Bermula ketika Prabu Sri Jayapangus, Raja Kerajaan Balingkang jatuh cinta dengan seorang wanita Cina bernama Kang Ching Wie, putri seorang saudagar Cina. Dimana saat itu pedagang dari Cina mulai berlabuh di Bali. Sang Raja akhirnya meminang Kang Cing We menjadi permaisuri. Digelarlah upacara pernikahan yang amat megah.
Namun seorang Rsi penasehat Raja menganggap pernikahan ini tak boleh dilaksanakan karena akan menyebabkan malapetaka, namun Sang Raja tak menghiraukannya. Bertahun-tahun setelah pernikahan Sri Jayapangus dan Kang Cing Wie, mereka belum juga dikaruniai anak. Sehingga Raja memutuskan pergi meninggalkan kerajaan untuk mencari pencerahan. Ketika Sri Jayapangus bermeditasi di kaki Gunung Batur, ia bertemu dengan dewi penguasa Danau Batur, yakni Dewi Danu.
Sri Jayapangus terkesima melihat kecantikan Dewi Danu, ia mengaku masih bujang dan menikahi Dewi Danu. Bertahun-tahun lamanya sang raja yang tak kunjung kembali. Sehingga Kang Cing Wie pergi berkelana mencari suaminya. Ketika sampai di tepi danau Batur, Kang Cing We melihat Raja Sri Jaya Pangus dan Dewi Danu yang sedang bermesraan. Melihat kenyataan itu, Kang Cing Wie merasa sakit hati, lalu menyerang Dewi Danu dan menyebutnya wanita jalang.
Namun Dewi Danu tak tahu bahwa sang raja sudah beristri, merasa tertipu dan sangat terhina, Dewi Danu murka dan berubah wujud menjadi sosok menyeramkan, ia mengerahkan seluruh mahkluk halus penghuni Danau Batur dan menyerang Kang Cing We. Melihat hal itu Sri Jayapangus memohon ampun kpada Dewi Danu. Kemarahan Dewi Danu tak bisa dibendung lagi, dengan kekuatannya Dewi Danu menghanguskan kedua pasangan ini menjadi abu.
Berita tentang tewasnya Sri Jaya Pangus dan Kang Cing We menyebabkan luka yang sangat mendalam bagi rakyat Kerajaan Balingkang. Hal ini membuat Dewi Danu tersadar telah berbuat kesalahan. Dewi Danu menitahkan rakyat Balingkang membuat sepasang arca lelaki dan perempuan sebagai simbol pemimpin mereka, serta mencampurkan abu Sri Jayapangus dan Kang Cing We ke arca tersebut, arca inilah yang hingga kini dipersonifikasikan sebagai Barong Landung.
#Sejarah #Bali #SejarahBali
======================================
Connect with us on website and social media :
WEBSITE : https://www.sejarahbali.com
FACEBOOK : https://www.facebook.com/sejarahbalichannel
INSTAGRAM : https://www.instagram.com/SejarahBali
TWITTER : https://twitter.com/SejarahBali
YOUTUBE : https://www.youtube.com/SejarahBaliChannel
TIKTOK : https://www.tiktok.com/@sejarahbalicom
DAILYMOTION : https://www.dailymotion.com/sejarahbali
TELEGRAM : https://t.me/sejarahbalicom
THREADS : https://www.threads.net/@sejarahbali
======================================
Namun seorang Rsi penasehat Raja menganggap pernikahan ini tak boleh dilaksanakan karena akan menyebabkan malapetaka, namun Sang Raja tak menghiraukannya. Bertahun-tahun setelah pernikahan Sri Jayapangus dan Kang Cing Wie, mereka belum juga dikaruniai anak. Sehingga Raja memutuskan pergi meninggalkan kerajaan untuk mencari pencerahan. Ketika Sri Jayapangus bermeditasi di kaki Gunung Batur, ia bertemu dengan dewi penguasa Danau Batur, yakni Dewi Danu.
Sri Jayapangus terkesima melihat kecantikan Dewi Danu, ia mengaku masih bujang dan menikahi Dewi Danu. Bertahun-tahun lamanya sang raja yang tak kunjung kembali. Sehingga Kang Cing Wie pergi berkelana mencari suaminya. Ketika sampai di tepi danau Batur, Kang Cing We melihat Raja Sri Jaya Pangus dan Dewi Danu yang sedang bermesraan. Melihat kenyataan itu, Kang Cing Wie merasa sakit hati, lalu menyerang Dewi Danu dan menyebutnya wanita jalang.
Namun Dewi Danu tak tahu bahwa sang raja sudah beristri, merasa tertipu dan sangat terhina, Dewi Danu murka dan berubah wujud menjadi sosok menyeramkan, ia mengerahkan seluruh mahkluk halus penghuni Danau Batur dan menyerang Kang Cing We. Melihat hal itu Sri Jayapangus memohon ampun kpada Dewi Danu. Kemarahan Dewi Danu tak bisa dibendung lagi, dengan kekuatannya Dewi Danu menghanguskan kedua pasangan ini menjadi abu.
Berita tentang tewasnya Sri Jaya Pangus dan Kang Cing We menyebabkan luka yang sangat mendalam bagi rakyat Kerajaan Balingkang. Hal ini membuat Dewi Danu tersadar telah berbuat kesalahan. Dewi Danu menitahkan rakyat Balingkang membuat sepasang arca lelaki dan perempuan sebagai simbol pemimpin mereka, serta mencampurkan abu Sri Jayapangus dan Kang Cing We ke arca tersebut, arca inilah yang hingga kini dipersonifikasikan sebagai Barong Landung.
#Sejarah #Bali #SejarahBali
======================================
Connect with us on website and social media :
WEBSITE : https://www.sejarahbali.com
FACEBOOK : https://www.facebook.com/sejarahbalichannel
INSTAGRAM : https://www.instagram.com/SejarahBali
TWITTER : https://twitter.com/SejarahBali
YOUTUBE : https://www.youtube.com/SejarahBaliChannel
TIKTOK : https://www.tiktok.com/@sejarahbalicom
DAILYMOTION : https://www.dailymotion.com/sejarahbali
TELEGRAM : https://t.me/sejarahbalicom
THREADS : https://www.threads.net/@sejarahbali
======================================
Category
📚
Learning