adanya Lovecare ini, kita mau, kita menjadi satu stock solution itu
14:57 untuk bisa membarrier, oke caregiver, kamu bener-bener mau dibayar mahal,
15:02 kamu tunjukkan potensimu, kamu tunjukkan kemampuanmu.
15:05 Tunjukin bahwa kamu mau dilatih, kamu profesional dari semua hal.
15:09 Dari berpakaian, dari cara ngomong, dari ini terakhir, yang paling penting adalah tentu punya hati.
15:15 Nah dengan adanya kepercayaan ini, kita membawalah kepada ini, customer.
15:19 Customer, client, kalau memang kalian butuh, nggak usah cari kemana-mana,
15:24 tapi ya kalau memang mereka udah berpendidikan, mereka punya tatak rama yang baik,
15:29 apalagi punya skill berdasarkan level, masa nggak mau kalian bayar?
15:33 Nah itu yang gap yang pingin Lovecare lakukan, kita edukasi.
15:40 Yang paling susah adalah sustainability dan edukasi.
15:43 Itu masih terus diupayakan ya?
15:45 Itu terus diupayakan karena ya ini, chicken and egg ya.
15:48 Karena customer masih tetap pola lama, maunya sekali dapat semua gitu loh.
15:53 Padahal zaman berubah, mau A mau B mau C mau murah terakhir.
15:58 Tapi gimana mereka bisa terangkat, mereka mau jadi profesional.
16:04 Kalau mereka ini, nah mereka juga harus diedukasi.
16:08 Kalian mau dibayar mahal, kalian nggak mau dibayar murah gitu.
16:12 Ya ayo dong, berjuang dong, belajar dong.
16:17 Ibu Fero, satu hal yang juga menjadi biasanya keluhan moms di kota-kota besar adalah
16:24 memang tidak mudah mencari kayak babysitter ataupun juga asisten rumah tangga.
16:29 Nah kalau berbicara mengenai terapis, ada kendala juga nggak dalam soal SDM ini
16:36 yang memang sesuai dengan harapan dari Ibu Fero yang mungkin masih bisa dilatih,
16:41 masih punya kemauan yang tinggi untuk berkembang menjadi sosok yang profesional.
16:47 Nah untuk saat ini, memang setelah pandemi kita satu tahun ini mulai bergejolak,
16:53 bukan bergejolak, mulai in-in caregiver.
16:57 Tapi yang namanya platform digital, itu tuh sangat cepat.
17:01 Jadi justru dengan adanya digital inilah, justru kita ingin meng-collect.
17:05 Nah selama ini kita tuh masih caregiver kelayanan rumah,
17:09 kita bisa layanan 28 hari karena kita mau caregiver itu juga mereka bisa off,
17:15 bisa recall, me time atau apa. Jadi makanya pelayanan kami itu 28 hari.
17:21 Tapi kita bisa 3 hari, bisa 7 hari, buat infal juga.
17:25 Kita juga bisa kalau mereka mau jam berapa, mau di daerah mana aja,
17:29 di Bali, mau di seluruh Indonesia, Sumba atau apa, layanan itu bisa.
17:33 Dan semua ter-collect di dalam marketplace ini.
17:37 Jadi sementara kita masih caregiver.
17:39 Tapi ke depan kita memang sedang mencoba terapis,
17:43 yang memang terapis-terapis yang menjaga orang tua memijat,
17:47 atau terapis-terapis wicara, terapis-terapis untuk anak autis atau apa,
17:51 ini mau kita kumpulkan. Jadi ini menjadi satu pengembangan
17:55 ya sebuah bisnis startup itu memang harus cepat dan ya,
17:59 ya namanya startup itu kalau misalnya kita udah dapet toolsnya ya,
18:03 harus berkembang dalam proyeksi yang cepat 1 tahun, 3 tahun, atau 5 tahun.
18:07 Oke, sejauh ini kalau bisnis kan bisnis adalah bisnis gitu ya,
18:11 perkembangannya udah profit atau masih mengandalkan pendanaan,
18:15 atau bagaimana kalau berbicara soal love care?
18:18 Kalau kita berbicara soal bisnis, kita cuma ngelayanin dengan skillful,
18:22 itu pasti udah profit ya. Tapi kalau kita lihat kita mesti berkembang lagi,
18:27 dan ini adalah yang love care ini orang selalu bertanya,
18:34 kok mau sih bisnis SDM, human resource? Susah loh,
18:39 karena ngurusnya bukan ngurusin perawat atau ngurusin caregiver,
18:44 kita juga berurusan sama klien.
18:47 Nanti kita bahas itu, tantangan soal itu kita juga cerita dulu ya.
18:52 Jangan kemana-mana pemirsa Women's Talk, kami segera kembali sesaat lagi.
18:57 [Musik]
19:07 Terima kasih Pemirsa, Anda kembali bersama kami,
19:09 masih berbincang bersama dengan Ibu Fero.
19:11 Ibu, tadi Anda bilang bisnis ini banyak yang menilai bahwa kok mau sih gitu,
19:17 emang kenapa?
19:19 Ya, karena urusan antara human resource SDM itu kan bukan benar atau salah,
19:26 kadang-kadang cocok atau tidak.
19:28 Ya, benar-benar. Jadi jual barang kita cocok apa enggak gitu?
19:32 Nggak mau ini barang cocok kelihatan, udah langsung kelihatan packagingnya,
19:36 ini kelihatan packaging pun belum tentu cocok.
19:38 Benar.
19:40 Tapi kenapa mau? Yaitu konsistensi, passion, kelebihannya emang di situ, yaudah.
19:47 Apa sih kita mau tahu dong semacam sosok yang menginspirasi Ibu Fero,
19:56 pasti ada dong yang diidolakan, kemudian juga ada mungkin quote suksesnya gitu,
20:01 kunci suksesnya yang mungkin selalu dijadikan pegangan gitu, pedoman.
20:06 Pedoman hidup ya?
20:08 Pedoman hidup, benar.
20:10 Mungkin keluarga ya, mama dan papa ya.
20:17 Papa saya adalah seorang sosok yang sangat baik hati.
20:21 Sejauh mana itu menjadi inspirasi buat Ibu Fero?
20:26 Dari kecil saya kalau kelihatan orang kasihan, lihat saya, ya mama,
20:32 mama tipe yang lebih keras, jadi yang disiplin, sekolah, nilai nggak boleh jelek, segala-galanya.
20:37 Tapi kalau papa itu kalau lihat kita dimarahin, zaman dulu kecil kan pasti biasa ya,
20:43 di rotan lah, itu biasa, anak sekarang sih nggak bisa.
20:47 Anak sekarang mesti 101, kita bicara lebih banyak aja, anak lebih banyak bicara sama kita.
20:54 Tapi papa saya itu memang hatinya baik, jadi passion itu come, mungkin aku dapetin passionnya papa ya.
21:02 Terus ya memang lingkungan mempengaruhi, buat saya, saya pelayanan di kerja 20 tahun.
21:09 Oke, dan masih berlanjut tentunya ya?
21:11 Ya, jadi nggak, sebelum ke pemerintah, akhirnya pelayanan pemerintah kan.
21:16 Oke.
21:17 Jadi ya memang lingkungannya itu membawa saya ke situ gitu.
21:21 Memang passionnya panggilannya begitu ya?
21:23 Jadi akhirnya saya pikir kita hidup ini ya, memang tentu love care ini adalah bisnis.
21:31 Kalau nggak bisnis, nggak sustain. Kita nggak bisa ngomong yayasan-yayasan benar.
21:36 Tapi yayasan pun memang harus bisa sustainability, kita nggak bisa mengharapkan.
21:40 Tentu dalam bisnis ini kita berharap adanya care tentu yang bantu lah ya, istilahnya.
21:47 Kita tentu untuk skill training atau apa, kita perlu support dari CSR yang pemerhati di dalam menaikkan kualitas pekerja gitu.
21:57 Tapi di satu sisi kita dengan bisnis ini kita berharap kita bisa memajukan.
22:02 Itu berusaha mempunyai bisnis yang bermoral.
22:07 Mempunyai bisnis yang tentu sekaligus juga membantu menaikkan harkat martabat caregiver terutama.
22:16 Ya tentu orang Indonesia ya, yang kita scale up mereka lah gitu loh.
22:20 Lebih educate mereka gitu loh.
22:22 Dan bisa membantu lebih banyak orang lagi ya?
22:24 Tapi ini sekaligus juga bisnis gitu loh.
22:25 Oke, nah sebagai seorang wanita nih Ibu Vero, pasti banyak wanita-wanita di luar sana gitu ya.
22:31 Pemirsa dari Women's Talk yang sering menemui banyak sekali hambatan.
22:35 Entah itu dalam karir, kehidupan rumah tangga, atau keluarga, atau apapun lah begitu.
22:40 Ibu Vero kan juga sudah mengalami banyak musim dalam hidup, naik turun.
22:45 Empat musim ya?
22:47 Iya.
22:48 Nggak sih dua musim.
22:50 Apa sih yang bisa membuat Ibu Vero tuh oke, bangkit lagi.
22:54 Berjuang lagi bahwa ya bisa.
22:57 Dan itu memang terbukti bahwa itu bisa.
22:59 Anak saya.
23:01 Harus ada sosok ya yang...
23:03 Anak-anak saya itu adalah semangat.
23:07 Karena kadang kita menjadi seorang Ibu, kita nggak boleh nunjukkan bahwa kita lemah di depan anak.
23:14 Walaupun pada saat kita lemah, kita bisa berkomunikasi.
23:17 Karena anak-anak perlu tahu bahwa hidup itu tuh nggak semuanya mulus.
23:21 Hidup itu ada bangun, jatuh, roda itu berputar.
23:25 Nah tapi, kalau kita nggak kuat, bagaimana anak di dalam situasi kejolak itu mereka melihat seorang sosok.
23:35 Nah itu yang anak saya yang membuat saya kuat.
23:39 Saya bukan, saya selalu katakan, kita orang tua, kalau mungkin orang tua dulu itu pasti berpikir nggak pernah salah.
23:47 Orang tua selalu benar.
23:49 Tapi zaman sekarang kita beda.
23:51 Bagaimana kita menjadi teman anak-anak kita, tapi sekaligus mereka juga tahu kita itu lemah.
23:56 Kita itu juga sama, kita itu juga manusia.
23:59 Tapi kita harus tetap semangat, kita nggak pernah minta dilahirkan.
24:03 Anak saya kadang-kadang bisa ngomong seperti itu.
24:05 Tapi itu adalah pas. Kita udah lahir kok.
24:08 Kita harus tetap jalan. Jatuh, bangun, jatuh, bangun.
24:11 Semua orang pasti mengalami.
24:13 Tapi bagaimana kita mempunyai solusi.
24:15 Kita mencari tahu masalah itu dan kita mencari solusi dan tidak pernah menyerah.
24:20 Wah itu luar biasa sih.
24:22 Katanya sih, kasih yang paling mendekati, kasih Tuhan itu adalah kasih seorang ibu kepada anaknya.
24:29 Itu yang paling dekat, yang paling bisa dikompar dengan kasih Tuhan. Luar biasa.
24:33 Saya akhiri Wimelsoe kali ini.
24:35 Semoga bisa menjadi referensi dan sumber informasi untuk Anda Ibu Vero.
24:39 Terima kasih banyak.
24:41 Semoga inspirasi dari Ibu Vero bisa menular ke saya juga.
24:49 Sama-sama.
24:50 Dan wanita-wanita yang lain juga.
24:52 Terlalu banyak ngobrol.
24:54 Kurang ini waktunya.
24:55 Tukar pikiran.
24:57 Tetap berkarya terus Ibu Vero.
24:59 Sukses selalu untuk Love Care dan target-targetnya tadi.
25:01 Sampai berjumpa kembali.
25:03 Tentu.
25:04 Wimelsoe Wimelsoe, demikian Wimelsoe kali ini.
25:06 Semoga bisa menjadi referensi untuk Anda, inspirasi untuk Anda.
25:10 Saya Prissa Somodarto.
25:11 Pamit undur diri.
25:12 Sampai berjumpa kembali.
25:13 Bye-bye.
25:16 [Musik]
25:19 [Musik]
25:49 [Musik]
26:09 (Sampai jumpa di video selanjutnya)

Recommended