Category
🗞
NewsTranscript
00:00 [MUSIK]
00:21 Halo, bahasa daerah semua.
00:22 Bersama saya, Insani Syabarwati.
00:25 Kita kembali ke Ngobrol bareng Tera Smaluku.com.
00:28 Pagi ini saya mendapatkan seorang calon legislatif dari PKB
00:35 yang berniat menuju parlement.
00:38 Dia seorang millennials.
00:39 Siapa lagi kalau bukan Firdayani Somena.
00:42 Halo, Firda.
00:44 Halo, Caca Inna.
00:46 Terima kasih sudah hadir di Tera Smaluku pada pagi hari ini.
00:51 Banyak sekali kita tahu bahwa perempuan-perempuan millennials
00:58 itu kemudian sekarang lagi berusaha untuk bisa terjun di dunia politik.
01:01 Mereka juga ternyata punya konsen terhadap politik.
01:05 Saya sebenarnya pengen tahu,
01:08 Firda sendiri sebenarnya latar belakangnya apa?
01:11 Dan kemudian kenapa mau terjun ke dunia politik?
01:15 Sebelumnya saya ucapkan terima kasih atas atensinya kepada Caca Inna
01:22 dan juga rekan-rekan kerja Tera Smaluku yang hari ini
01:26 konsen membicarakan isu-isu sentral yang terjadi di sekeliling kita.
01:32 Terutama dalam menghadapi momentum 2024.
01:36 Caca Inna dengan begitu semangat, spirit yang menggebu,
01:42 menghidupkan apatis kaum millennials untuk bangkit dan melakukan perubahan.
01:49 Mungkin saya bisa menceritakan sedikit terkait dengan latar belakang saya
01:55 sampai saya harus terjun ke politik.
01:58 Saya latar belakang dari seorang aktivis.
02:02 Dulu waktu masih kuliah, 2008,
02:08 saya masuk perburuan tinggi dan tepat pada Fakultas Perikanan Universitas Patimula.
02:15 Dalam proses perkuliahan, saya diperkenalkan dengan Kumpulan Mahasiswa Islam.
02:21 HMI, Komisariat Perikanan.
02:26 Dalam prosesnya, sempat juga berada pada satu fungsionaris di Komisariat.
02:33 Masuk di cabang, diberikan kepercayaan menjadi Ketua Umum Kekuatihan Cabang Ambon.
02:41 Priori 2014 sampai dengan 2016.
02:45 Selesai dari masa jabatan Ketua Kekuatihan,
02:49 dan saya juga selesai pada saat itu S1 tahun 2012.
02:55 Saya berproses dengan HMI,
02:59 semasa itu juga sering mengadvokasi masalah-masalah keperempuan dan anak.
03:05 Juga bergabung bersama cabai di Lapan.
03:10 Lalu itu menjadi salah satu motivasi saya untuk bagaimana caranya harus bangkit ke depannya.
03:18 Saya melanjutkan studi S2 pada pasca serjana unpati,
03:25 program studi manajemen sumber daya pesisir dan pulau-pulau kecil.
03:32 Menarik.
03:34 Sampai itu juga di lembaga organisasi juga,
03:40 Kepemudaan KNPI,
03:43 sebagai salah satu wakil pemuda atau pengurus pada 2017 sampai 2022 kemarin.
03:53 Saya juga jadi pejabat PJ Ketua Umum Paguyuban Negeri 5.
04:00 Negeri asal.
04:02 Negeri asal. Jadi ini juga menyangkut dengan kepentingan negeri asal saya.
04:08 Kenapa terjun ke politik?
04:11 Saya sampai terjun ke politik bersama-sama teman-teman yang lain di S3.
04:18 Saya punya motivasi tersendiri, waktu masih jadi Ketua Umum Kuhati,
04:25 flashback ke belakang, itu kita pernah mengadvokasi masalah-masalah keperempuanan.
04:32 Di 2013 menjelang 2014, kami diperhadapkan dengan bencana yang begitu dasyat.
04:42 Bencana di?
04:43 Di negeri 5.
04:45 Woyela itu ya? Oke.
04:47 Saya pernah meliput itu.
04:49 Betul.
04:51 Itu 442 rumah itu hancur.
04:57 Iya betul.
04:59 Jadi dari masalah itu, kami dengan beberapa senioritas,
05:07 kami betul-betul pull up yang menjadi masalah masyarakat pada saat itu.
05:14 Kami advokasi dan mencari jalan solusinya seperti apa sih?
05:19 Bersama rekan-rekan milenial, ada juga wartawan di dalamnya.
05:25 Kami punya satu strategi untuk pemerintah bisa menjawab problem yang terjadi,
05:33 masalah-masalah pembangunan, infrastruktur, pasca bencana ya?
05:37 Terutama masalah pendidikan.
05:40 Kami hadir dengan satu tema, waktu itu aksi peduli pendidikan negeri 5.
05:48 Dengan aksi kumpul koin.
05:50 Oke. Dan koin itu digunakan untuk?
05:52 Koin itu kita kumpul dengan catatan ini mengkritisi pemerintah.
06:00 Pas kita melakukan aksi, kita diterima dengan baik oleh pemerintah.
06:06 Nah, esok keistatan harinya mereka langsung terjun ke lapangan.
06:10 Lihat masalah.
06:12 Langsung dilakukan aksi ya?
06:14 Aksi di lapangan.
06:16 Dari situ bukan saja membicarakan tentang pendidikan,
06:20 malahan mereka langsung membicarakan terkait dengan pembangunan rumah warga rakyat
06:27 yang kemarin husan, terus bicara lagi recovery infrastruktur.
06:34 Alhamdulillah itu satu advokasi yang berhasil.
06:40 Karena sekarang rumah-rumah juga sudah dibangun, kembali pulih seperti semula ya.
06:46 Nah, itu motivasi bahwa menjadi aktivis itu ternyata bisa melakukan banyak hal ya,
06:53 karena menyuarakan kepentingan masyarakat.
06:57 Nah, motivasi lainnya apa yang membuat Firda mau terjun ke dunia politik?
07:03 Motivasi lainnya saya mungkin sentul sedikit terkait dengan background ilmu saya.
07:11 Oh, iya-iya. Itu menarik tadi tuh.
07:13 Iya, menarik. Sangat menarik.
07:15 Karena Maluku dan khususnya Pulau Ambon sendiri itu adalah kepulauan.
07:20 Dan masyarakat yang ada di sini adalah masyarakat pesisir.
07:23 Betul, betul.
07:25 Karena saya perempuan juga, kondisi keperempuanan yang ada di wilayah pesisir itu sangat memprihati.
07:32 Oh, begitu. Seperti apa misalnya?
07:34 Faktor ekonomi.
07:36 Ekonomi. Oke.
07:37 Kalau saya bicara pesisir kombainya dengan perikanan,
07:41 otomatis lebih banyak bicara tentang prokonomian nilaian.
07:46 Ini ibu-ibu yang memang kesehariannya itu sebagai pelaku usaha nilaian.
07:53 Kita sebutnya apa ya? Papa Leli itu ya?
07:55 Papa Leli biasanya kalau di kampung-kampung sebutnya Jibu-Jibu.
07:58 Jibu-Jibu. Betul, betul. Jibu-Jibu ya.
08:01 Itu juga mereka perlu adanya satu pemberdayaan yang lebih intens, yang lebih khusus.
08:09 Lalu dijadikan sebagai pail hukum.
08:13 Kebijakan-kebijakan itu biar menyentuh kepada mereka.
08:17 Oke, oke.
08:19 Jadi itu yang mendasari kenapa kemudian ingin menyuarakan kepentingan para Jibu-Jibu,
08:24 perempuan-perempuan pesisir yang memang secara ekonomi harus diberdayakan.
08:29 Nah, ketika memulai untuk terjun berpartai politik ya,
08:35 masuk ke Parpol itu kan menjadi alat kendaraan menuju parlemen kan.
08:40 Nah, ada apa yang terbersih atau bagaimana bisa Firda, seorang Firda melakukan upaya itu,
08:50 mewujudkan apa yang menjadi concern dari Firda?
08:55 Memperjuangkan hak perempuan pesisir, Jibu-Jibu terutama.
08:59 Itu apa yang menjadi, bagaimana caranya untuk bisa mewujudkan itu?
09:05 Iya. Mungkin kalau bicara sampai tingkat eksekusi,
09:11 kita masih ada dalam satu gambaran,
09:16 yang dikontributor pemikir, pengarah.
09:19 Nah, yang bisa Firda lakukan sekarang itu hanya menjadi penyambung.
09:27 Penyambung dalam artian memanfaatkan komunikasi politik di partai politik
09:34 yang sekarang Firda benang untuk kepentingan masyarakat.
09:38 Ada program-program tertentu yang memang pro akan masyarakat.
09:43 Tapi kalau di 2024 nanti, saya akan mengupayakan hal itu.
09:49 Dalam artian bukan saja sebagai seorang pemikir atau pengarah,
09:54 tapi kita harus benar-benar eksekusi dan menjadi aktor di dalamnya.
09:59 Mendesak pemerintah untuk mewujudkan gitu ya.
10:02 Nah, Firda seberapa besar kans meyakinkan diri bahwa memang saya bisa nih
10:09 untuk mewujudkan itu nanti dan insya Allah kalau terpilih benar-benar bisa dilakukan.
10:15 Saya tertarik karena kan memang background ilmunya tentang masyarakat pesisir gitu kan
10:20 dan itu menjadi salah satu modal sebenarnya.
10:23 Karena pasti Firda juga melakukan riset-riset terkait itu kan,
10:27 punya data yang cukup basic gitu untuk diwujudkan ke depannya harus gimana.
10:31 Itu gimana?
10:33 Yang pertama kalau bicara kans nya itu, saya lebih fokus untuk political will.
10:42 Oh political will, oke.
10:44 Kemauannya dulu.
10:46 Jadi kalau ada kemauan berarti sustainable life, itu keberlanjutan menuju ke kesejahteraan.
10:55 Iya, betul.
10:56 Itu yang menjadi konsen.
10:59 Jadi kalau memang sampai harus betul-betul memperjuangkan kepentingan masyarakat,
11:06 berarti harus ada kebijakan-kebijakan yang memang punya legitimasi untuk bisa diperjuangkan.
11:13 Betul.
11:14 Mungkin ada yang lain, tapi yang pastinya saya akan mengupayakan hal itu untuk kepentingan bersama.
11:24 Karena kalau bicara politik, menurut Firda sendiri,
11:28 itu usaha untuk mendapatkan kehidupan yang baik,
11:33 melalui kebijakan-kebijakan yang langsung bersentuhan kepada masyarakat.
11:39 Menjadi anggota legislatif kan berarti harus punya kemampuan negosiasi yang luar biasa,
11:44 untuk bisa mewujudkan apa yang diinginkan oleh masyarakat.
11:47 Nah bagaimana sih membangun kepercayaan diri bahwa saya bisa menegosiasikan itu?
11:55 Kalau hadir untuk menegosiasi, otomatis punya data real.
12:00 Oke, bagus.
12:01 Kita tidak bisa menyampaikan secara lisan tanpa punya satu bukti yang memang harus menjanjikan.
12:11 Kalau kita punya data real, lalu kita kombinkan untuk mendapatkan tujuan bersama,
12:18 berpartian menegosiasi kepentingan-kepentingan bersama,
12:23 maka itu akan terpenuhi kalau kita punya data.
12:26 Bisa dengan mudah disetujui begitu ya, karena jelas ya akurasi datanya.
12:31 Nah Firda, prosesnya kan masih panjang nih, tapi tinggal berapa bulan nih?
12:36 Tiga bulanan kali ya?
12:37 Lima bulan.
12:38 Lima bulan.
12:39 Ini waktu yang pendek untuk meyakinkan masyarakat,
12:42 "Ayo dong, saya bisa nih mewakili kalian di parlemen untuk mewujudkan apa yang menjadi harapan kalian."
12:50 Tanpa harus mengobrol janji.
12:53 Ini waktu yang pendek.
12:55 Apa yang Firda lakukan?
12:56 Saya Firda mungkin sedikit cerita karena 2019 kemarin itu juga nyalek.
13:04 Oh sempat nyalek juga.
13:05 Sempat nyalek di 2019 kemarin.
13:09 Jadi sudah punya pengalaman lah ya.
13:12 Ya dikit-dikit lah.
13:14 Nyalek dan sebagai pemenang kedua.
13:19 Pemenang kedua di partai yang kemarin.
13:26 Partai yang sebelumnya ya?
13:27 Partai yang sebelumnya.
13:29 Itu juga untuk persoalan konsolidasi mungkin lebih ke lapangan.
13:37 Menghidupkan kembali apa yang memang sempat belum terjawab, terrealisasi kemarin.
13:44 Dengan mencoba untuk menjelaskan bahwa itulah kepentingan.
13:49 Tapi kepentingan untuk ke depannya lebih baik, maka kita harus mencoba.
13:55 Karena kita punya motivasi tersendiri, mencobalah.
14:02 Daripada tidak sama sekali.
14:04 Karena kan gak tau hasilnya kayak gimana.
14:06 Mencobalah, misalnya kamu masih mencoba.
14:09 Betul, masih bisa mencoba.
14:11 Masih bisa mencoba.
14:12 Itu yang menjadi salah satu pola ukur untuk kita punya spirit perjuangan.
14:19 Memperjuangkan dan melakukan perubahan kepada masyarakat.
14:24 Tapi sudah punya modal loh.
14:25 Kemarin ada di posisi kedua artinya selangkah lagi sebenarnya kan.
14:29 Karena suaranya terpenuhi sebenarnya kan.
14:31 Nah, Firda ini cukup lama nih jarak waktu dari 2019 kesini.
14:37 Masih bisa memegang kepercayaan masyarakat yang kemarin sudah memilih Firda?
14:42 Dengan cara apa Firda menjaga kepercayaan tersebut?
14:46 Kalau itu kepercayaan-kepercayaan karena kita di pemilih-pemilih di kota.
14:56 Itu berbeda dengan pemilih yang ada di negeri-negeri.
15:00 Apa bedanya?
15:02 Perbedaannya karena kalau di negeri itu masih mengutamakan asas keluarga.
15:09 Betul, betul.
15:10 Jadi itu yang menjadi perbedaan.
15:15 Kalau di kota kita benar-benar harus full up nih.
15:19 Artinya karena kondisi politik hari ini kita tidak bisa menampilkan.
15:24 Bahwa yang punya finansial dan lain-lain.
15:29 Tapi kalau kondisinya kita ada di background pemilih yang punya dasar
15:38 kekeluargaan yang besar.
15:40 Maka dengan sendirinya kita punya kepercayaan itu masih ada.
15:45 Iya benar, benar.
15:46 Lalu bukan hanya sampai disitu.
15:49 Karena ada beberapa hal juga yang intens kita lakukan.
15:54 Itu yang menjadi salah satu pelaku buah.
15:57 Jadi masih bisa lah yang memegang kepercayaan masyarakat di lehitu, dapilnya Firda.
16:05 Nah Firda kesini-kesini kan semakin dekat nih waktunya sebagai millenials.
16:12 Firda kan berurusan juga dengan dunia digital kan, media sosial saat ini.
16:17 Bagaimana menggunakan media sosial itu sebagai alat penyampai pesan kepada masyarakat.
16:23 Karena kan tujuan utama sekarang merangkul suara hampir 60% loh pemilih millenials itu.
16:32 Bagaimana merangkul suara mereka dengan penggunaan digital media ini?
16:37 Kalau untuk penggunaan media sebagai kampanye media sosial, itu kadang pemikiran millenials ini kan tidak satu arah.
17:00 Karena yang pastinya mereka punya pilihan-pilihan itu hanya dijadikan tempat media sosial itu untuk mempublikasikan.
17:11 Tapi di belakang itu juga berbeda dengan apa yang tampil.
17:15 Tapi bagaimana menggunakan alat ini untuk bisa menyampaikan pesan Firda?
17:21 Bagus juga maksudnya media ini kan menyampaikan pesan-pesan tersendiri bahwa kita hadir sebagai millenials.
17:30 Dan kita juga akan bersama-sama mereka untuk mengerjuankan kepentingan mereka dan melakukan perubahan.
17:39 Firda yakin bahwa melalui media sosial juga ini sangat berpengaruh penting.
17:45 Berpengaruh dalam artinya mengkampanyekan diri.
17:49 Lalu setidaknya jangan sampai di tingkat millenial, all itu mereka juga kepo.
17:58 Sekarang semua orang ya, bukan cuma millenial ya.
18:01 Nenek-nenek pun pegang handphone 24 jam, bangun tidur apa yang dicari handphone duluan.
18:08 Jadi bukan langsung menjustice bahwa hanya millenials.
18:14 Tapi penjustisan itu kita lihat dalam kondisi real di lapangan.
18:22 Media hanya mempunyai alat sebagai informasi komunikasi.
18:29 Tapi untuk lebih lanjutnya kita tetap...
18:32 Karena gini Fir, sekarang ini orang ngeluhnya urusan apapun itu ngeluhnya di Facebook, Instagram, TikTok.
18:41 Dan misalnya kalau di TikTok dia mengeluhkan ini ada jalan rusak disini, tiba-tiba viral.
18:47 Kemudian baru diperbaiki. No viral, no perbaikan.
18:53 Jadi kalau tidak viral ya tidak bakal ada attention, tidak akan ada perhatian dari pelaku pembangunan itu.
19:04 Maksudnya kalau misalnya sekarang soal viral itu menjadi penting berarti kan memang ada hal-hal yang menjadi perhatian Firda juga.
19:15 Bahwa ini orang bisa menyampaikan apa aja ke saya melalui media sosial.
19:21 Dan itu menjadi saya akan mewujudkan dengan cara ini misalnya gitu kan.
19:25 Kalau alat komunikasi, teknologi komunikasi ini bisa dikuasai oleh Firda gitu.
19:32 Bagaimana kemudian disambungkan atau dilanjutkan kepada pelaku pembangunannya gitu.
19:42 Itu gimana?
19:44 Karena ini kan urusannya lagi, urusannya gini.
19:48 Saya dapet pesan dari Milnias atau siapapun yang menggunakan media sosial.
19:53 Terus saya harus mewujudkannya nih, mendesak pemerintah untuk mewujudkan gitu kan.
19:58 Nah di satu sisi, Firda membutuhkan informasi-informasi seperti itu sebagai background untuk mendesak pemerintah
20:07 atau mengontrol atau mengawasi kerja pemerintah yang belum mewujudkan apa yang diharapkan oleh para netizen ini.
20:16 Netizen di balu gue ini.
20:18 Nah misalnya kebutuhan apa sederhana?
20:21 Misalnya di masyarakat pesisir, membutuhkan ayo dong kita mesti punya all storage disini untuk bisa simpan ikan
20:28 supaya tidak gampang rusak atau gimana gitu.
20:30 Itu kan kebutuhan-kebutuhan dasar seperti itu kan ada gitu ya.
20:34 Nah sederhana sih sebenarnya apa yang diinginkan masyarakat, tapi mewujudkannya itu butuh waktu yang lama gitu.
20:41 Karena banyak sekali urusan lain yang harus dibereskan juga gitu.
20:46 Nah sebagai seorang milmius yang mendapatkan informasi dan harus bergerak cepat, desakan-desakan itu harus dilakukan juga gitu.
20:55 Tidak tunggu sesuatu viral dulu baru, ya kan?
20:58 Atau gimana nih?
20:59 Ya memang kalau ada seperti itu, kita juga harus tangkap cepat.
21:05 Jangan tunggu sampai harus viral dulu, karena itu juga menyangkut dengan persoalan kita.
21:14 Kalau ada yang menyampaikan itu di daerah kita berarti itu adalah penunjuk kita.
21:19 Betul.
21:20 Kita harus memperjuangkan, maksudnya media sosial ini sangat bagus dan juga kalau kita melihatnya bukan dari satu sisi,
21:30 pandang sudut saja, tapi maksudnya lihat dari dua pandang sudut yang berbeda, itu akan ada tarik menarik.
21:38 Betul.
21:39 Yang tadinya itu positifnya kita tangkap dan cepat, mungkin negatifnya itu semua orang yang tahu persoalan kita.
21:49 Betul.
21:50 Jadi bagusnya itu juga di media sosial, ada juga yang tidak bagusnya seperti itu.
21:56 Ada hal-hal yang perlu kita komunikasikan.
21:59 Secara privat dan tidak secara publik gitu ya?
22:04 Oke, jadi itu bentuk-bentuk penggunaan media sosial.
22:09 Nah, Firda, dari perempuan selalu ada di posisi minoritas di parlemen, bahkan seringkali orang menganggap bahwa suara perempuan itu yang paling lemah.
22:20 Bagaimana menjadi corong suara masyarakat, tapi sebagai perempuan, tapi bisa mewujudkan.
22:28 Tadi Firda bilang by data, saya punya data, saya punya suara gitu kan.
22:34 Nah, kalau saya tidak punya data, saya cuma asumsi, berarti kan asumsi dan tidak valid apa yang saya bilang.
22:41 Nah, kalau punya data maka bisa.
22:43 Nah, selain data nih, ya kan butuh kemampuan retorika atau apa gitu, itu mau menyiapkan dirinya gimana tuh Fir?
22:52 Yang pastinya, Firda juga belum sampai ke parlemen ya, tapi punya pengalaman.
22:59 Pengalaman? Oh oke, dengan siapa nih? Dengan Ibu Saadiah?
23:03 Ibu Saadiah, juga ada Ibu Ana, yang juga menjadi guru-guru politik.
23:10 Terus ada Ibu Mercy juga saya ikutkan pertemuan Beliau juga.
23:15 Terus ada Ibu Miranti juga.
23:18 Nah, itu kan jadi motivasi tersendiri buat Firda.
23:23 Jadi, saya juga punya pengalaman dari mereka, sebelum ada penyampaian itu, itu sudah ada yang namanya naskah.
23:35 Maksudnya hari ini agendanya apa, rapat apa, jadi apa yang mau saya sampaikan.
23:41 Jadi, kalau memang Allah berkehendak, Tuhan.
23:45 Garis tangan.
23:47 Maksudnya, kalau sudah ada punya catatan penting, apa yang mau saya bicarakan, apa yang menjadi kepentingan saya.
23:54 Apa yang harus saya suarakan.
23:55 Mengakomodir semua kebutuhan masyarakat itu tadi ya, untuk dibahas di parlemen.
24:01 Itu juga tidak terlepas daripada negosiasi.
24:04 Iya, benar sekali.
24:06 Karena kan memang politik demikian ya, untuk menegosiasikan kepentingan kita kepada kolega.
24:13 Nah, Firda, di akhir nih, di akhir obrolan kita pagi ini.
24:18 Saya pengen tahu banyak sebenarnya, siapa sih guru politik atau orang yang menjadi motivator
24:27 atau mungkin menjadi panutan dalam dunia politikmu?
24:32 Iya, saya tidak bisa menapikan hal itu. Jadi, memang saya mengenal politik itu dari Ibu Saadiyah Wiput.
24:43 Beliau berhasil ya, di banyak sisi.
24:46 Saya tidak bisa menapikan itu dan saya belajar banyak terkait dengan idealisme.
24:51 Idealisme milenial.
24:53 Beliau.
24:55 Lalu terlepas juga ada beberapa senior-senior yang memang terjun langsung di dunia parlemen.
25:04 Jadi, ada hal-hal yang memang perlu kita ambil positifnya dari mentor-mentor yang terdahulu.
25:15 Maksudnya dari Ibu Saadiyah.
25:17 Nah, itu kan juga guru politik yang memperkenalkan saya di dunia politik.
25:22 Dulu sempat jadi staff ahli beliau ya?
25:25 Iya, sempat jadi staff ahli.
25:27 Jadi, mengetahui secara dekat ya apa yang beliau lakukan.
25:32 Oke, kayaknya.
25:34 Lalu seiring perjalanan juga ada tampilan-tampilan baru.
25:39 Maksudnya kita juga butuh pemikiran pemajaran baru.
25:43 Karena politik, bicara politik, bicara pendapat atau bicara terkait dengan ke depannya.
25:52 Itu juga butuh-butuh pemikiran-pemikiran yang baru, butuh-butuh orang yang memang baru.
25:59 Butuh regenerasi lah ya.
26:01 Betul, betul.
26:03 Jadi, beliau yang mengarahkan dan juga membuka jalan.
26:09 Dan saya ya sudah lah, maksudnya karena sudah ada jalan nih.
26:13 Jadi, gimana caranya untuk mengembangkan potensi yang ada.
26:17 Itu luar biasa ya, tetap ada panutan tapi dengan menjadi panutan,
26:22 Firda mengikuti apa yang menjadi jalan yang sudah dibuka itu ya.
26:26 Mengikuti jalan yang sudah dibuka.
26:28 Oke, kita sudah di penghujung ini ya obrolan kita.
26:32 Saya mau minta Firda menyampaikan semacam timbawan atau semacam harapan
26:41 kepada perempuan-perempuan milenials di luar sana
26:44 yang juga sedang berkompetisi di dalam dunia politik ini
26:48 untuk mungkin bisa apa yang ingin disampaikan apapun lah itu.
26:56 Hari ini adalah harinya kita kaum perempuan.
27:03 Perkaca dari 2019 kemarin, posisi milenials dan perempuan
27:11 itu masih jadi satu hal yang tabuh.
27:15 Oh oke.
27:16 Tapi dia memuntung 2024, kuota 30% dan milenials.
27:24 Kali ini dia mengalami peningkatan.
27:28 Jadi tak perlu lah untuk merasa canggung,
27:33 karena apapun yang ada dalam benah kita untuk kebaikan,
27:37 teruslah berkarya, teruslah berbuah.
27:41 Perubahan itu bukan datang dari mana, tapi perubahan itu hadir dari
27:46 berlaku kita, hadir dari setiap aktivitas kita.
27:52 Karena perempuan-perempuan milenial, kita punya idealisme yang tinggi.
27:58 Jangan hanya karena faktor merasa diri, "Nggak, aku tidak mampu,
28:04 saya tidak bisa."
28:06 Tapi sebenarnya itu hanya ketakutan tersendiri.
28:10 Selagi masih ada semangat untuk mau berbuat,
28:14 pastikan bahwa kita akan mendapat tujuan sampai pada titik akhir.
28:20 Terima kasih, Firda.
28:23 Itu sebuah nasihat yang luar biasa buat teman-teman di luar sana
28:26 juga motivasi buat diri sendiri ya, bahwa memang harus terus berbuat
28:31 sebagai perempuan, sebagai milenial,
28:33 si dunia teknologi digital saat ini yang luar biasa.
28:37 Apa yang disampaikan Firda sebenarnya adalah upaya,
28:44 perjuangan yang sedang diarintis untuk bisa hadir
28:48 dan menyuarakan kepentingan masyarakat Maluku pada umumnya
28:52 dan masyarakat Lehitu, perempuan Jibu-Jibu
28:56 yang memang harus terus disuarakan karena kita masih jauh dari
29:00 banyak hal yang perlu dibenahi sebenarnya di daerah ini.
29:04 Kita doakan apa yang sudah dirintis oleh Firda akan sampai ke tujuannya.
29:09 Terima kasih, Firda, atas kehadirannya pada pagi hari ini.
29:13 Terus berjuang, semangat selalu, karena itu menjadi modal utama ya.
29:17 Terima kasih.
29:19 Terima kasih.
29:21 Amatuh!
29:23 [Musik]